Bab 2. Cinta Yang Bersemi

Roberto merasakan konflik batin yang semakin besar, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Namun, dalam kebimbangan ini, ada satu hal yang dia yakini — dia harus mencari tahu lebih banyak tentang Ella dan Reo, sebelum dia membuat keputusan apa pun itu.

"Aku butuh waktu untuk memikirkannya, Ella. Aku perlu tahu lebih banyak tentang semuanya ini."

Ella mengangguk dengan penuh pengertian, tahu bahwa proses ini akan memerlukan waktu.

Mereka melanjutkan perjalanan mereka dalam keheningan, takdir Reo sekarang bergantung pada apakah Roberto akan dapat membuka hati dan melihat kebenaran di balik rahasia yang selama ini tersembunyi.

***

Keheningan malam panjang yang hangat menyelimuti kafe yang sepi pengunjung. Sebuah lampu kecil menyala, menciptakan suasana yang tenang dan penuh rahasia. Mereka duduk di sofa yang nyaman, wajah mereka tertutup bayangan dalam pencahayaan lemah.

Roberto meraih secangkir teh yang sudah mendingin, mencoba menyingkirkan perasaan cemas yang terus menghantui pikirannya.

"Ella, aku ingin tahu lebih banyak tentang semuanya ini. Tentang kamu, tentang Reo, dan mengapa kamu memilih untuk pergi."

Ella menatap secangkir tehnya dengan pandangan dan pikiran penuh. Dia tidak tahu mau bercerita dari mana awal yang tepat.

"Aku tidak pernah berniat untuk pergi selama-lamanya, Roberto. Aku hamil saat aku pergi. Setelah malam panjang itu, beberapa bulan kemudian, aku baru tahu jika hamil."

Roberto memandangnya dengan pandangan penuh kejutan. Dia tak pernah membayangkan bahwa ada rahasia lebih besar yang selama ini dia sembunyikan.

"Tapi kenapa kamu tidak memberi tahuku? Kenapa semua ini disembunyikan?" tanyanya dengan wajah mengeras.

Ella merasakan rasa penyesalan dalam kata-katanya, karena harus menceritakan kehidupannya yang sebenarnya sudah ia sembunyikan.

"Aku tahu ini sulit dipahami. Tapi ketika aku tahu aku hamil, aku merasa tidak tahu harus berbuat apa. Aku tahu tentang kehidupanmu, penampilanmu, tentang tato-tato, dan aku tidak ingin anakku terikat dengan sesuatu yang bisa memengaruhi hidupnya."

Roberto merasa kebingungan dan kecewa pada saat yang bersamaan. Dia tidak tahu bagaimana merespon semua ini.

"Jadi, kamu memutuskan untuk pergi begitu saja? Setelah menilaiku seburuk itu?"

Ella mengangguk perlahan, menghapus air mata yang muncul di matanya.

"Aku tahu aku harus melindungi Reo, dan aku merasa ini adalah yang terbaik. Tapi sekarang, saat ia sakit dan membutuhkan bantuanmu, aku harus menghadapinya. Aku harus menghadapimu."

Roberto merasakan perasaan bingung dan kebingungannya semakin dalam. Dia merasa terjebak dalam situasi yang rumit dan emosional.

"Apa kamu ingin aku mendonorkan sumsum tulang belakangku?" tanyanya kemudian.

Ella menatap mata Roberto dengan harapan, bingung harus menjawab apa dengan pertanyaan yang tidak seharusnya ditanyakan pada saat seperti ini.

"Aku tidak tahu apa yang kamu pikirkan. Tapi aku hanya ingin memberi Reo peluang untuk hidup, untuk sembuh. Kamu adalah bagian dari itu semua."

Roberto merenung sejenak, menimbang semua kata-kata Ella. Dia tahu bahwa ini adalah keputusan penting yang akan memengaruhi banyak nyawa, termasuk nyawanya sendiri.

Dalam kebingungannya, satu hal yang pasti adalah dia merasa harus mencari tahu lebih banyak tentang Reo sebelum dia bisa membuat keputusan.

"Baik. Sekarang, ceritakan semuanya tentang Reo padaku!"

***

Lima tahun yang lalu.

Suara gemericik air dan semilir angin yang menyegarkan memenuhi udara di taman yang teduh. Ella dan Roberto duduk bersila di atas tikar piknik, tawa mereka mengiringi candaan yang ringan.

Roberto tampak jauh lebih santai daripada penampilannya sekarang. Dia mengenakan kemeja kotak-kotak yang longgar dan celana jeans yang sobek, dan tato-tato di lengan bawahnya mulai tampak. Wajahnya yang dulu penuh semangat kini terangkat oleh senyum yang lebar, menyinari suasana.

Ella, dengan senyum lembut dan tawa yang lembut, menatap Roberto dengan mata penuh cinta. Rambutnya yang panjang tergerai diterpa angin saat dia mengikuti candaan-candaan ringan yang dilontarkan Roberto. Dia tampak lebih mudah tersenyum, lebih percaya diri, dan lebih bebas.

"Kamu masih ingat saat kita pertama kali bertemu di taman ini?" tanya Ella dengan terus tersenyum.

"Tentu saja! Kamu duduk di bangku taman, membaca buku dengan seriusnya. Aku bahkan tidak berani mendekatimu karena aku pikir kamu terlalu fokus," jawab Roberto dengan merapikan rambut Ella yang beterbangan.

