Perjuangan Boy Taklukkan Tomboy Cantik Adik Kelas
Bel tanda istirahat berdering dengan nyaringnya. Siswa siswi segera keluar kelasnya masing-masing. Ada yang pergi ke perpustakaan, ada yang pergi ke kantin untuk mencari sarapan dan ada juga yang duduk-duduk di taman sekolah untuk sekedar mencari udara segar di luar kelas.
Suasana kantin sangatlah ramai. Siswa-siswi memenuhi meja dan kursi kantin. Disana tampak juga Boy, sang pria tampan nan gagah, idola para gadis di sekolah itu. Kemanapun Boy pergi selalu saja ada beberapa gadis yang dengan sengaja mengikutinya. Terlihat juga Arman dan Dani, sahabat setia Boy yang selalu siap mengorbankan apa saja demi melindungi Boy.
"Mau makan apa Boy, biar aku pesankan". Tanya Maya dengan lembutnya.
"Tolong pesenin aku juga ya Maya, aku pesan nasgor plus teh manis hangat ya." Arman menyahut.
" Kalau kamu mah pesen sndiri aja lah Man, kan aku cuma nawari Boy doang." Tolak Maya.
"Eh iya, aku juga pesen bakso jumbo plus jus jeruk ya Maya." Tambah Dani.
"Kamu apa Boy?" Tanya Maya tak menghiraukan Arman dan Dani.
"Kalau kau mau pesankan Arman dan Dani, maka aku pun mau pesan." Jawab Boy.
"Iih.....iya deh, asal Boy yang minta apa sih yang nggak bisa." Jawab Maya sambil genit mengerlingkan sebelah matanya pada Boy.
"Baiklah, aku pesan bakso jumbo plus jus Alpukat ya." Pinta Boy.
"Ok, siap Boy, tunggu sebentar ya..." Jawab Maya.
Kemudian Maya pun berlalu bersama Mira dan Clara untuk memesan makanan. Sepeninggal Maya dan teman-temannya, Arman dan Dani tertawa penuh kemenangan.
"Ha..ha....Makasih Boy, kamu benar-teman sohib yang baik, sungguh peduli pada kami." Ucap Dani.
"Kalian kan sahabat setiaku, maka aku pun akan selalu setia pada kalian juga." Jawab Boy yang disambut tawa oleh para sahabatnya ini.
Sementara itu di seberang kantin terlihat Wika bersama Sari dan Shinta sedang asyik bercanda sambil menikmati bakso kesukaan mereka.
"Eh, lihat teman-teman, itu ada si ganteng kita...." Seru Sari tiba-tiba sambil menunjuk kearah Boy dan kawan-kawannya.
"Widiiiiiih......guantengnya...Kira-kira bisa gak ya aku jadi pacarnya Boy?" Kata Shinta tak mau kalah.
"Duuuh.....aku juga mau sih jadi pacarnya Boy. Sudah ganteng, pintar, tajir pula." Harap Sari.
"Norak kalian mah, katrok kayak gak pernah lihat cowok ganteng aja!" Cerocos Wika.
"Eh Ka, kamu ini kenapa sih? Semua cewek lho pada suka dan berharap bisa jadi pacarnya si Boy. Lha kamu ko malah sebaliknya ya Ka?" Kata Shinta.
"Iya, emangnya kamu gak tertarik gitu sama Boy?" Tanya Sari.
"Aku??? Suka dia?? Cowok tengil, play boy dan sok ganteng itu??? Amit-amit deh!" Jawab Wika penuh kebencian yang membuat Sari dan Shinta melonggo tak percaya segitu bencinya sahabat mereka itu pada Boy.
"Cowok play boy kayak dia mah gak ada baik-baiknya tuk dijadikan pasangan hidup guys! Bisanya cuma sok ganteng, sok pintar, dan mentang-mentang anak konglomerat jadi sok segala-galanya! Sudah ah, kita pergi aja yuk guys, lama-lama bisa sakit mataku lihat si cowok tengil itu!"
Kemudian Wika berdiri dan diikuti oleh Sari dan Shinta yang tak bisa berkata-kata lagi.
Mereka berjalan melewati Boy cs, karena hanya itu lah jalan satu-satunya untuk keluar dari kantin. Saat mereka melintas di depan mereka, dengan usilnya tangan Arman menarik rambut Wika yang lembut, harum dan panjang sepinggang itu.
" Hai cantiiiiik...." Sapa Arman sambil membelai rambut Wika dalam genggamannya.
