Masih momen lima tahun yang lalu.
Matahari mulai merunduk di cakrawala, menciptakan cahaya emas yang memeluk tubuh mereka. Ella dan Roberto duduk di atas batu besar yang terletak di pantai, menatap matahari terbenam dengan ekspresi kagum.
Tangan mereka saling terjalin erat, sebagai simbol dari ikatan yang semakin kuat di antara mereka.
"Pemandangan ini sungguh luar biasa, Roberto. Cahaya emas matahari terbenam benar-benar menakjubkan," ungkap Ella dengan mata penuh kekaguman.
"Ya, benar sekali. Tapi, tahu apa yang lebih menakjubkan?" tanya Roberto.
Ia menatap Ella dengan penuh kasih, tersenyum penuh arti saat Ella mengangkat alis karena tidak mengerti maksud perkataannya tadi.
"Apa itu?" tanya Ella kemudian.
Roberto masih tersenyum sambil meraih tangan Ella, menggenggam dan mengecupnya dengan sepenuh perasaan.
"Ikatan antara kita yang semakin kuat setiap hari. Seperti sinar matahari yang terus memeluk bumi, begitulah perasaanku terhadapmu."
"Oh, Roberto. Kata-katamu selalu membuat hatiku meleleh. Aku merasa sangat beruntung memiliki seseorang sepertimu," sahut Ella tersipu malu.
Kemesraan mereka tidak hanya terlihat dalam momen-momen besar, tetapi juga dalam momen-momen kecil yang penuh kasih sayang. Ketika mereka duduk berdampingan di atas batu, Roberto meniup angin kecil ke rambut Ella, menciptakan getaran lembut yang membuat Ella tersenyum.
Ella merespons dengan membelai tangan Roberto dengan lembut, mengungkapkan perasaan hangat yang ada di antara mereka.
Roberto kembali menyentuh pipi Ella lembut, menyalurkan hawa dingin yang tiba-tiba muncul di dalam hatinya Ella.
"Perasaanku juga sama, Ella. Setiap momen denganmu adalah anugerah bagiku. Seperti angin yang lembut ini, dia seperti saksi dari kisah cinta kita.'
Ella tersenyum malu-malu, kemudian meletakkan kepalanya di bahu Roberto.
"Terkadang aku takjub dengan bagaimana detail-detail kecil dalam hidup kita menjadi begitu berarti. Seperti saat ini, ketika angin membuat rambutku bergerak-gerak."
Roberto mengusap rambut Ella dengan lembut. Menyebarkan rasa yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
"Setiap hembusan angin adalah pesan cinta yang dikirimkan alam untuk kita," ungkap Roberto dengan menatap matahari terbenam.
"Seperti matahari yang redup namun tetap hangat, begitulah cinta kita—selalu ada, selalu memberi kehangatan."
Hati dan perasaan Ella semakin melambung, tersenyum dengan mata berkaca-kaca mendengar setiap kalimat yang diucapkan oleh kekasihnya itu.
Gadis itu meraih tangan Roberto, menggenggamnya dengan erat. Senyum di wajahnya tetap ada, tidak luntur sedari tadi.
"Aku tidak pernah berpikir bahwa aku bisa merasakan cinta sekuat ini sebelum bertemu denganmu, Roberto."
"Dan aku bersyukur setiap hari karena kita memiliki satu sama lain. Kita akan menjalani setiap petualangan bersama, seperti saat kita menikmati matahari terbenam ini."
Roberto ikut menggenggam tangan Ella, sedangkan Ella mengangguk setuju atas pernyataan kekasihnya itu.
"Bersamamu, aku tahu bahwa hidup akan selalu penuh warna dan keindahan."
Matahari semakin merunduk di cakrawala, menciptakan siluet indah dari pasangan itu yang duduk berdampingan di atas batu besar. Kemesraan dan cinta mereka terpancar jelas dalam cahaya senja yang memeluk mereka.
***
Suatu malam, di bawah cahaya bulan purnama yang gemerlap, Ella dan Roberto duduk di atas atap gedung tinggi kampus, menikmati pemandangan kota yang bercahaya di bawah mereka.
Angin malam yang sejuk berdesir lembut, menciptakan suasana yang hangat dan menyenangkan di antara mereka.
"Ella, apakah kamu pernah membayangkan jika kita akan duduk di atas atap gedung seperti ini?"
Robert bertanya sambil menoleh ke arahnya, senyum lebar terukir di wajahnya yang tampak seperti pangeran dalam redup cahaya bulan.
Ella tertawa lembut, menikmati momen akrab di antara mereka yang dekat beberapa bulan terakhir ini.
"Sejujurnya, tidak pernah. Tapi ini adalah salah satu momen yang indah dan tak terduga."
Roberto tertawa ikut, mengangkat gelas anggur kecil yang mereka bawa.
"Ya, memang terdengar agak romantis, kan?" tanyanya kemudian.
Ella menatap Roberto dengan mata penuh kegembiraan.
