Kedua pria tersebut hanya diam menatap Alula.
"Maaf, mbak ini siapa?" pria yang berdiri dibelakang bertanya pada Alula.
"Saya sekertaris pak Baskoro, maaf saya bukannya bermaksud tidak sopan dengan menghalangi bapak berdua, hanya saja di kantor ini peraturannya memang seperti itu"
Alula menjelaskan dengan sangat sopan namun terdengar tegas.
"Bilang saja ke pak Baskoro, Zyandru Avior ingin bertemu" ucap pria yang membawa instisblind.
Alula memutar otaknya ketika mendengar nama tersebut, nama belakang pria itu sama dengan perusahaan tempatnya bekerja.
Apa dia CEO perusahaan ini, batin Alula menerka-nerka.
"Baik, mohon tunggu sebentar"
Alula memutar knop pintu yang berada tepat di belakangnya, di dalam sana terlihat Baskoro dan Revaz sedang duduk dan mengobrol di sofa.
"Maaf mengganggu pak, di depan ada yang ingin bertemu dengan bapak"
"Bukankah saya sudah bilang, kalau ada yang mencari saya kamu tangani, sudah gitu masuk tanpa ketuk pintu dulu" Baskoro terdengar marah.
"Pa, jangan marah gitu" Revaz mengkritik sang ayah, "Alula emangnya siapa yang mau bertemu dengan papa?"
"Namanya Zyandru Avior"
Deg
Baskoro dan Revaz kompak berdiri, ayah dan anak itu terlihat saling pandang dengan wajah terkejut.
Revaz berjalan ke arah pintu, ternyata yang dibilang Alula benar, Zyandru berada di depan ruangan bersama sang asisten yaitu Ansell.
"Hei Zyandru, udah lama banget gak ketemu" Revaz menghampiri dan menjulurkan tangannya ke pria tampan itu.
"Zyandru keponakan om, gimana kabarnya?" kali ini Baskoro yang menghampiri.
Alula yang sejak tadi berada di ruangan itu, hanya menatap keempat pria yang berada di hadapannya saat ini.
Alula menatap pria yang sejak tadi dipanggil Zyandru itu tak menerima uluran tangan Revaz.
Jadi dia beneran buta.
Wajah Zyandru yang tadinya tegas, seketika berubah menjadi hangat, senyum pria itu mengembang sempurna, "om Baskoro, Revaz?"
Zyandru menjulurkan kedua tangannya, dengan sigap Revaz dan Baskoro menerima uluran tangan Zyandru.
"Kita masuk dulu yuk" dengan sangat hati-hati Baskoro menuntun Zyandru untuk masuk ke ruangannya.
"Alula, kamu tolong buatin minum ya" seperti biasa, Revaz akan tersenyum hangat bila berbicara dengan Alula.
"Baik pak, saya permisi"
...***...
Di dapur.
"Alula, aku dengar dari beberapa karyawan, katanya pak Zyandru datang ya"
Yola, wanita berusia sekitar 30an yang berprofesi sebagai staf administrasi, datang mengejutkan Alula yang sedang mangaduk teh buatannya.
"Dia bilang sih namanya Zyandru, emang Zyandru itu siapa sih kak?"
"Kamu gak tau Zyandru itu siapa?"
Alula menggeleng mendengar pertanyaan yola.
"Zyandru Avior itu CEO perusahaan ini Alula, empat tahun lalu Zyandru dan ayahnya kecelakaan yang membuat ayah Zyandru meninggal dan Zyandru sendiri buta"
"Ya ampun terus kak?" entah mengapa Alula menjadi penasaran.
"Yaa gitu, karena dia gak bisa mengurus perusahaan, jadilah dia meminta bantuan adik ayahnya yaitu Baskoro"
"Alula udah kerja disini selama tiga tahun, selama itu Zyandru gak pernah datang kesini"
"Yaa kalau masalah itu aku gak tau, oh iya itu teh buat siapa?" tanya yola menatap gelas berisi teh ditangan Alula.
Alula menepuk dahinya, "Astaga lupa, kak Yola sih ngajak ngobrol"
"Loh kok jadi nyalahin aku"
"Udahlah Alula pergi ya kak" Alula berjalan cepat menuju ruang direktur berada.
Tok Tok Tok
"Permisi pak"
Alula masuk dan meletakkan nampan tersebut ke meja, matanya melirik Zyandru yang berada tepat di sebelahnya.
"Saya permisi pak"
...***...
Alula kembali memikirkan pertemuannya dengan Zyandru tadi, pria itu terlihat sangat dingin, bahkan terkesan cuek, namun ketika mendengar suara Baskoro, raut wajahnya langsung berubah.
Mata Alula dan mata Zyandru sempat bertemu, entah mengapa ketika menatap mata pria itu, Alula merasa tenang.
"Jadi dia datang kesini buat ngambil posisinya atau gimana?" Gumam Alula.