Rambut Wika memang sangatlah bagus. Selain panjang dan lebat, rambut Wika juga lurus, berkilau dan tak pernah terihat kusut. Siapapun yang melihat rambut Wika pasti akan tertarik karena keindahannya.
Seketika Wika berbalik. Dengan gesit tangannya bergerak menangkap tangan Arman dan dengan secepat kilat dipelintirnya dengan keras hingga Arman menjerit kesakitan.
"Auuwww.....lepasin tanganku! Sakit tahuuu!" Pekik Arman.
Dengan santai Wika melepaskan cengkramannya.
"Sekali lagi berani kau sentuh rambutku, jangan salahkan kalau tanganmu itu kubuat patah!" Gertak Wika yang membuat Arman menjadi ciut dan mundur selangkah.
Kemudian Wika pergi diikuti oleh Sari dan Shinta.
"Busyet deh tu cewek! Ternyata kuat juga tenaganya." Kata Arman sambil mengelus-elus pergelangan tangannya yang masih sakit.
"Siapa dia?" Tanya Boy sambil terus memandangi Wika cs berlalu.
" Namanya Wika, anak kls X. Cantik, manis dan pintar tapi sangat susah untuk ditaklukkan." Jawab Dani.
"Kau yakin dia susah ditaklukkan?" Tanya Boy.
"Kenyataannya memang begitu Boy!" Jawab Arman.
"Jadi penasaran....! Kita lihat aja, sekuat apa dia bisa bertahan jika aku yang menggodanya." Kata Boy.
"Kau serius Boy?" Tanya Arman.
"Kita lihat aja nanti!" Jawab Boy.
Boy tampak begitu yakin bisa menaklukkan Wika dengan mudah, seperti biasanya saat dia menaklukkan cewek-cewek yang lainnya.
"Tapi untuk yang ini sepertinya tak semudah biasanya Man!" Bisik Dani pada Arman.
"Iya, Dan! Aku juga berpikir begitu. Tapi kita lihat aja apa yang akan Boy lakukan pada Wika." Kata Arman.
"Ok. Tapi kali ini aku tak yakin Boy bisa menaklukkan ni cewek!" Kata Dani.
"Pasti banyak perjuangan dan tantangannya. Nih lihat belum apa-apa aja tanganku sydah dibuatnya keseleo!" Kata Arman.
"Itu mah namanya karma karena tanganmu yang suka usil Man! Baru kali ini kau kena batunya! He...he..." Kata Dani.
"Ah kau ini Dan! Bisanya malah nyalahin aku!" Protes Arman.
"Aku gak nyalahin kamu Man! Tapi ini kenyataan! Coba kalau tanganmu gak jahil pada tu cewek, pasti gak akan jadi keseleo deh! He...he..." Jawab Dani.
"Iya....kau ada benarnya juga Dan. Tapi ini bukan karma tahu Dan. Tapi tanganku aja yang lagi apes!" Kata Arman sambil mengelus-elus tangannya yang masih sakit karena dipelintir Wika itu.
"Hei....kalian bisik-bisik apa sih? Ngomongin aku ya?" Tanya Boy melihat dua sahabatnya berbicara sambil berbisik-bisik di belakangnya itu.
"Ah, gak Boy! Kami gak ngomongin kamu kok! " Jawab Dani.
"Iya, GeEr amat sih!" Sahut Arman.
"Trus kalau gak lagi ngomongin aku, kenapa bicaranya pakai acara bisik-bisik segala ha?" Tanya Boy.
"Emmm.....kami lagi ngebahas masalah privasi Boy. Jadi gak boleh keras-keras. He...he....Iya kan Man?" Jawab Dani sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Iya, betuuuuuul itu Boy. Privasi...He...he..." Tambah Arman.
Boy hanya geleng-geleng kepala melihat ringkah dua sahabatnya yang agak lain ini.
Bel tanda pulang sekolah berdering dengan nyaring, menunjukkan waktu belajar telah usai. Siswa siswi segera berhambur keluar dari kelasnya masing-masing.
* * * * *
Mau tahu bagaimana kelanjutan ceritanya? Simak terus pada bab berikutnya ya!
Mohon dukungannya juga ya Kak, dengan memberikan Like dan komentar terbaikmu.
Agar Author semakin bersemangat untuk update di setiap hatinya. Terimakasih. 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Cayn Jlyn
Semangat thor, mampir di ceritaku yuk💕
2023-10-12
1
Rere Sativa
mampir kak, yuk barter ke karyaku juga😊
2023-10-05
0
SUKARDI HULU
Nih sudah mampir kk, jangan lupa like, follow dan beri hadiah y❣️❣️🙏
2023-09-15
0