BAB 03 - Rencana Untuk Zenira

Sepiring nasi goreng dan telur mata sapi ternyata tidak cukup bagi perut Zenira, karena ia masih merasa lapar. kemudian keluar dari kamarnya dan menyelinap menuju dapur yang terletak tidak jauh dari kamarnya.

"Kak Zenira!" pekik Bi Emi yang ternyata sedang mengawasinya.

"Ma-Maaf, aku masih lapar. Apa masih ada nasi untukku?" ucap Zenira meminta, ia menunjuk piring kosong yang di bawanya sambil menunjukkan cengiran kudanya.

Bi Emi kemudian mengantar Zenira menuju dapur dan kemudian mengambilkan lagi satu porsi nasi goreng spesial yang masih tersisa di meja makan, tidak lupa dia menambahkan telur mata sapi di atasnya dan membiarkan Zenira makan dengan lahap duduk di kursi meja makan.

Bi Emi yang melihat, Zenira makan begitu lahap hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum sinis menatap Zenira yang sibuk dengan sarapannya.

"Bi Emi." teriak Rei yang terdengar dari ruang tengah.

"Iya mas, Rei." jawab Bi Emi tergesa, ia bergegas menghampiri Rei yang sedang duduk santai sambil menikmati secangkir kopi panas di depan televisi.

Rei yang mengira Zenira kabur, kemudian menanyakan keberadaan calon istri dadakannya itu kepada Bi Emi.

Bi Emi memberitahu, Rei. jika Zenira ada di ruang makan yang terletak di dapur dan sedang makan dengan lahap seperti orang yang sudah satu minggu belum makan.

Merasa lega dengan perkataan Bi Emi. Rei bergegas menuju ruang makan yang terletak di dapur utama dan menyusul Zenira.

"Zenira! Aku mohon jangan membuat aku cemas begini." ucap Rei memeluk calon istrinya erat.

Zenira kemudian menjelaskan kepada, Rei jika tadi perutnya sangat lapar dan, Bi Emi berbaik hati memberinya nasi goreng tambahan untuknya.

Rei kemudian tersenyum dan mengajak Zenira menuju taman belakang rumahnya agar bisa berbincang dengan Zenira lebih intim.

Ceklek...

Rei membuka pintu kaca yang menuju ke arah taman belakang, di sana terlihat banyak terdapat aneka ragam tanaman bunga warna warni yang bermekaran. yang sengaja di tanam Maminya Rei agar tempat itu terlihat lebih asri, Zenira terlihat sangat senang berada di sana.

Bi Emi pelayan kepercayaan, Rei di rumah mewah dan megah itu menghampiri mereka dan menyajikan secangkir teh hangat serta cemilan dalam toples agar Rei dan Zenira bisa berbincang dengan santai. Tidak lupa Bi Emi menuangkan teh ke dalam cangkir mewah terbuat dari bahan keramik mahal agar, Rei bisa segera menikmati teh buatannya.

"Kamu suka bunga apa?" tanya Rei menjatuhkan bokongnya duduk di sofa yang tersedia di taman.

"Aku paling suka bunga Lily, dan Krisan seperti yang ada di pot itu." ucap Zenira sambil menunjuk ke sebuah pot berisi bunga krisan dan Lily putih.

Rei kemudian bangkit berdiri dari duduknya berjalan melangkah menuju pot bunga krisan dan Lily putih lalu memetikkan satu batang bunga krisan dan Lily untuk calon istrinya yang lugu itu.

"Bunga ini untukmu, cantik sekali seperti kamu." ucap Rei menyerahkan dua batang bunga yang baru saja dia petik pada Zenira.

Rayuan manis ini tampaknya semakin membuat Zenira berbunga-bunga, dia sampai lupa akan permintaan orang tuanya untuk berhati-hati dengan Rei yang baru dikenalnya, dan yang ada di pikiran Zenira hanyalah tentang pernikahan yang indah yang akan menjadi pelabuhan terakhir cinta pertama dan terakhirnya.

Ting...tong...

Terdengar suara bel pintu rumah berbunyi, Bi Emi bergegas membuka pintu.

"Mana Rei." teriak seorang wanita muda berparas cantik yang memaksa masuk ke dalam rumah.

Wanita muda itu terus memaksa masuk dan Rei yang merasa mulai tidak nyaman dengan teriakkan wanita itu kemudian menghampiri Bi Emi.

"Ada apa ini? Kenapa berisik sekali!" teriak Rei kepada Bi Emi yang terlihat masih menghalangi wanita itu masuk.

