Bel istirahat berbunyi dengan nyaringnya seolah-olah memanggil anak-anak untuk segera keluar dari kelasnya masing-masing.
Maya tampak sangat bersemangat sekali.
"Ayo guys kita cari pangeran pujaanku. " Kata Maya mengajak Mira dan Clara.
"Ah, paling-paling juga dia lagi bersama cewek-cewek lain May." Jawab Clara.
"Hus! Bicara apa kamu. Boy hanya milikku tahu! Gak ada cewek lain yang boleh dekat sama Boy! Ngerti!" Bentak Maya pada teman-temannya.
Maya adalah cewek materialistis yang sangat mencintai Boy. Apapun akan dilakukannya demi mendapatkan cinta nya Boy. Semua kemauannya harus dipenuhi.
Orang tua Maya adalah pengusaha sukses yang juga menjadi donatur tetap di sekolahnya.
Dari kecil Maya biasa dimanjakan dengan harta kekayaan yang melimpah. Tak pernah kekurangan suatu apapun. Semua keinginannya serba terpenuhi. Hal ini membuat Maya tumbuh menjadi gadis yang angkuh, sombong dan suka merendahkan orang lain. Terutama pada orang-orang level menengah kebawah.
Maya bersama Mira dan Clara berjalan mendekati kantin. Mereka bertiga sibuk mencari sosok Boy di setiap sudut kantin. Tapi mereka tak menemukannya.
"Boy kemana ya, ko gak ada di kantin?" Tanya Clara.
"Iya ya, Boy kemana? Tumben banget gak ada di kantin saat jam istirahat begini." Gerutu Maya.
"Apa mungkin berada di lapangan basket May?" Saran Mira.
"Ayo kita cari kesana." Ajak Maya.
Mereka bertiga pun bergegas meninggalkan kantin menuju ke lapangan basket. Tetapi di sana pun mereka tak menemukan sosok Boy.
"Iiihh.....Boy kemana sih? Awas aja kalau ada cewek yang coba-coba ngerebut Boy dariku." Maya mulai emosi.
"Kita cari ketempat lain!" Perintah Maya pada kedua sahabatnya yang selalu dilaksanakan dengan sepenuh hati.
Sementara itu didalam perpustakaan, terlihat Wika, Sari dan Shinta sedang asyik membaca buku. Wika sangat suka membaca buku. Makanya dijuluki si kutu buku. Hal ini membuat Wika mempunyai wawasan yang luas tentang berbagai hal. Banyak ilmu pengetahuan yang didapatnya dengan sering membaca buku.
"Ka, kami laper. Kita ke kantin dulu yuk...!" Ajak Sari.
"Iya Ka, aku juga laper nih... Yuk ah kita makan dulu." Tambah Shinta.
"Kalian berdua pergi ke kantin aja sana guys. Aku gak lapar ko....Aku tunggu disini aja sambil menyelesaikan buku ini ya....." Jawab Wika sambil memperlihatkan satu buku yang dibacanya.
"Kamu gak apa-apa kami tinggal ke kantin Ka?" Tanya Sari.
"Santai aja lagi guys. Aku akan selalu aman. Gak ada yang doyan padaku guys, jadi gak perlu dikhawatirin.... Dijamin aammmaaan pokoknya..He...he..." Jawab Wika.
Wika memang paling bisa membuat orang lain tertawa. Kemudian Sari dan Shinta pun berangkat ke kantin untuk sarapan.
Dalam perjalanan ke kantin, Sari dan Shinta bertemu dengan Boy cs yang sedang duduk-duduk santai di taman.
"Eh, Sari kalian mau kemana?" Tanya Dani.
"Eh...Three handsome, kami mau ke kantin." Jawab Sari.
"Lho mana si cewek jutek itu ya? Ko gak bersama kalian?" Tanya Boy.
"Cewek jutek?" Shinta balik bertanya.
"Iya, yang biasa bersama kalian itu." Tambah Arman.
"Maksudmu Wika y?" Balas Sari.
"Iya, siapa lagi? Cuma dia kan cewek jutek di dunia ini." Kata Arman.
"Eh, kamu jangan sembarangan ya! Awas berani macam-macam sama Wika!" Ancam Sari.
"Dimana dia, kok gak bersama kalian?" Tanya Boy.
"Mau tahu aja apa mau tahu banget??" Ledek Shinta.
"Ayolah tinggal kasih tahu aja kenapa sih ya?" Bujuk Dani.
"Wika lagi di perpus. Sudah ah kami mau ke kantin..Sudah laper!" Ucap Shinta sambil berlalu.
"Aku mau ke perpustakaan. Kalian pergilah makan sana." Ucap Boy.
"Yang bener Boy? Agaknya sudah ada tanda-tanda asmara nih...." Ledek Arman.
"Gak usah sok tahu. Sudah pergi sana!" Perintah Boy.
"Ayok ah Man, kita makan. Biarin aja Boy dengan si cewek jutek itu." Ucap Dani sambil terkekeh lalu pergi ke kantin.
Sementara itu Maya bersama kedua sahabatnya masih saja sibuk mencari Boy. Mereka sudah berkeliling kemana-mana tapi tidak menemukan Boy. Akhirnya mereka beristirahat di taman samping sekolah sambil menikmati jus kesukaan mereka.
