Hilang perawan

Benar, harusnya gue marah sama Zeno kan?

Meskipun kemarahan sama sekali tidak ia rasakan, tapi demi sisa harga dirinya, Anna memutuskan untuk beranjak bangun dan bergegas menemui Zeno. Ia ingin menuntut penjelasan darinya karena sampai detik ini ia masih belum bisa mengingat semuanya dengan jelas.

"Sialan, gue gak bisa jalan cepet. Zeno sialan!" gerutu Anna yang berjalan dengan hati-hati menuju pintu karena rasa nyeri yang ia rasakan.

Oh akhirnya...

Anna baru akan tersenyum girang karena ia berhasil sampai di depan pintu tapi senyumannya menghilang begitu ia membuka pintu dan Zeno sudah berdiri di sana seakan memang sengaja menunggunya dan pria itu sudah menggunakan seragam sekolah seakan semalam tidak terjadi apapun.

"Kampret! Loe.."

"Gue akan tanggung jawab." ucap Zeno memotong umpatan yang sudah pasti akan Anna lontarkan kepadanya.

"Ayo sarapan, kita masih harus ke rumah loe. Hari ini ujian, kita gak boleh telat." tukas Zeno sebelum melangkah meninggalkan Anna, dia sama sekali tidak memberikan kesempatan bagi Anna untuk bicara.

Sialnya Anna tidak bisa berlari mengejar Zeno dan menjambak rambutnya karena tubuhnya terasa sakit terutama saat ia berjalan.

"Kenapa lama banget?" tanya Zeno dengan tidak sabar, ia menoleh ke arah Anna yang masih berada di belakangnya padahal biasanya Anna selalu berjalan di sebelahnya tapi melihat Anna yang terlihat meringis setiap melangkah membuatnya mendadak merasa bersalah.

Zeno kemudian kembali menghampiri Anna lalu tanpa permisi mengangkat tubuhnya dan menggendongnya menuju meja makan.

"Eh turunin gue!" protes Anna tapi Zeno sama sekali tidak mendengarkannya.

"Zeno!" teriak Anna lagi dengan kesal sambil memukul bahu Zeno namun Zeno seperti robot yang tidak memiliki rasa sakit sehingga akhirnya Anna hanya bisa pasrah apalagi meja makan sudah berada di depan mata.

"Mau susu, teh, atau jus?" tanya Zeno setelah menurunkan Anna.

"Mau makan loe bisa?"

"Semalem kan udah, mau lagi?"

Kedua mata Anna terbelalak mendengar jawaban tidak terduga dari pria yang tidak pernah terlihat genit sebelumnya itu. Bagaimana bisa dia membicarakan hal seperti itu dengan mudahnya?

Mau lagi katanya?

"Jangan gila!" pekik Anna sambil menyilangkan kedua tangannya di dadanya. Melihat ekspresi Anna membuat Zeno tidak kuasa menahan tawanya. Setidaknya Anna sudah kembali galak seperti sebelumnya dan tidak terlihat tertekan walaupun semalam mereka baru saja melakukan dosa besar.

Zeno kemudian meletakan segelas susu di hadapan Anna lalu meletakan nasi goreng serta telur ceplok di hadapan Anna.

"Makan dulu, kalau sakit gak usah sekolah. Loe disini dulu aja, pak Galih gak pulang semalem tapi tadi gue telepon katanya udah di jalan. Nanti pak Galih yang bakal temenin loe disini, jadi gak usah takut."

"Loe yang masak?" tanya Anna, seharusnya bukan pertanyaan itu yang ia lontarkan tapi sepertinya perut laparnya mempengaruhi kecerdasannya.

"Iya…"

"Pasti gak enak ini."

"Ya udah gak usah makan!"

"Eh…" Anna langsung menarik piringnya mendekat agar Zeno tidak mengambilnya. Ia sangat kelaparan sekarang dan tubuhnya tidak bertenaga, entah bagaimana semuanya terjadi sekarang karena ia merasa seperti habis berperang.

"Semalem kita..."

"Makan aja dulu,"

Anna hanya bisa bungkam dan menyantap sarapannya tanpa berkata apapun karena Zeno terlihat enggan membicarakannya.

Harusnya gue marah kan? Tapi kenapa gue malah ikut diem?

"Jangan pasang ekspresi begitu…" gumam Zeno yang merasa bersalah melihat Anna cemberut.

"Ya?"

"Gak, makan aja yang banyak."

Sungguh bodoh! Zeno mengutuk dirinya sendiri yang malah bersikap dingin kepada Anna setelah apa yang ia lakukan kepada Anna semalam. Bukan maksudnya begitu tapi ia merasa sangat malu untuk menjelaskannya apalagi Anna terlihat tidak benar-benar mengingat apa yang terjadi semalam berbeda dengannya yang masih ingat dengan sangat jelas semuanya. Bagaimana Anna tersenyum dibawah tubuhnya dan terus menyebut Namanya. Menghabiskan sepanjang malam dengan penuh gairah.

