"Kapan aku bisa pergi ke sana?" tanya Rei lagi kepada Tyra.
"Siang ini bisa." jawab Tyra singkat yang fokus pada hidangan makan siangnya.
"Wah siang ini, baguslah. Berarti Zenira bisa lebih cepat aku kuasai." bisik Rei lirih pada Tyra yang duduk tepat di sampingnya.
Sambil menikmati makan siangnya, Rei mulai memberitahu calon istrinya itu tentang rencana pernikahan mereka yang di percepat dan akan di laksanakan siang ini juga.
"Zenira, sepertinya sangat baik jika kita menikah siang ini juga ya." ucap Rei yang membuat, Zenira terkejut seolah ia tidak percaya.
Khayalannya tentang pernikahan impian itu kembali mengembang di pikirannya, menikah dengan Rei yang kaya raya. Semua yang ada di dalam pikiran Zenira hanyalah kebahagiaan semu.
Zenira kemudian mengangguk dan menyetujuinya.
"Tapi kita selesaikan makan siangnya dulu, bolehkan?" ucap Zenira sambil memasukkan sesendok penuh makanan ke dalam mulutnya, yang terlihat sudah sangat kelaparan.
Rei menjawab dengan senyuman dan menyelesaikan makan siang mereka hari ini.
Setelah makan siang, Tyra kemudian mendandani Zenira dengan beberapa make up miliknya, tentu agar Zenira tidak sadar sedang di perdaya. mereka harus menyiapkan pernikahan ini dengan sebaik dan sebagus mungkin.
Pengantin pria dan wanita terlihat sudah siap untuk menuju prosesi penandatanganan surat nikah.
Setibanya di kantor catatan sipil Rei langsung meminta untuk di sahkan sebagai suami istri.
Zenira yang tidak sedikitpun menaruh rasa curiga dengan gelagat, Rei hanya menurut dan beberapa saat kemudian mereka di sahkan sebagai sepasang suami istri.
"Kalian sudah resmi menikah menurut catatan sipil." ucap petugas catatan sipil sambil memberi selamat kepada kedua mempelai pria dan wanita.
Rei akhirnya dapat bernapas lega, tentu setelah kejadian-kejadian Zenira yang mencoba kabur belakangan ini. Dia sangat cemas akan keberhasilan pernikahannya, namun sekarang mereka sudah resmi menikah dan tinggal meminta salinan surat nikahnya yang baru untuk di tunjukkan kepada kedua orang tuanya.
"Ini salinan surat nikah kalian, sekali lagi selamat ya." ucap petugas catatan sipil menyerahkan selembar surat kepada Rei.
"Baiklah, karena aku dan Zenira sudah resmi menikah. Kini saatnya kita bertemu kedua orang tuaku." ucap Rei bahagia mengecup cukup lama kening Zenira.
Zenira kemudian mengikuti langkah Rei dan Tyra menuju masuk ke dalam mobil, gadis malang itu masih saja menganggap pernikahannya benar-benar pernikahan impiannya, bahkan Tyra yang sejak tadi melempar senyuman menyeringai tidak sedikitpun membuatnya curiga.
Rumah kediaman orang tua Rei ternyata tidak jauh dari rumahnya. Nampak dari luar rumah berhalaman cukup luas dan besar, tersedia garasi untuk parkiran mobil sekitar dua puluhan mobil itu terlihat begitu asri dan indah di pandang, tanaman terlihat tertata begitu sangat rapi dan cantik dari gerbang masuk hingga pintu masuk rumah.
Zenira terlihat sangat terpesona, dengan lugu dia kemudian di perkenalkan Rei kepada kedua orang tuanya.
"Kalian bertemu di mana?" tanya Adelia Maharani Zeeshan, Mami Rei.
"Saya\_" kalimat Zenira menggantung karena dipotong oleh Rei.
"Hemm...kami bertemu di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta, Mi. Dia karyawan yang bekerja di salah satu tenant yang ada di sana." ucap Rei langsung memotong kalimat, Zenira. Ia tidak ingin Maminya mengetahui asal usul Zenira.