"Sejak kapan, aku tidak boleh masuk ke rumahku sendiri?" tanya Tyra, adik Rei yang berusaha melepaskan genggaman tangan Bi Emi.

"Biarkan dia masuk, kamu ini kenapa sih?" tanya Rei sambil menghalau tangan Bi Emi yang masih menghalangi Tyra.

Bi Emi kemudian bercerita sebaiknya adik Rei ini menunggu di luar saja, sampai Zenira masuk ke dalam kamarnya. Dia khawatir Zenira akan berpikir bahwa Tyra adalah wanita lain di hidup Rei dan itu akan membuat rencana mereka tentang pernikahan Rei bisa jadi berantakan.

"Zenira? Kalian ini sedang membicarakan siapa sih?" tanya Tyra yang tidak paham tentang Zenira sambil melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah.

"Zenira itu calon istriku, kamu tahu bukan orang tua kita memintaku segera menikah." ucap Rei mencoba menjelaskan.

Tyra kemudian memandang wajah kakaknya yang nampak serius, dia kemudian meminta Rei untuk bercerita siapa dan di mana sebenarnya mereka bertemu dengan orang yang sedang mereka bicarakan.

Belum sempat Rei menjelaskan siapa, Zenira yang di maksud dari dalam tiba-tiba Zenira muncul.

"Rei, ada siapa?" teriak Zenira yang berjalan menghampiri Rei di ruang tengah.

"Oh, ini Tyra adikku. Tyra perkenalkan ini Zenira calon istriku." ucap Rei tersenyum ramah memperkenalkan Tyra yang masih nampak kebingungan melihat sosok Zenira.

"Di-dia pakai bajuku." bisik Tyra lirih pada Bi Emi melihat baju yang sedang digunakan oleh Zenira.

Emi membulatkan matanya lebar meminta Tyra tidak mengucapkan kata yang bisa membuat Zenira tersinggung.

Tyra kemudian tersenyum kecut dan berjabat tangan dengan Zenira yang sangat terlihat sederhana itu.

"Aku Tyra, adiknya Rei." ucap Tyra dengan sangat sopan mengulurkan tangannya.

"Namaku Zenira, maaf kalau sudah merepotkan kalian semua." jawab Zenira menerima uluran tangan Tyra dengan ramah.

"Zenira, kembalilah ke kamarmu. Ada yang harus aku bicarakan dengan Tyra." ucap Rei menatap tajam kearah Zenira.

"Bi Emi antarkan dia kembali ke kamarnya." perintah Rei pada Bi Emi yang dari tadi ikut dalam perbincangan mereka.

Zenira kemudian mengangguk, ia hanya bisa menuruti semua keinginan Rei dan mengikuti langkah Bi Emi yang mengantarkannya menuju kamarnya.

Saat Zenira sudah menghilang dari balik pintu kamarnya, Rei mulai menceritakan niat jahatnya kepada Tyra. Tyra yang mendengar ide itu begitu brilian kemudian menyetujuinya.

Tyra sendiri merasa aneh dengan persyaratan yang diberikan kedua orang tuanya, yang mengharuskan Rei menikah dulu sebelum mendapatkan hak atas warisannya.

"Lagi pula mereka juga yang bikin aturan aneh, jadi ya biarin saja. Yang penting itu, sekarang Zenira mau di nikahi dengan kakak." ucap Tyra mencoba membela kakaknya yang pengganguran itu.

Rei tertawa terbahak mendengar pembelaan dari adiknya itu.

"Iya, masalahnya bagaimana caranya agar aku bisa menikah secepatnya." tanya Rei tegas, berjalan membolak-balikkan tubuhnya.

Tyra terdiam sejenak kemudian mencoba mengingat-ingat siapa temannya yang bisa membantunya. Begitu dia mengingat nama temannya yang bekerja di catatan sipil, ia menceritakan rencananya pada kakaknya.

"Aku melihat gadis itu sangat lugu, bagaimana kalau kamu bawa dia ke kantor catatan sipil lalu menikah di sana." ucap Tyra mengutarakan usulnya.

"Apa bisa segampang itu?" tanya Rei tidak yakin dengan rencana Tyra.

"Sudah urusan catatan sipil, biar aku yang bereskan. Asalkan kamu bisa menunjukkan E-KTP Zenira sekarang juga." ucap Tyra dengan senyuman menyeringai.

Rei menghela napas lega, akhirnya dia tahu cara yang paling tepat agar bisa segera menikahi Zenira. Tentu saja ini berarti masalah akan hak warisnya akan segera terselesaikan.