"Astaga, berkas yang tadi belum gue proses, lagian ngapain mikirin hal yang gak penting sih"
Alula kelabakan mencari berkas yang telah ditandatangani Baskoro, dengan langkah cepat ia membawa berkas itu dan menuju mesin foto copy.
Berkas itu, Alula scan, copy, setelahnya Alula kembali ke mejanya, kemudian mengarsipkan berkas tersebut.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang, Alula meregangkan tubuhnya yang terasa pegal.
Disekitar sudah terdengar azan di mana-mana.
"Akhirnya selesai juga nih berkas, sholat dulu deh"
...***...
Seorang wanita cantik nampak sedang melaksanakan kewajibannya, tak lupa gadis itu juga berdo'a setelahnya.
Sesibuk apapun dirinya, Alula tak pernah meninggalkan kewajibannya yang satu ini.
Alula mengambil tas kecilnya yang berisi peralatan make up nya, wanita itu nampak meloloskan sedikit lipstik dibibirnya.
Janji makan siang dengan rekan bisnis yang sudah dijadwalkan Alula, tiba-tiba saja Baskoro meminta untuk membatalkannya.
Seorang pria tampan yang selalu mengikuti sekertaris sang ayah, terlihat keluar dari ruangan direktur.
"Alula"
"Iya pak?"
"Tolong pesanin makanan buat empat orang ya"
"Baik Pak"
Wanita cantik nampak itu sibuk berbicara dengaan salah satu staff kantor
...***...
Di kantin, terlihat dua wanita sedang menikmati makanan mereka sambil sesekali tertawa bersama.
Satu-satunya teman yang Alula miliki di kantor ini, hanyalah Yola, banyak karyawan wanita di sana selalu memusuhi Alula.
Sejak sekolah dulu Alula sudah sering merasakan itu, jadi ia tak terlalu ambil pusing.
Alula sendiri bersekolah di salah satu sekolah ternama dengan beasiswa, memiliki otak yang pintar dan wajah cantik menjadikan Alula idola di sekolahnya dulu.
Tak jarang Alula mendapat pernyataan cinta bahkan hadiah dari beberapa murid laki-laki.
Hal itulah yang menjadikan para murid perempuan iri padanya, hingga Alula menjadi bahan bullyan di sekolahnya.
"Oh iya, tadi pak Zyandru ngapain aja?" tanya Yola sambil menyantap makanannya.
"Gak ngapa-ngapain kak, sampe sekarang dia masih ada di ruangan pak Baskoro"
"Aku penasaran penampilannya yang sekarang, udah lama gak lihat"
"Oh iya, kan kak Yola kerja disini udah lama, ceritain tentang pak Zyandru dong kak" pinta Alula.
"Sebentar" Yola meneguk minumannya sebelum berbicara.
"Pak Zyandru itu orangnya tegas, lebih tegas dari Pak Baskoro, bedanya pak Zyandru itu gak suka main tangan dan gak suka pecat orang seenaknya, beda sama Baskoro itu"
"Terus kak!"
"Nah kalau urusan pasangan pak Zyandru itu belum menikah, setahu aku pacarnya itu model yang sekarang bekerja dibawah naungan agensi New York"
"Wah serasi ya sama pak Zyandru"
"Serasi sih serasi, tapi asal kamu tau, desas desus yang terdengar, pacarnya pak Zyandru itu memutuskan hubungan mereka secara sepihak jauh sebelum pak Zyandru kecelakaan. dan sikap tegas pak Zyandru yang sekarang itu karena patah hati ditinggal pacarnya"
"Pasti pacarnya pak Zyandru itu cantik, pintar dan berbakat banget sampe bikin pak Zyandru gagal move on gitu"
"Bisa jadi, lagian pak Zyandru kan ganteng, pinter, kaya, kenapa gak coba cari wanita lain, kenapa harus stuck di satu wanita coba"
Hahahahah
Mendengar perkataan Yola, Alula hanya bisa tertawa.
"Maksudnya wanita lain, kak yola gitu?" goda Alula.
"Enggak tuh, aku gak suka pria buta"
"Kak" Alula menyenggol lengan Yola, perkataan Yola barusan terdengar sangat kasar bagi Alula.
"Emang kenapa? yang aku bilang bener kan"
Alula hanya geleng-geleng mendengar ucapan teman kantornya tersebut.
"Oh iya hubungan kamu sama pak Revaz gimana?"
"Aku gak ada hubungan apa-apa sama pak Revaz kak" tekan Alula karena memang begitu kenyataannya.
"Kamu kenapa susah banget sih di deketin, pak Revaz tuh kelihatan banget suka sama kamu Alula. Emang kamu gak takut kalau sewaktu-waktu Revaz pindah ke lain hati?"
"Enggak"
"Kamu dengar ya Alula, pak Revaz bukan cuma ganteng, tapi juga baik, ramah, pintar dan yang pastinya kaya, bukan cuma wanita disini, tapi wanita di luar sana juga banyak yang ngejar-ngejar dia, lah kamu yang dikejar malah menjauh"
"Alula cuma malas menjalin hubungan kak, udah ah yuk balik."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments