Wajah Reo terpancar dengan ekspresi kelegaan, sementara Ella dan Roberto sama-sama merasa terharu. Kata-kata itu seperti angin segar yang menghilangkan beban berat dari bahu mereka.
Ella, mencium kening dan puncak kepala Reo berkali-kali. Dia sungguh berbahagia atas pernyataan hasil tes kecocokan tersebut.
"Namun, perlu diingat bahwa proses transplantasi sumsum tulang belakang adalah prosedur yang kompleks dan berisiko. Ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan apakah prosedur ini akan dilakukan," ungkap tim medis memberitahu.
"Kami mengerti bahwa ini bukan keputusan yang bisa diambil dengan mudah. Kami akan mendiskusikan dengan tim medis dan membuat keputusan yang terbaik untuk Reo."
Roberto, mengangguk seraya melihat ke arah Reo dan Ella secara bergantian, sedangkan Reo menatap kedua orang dewasa di hadapannya dengan rasa haru.
"Reo, sangat berterima kasih atas usaha kalian berdua. Mama ..."
Ella tersenyum lembut, mendengar dan melihat Reo dengan sinar kebahagiaan yang terpancar karena adanya harapan untuk sembuh.
"Mama selalu berada di sini untukmu, Sayang. Apapun yang kamu butuhkan, mama akan selalu bisa memenuhi dan mendukungmu."
Mereka meninggalkan ruang tunggu dengan perasaan harap dan juga cemas yang semakin kuat. Namun, mereka tahu bahwa setiap langkah yang mereka ambil, baik itu proses transplantasi atau tidak, adalah langkah yang mereka ambil bersama dalam perjalanan ini.
Meskipun masih sangat muda, Reo memiliki naluri yang tajam dan keragu-raguan yang wajar terhadap orang yang belum dikenalnya. Setelah mendengar kabar tentang kecocokan sumsum tulang belakang dari Roberto, Ella memutuskan untuk berbicara secara lebih sederhana dengan Reo.
Di suatu sore di ruang bermain rumah sakit, Ella duduk di samping Reo yang sedang menggambar dengan krayon.
"Hei, sayang, kamu tahu kan tentang sumsum tulang belakang? Yang besok mau operasi." Ella mengajukan pertanyaan.
Reo mengangguk dan menatap dengan mata penasaran ke arah Ella, bergantian dengan arah buku gambar yang sedang ia warnai.
"Itu yang ada di dalam tubuh, kan?" tanyanya balik, dengan jawaban mengangguk.
"Iya, benar sekali. Sumsum tulang belakang itu seperti bantuan bagi tubuh kita. Kadang-kadang, ada anak-anak seperti kamu yang butuh bantuan ekstra dari orang dewasa yang sayang padanya."
Ella tersenyum lembut, memberikan sedikit penjelasan tentang sumsum tulang belakang sambil mengusap-usap punggung Reo.
Reo mengangkat alisnya dengan ragu, berpikir bahwa hal yang menyakitkan akan dirasakannya.
"Orang dewasa, kayak siapa?" tanya Reo bingung.
Reo menatap Ella dengan tatapan penuh pertanyaan. Dia berpikir bahwa Roberto, mengubah keputusannya dengan menolak memberikan bantuan.
"Dia tidak jadi, mau bantu aku?" tanyanya penasaran.
"Tentu saja tidak, Sayang. Dia ingin membantumu menjadi lebih baik. Dia seperti pahlawan yang datang membantu saat kamu sedang butuh bantuan."
Lagi, Ella memberikan harapan untuk sang anak. Reo send memikirkan jawaban Ella dengan wajah yang serius, tetapi ada kilatan kepercayaan yang berkedip di matanya.
"Tapi aku enggak kenal dia lama, apakah benar, ia adalah ayahnya Reo?"
Ella mengelus kepala Reo dengan lembut. "Kamu memang tidak mengenalinya sekarang, tetapi setelah beberapa waktu, kamu bisa mengenalnya lebih baik dan tahu bahwa dia datang dengan niat baik."
Reo, memandang gambar yang telah selesai ia warnai, lalu mengangguk kecil.
"Aku mau kenal sama dia, apalagi jika ia benar-benar mau membantuku."
Ella tersenyum bahagia.l dengan cara Reo bersikap. Meskipun tergolong tidak memakai saringan saat berbicara, tapi itu adalah Reo yang sebenarnya. Alami dan memang pemberani.
"Tentu saja, Reo. Kamu punya waktu untuk mengenalnya dengan baik. Yang penting, kita semua ada di sini untukmu."
Mereka melanjutkan menggambar bersama, mengakhiri hari dengan harapan dan langkah kecil dalam membangun ikatan yang kuat di antara mereka berdua dan juga dengan Roberto.
***
"Bagaimana, Ella?"
Ella cukup terkejut dengan kedatangan Roberto yang menemuinya, kemudian mengajukan pertanyaan yang tidak pernah ia bayangkan.
Meskipun Roberto dengan tulus ingin memulihkan hubungan dengan Ella, Ella menyadari bahwa prioritas utamanya saat ini adalah kesembuhan dan kesejahteraan Reo.
Setelah berpikir panjang lebar dengan jawaban yang harus diambil, Ella dengan hati-hati mengungkapkan perasaannya sebagai jawaban.
"Roberto, aku sangat menghargai niat baikmu dan usahamu untuk memperbaiki hubungan ini," ujar Ella dengan tulus.
"Namun, saat ini fokus utamaku adalah Reo. Dia sedang menjalani perjuangan yang sulit dengan kesehatannya, dan aku ingin memberikan segala perhatian dan dukungan yang dia butuhkan."
Roberto mengangguk dengan pengertian, meskipun ekspresinya terlihat sedikit kecewa atas jawaban Ella barusan.
"Aku mengerti, Ella. Aku tidak ingin menambahkan tekanan lebih pada situasi yang sudah sulit ini. Reo, adalah yang terpenting."
Ella tersenyum tipis, mengapresiasi pemahaman Roberto yang tidak tergesa-gesa seperti dulu.
"Terima kasih atas pengertianmu. Mungkin suatu hari nanti, ketika semuanya sudah lebih baik dan tenang, kita bisa berbicara lebih lanjut tentang hubungan kita."
Roberto mengangguk, wajahnya mencerminkan harapan dan kesediaan untuk memberikan Ella waktu dan ruang yang dia butuhkan.
"Aku akan menunggu waktu yang tepat itu, Ella. Yang terpenting, aku berharap Reo bisa pilih dan kembali sehat."
Mereka mengakhiri percakapan dengan pemahaman yang dalam, tahu bahwa meskipun ada ketidakpastian mengenai hubungan mereka di masa depan, tujuan yang sekarang adalah sama yaitu kesembuhan dan kesejahteraan Reo tetap menjadi prioritas tertinggi.
Ella dan Roberto bersama-sama melangkah maju, dengan harapan bahwa masa depan akan membawa kebahagiaan bagi mereka semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Aerik_chan
Yang terbaik buat mereka
2023-09-05
0
Elisabeth Ratna Susanti
waduh kok begini
2023-09-05
0