"Kenapa wajah loe merah?" tanya Anna yang menyadari perubahan ekspresi Zeno.

"Ah enggak!" jawab Zeno mengelak. "Gue cuma kecapean," sambungnya setelah menenggak habis jus jeruk di gelasnya.

"Cape ngapain loe? Tuan muda emang bisa cape?" cibir Anna tapi itu justru membuat wajah Zeno semakin memerah bahkan telinganya juga ikut memerah.

"Bisa lah semalam kan kita…"

Zeno menggigit bibir bawahnya saat menyadari jika ia telah salah bicara dan langsung membuat Anna menjatuhkan sendok dan garpunya.

"Zeno!!! Loe mikir mesum ya?"

"Gak kok!"

"Bohong!"

"Dikit…"

"Tuh kan!"

"Eh bukan, maksud gue bukan gitu…"

"Bukan gitu apa?"

"Bukan mesum, Na…"

"Jelas-jelas loe bahas semalem. Dasar kampret!"

Zeno hanya bisa pasrah saat Anna menyiram wajahnya dengan segelas susu. Ia tidak bisa marah sekarang meskipun begitu Anna terlihat sedikit menyesal karena ia sudah keterlaluan tapi ia gengsi untuk mengakuinya.

"Udah gak kesel lagi?" tanya Zeno setelah menyeka wajahnya dengan sapu tangannya.

"Maaf, gue gak maksud begitu…"

"Gue emang pantes diperlakukan begini kok. Maaf ya, semalem gue gak seharusnya juga kehilangan kendali."

"…"

Gue harus jawab apa? Anna tidak bisa mengatakan apapun selain diam, apalagi saat ingatannya perlahan muncul dan semua itu terjadi atas pengaruh obat yang di suntikan pria jahat itu kepada mereka.

"Gue mau pulang, gue takut telat."

Menghindar, hanya itu yang bisa Anna lakukan, ia langsung beranjak dari meja makan dan mengabaikan sarapannya yang belum habis lalu meninggalkan Zeno begitu saja.

Pikirannya kacau, ia bahkan mengabaikan sapaan Galih kepadanya membuat Galih yang baru tiba menatap Zeno dengan tatapan bingung.

"Kalian berantem lagi?" tanya Galih karena diantara Zeno, Anna dan Andy, Anna dan Zeno yang paling sering bertengkar karena mereka sama-sama keras kepala.

"Gak kok, Anna cuma lagi buru-buru aja karna takut telat." jawab Zeno yang juga langsung memilih pergi mengejar Anna yang sudah keluar dari dalam rumahnya.

"Anna tunggu!" panggil Zeno tapi Anna mengabaikannya sehingga Zeno harus berlari untuk mengejar langkah Anna. Ia tidak bisa membiarkan Anna pergi begitu saja apalagi ia masih terlihat kesakitan saat berjalan.

"Anna, please… Ayo kita bicara pelan-pelan." ajak Zeno yang akhirnya bisa menghadang langkah kaki Anna.

"Nanti aja, gue masih butuh waktu buat mencerna semua ini."

"Ya udah, kita bicara saat loe siap."

"Ya udah minggir."

"Gak, kita berangkat bareng."

"Gak mau, gue bisa pulang sendiri."

"Dengan apa yang udah terjadi kemaren, gue gak akan biarin loe sendirian lagi."

"Tenang aja, gue gak akan jalan lewat tempat sepi."

"Anna, please…"

"Gak bisa Zen, gue butuh waktu, gue malu berhadapan sama loe."

"Kenapa?"

"Karena kita udah…"

Anna tidak sanggup membicarakannya lagi, setiap kali kejadian semalam di bahas setiap itu juga muncul bayangan bagaimana mereka bercinta semalam.

"Marah aja tapi jangan menghindar, gue gak bisa." pinta Zeno frustasi.

"Gue gak marah tapi gue malu! Gue udah gak perawan... Gue udah gak suci lagi." akhirnya Anna tidak kuasa menahan air matanya. Kesedihannya perlahan meluap-luap sehingga tubuhnya gemetaran yang dapat Zeno lakukan hanya memeluk Anna dan menyesal jika saja ia bisa menahan diri makan Anna tidak akan merasakan semua kepedihan ini.

"Maafin gue.. Maafin gue, Na..."

"Gue takut, Zen. Gue takut... Gimana kalau gue hamil? Gimana kalau nanti suami gue gak terima karena gue udah gak perawan lagi? Gue takut bakal bernasib sama kayak mama gue…" tangis Anna, ia meluapkan seluruh keluh dalam hatinya serta ketakutan yang ia rasakan mengingat jika ayahnya dulu selalu meneriaki ibunya dengan kata-kata kotor dengan alasan jika ibunya sudah tidak perawan lagi saat menikah dengannya padahal ibunya bilang jika ia kehilangan keperawanannya karena sebuah kecelakaan lalu lintas yang dialami dengan ayahnya dulu dan sekarang ia kehilangan keperawanannya meskipun ia tahu jika Zeno tidak akan melakukannya dengan sengaja kepadanya.

...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!