"Lalu kedua orang tuamu tahu bukan? Kalau kalian menikah hari ini?" tanya Adelia mulai curiga dengan gelagat putranya itu.
Zenira terdiam tidak mampu berkata-kata, ia teringat pesan orang tuanya tentang Rei yang masih baru sekali ia kenal. Namun, saat pikiran buruknya kembali, Tyra dan Rei kembali Menyakinkannya jika mereka adalah orang baik dan tidak mungkin berbuat jahat padanya.
Adelia semakin curiga, setiap ia bertanya pada Zenira pasti Rei atau Tyra yang menjawab pertanyaannya. Tidak sekalipun Rei mengijinkan Zenira yang menjawab.
"Baiklah, kalau kalian sudah menikah. Aku akan berikan tiket honeymoon ke Bali. selamat ya, untuk anak Mami tersayang." ucap Adelia sambil berlalu menuju kamarnya.
"Sip, berhasil!" bisik Rei lirih di telinga Tyra.
Zenira masih saja berdiri mematung melihat kebahagiaan adik dan kakak itu, ia terdiam karena merasa bersalah tidak memberitahu terlebih dulu pada kedua orang tuanya di Bandung, tentang pernikahannya ini yang mendadak.
Tyra kemudian menghampiri dan bertanya apa lagi yang membuat Zenira risau.
"Bisakah, Rei bertemu dengan kedua orang tuaku. Paling tidak untuk memberitahu pernikahan ini saja." ucap Zenira meminta dengan raut wajah sangat menyesal.
Rei kemudian berjanji akan menemui kedua orang tua Zenira di Bandung, tapi setelah mereka melangsungkan honeymoon yang di hadiahkan Maminya.
Zenira mengangguk setuju, ia kemudian memeluk Rei yang kini sudah menjadi suaminya.
"Eh, itu foto Rei dengan siapa?" tanya Zenira yang masih di pelukan Rei, saat melihat foto Rei berdiri dengan seorang wanita cantik.
"Itu foto Rei dengan mantan kekasihnya, memang Rei tidak cerita kalau dia sebenarnya sudah memiliki seorang kekasih?" jawab Ramon Zavier Zeeshan, Papinya Rei. yang masih duduk di kursi tepat di depan Rei.
"Hah! Kok kamu nggak ngomong, kalau sudah punya kekasih?" tanya Zenira dengan wajah sangat marah.
Rei yang ketakutan, berusaha menenangkan Zenira yang baru saja dinikahinya. dan berkata bahwa hubungannya itu kandas di tengah jalan karena kekasihnya meninggalkannya memilih menikah dengan pria lain. Rei kemudian meminta pada Zenira. agar tidak mengungkit masa lalunya, dan dia berjanji akan terus menunjukkan pada Zenira. Jika dia akan menjadi suami yang baik untuknya.
Awalnya Zenira terus memasang wajah marah. Namun, setelah di bujuk oleh Rei akhirnya Zenira yang polos itu percaya jika apa yang ia permasalahkan ini tidak penting lagi.
Yang terpenting saat ini adalah menjalankan hubungannya dengan Rei tanpa melihat masa lalu masing-masing.
"Baiklah, kapan kalian akan berangkat ke Bali untuk honeymoon?" tanya Ramon antusias.
"Kami berangkat besok pagi, dengan penerbangan pertama." jawab Rei dengan sangat bersemangat.
Rei kemudian menceritakan rencananya pada Papinya, bahwa mereka akan pergi ke sebuah villa yang terletak di daerah terpencil di pulau Bali. Tempat yang sangat indah dan pasti sangat berkesan bagi dia dan Zenira.
Zenira setuju dan terlihat sudah tidak sabar untuk berangkat honeymoon ke Bali. Maklum saja seumur hidup ia belum pernah menginjak kakinya di pulau dewata yang katanya sangat indah, dan selalu menjadi tujuan bagi banyak orang.
Mendengar Zenira begitu antusias, Rei kemudian mengajak Zenira untuk pulang. Maklum mereka belum berkemas dan jika mereka tidak segera berkemas bisa saja mereka terlambat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments