Cahaya Cinta ( Anak Genius )

Cahaya Cinta ( Anak Genius )

Bab 1. Kenyataan yang Mengejutkan

Di sudut taman bermain yang teduh, bunga-bunga bermekaran dengan indahnya, menciptakan latar belakang yang ceria untuk perbincangan yang terjadi di antara Ella dan anaknya, Reo.

Sinar matahari yang lembut memeluk wajah-wajah mereka saat mereka berdua duduk di atas rumput yang lembut.

Reo, anak berusia 4 tahun dengan senyum cerah dan mata yang penuh canda, melihat ke arah ibunya dengan tatapan penuh keingintahuan.

"Mama, kenapa bunga itu berwarna-warni?" tanya anak kecil tersebut.

Ella tersenyum dan membelai lembut rambut cokelat lembut Reo.

"Itu karena setiap bunga punya cerita cantiknya sendiri, sayang. Mereka datang dari tanah, merayakan cahaya matahari dan tetes-tetes hujan. Dan kemudian, mereka mengeluarkan warna-warna indah sebagai hadiah untuk dunia."

Reo merenung sejenak, memproses kata-kata ibunya dengan pikiran anak kecil yang polos.

"Jadi, seperti aku yang dulu ada di dalam perut Mama?" tanya Reo penasaran.

Ella terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba itu, tetapi dia tahu ini adalah saat yang tepat untuk membuka sedikit lembaran masa lalunya. Dia tersenyum dan mengangkat Reo ke dalam pangkuannya.

"Ya, sayang. Kamu tahu, Mama dulu punya perut besar seperti saat kamu memakan banyak makanan enak. Dan di dalam perut Mama, ada Reo yang tumbuh dengan kuat dan sehat."

Reo menatap mata ibunya dengan heran, wajahnya yang polos penuh kebingungan.

"Aku ada di dalam perut Mama? Kok aku gak tahu?" tanya Reo, dengan wajah bingung.

Ella membelai pipi Reo dengan lembut. Tersenyum tapi juga menggelengkan kepalanya beberapa kali.

"Mama punya rahasia yang sekarang Mama mau ceritain ke kamu. Saat kamu di dalam perut Mama, Mama harus pergi untuk beberapa waktu. Tapi Mama selalu berdoa dan berharap yang terbaik untuk kamu, sayang."

Reo mengangguk, mencoba memahami penjelasan ibunya seperti seseorang tua yang paham akan maksud perkataan barusan.

"Jadi, Mama pergi tapi Mama selalu mikirin aku?" tanyanya lagi, dengan mata mengerjap.

Ella menarik kepala Reo ke dekat dadanya dan menguatkan pelukannya.

"Iya, pasti! Mama selalu mikirin kamu, dan Mama sayang banget sama kamu, Reo."

Mereka berdua duduk di bawah sinar matahari, merangkul rahasia dan kebersamaan mereka.

Wanita itu menyadari bahwa saat ini adalah awal dari suatu perjalanan yang akan menghadapkan mereka pada tantangan baru, dan dia siap untuk menghadapi semuanya dengan keberanian dan kasih sayang.

***

Terdapat keheningan yang tegang di dalam mobil tua berwarna merah yang sedang melaju di tengah keramaian kota. Tato-tato besar yang menghiasi lengan Roberto kontras dengan kesunyian yang mencekam di dalam kendaraan itu.

Dengan satu tangan menggenggam kemudi dan pandangan kosong yang terfokus pada jalan, Roberto meluncur dalam kecepatan moderat yang teratur.

Ella duduk di sampingnya dengan tatapan yang campur aduk antara tegang dan cemas. Dia tahu ini adalah saat yang tepat untuk membuka lembaran masa lalu, meskipun ragu tentang bagaimana Reo akan merespons.

Hembusan angin dari jendela yang sedikit terbuka mengacaukan rambut cokelatnya saat dia memulai percakapan yang sulit ini.

"Roberto," ucapnya perlahan, memecah keheningan yang tegang.

"Ada hal yang ingin aku ceritakan padamu. Hal ini tentang masa lalu kita, tentang waktu sebelum kita berpisah."

Roberto memutar pandangan matanya dari jalan ke arah Ella, matanya yang penuh teka-teki mencari jawaban di wajahnya.

"Apa yang kamu maksud, Ella?" tanyanya dengan nada dingin.

Ella menggigit bibirnya sejenak, berusaha mencari kata-kata yang tepat. "Waktu itu, saat aku pergi, aku sudah hamil. Kamu sudah menjadi ayah."