Episodes
1 BAB 01 - Awal Bertemu
2 BAB 02 - Menyakinkan Zenira
3 BAB 03 - Rencana Untuk Zenira
4 BAB 04 - Dimana Zenira?
5 BAB 05 - Pernikahan
6 BAB 06 - Tiba-tiba Diam
7 BAB 07 - Bulan Madu
8 BAB 08 - Sebuah Pesan
9 BAB 09 - Keputusan Dua Keluarga
10 BAB 10 - Menghalalkan Segala Cara
11 BAB 11 - Petaka Yang Sesungguhnya
12 BAB 12 - Tidak Sesuai Rencana
13 BAB 13 - Memang Salah
14 BAB 14 - Mengenang Masa Lalu
15 BAB 15 - Beralih Pekerjaan
16 BAB 16 - Hari Bahagia Untuk Rei
17 BAB 17 - Pesta Panas
18 BAB 18 - Harus Bagaimana Lagi
19 BAB 19 - Penyakit Hati
20 BAB 20 - Memang Licik
21 BAB 21 - Bertemu Mantan
22 BAB 22 - Bayang Bayang
23 BAB 23 - Membaik
24 BAB 24 - Senekat itu
25 BAB 25 - Siapa Yang Menghubunginya
26 BAB 26 - Mati Kutu
27 BAB 27 - Sisa Bencana
28 BAB 28 - Setelah Kepergian Tyra
29 BAB 29 - Wanita Masa Lalu Rei
30 BAB 30 - Ada - Ada Saja
31 BAB 31 - Benar Dia
32 BAB 32 - Lembang
33 BAB 33 - Moment Langkah
34 BAB 34 - Penguntit
35 BAB 35 - Orang Yang Sama
36 BAB 36 - Terus Mengusik
37 BAB 37 - Diagnosa dr. Arka
38 BAB 38 - Obat Spesial
39 BAB 39 - Motor Sewaan
40 BAB 40 - Kita Pulang
41 BAB 41 - Best Partner
42 BAB 42 - Rujak Oh Rujak
43 BAB 43 - Orang Baru
44 BAB 44 - Andai
45 BAB 45 - Teledor
46 BAB 46 - Siapa Pelakunya?
47 BAB 47 - Kacau
48 BAB 48 - Yang Baru
49 BAB 49 - Siapa?
50 BAB 50 - Tabur Tuai
51 BAB 51 - Familiar
52 BAB 52 - Pikirkan Lagi
53 BAB 53 - Tidak Adil
54 BAB 54 - Bebas? Bisa
55 BAB 55 - Jodoh Cerminan Diri
56 BAB 56 - Terlampau Buruk
57 BAB 57 - Kita Pulang, Nak
58 BAB 58 - What The F*ck!!!
59 BAB 59 - Terima Kasih
60 BAB 60 - Sehangat Itu
61 BAB 61 - Tetap Bandung
62 BAB 62 - Quality Time
63 BAB 63 - Makanan Kesukaan
64 BAB 64 - Berbagi
65 BAB 65 - Malarindu
66 BAB 66 - Melukis Senja
67 BAB 67 - Tak Dapat Dipercaya
68 BAB 68 - Ketagihan
69 BAB 69 - Kebutuhan Biologis
70 BAB 70 - Mertua Baik
71 BAB 71 - Kolaborasi Suami Istri
72 BAB 72 - Terlalu Cemas
73 BAB 73 - Pelanggan Tetap
74 BAB 74 - Gak Cukup Sekali
75 BAB 75 - Semakin Ah
76 BAB 76 - Happy Family
77 BAB 77 - Latihan Memasak
78 BAB 78 - Masih Loyo
79 BAB 79 - Cerita Kisah Masa Lalu
80 BAB 80 - Jalan - Jalan Bersama
81 BAB 81 - Ronde Kompensasi
82 BAB 82 - Penandatanganan Kerjasama Gagal
83 BAB 83 - Tentang Rika
84 BAB 84 - Rei Puas Zenira Lemas
85 BAB 85 - Kabar Buruk
86 BAB 86 - Bujuk Rayu Rei
87 BAB 87 - Pijatan Super Nyaman
88 BAB 88 - Merawat Suami
89 BAB 89 - Hamil?
90 BAB 90 - Akhir Kisah
91 BAB 91 - Promo Novel Baru
92 BAB 92 - Promo Novel Baru
93 PROMO NOVEL BARU PERNIKAHAN BEDA KASTA
94 PROMO
Episodes