"Iya, sangat romantis. Tapi jujur, aku lebih suka saat kita duduk di taman bermain dan berdebat siapa yang bisa memanjat pohon tertinggi."
"Oh, hahaha ... itu memang suatu hal yang harus kita ulang suatu hari."
Roberto tertawa keras, mengingat momen lucu yang mereka bagikan. Mereka masih duduk bersama dalam keheningan yang nyaman, menatap bintang-bintang yang bersinar di langit malam.
Tapi kemudian, tawa mereka kembali pecah saat Reo menunjuk ke arah satu bintang yang lebih terang.
"Hahaha ... Kamu lihat itu? Itu seperti bintang berkilauan yang kita lihat di langit saat itu."
Ella mengikuti arah telunjuk Roberto dengan pandangannya dan kemudian tersenyum hangat.
"Ya, seperti bintang yang kita bilang akan mengikuti kita di mana pun kita berada."
Roberto meraih tangan Ella dengan lembut, merasakan rasa yang mengalir yang semakin akrab di antara mereka.
"Siapa yang tahu, mungkin itu memang bintang kita."
Mereka berdua tertawa lembut, merasa seperti mereka berada di alam semesta yang penuh keajaiban.
Saat angin malam semakin sejuk, Roberto merapatkan lengan jaketnya di sekitar Ella untuk memberinya kehangatan. Ella merespons dengan merapatkan dirinya lebih dekat, merasakan kenyamanan dalam dekapan hangat Roberto.
Perbincangan mereka terus berjalan, mengalir dengan alur yang ramah dan hangat dalam sentuhan-sentuhan lembut yang sehingga melupakan apa saja yang seharusnya tidak boleh dilakukan.
***
Hari-hari yang cerah dan indah itu digantikan oleh hujan deras yang mengguyur tanah. Ella dan Roberto duduk di sebuah kafe kecil dengan jendela yang berkabut karena uap panas teh di atas meja mereka.
Wajah Roberto tampak tegang, seperti ada sesuatu yang ingin dia katakan agar tidak ada rahasia lagi diantara mereka.
"Ella," panggil Roberto memulai dengan ragu, "aku harus berbicara tentang pekerjaanku."
Ella menatap Roberto dengan pandangan bingung. "Pekerjaanmu? Apa yang terjadi?" tanyanya kemudian.
Roberto menggigit bibirnya sejenak sebelum melanjutkan. "Sebenarnya, pekerjaanku tidak sebagus yang kukira. Aku terlibat dalam hal-hal yang berisiko, dan kadang-kadang melibatkan hal-hal yang ilegal."
Ella merasa hatinya berdegup lebih cepat, kecemasan mengintai pikirannya. Meskipun ia tahu, jika Roberto memang ada pekerjaan selain menjadi mahasiswa.
"Apa maksudmu, Roberto?" tanya Ella penasaran.
Roberto menatap meja dengan ekspresi berat.
"Aku tidak ingin kamu terlibat dalam hal ini. Aku tidak ingin kamu dalam bahaya."
Ella merasa pusing mendengar semua ini. Dia merasa berada dalam kebingungan yang besar, tidak tahu bagaimana harus merespons.
"Apa kamu berbicara serius, Roberto?" tanyanya lagi.
Roberto mengangguk dengan penuh penyesalan. "Iya, aku tidak ingin kamu terlibat dalam dunia gelap ini. Aku berusaha melindungi kamu."
Ella merasakan sesuatu yang merobek di dalam dirinya. Dia merasa dilemparkan ke dalam situasi yang rumit dan berbahaya, tanpa tahu bagaimana harus melindungi dirinya sendiri. Dia merasa diberi pilihan yang mustahil dan dihadapkan pada keputusan yang sulit.
Setelah perbincangan yang berat ini, Ella merasa ditinggalkan dalam kegelapan. Dia merasa dirinya dalam bahaya, dan dengan hati yang berat, dia membuat keputusan untuk pergi.
Dalam keputusan yang penuh rasa sakit, dia meninggalkan Roberto tanpa memberitahu apa pun, berharap bisa melindungi dirinya sendiri dan menemukan keamanan di tempat yang jauh.
Dalam diam, dia pergi meninggalkan semua kenangan indah mereka di belakang, dan memulai perjalanannya sendiri menuju masa depan yang tidak pasti.
Setelah meninggalkan Roberto dan kota yang dulu mereka bagi, Ella menjalani hidupnya sendiri dengan kehamilannya. Setiap hari, dia merasa beban yang semakin berat, bukan hanya secara fisik, tetapi juga emosional. Dia belajar bagaimana menghadapi tantangan dan keputusan yang sulit dengan sendirian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
so sweet 😍
2023-09-05
0
Cresentia KKT
Gaya penulisannya mirip karya-karya awal thor. Banyak kalimat puitisnya. Bedanya dulu sengaja jadi puisi. Kalau ini dipadukan dengan narasi.📄📄📄
2023-09-05
0
Aerik_chan
Gulanya berapa sendok sih...manis banget omongannya...
2023-09-04
0