Roberto terdiam, ekspresinya beralih dari keterkejutan menjadi cemas tapi juga tidak percaya begitu saja.

"Aku tidak tahu. Aku tidak tahu tentang semuanya. Kenapa kamu tidak memberitahuku?" tanyanya datar, tapi tidak di dalam hatinya.

Ella menunduk, mencoba menahan tangisnya. "Aku takut. Aku takut dengan apa yang akan kamu katakan, dan aku tidak ingin kamu merasa terikat karena anak. Aku memutuskan untuk pergi dan berjuang sendiri."

Roberto merasa terombang-ambing dalam kebingungannya. Dia berusaha memproses semua informasi yang baru saja dia dengar, mencoba untuk memahami perasaan yang muncul di dalam dirinya.

"Jadi, itulah alasan kamu pergi begitu saja? Dan sekarang kamu kembali, karena ...?"

Ella menatap mata Roberto dengan perasaan campur aduk. Dia tidak tahu memulai cerita dari mana, tapi diharuskan untuk berbicara.

"Aku kembali karena Reo sakit. Dia mengidap leukemia dalam stadium lanjut. Aku tidak tahu apa lagi yang harus kulakukan. Dan satu-satunya kesempatan kesembuhan untuknya adalah transplantasi sumsum tulang belakang. Kamu adalah satu-satunya peluang yang kami punya."

Roberto terdiam dalam kebimbangan dan perasaan yang berkecamuk di dalam dirinya. Dia merasakan konflik antara masa lalu yang ia sembunyikan dan masa depan yang mungkin bisa dia ubah.

"Aku perlu waktu untuk memikirkannya, Ella."

Ella mengangguk paham, menangkap rasa perubahan dalam udara di dalam mobil. Mereka berdua tahu bahwa takdir Reo tergantung pada keputusan Roberto, dan keduanya harus menghadapi konsekuensi dari masa lalu yang selama ini mereka sembunyikan.

Roberto merasakan rasa ketidakpercayaannya memenuhi udara di dalam mobil. Dia menatap Ella dengan pandangan yang skeptis, hampir tidak bisa percaya pada kata-kata yang baru saja didengarnya.

"Kamu serius kan, Ella? Kamu tiba-tiba muncul dan bilang kita punya anak?" tanyanya dengan penekanan.

Ella merasa jantungnya berdegup lebih cepat, tahu bahwa saat ini adalah saat yang penuh tekanan.

"Aku tahu ini terdengar sulit dipercaya, Roberto. Tapi aku membawakanmu foto Reo, saat dia masih bayi. Dan aku bisa memberikanmu bukti medis tentang kondisinya sekarang."

Roberto merasakan konflik dan peperangan dalam dirinya, ingin percaya tetapi merasa ragu. Dia menggigit bibirnya, mencoba untuk menenangkan pikirannya yang kacau.

"Tato-tato dan penampilan luar bisa dibuat, Ella. Bagaimana aku tahu ini bukan hanya trik atau kebohongan yang kamu ciptakan?"

Ella menatap Roberto dengan mata penuh rasa yang tidak bisa diungkapkan, mencoba mentransmisikan keyakinannya melalui tatapannya.

"Roberto, kamu tidak akan bisa merasakan kebenaran ini tanpa melihatnya sendiri. Aku memahami rasa ragumu, tapi Reo perlu bantuan kita sekarang. Dia sakit, dan satu-satunya harapan untuk kesembuhannya adalah melalui transplantasi sumsum tulang belakangmu."

Roberto memutar pandangan matanya ke jalan, mencoba mengumpulkan pikirannya. Dia merasa berada dalam situasi yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya, dan rasa cemasnya terus bertambah.

"Apa yang kamu inginkan dari aku, Ella? Apa kamu berharap aku langsung percaya dan mengatakan 'iya' tanpa ragu?"

Ella menggenggam tangannya sendiri untuk menahan kecemasan yang meluap di dalam dirinya.

"Aku tahu ini berat. Aku tidak pernah ingin memaksamu untuk apa pun. Aku hanya ingin memberimu kesempatan untuk mengenal Reo, dan jika kamu bersedia, tolong donorkan sumsum tulang belakangmu untuknya. Tapi keputusan itu ada pada kamu."

Terpopuler

Comments

Cresentia KKT

Cresentia KKT

Roberto bukan Reo📃📃📃

2023-09-08

0

Cresentia KKT

Cresentia KKT

belum direvisi ya📃📃📃

2023-09-08

0

Cresentia KKT

Cresentia KKT

mencoba untuk tidak banyak berkomentar dulu😌😌😌

2023-09-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!