Updated 94 Episodes

1
BAB 01 - Awal Bertemu
2
BAB 02 - Menyakinkan Zenira
3
BAB 03 - Rencana Untuk Zenira
4
BAB 04 - Dimana Zenira?
5
BAB 05 - Pernikahan
6
BAB 06 - Tiba-tiba Diam
7
BAB 07 - Bulan Madu
8
BAB 08 - Sebuah Pesan
9
BAB 09 - Keputusan Dua Keluarga
10
BAB 10 - Menghalalkan Segala Cara
11
BAB 11 - Petaka Yang Sesungguhnya
12
BAB 12 - Tidak Sesuai Rencana
13
BAB 13 - Memang Salah
14
BAB 14 - Mengenang Masa Lalu
15
BAB 15 - Beralih Pekerjaan
16
BAB 16 - Hari Bahagia Untuk Rei
17
BAB 17 - Pesta Panas
18
BAB 18 - Harus Bagaimana Lagi
19
BAB 19 - Penyakit Hati
20
BAB 20 - Memang Licik
21
BAB 21 - Bertemu Mantan
22
BAB 22 - Bayang Bayang
23
BAB 23 - Membaik
24
BAB 24 - Senekat itu
25
BAB 25 - Siapa Yang Menghubunginya
26
BAB 26 - Mati Kutu
27
BAB 27 - Sisa Bencana
28
BAB 28 - Setelah Kepergian Tyra
29
BAB 29 - Wanita Masa Lalu Rei
30
BAB 30 - Ada - Ada Saja
31
BAB 31 - Benar Dia
32
BAB 32 - Lembang
33
BAB 33 - Moment Langkah
34
BAB 34 - Penguntit
35
BAB 35 - Orang Yang Sama
36
BAB 36 - Terus Mengusik
37
BAB 37 - Diagnosa dr. Arka
38
BAB 38 - Obat Spesial
39
BAB 39 - Motor Sewaan
40
BAB 40 - Kita Pulang
41
BAB 41 - Best Partner
42
BAB 42 - Rujak Oh Rujak
43
BAB 43 - Orang Baru
44
BAB 44 - Andai
45
BAB 45 - Teledor
46
BAB 46 - Siapa Pelakunya?
47
BAB 47 - Kacau
48
BAB 48 - Yang Baru
49
BAB 49 - Siapa?
50
BAB 50 - Tabur Tuai
51
BAB 51 - Familiar
52
BAB 52 - Pikirkan Lagi
53
BAB 53 - Tidak Adil
54
BAB 54 - Bebas? Bisa
55
BAB 55 - Jodoh Cerminan Diri
56
BAB 56 - Terlampau Buruk
57
BAB 57 - Kita Pulang, Nak
58
BAB 58 - What The F*ck!!!
59
BAB 59 - Terima Kasih
60
BAB 60 - Sehangat Itu
61
BAB 61 - Tetap Bandung
62
BAB 62 - Quality Time
63
BAB 63 - Makanan Kesukaan
64
BAB 64 - Berbagi
65
BAB 65 - Malarindu
66
BAB 66 - Melukis Senja
67
BAB 67 - Tak Dapat Dipercaya
68
BAB 68 - Ketagihan
69
BAB 69 - Kebutuhan Biologis
70
BAB 70 - Mertua Baik
71
BAB 71 - Kolaborasi Suami Istri
72
BAB 72 - Terlalu Cemas
73
BAB 73 - Pelanggan Tetap
74
BAB 74 - Gak Cukup Sekali
75
BAB 75 - Semakin Ah
76
BAB 76 - Happy Family
77
BAB 77 - Latihan Memasak
78
BAB 78 - Masih Loyo
79
BAB 79 - Cerita Kisah Masa Lalu
80
BAB 80 - Jalan - Jalan Bersama
81
BAB 81 - Ronde Kompensasi
82
BAB 82 - Penandatanganan Kerjasama Gagal
83
BAB 83 - Tentang Rika
84
BAB 84 - Rei Puas Zenira Lemas
85
BAB 85 - Kabar Buruk
86
BAB 86 - Bujuk Rayu Rei
87
BAB 87 - Pijatan Super Nyaman
88
BAB 88 - Merawat Suami
89
BAB 89 - Hamil?
90
BAB 90 - Akhir Kisah
91
BAB 91 - Promo Novel Baru
92
BAB 92 - Promo Novel Baru
93
PROMO NOVEL BARU PERNIKAHAN BEDA KASTA
94
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!