Wika dan teman-temannya sudah sampai di tenda. Mereka segera bergabung dengan yang lain untuk memasak di dapur perkemahan mereka.
Pukul 17.00WIB semua sudah beres. Makanan sudah siap didalam tenda. Sekarang adalah waktunya mereka mandi dan bersih-bersih. Mereka segera pergi mandi secara bergantian.
Sebagian mandi, sebagian lagi jaga tenda. Begitu bergilir sampai semua selesai mandi.
"Sore-sore begini enak ya, kebetulan tenda kita berada dibawah pohon, jadi gak panas." Kata Nisa.
"Iya, bener. Kita bisa duduk-duduk santai sambil menunggu yang lain selesai mandi." Jawab Tari.
Tak berapa lama datanglah Sari dan Risa sambil membawa beberapa jajanan serta jus buah.
"Wuiiiiih.....seger bener tuh. Beli dimana Sar?"Tanya Tari.
"Tuh, di kantin yang ada di samping gedung sekolah." Jawab Sari.
"Ada apa aja disana ya?" Tanya Nisa.
"Apa aja ada. Lengkap jajanan dan makanan disana." Jawab Risa.
"Wah....asyik dong! Yuk ah kita beli kesana Nis!" Ajak Tari.
"Ayuk ah....aku juga mau jus yang seger." Jawab Nisa.
"Kalian gantian jaga tenda ya Sari, Risa!" Pinta Nisa.
"Oke, aman.... Kalian pergilah sana. Biar kami yang jaga tenda." Sahut Risa.
Kemudian Tari dan Nisa pun berlalu menuju kantin di sekolah itu.
Sementara di tenda panitia, Boy, Arman, Dani dan lainnya sedang berkumpul menyusun acara untuk nanti malam.
"Malam ini agendanya adalah Ta'aruf ya. Dimana kita semua saling mempererat tali silaturahmi dengan cara saling berkenalan satu sama lainnya." Kata Sandi selaku ketua pelaksana.
"Iya, kira-kira bagaimana konsep acaranya itu ya?" Tanya Dani.
"Seperti biasa saja, semua peserta diharapkan maju per regu. Lalu memperkenalkan diri, dari sekolah mana dan nama-nama anggotanya. Lalu tanya jawab singkat soal kepribadian, dan lain-lain. Kemudian dilanjutkan oleh regu berikutnya sampai selesai. Untuk perkenalan kita selang seling ya, regu putra kemudian regu putri, dan seterusnya." Jelas Sandi panjang lebar.
"Ok, siap!"Jawab Arman.
"Boleh usul gak?" Tanya Boy.
"Silahkan, apa itu ya?" Tanya Sandi.
"Bagaimana biar lebih seru, untuk giliran maju perkenalan, kita undi saja? Urutan tetap putra trus putri. Jadi kita buat nomor undian khusus. Misalnya, khusus putra itu pilihannya adalah nomor ganjil, seperti 1, 3, 5, dan seterusnya. Sedangkan untuk putri nomor pilihannya yang genap seperti, 2,4,6, dan seterusnya." Jawab Boy.
"Wah....ide yang bagus itu Boy. Aku setuju sekali. Bagaimana dengan yang lain?" Tanya Sandi.
"Aku setuju, bagus itu." Jawab Arman.
"Ide yang brilian." Jawab Roni.
Semua setuju dengan ide Boy.
"Ok guys, karena semua setuju maka sekarang kita buat nomor undiannya ya! Selepas sholat Isya' kita mulai acara Ta'aruf ini." Perintah Sandi.
"Ok siap Kakak ketua!" Jawab mereka serempak yang kemudian dilanjut dengan tawa bersama.
Menjelang Maghrib semua peserta ujian Bantara diperintahkan untuk sholat berjamaah dimasjid sekolah yang sangat luas itu. Semua melaksanakan sholat dengan khusuk dan khidmat. Selesai sholat mereka diperintahkan untuk makan bersama didepan tendanya masing-masing secara bersamaan.
Disini tampaklah kebersamaan yang luar biasa meriahnya. Semua makan dengan lahap tanpa ada keributan disana sini. Karena disini pun mereka diajarkan untuk makan dengan benar tanpa banyak bicara yang berlebihan dan tak perlu.
Beberapa panitia berkeliling untuk memeriksa setiap regu. Mereka sesuai instruksi atau tidak. Bagi yang tidak sesuai maka akan ada pengurangan nilai ujian regunya.
Beberapa waktu kemudian tibalah waktunya acara Ta'aruf dimulai. Setelah selesai sholat Isya' semua peserta diperintahkan untuk berkumpul di lapangan bola di seberang bumi perkemahan. Semua berbaris dengan tertib dan rapi.
"Seluruhnya....siaaap graaaak!" Boy memberi aba-aba.
"Setengah lengan lencang kanaaaaan graaak! Tegak graaaak! Istirahat ditempaaaaat graaak!" Boy menyiapkan barisan dengan lantang, gagah dan penuh wibawa.
Ini membuat para pesera cewek tak berkedip memandang Boy yang memang penuh kharismatik. Dengan wajahnya yang tampan, hidung mancung dan kulit yang bersih serta tubuh yang atletis membuat semua cewek terkagum-kagum dan membuat iri para cowok-cowoknya.
"Bener-bener cowok yang sempurna." Seru Tari.
"Alangkah bahagianya seandainya bisa jadi ceweknya Boy." Tambah Nisa penuh cinta.
"Huuus....sudah jangan berisik! Nanti kita kena hukuman bersama kalian yang bertanggung jawab lho!" Seru Wika selaku ketua regu.
"Assalaamu'alaikum Wr Wr." Ucap Boy lantang.
"Wa'alaikumussalam Wr Wb." Jawab seluruh peserta.
"Apa kabar kalian semua adik-adik peserta ujian Bantara malam ini?" Tanya Boy lagi.
"Alhamdulillah....baiiiiiiikkkk!" Jawab semua. "Masih semangaaaat??!!" Tanya Boy. " Siaaaaap semangaaaaaaattt!!"
"Baiklah, sesuai dengan jadwal, maka pada malam hari ini kita akan saling berta'aruf satu sama lainnya. Tujuannya adalah agar kita bisa saling menjalin tali silaturahmi antar peserta ujian Bantara ini. Kami harapkan silaturahmi kita bukan hanya untuk saat ini saja, tapi bisa berlanjut sampai kedepannya." Jelas Boy yang kemudian disambut dengan tepuk tangan yang meriah oleh para peserta.
"Baiklah, untuk memulai acara ini, silahkan para ketua regu untuk maju kedepan mengambil nomor undiannya."
Segera semua ketua regu maju kedepan dan berbaris didepan panitia. Kebetulan Wika dapat barisan yang paling kanan dan otomatis bertugas untuk merapikan barisan.
"Siaaap graak! Setengah lengan lencang kanan graak! Tegap graak! Instirahat ditempat graak!" Wika menyiapkan barisan dengan tegas.
"Lapor kami siap untuk melaksanakan tugas dari Kakak!" Lapor Wika.
"Baik, silahkan yang putra dulu maju kedepan dan ambil nomor undiannya." Ucap Boy.
Kemudian para ketua regu putra pun melaksanakan perintah itu. Kemudian dilanjutkan oleh para ketua regu putri.
Mata Boy tak lepas dari Wika. Baginya Wika sekarang adalah gadis istimewa yang bisa mencuri perhatiannya.
"Bener-bener alami dan sempurna, cantik, pintar dan tegas! Kenapa aku semakin penasaran pada gadis ini ya?" Boy berbicara dalam hatinya.
Tanpa disadari, semua sudah selesai mengambil nomor undian dan kembali ke barisan.
"Boy...jangan ngelamun terus deh! Semua sudah selesai ambil nomor tuh!" Kata Arman sambil menepuk pundak Boy yang segera membuyarkan lamunannya.
"Eh, iya ya..." Boy jadi malu.
"Baiklah, karena sudah mengambil nomor undian, maka silahkan kembali ke barisannya masing-masing!" Perintah Boy.
"Siaaaap laksanakan!" Jawab semua pinru (Pimpinan regu).
Semua segera berlari kembali keregunya masing-masing.
"Kita dapet nomor berapa Ka?" Tanya Sari.
"Kita nomor 2 guys." Jawab Wika.
"Waduuuuuh....kenapa dapat nomor awal ya? Aku jadi nervous nih!" Kata Nisa.
"Iya, aku juga ko jadi deg-degan gini ya?" Tambah Shinta.
"Bisa tuker gak sih jangan nomor 2 juga. Hdeeeeh..." Kata Tari.
"Teman-teman, kita harus tetap sportif ya. Td disana kalau aku tahu ini nomor 2 juga gak bakalan aku ambil. Karena ku tahu kalian pasti begini. Trus sekarang gimana, apakah musti ku buang ni nomor?" Tanya Wika memancing tanggapan teman-temannya.
"Jangaaaan!" Jawab mereka serempak, yang membuat regu lain jadi menoleh pada mereka.
"Gak perlu teriak juga kali!" Kata Wika.
Mereka semua jadi diam dan tersenyum malu karena banyak mata yang melihat kearah mereka.
Mereka semua membentuk barisan lingkaran. Tak berapa lama, panitia memanggil regu yang dapat nomor undian 1 untuk maju ketengah-tengah barisan. Dengan cepat regu pertama maju. Pinru langsung menerima Mic dari panitia untuk memperkenalkan regunya.
"Assalaamu'alaikum... Kami regu Singa dari SMA Tanjung Rejo. Berjumlah 10 orang. Nama saya Anto sebagai pinru, dan ini anggota saya, Diko, Marsel, Toni, Jino, Arka, Salman, Gio, Soni, dan Bagas." Anto mewakili teman-temannya.
"Baiklah, apakah ada pertanyaan dari regu lain?" Tanya Riko selaku panitia juga.
"Baiklah nama saya Ria, dari SMA Bahagia. Saya mau bertanya, apa kesanmu selama melaksanakan ujian ini Anto?" Tanya Ria.
"Kesan saya pribadi sangat senang sekali tentunya ya. Ini pengalaman yang sangat mengesankan. Disini saya dapat menimba ilmu dan juga bisa bertemu dengan cewek-cewek cantik, salah satunya kau Ria." Jawab Anto yang membuat semua bersorak.
"Huuuuuuuuuuu......". Anto dan Ria tersenyum malu-malu. Setelah beberapa pertanyaan, maka berakhirlah waktu untuk regu Singa ini.
Kemudian dilanjutkan regu yang kedua.
"Baiklah sekarang kita sambut regu dengan nomor undian 2 silahkan maju kedepan!" Seru Sandi.
Kemudian regu Wika maju dan disambut sorakan yang meriah dari seluruh peserta.
"Assalaamu'alaikum....Kami regu Mawar dari SMA Unggulan. Berjumlah 10 orang. Saya Wika, ini teman-teman saya. Dari kanan ada Sari, Shinta, Risa, Nisa, Lusi, Tari, Rere, Mika, dan Dian. Yang mau tahu tentang kami silahkan ditanyakan, Insyaa Allah sebisa mungkin akan kami jawab dengan jujur." Jelas Wika.
Semua bertepuk tangan dengan meriah.
"Baiklah, adakah yang mau bertanya tentang mereka cewek-cewek cantik ini?" Tanya Sandi kepada semua peserta.
" Saya Kak!" Seru salah satu peserta.
"Ya, silahkan!" Kata Sandi.
"Nama saya Miko, dari SMA Cendikia. Saya mau bertanya pada Wika. Apakah kau sudah punya pacar? Kamu ko cuantik banget sih! Boleh tahu nomor handphonenya?" Tanya Miko yang langsung dsorakin oleh semua peserta dan juga panitia. Kecuali Boy.
"Huuuuuuu.......!"
"Ah, Miko terlalu to the poin aj rupanya. Ayo Wika silahkan dijawab!" Seru Sandi.
Semua peserta diam menunggu jawaban Wika.
"Eeemmm......terimakasih sebelumnya atas pujiannya Miko. Tapi sepertinya ini terlalu berlebihan. Karena pada kenyataanya saya biasa-biasa aja ko..he..he... Gak ada menarik-menariknya. Untuk masalah pacar, ini musti jujur ya?" Tanya Wika.
"Jawab jujur! Jawab jujur!" Sorak para peserta.
"Baiklah, akan saya jawab jujur. Eem....Untuk masalah itu saya belum memikirkannya ya, soalnya saya ingin fokus untuk belajar dulu." Jawab Wika.
"Huuuuuu.......! Wah.....ada lowongan gak tuh?" Seru salah satu peserta.
"Iya, aku boleh daftar gak ya?" Seru para peserta yang lainnya.
"Untuk nomor handphone gimana Ka?" Tanya Miko.
"Untuk nomor handphone bisa dibelakang layar ya!" Jawab Boy yang tiba-tiba muncul dan berdiri disebelah Wika, membuat semua terkejut.
"Oke pertanyaan untuk Wika selesai ya, silahkan lanjutkan pertanyaan untuk anggota yang lainnya." Perintah Boy.
Sikap Boy seolah membatasi siapa saja yang ingin tahu tentang Wika. Tanpa banyak protes, kemudian pertanyaan berikutnya ditujukan untuk teman-teman Wika yang lainnyà.
Boy menatap Wika dengan intens. Membuat Wika jadi salting.
"Dasar tengil, ngapa lihat-lihatin gitu ha?!!" Gertak Wika dalam bisikan pada Boy agar tak didengar oleh yang lainnya.
Boy tersenyum, sambil mendekatkan wajahnya pada Wika.
"Kau semakin manis jika marah begitu Jutek!"
"Apa kau bilang?!!" Kata Wika marah tapi tetap ditahannya.
"Awas aja kau tengil!!" Ancam Wika.
"Kutunggu ancamanmu itu jutek!" Jawab Boy yang membuat Wika semakin meradang karena menahan marah.
{Andai aja tak didepan umum, sudah ku hajar kau tengil!!} Bentak Wika didalam hatinya.
Satu persatu semua regu bergiliran Ta'arufan maju kedepan hingga selesai.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 23.00WIB.
Setelah selesai acara Ta'aruf semua peserta diperintahkan untuk beristirahat ditendanya masing-masing.
* * * * *
Tetap dukung terus ya Kakak. Jangan lupa Like dan tinggalkan komentar terbaikmu. Agar Author lebih semangat untuk update kelanjutan ceritanya.
Terimaksiiiih....🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Dwi Rasuan
kereenn...
2023-09-11
2