"Padahal, sebenarnya aku hanya pura-pura fokus, supaya kamu mendekatiku." Ella tertawa kecil setelah mengungkapkan kebenaran waktu itu.

"Hahaha ... Apa itu benar? Serius? Kamu benar-benar membohongiku?" Roberto bertanya dengan tidak terima pada kenyataan.

Ella tersenyum lembut, mengangguk mengiyakan. Tapi, setelahnya ia berkata dengan alasan yang membuat Roberto ikut tersenyum juga.

"Yah, pada akhirnya kamu datang dan menyapa aku. Itu adalah salah satu momen terbaik dalam hidupku," ucap Ella dengan mata berbinar-binar.

"Aku memang bodoh, ya? Tapi sepertinya itu adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah aku buat," ujar Roberto dengan menggeleng beberapa kali.

Ella kembali tersenyum penuh makna, melihat wajah Roberto dengan penuh kasih. Dia memang mengagumi sosok kakak seniornya itu, meskipun banyak rumor yang menyebutkan bahwa Roberto adalah playboy yang ikut dalam kegiatan gelap.

"Kamu tahu, aku sering membayangkan bagaimana rasanya bersama seseorang yang benar-benar peduli padaku. Dan ternyata, kamu datang dan mengubah semuanya."

Roberto mengambil tangan Ella, membawanya menyentuh ke dada bagian jantungnya.

"Kamu juga mengubah hidupku, Ella. Aku belajar apa itu cinta sejati karena kamu," ungkapnya sambil tersenyum.

Apa yang dikatakan Roberto, membuat Ella tersenyum malu-malu. Seakan-akan ada banyak kupu-kupu yang beterbangan disekitar kepalanya!

"Kamu tahu, aku dulu selalu berpikir bahwa cinta itu hanya sesuatu yang ada dalam novel atau film. Tapi bersamamu, aku merasakan bahwa cinta itu nyata."

Lagi, Ella tersenyum dengan menundukkan wajahnya. Ia terlalu malu mendengar perkataan Roberto yang seakan-akan sedang merayunya

Roberto menatapnya dengan lembut kekasihnya yang sedang menunduk. Dia sendiri heran, karena tidak pernah mengungkapkan perasaan pada para gadis atau cewek-cewek yang selalu datang mengerubungi dirinya.

"Kamu adalah bukti hidup bahwa cinta itu nyata, Ella. Kamu membuatku merasa hidup lebih bermakna."

Setelah berkata demikian, Roberto menengadahkan wajah Ella untuk ditatapnya lebih lekat. Hal ini justru membuat Ella semakin malu dengan wajah memerah.

Dengan melihat wajah Ella, Roberto justru semakin gemas dengan kekasihnya yang terlihat lugu dan cupu ini.

Roberto menggenggam tangan Ella erat, seakan-akan takut jika Ella pergi meninggalkan dirinya. Setelahnya, Roberto mengangkat tangan Ella untuk menciumnya.

"Kamu tahu, aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan selalu melindungi dan mencintaimu."

"Aku percaya padamu, Roberto. Kita akan menghadapi apa pun bersama-sama,";

Perbincangan mereka penuh dengan canda tawa, tetapi juga penuh dengan rasa cinta dan keakraban yang tak tergantikan. Di antara semua perbincangan mereka, ada ikatan yang kuat dan khusus, yang terjalin dengan perasaan cinta yang mereka miliki.

Mereka berdua terlihat seperti pasangan yang sangat mencintai. Canda tawa mereka menggema di sekitar taman, menciptakan momen yang penuh kebahagiaan.

Di balik langit biru yang tak berawan, pantai yang luas membentang dengan lembut. Pasir putih berkilauan tersusun rapi di bawah cahaya matahari yang hangat. Ella dan Roberto berjalan berdampingan di sepanjang tepi pantai, meninggalkan taman yang memang ada disekitarnya.

Air laut yang sejuk menyentuh kaki mereka, mengalirkan perasaan damai seperti hati keduanya yang sedang dimabuk asmara.

Ella tersenyum lebar, tangan kanannya terjalin erat dengan tangan kiri Roberto. Mereka berjalan dengan santai, tawa mereka mengiringi setiap kata dan lelucon yang mereka bagikan.

Terkadang, mereka saling menatap dengan pandangan penuh cinta dan tawa kecil yang menggelitik saat mereka bertukar candaan pribadi yang hanya mereka berdua yang pahami.

Pada suatu titik, Roberto menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Ella. Dalam keheningan yang menyenangkan, dia mengangkat tangannya dan menarik Ella lebih dekat, lalu menempelkan bibirnya lembut ke bibir Ella.

Ciuman pertama mereka di pantai itu terasa seperti tarian yang penuh gairah, menggambarkan kemesraan dan rasa cinta yang semakin berkembang di antara mereka.

Terpopuler

Comments

Cresentia KKT

Cresentia KKT

Aku perlu tahu banyak tentang semua ini

kalimat ini sudah ada di atas. bukannya lebih baik :

"Sekarang cepat ceritakan semuanya." Roberto sudah tidak sabar untuk mengetahui kebenaran tentang Reo yang dikatakan Ella sebagai anaknya

Jadi pembaca tidak harus menemukan kalimat yang sama terus menerus. 📄📄📄

2023-09-08

0

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

wah, bakalan seru nih 😍

2023-09-05

0

Cresentia KKT

Cresentia KKT

masih banyak kalimat yang berulang. dengan poin yang sama😌😌😌

2023-09-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!