"Sial, capek banget!" Keluh Mira.
"Iya, kakiku sampai pegel-pegel nih." Tambah Clara sambil memijit-mijit kakinya.
"Eh, kenapa gak kamu telpon aj May?" Saran Mira.
"Iya ya....betuuul. Kenapa gak kepikiran dari tadi ya?" Keluh Maya.
Kemudian Maya mengeluarkan ponselnya, lalu memencet beberapa nomor.
"Tuuuuuuuuuuuuuutttt........ Tuuuuuuuuuuuutttt.........." Suara dering diponsel Maya.
"Gimana May?" Tanya Clara.
"Gak diangkat coba! Lagi sibuk apa sih dia?!" Maya emosi.
Beberapa kali Maya menelpon, tapi tak ada tanggapan dari Boy. Hal ini membuat Maya semakin marah dan kesal pada Boy.
Sementara itu diperpusatakaan, Wika sudah selesai membaca bukunya. Kemudian Wika berjalan diantara rak buku untuk mencari buku berikutnya.
"Heemmmmm.......mana ya?" Wika bergumam sendiri.
"Nah....ini dia!" Wika menunjuk buku yang dicarinya. Dengan semangat Wika mengambil buku itu.
Tetapi tiba-tiba ada tangan seseorang yang juga mengambil buku yang sama.
"Hei.....aku sudah duluanlah...." Kata Wika.
"Aku yang lebih dulu lah!" Jawabnya santai.
"Kamu!" Tunjuk Wika.
"Iya, aku. Kenapa?"
"Ini punyaku. Aku duluan yang ambil" Kata Wika.
"Ini punya perpuslah ! Aku juga berhak untuk membacanya." Jawab Boy lagi.
"Dasar cowok tengil!" Kata Wika langsung pergi meninggalkan Boy dan kembali duduk di bangkunya.
Boy pun mengikuti duduk disebelahnya. Wika seketika pindah ke bangku di sebelahnya. Boy pun mengikutinya lagi.
"Kamu gak usah reseh deh Tengil! Kan masih banyak bangku yang kosong, ngapain musti deket-deket ha!" Kata Wika dengan cemberut.
"Bebas aja dong mau duduk dimana. "Dasar tengil" Ucap Wika kemudian berdiri lalu pergi meninggalkan tempat itu.
"Tunggu..." Panggil Boy. Tapi Wika tak memperdulikannya.
Wika tetap meninggalkan Boy. Dengan berjalan sambil setengah berlari, Wika keluar perpustakaan. Boy mengejarnya. Tetapi Wika sudah menghilang.
"Cepat sekali jalannya tu cewek." Gerutu Boy.
Wika sudah jauh meninggalkan perpustakaan.
Ditengah jalan, tanpa sengaja, bertabrakan dengan Maya yang saat itu sedang sibuk memainkan handphonenya memanggil seseorang.
"Auuuwwwwwwww.......kampret! Sakit tahuuu!" Teriak Maya marah.
"Maaf....maaf..... Aku tak sengaja. Maaf.."
Wika merasa bersalah.
"Heeiii......gak punya mata apa kamu!! Dasar cewek cupu!! Bentak Maya.
"Maaf , tadi aku buru-buru." Ucap Wika.
Tak berapa lama, dari kejauhan datanglah Boy sambil berlari-lari mengejar Wika. Dengan segera Wika pergi meninggalkan tempat itu.
"Heiiiii.....mau kemana kamu! Urusan kita belum selesai! Dasar cewek cupu! Awas kamu ya!" Maya tak henti-hentinya mengumpat pada Wika.
Tak berapa lama kemudian sampailah Boy ditempat itu.
"Eh Boy, dari mana saja kamu? Dari tadi aku telponi gak diangkat-angkat!" Oceh Maya.
"Huh......." Boy tarik nafas karena habis berlarian mengejar Wika.
"Kamu kenapa sih Boy?? Kenapa pula kamu ngos-ngosan begitu ya?" Cerocos Maya.
"Jangan bilang kamu lagi ngejar cewek cupu itu Boy! " Tuduh Mira.
"Iya, sepertinya Boy lagi ngejar si cupu itu deh!" Tambah Clara.
"Apa itu benar Boy? " Tanya Maya penuh cemburu.
Boy cuek saja sambil mengangkat tangan kirinya, dia pergi meninggalkan mereka. Hal ini membuat Maya semakin emosi dan cemburu karena Boy terlihat peduli pada Wika.
"Awas kau cewek cupu! Tunggu pembalasanku! Terlalu lama tidurmu, hingga berani bermimpi mau ambil Boy dariku! Lihat aja nanti akan kubuat kau menyesal sudah berani mendekati Boy ku." Serapah Maya penuh dengan kebencian pada Wika.
* * * * *
Mohon terus dukungannya ya pemirsaku sayang...
Jangan bosan-bosan untuk selalu dukung aku ya...
Dengan tinggalkan like dan komentar terbaikmu!
Agar aku lebih semangat lagi untuk update kelanjutan cerita ini... Terimakasih....🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Dwi Rasuan
Goods👍 lanjutkan thor
2023-09-11
2