Mimpi buruk di dunia nyata

"Ayah kamu udah jual kamu ke Om, jadi Om bisa seneng-seneng sama kamu sekarang."

Kedua mata Anna membulat sempurna, ketakutan langsung menyeruak ke seluruh tubuhnya begitu pria itu menyinggung tentang ayahnya yang sekarang berada di penjara.

Anna mencoba berontak, tapi ia tidak berdaya terlebih kondisi taman memang selalu sepi karena taman ini adalah taman lama dan berlokasi di pinggiran kota.

Namun, menyerahkan harga dirinya pada pria tua yang bau alkohol ini rasanya lebih baik mati, tapi bagaimana caranya mati dalam situasi saat ini sebelum pria ini berhasil menghancurkannya?

Anna putus asa, ia menangis dan menyesal karena ia selalu menolak saat Zeno dan Andy mengajarinya bela diri.

"Lepasin!" teriak Anna sekencang mungkin begitu pria itu membanting tubuhnya ke dalam mobil dan menghalangi pintu dengan tubuh besarnya sementara pria itu terlihat mengisi jarum suntik dengan sesuatu ciaran yang tidak ia ketahui.

"Tolong jangan sakiti saya!"

"Memohon lah, Om bisa pelan-pelan."

Seringai muncul di wajah pria tua itu, giginya menghitam berbau busuk membuat Anna semakin mual.

"Gila juga si Jack punya anak cakep begini. Kapan lagi gue bisa menikmati tubuh gadis cantik yang masih perawan?"

"Gak! tolong jangan apa-apain saya, Om. Sa-saya mohon!"

Tidak didengarkan. Tangan lagi-lagi itu menarik kaki Anna, bersiap menyuntikkan obat, tapi Anna memberontak. Kakinya berhasil menendang wajah pria itu.

"Sialan!" Satu tamparan mendarat di wajah Anna. Sudut bibirnya berdarah, terasa nyeri hingga kepalanya langsung pening. Detik itu juga dijadikan kesempatan untuk menyuntikkan obat ke kaki Anna.

"Habis kita bersenang-senang sebaiknya kita cari mama kamu biar kita bisa main bertiga, seru kan?" Setiap kalimat yang di ucapkan pria itu sangatlah mengerikan membuat seluruh tubuh Anna gemetar ketakutan.

"Saya akan kasih om uang, tolong lepasin saya." Anna mencoba menjauh, kali ini pria itu tidak menariknya, membiarkan obatnya berkerja sambil terus menertawakan Anna layaknya buruan yang tidak berdaya.

"Uang Om juga banyak. Asal kamu tau, Om itu bandar…"

Air mata Anna sudah tidak bisa terbendung. Ia berteriak meminta tolong namun tidak ada seorangpun yang datang menyelamatkannya.

"ke sini sayang, jangan jauh-jauh dong. Om akan bikin kamu melayang, abis itu kita bisa bersenang-senang sampai puas!"

Anna terus mundur kebelakang menghindari jangkauan pria itu, tapi pria itu dengan mudah menarik kakinya, bersiap untuk menjamahnya.

"Zeno!" teriak Anna sekencang mungkin. Harapannya nyaris pupus. Obat yang diberikan oleh pria itu membuat tubuhnya lemas, sulit untuknya melawan, tapi Anna terus berupaya agar tangan kotor itu tidak berhasil menyentuhnya.

Dalam keputusasaan, Anna berharap Zeno akan datang menyelamatkannya, tapi pandangannya mulai kabur dan pria itu perlahan mendekat.

Tawanya terdengar mengerikan, Anna hanya bisa menangis saat pria itu menyentuh ujung rambutnya dan menghirupnya.

"Nama Om bukan Zeno, sayang."

"Tolong jangan sentuh saya...."

"Gak sakit kok sayang, tenang aja."

Air mata Anna menetes sekali lagi terlebih saat pria itu terus bergerak mendekat.

"Wangi perawan emang beda." Tawa pria itu sambil terus mengendus ujung rambut Anna yang ia sentuh dengan tangannya kasar dan penuh bekas luka.

"Gak, saya mohon jangan...."

"Oh, rintihan gadis kecil yang malang... Om suka, berteriak lah lebih kencang lagi."

Anna memejamkan kedua matanya. Mungkin ini akan jadi akhir dari kehidupannya, tapi mendadak ia merasakan jika pria itu tersingkir dari atas tubuhnya sebelum bibir pria itu berhasil menyentuhnya. Dengan cepat Anna beranjak turun dari dalam mobil dan berlari menjauh.

Ia melihat Zeno menghajar pria itu dengan membabi-buta, tapi pria dengan tato ikan lele di lengannya itu sesekali membalas pukulan Zeno.

"Zeno!" jerit Anna saat tubuh Zeno jatuh tersungkur. Pria itu lalu dengan cepat mengambil sesuatu dari dalam mobil, suntikan yang sama dengan yang ia suntikan pada Anna sebelumnya.

"Bocah brengsek! Lihat apa loe bisa ngelawan gue setelah ini!"

Wajah Zeno memerah, ia merasakan rasa sakit saat jarum suntik itu menancap di lehernya dan dalam sekejap membuat kepalanya terasa pening, tapi Zeno tetap berusaha untuk bangun dan mencegah pria itu membawa Anna lagi.

Dengan batu besar yang ia ambil di dekatnya, Zeno berlari menghampiri pria besar itu lalu memukulnya tanpa ampun. Darah bercucuran dimana-mana sementara pria itu sudah terkapar tidak berdaya.

"Berani-beraninya lo nyakitin Anna gue!" geram Zeno sambil terus memukuli kepala pria itu dengan batu tanpa ragu sedikitpun. Matanya menggelap, menggambarkan jelas amarahnya.

"Zeno… udah, stop!" pinta Anna menangis sambil berusaha menahan tangan Zeno yang sudah berlumuran darah.

"Zeno, Please… gue gak apa-apa, dia gak ngapa-ngapain gue, tolong berhenti! Jangan jadi pembunuh karena gue, Zen!"

Zeno akhirnya melepaskan batu itu terlihat tangannya sudah berlumuran darah begitu juga dengan wajah dan pakaiannya.

"Maafin gue, maafin gue, Na…." Dengan tubuh gemetaran, Zeno menangis ketakutan, bukan takut karena mungkin ia akan menjadi seorang pembunuh tapi karena ia takut tidak bisa melindungi Anna.

"Gak, loe gak salah. Makasih, Zen... makasih karena udah menyelamatkan gue," ucap Anna, ia menggenggam kedua tangan Zeno yang berlumuran darah tanpa ragu lalu memeluknya dengan sangat erat.

"Gue gak tau gimana nasib gue kalua loe gak ada, makasih banyak, Zen…"

"Maafin gue, Na… maafin gue."

...***...

"Penjahat itu gak mati, tapi dia sekarat. Saya yang akan mengurusnya ke kantor polisi, sebaiknya sekarang Mas Zeno sama mba Anna pulang aja. Kalian gak perlu khawatir," ucap pria paruh baya yang sudah menjadi kepala pengurus rumah di keluarga Zeno sejak Zeno belum lahir.

"Tolong jangan sampai papa tahu," pesan Zeno yang sudah lebih tenang sekarang berbeda dengan Anna yang masih terlihat syok.

"Saya akan rahasiakan ini dari Bapak dan juga mamanya mba Anna. Mas gak usah khawatir, kejadian hari ini hanya kita bertiga yang tahu."

"Terima kasih, Pak Galih."

Zeno kemudian menggandeng Anna pergi dari klinik itu. Galih memang sengaja membawa penjahat itu ke klinik bukan ke rumah sakit besar, ia sama sekali tidak berpikir untuk mengobati luka pria jahat itu mengingat apa yang sudah ia lakukan pada wajah tampan tuan mudanya.

Layaknya seorang kakek, ia tidak akan membiarkan siapapun menyentuh Zeno.

"Buat saja seolah-olah seperti sebuah kecelakaan dan jangan obati dia, biarkan dia mati," pesan Galih pada kepala klinik sambil memberikan amplop dengan uang yang cukup banyak untuk membungkamnya.

...…...

"Udah gak apa-apa," ucap Zeno menenangkan sambil menyentuh tangan Anna dan menggenggamnya erat karena sejak tadi Anna masih terlihat gelisah.

Di dalam mobil hanya ada mereka selain supir, tapi Anna merasa seluruh tubuhnya seperti terbakar. Ia mencoba menahan reaksi tubuhnya yang semakin menggila.

Genggaman tangan Zeno membuatnya merasa lebih baik, tapi sekaligus membuatnya ingin merasakan sentuhannya di sekujur tubuhnya.

"Zen," lirih Anna dengan suara tertahan.

"Ya?" sahut Zeno menatap Anna yang akhirnya mau menunjukkan wajahnya.

Namun, ekspresi Anna mengatakan segalanya, ekspresi yang seharusnya tidak Anna tunjukan kepada siapapun terlebih di usia mereka sekarang.

Zeno akhirnya memilih untuk memalingkan wajahnya, tubuhnya yang sejak tadi terasa aneh sekarang semakin terasa tidak nyaman. Awalnya ia mengira karena ini efek bau darah yang menempel di bajunya dan membuat kepalanya terasa pusing, tapi keadaaan Anna sepertinya mengartikan lain dan akhirnya membuatnya teringat jika pria brengsek itu menyuntikan sesuatu dilehernya.

"Apa dia suntik sesuatu ke elo?" tanya Zeno, Anna tidak menjawab ,tapi dia mengangguk. Ekspresinya terlihat kacau. Zeno yakin jika dia tidak memegangi kedua tangan Anna dengan kuat maka gadis itu mungkin sudah menggerayangi tubuhnya.

"Panas, Zen," gumam Anna membuat Zeno semakin panik.

....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!