Palangkaraya, Kalimantan.
Sebuah pesawat jet pribadi mendarat sempurna setelah mengudara selama satu setengah jam.
Keempat orang yang melakukan perjalanan bisnis itu melanjutkan perjalanan mereka menuju hotel.
Pulau yang biasa disebut dengan nama borneo ini memiliki sumber daya alam yang melimpah.
Di salah satu tempat penambangan, terlihat seorang wanita cantik sibuk berbicara dengan para tim penambangan disana.
Tanpa heels atau rok span, Alula merasa lebih leluasa bergerak dengan pakaian lapangannya saat ini.
Jangan lupakan dengan buku dan pulpen yang berada di tangan wanita itu, ia mencatat apa yang ia dengar.
Meskipun lelah, Alula merasa bahagia, karena memang pada dasarnya Alula sangat menyukai alam.
Sedangkan di tempat yang sama namun posisi yang berbeda, Zyandru sedang mendengarkan penjelasan salah satu pekerja lapangan tentang kasus pencurian yang kemarin terjadi.
"Kedua orang pencuri tersebut sudah tertangkap, namun masing-masing dari mereka tidak ada yang mengaku tuan"
Zyandru menghembuskan napasnya, meski tak berkata apa-apa Zyandru tahu siapa dalang pencurian ini.
"Jadi rencana tuan gimana ke depannya?" tanya Ansell sesaat setelah pekerja itu pergi.
"Biarkan mereka berbuat sesuka mereka, bukti kita masih belum cukup untuk membongkar kebusukan mereka" jawab Zyandru.
"Tapi tuan, saya benar-benar tidak tahan melihat perlakuan mereka berdua, mereka yang sudah merekayasa kecelakaan tuan dan ayah tuan empat tahun lalu"
"Saya juga tidak tahan Ansell, saya akan pastikan sandiwara saya selama empat tahun ini tidak sia-sia"
Hahahaha
Fokus Zyandru dan Ansell teralihkan ketika mendengar suara tertawa seseorang. mereka berdua kompak menoleh dan mendapatkan Alula sedang bergurau dengan salah satu pekerja tambang.
"Alula cantik ya tuan" ucap Ansell sambil terus memperhatikan Alula.
Zyandru tak menjawab ucapan Ansell, Alula memang cantik, Zyandru akui itu, namun baginya tidak ada yang bisa menandingi kecantikan wanita di masa lalunya.
...***...
Alula melirik pergelangan tangannya, sudah waktunya jam makan siang, wanita itu menghampiri Zyandru yang sedang duduk sendiri.
"Maaf Pak Zyandru, ini sudah jam makan siang, mari kita kembali ke hotel pak"
Tanpa berkata apa-apa, Zyandru berjalan meninggalkan Alula sendiri, pria itu nampak mengetuk-ngetukkan tongkatnya yang memudahkan jalannya.
Melihat sang atasan kesulitan, Alula berinisiatif mendekat dan menggandeng lengan kanan Zyandru, "mari pak"
Perlahan-lahan mereka jalan berdua, kontur tanah yang tidak rata membuat Alula sangat berhati-hati, takut jika Zyandru menginjak sebuah batu dan membuatnya terjatuh.
Setelah mengantar Zyandru ke kamarnya, Alula juga pergi kamarnya untuk mengganti pakaian, setelahnya wanita itu kembali menghampiri Zyandru.
"Maaf pak, bapak mau makan di restoran hotel atau di restoran lain saja?"
"Disini saja"
"Baik, mari pak"
Alula kembali menggandeng lengan sang atasan, di sana mereka bertemu dengan Revaz.
Alula memilih meja yang berada di sudut ruangan, wanita itu terlihat sibuk berbicara dengan pelayanan restoran.
"Saya sudah pesankan makanan, saya permisi pak"
"Loh kamu gak ikut makan Alula" Revaz menahan tangan Alula yang hendak pergi.
"Saya nanti saja pak"
"Enggak ada nanti, ini udah jam makan siang, kamu juga ikut makan" Revaz menarik kursi untuk memudahkan Alula.
"Terima kasih pak"
Jadilah Alula duduk di antara Zyandru dan Revaz, melihat Zyandru yang kesulitan Alula mendekati pria itu.
"Saya bantu pak" Alula menggenggam tangan Zyandru dan memberikan alat makan padanya.
Mereka makan dengan tenang, beberapa kali Alula melirik Zyandru, ia hanya khawatir atasannya itu kesulitan.
Di tengah-tengah makan, mereka mendengar meja yang tak jauh dari mereka membicarakan seorang model terkenal asal Indonesia yang saat ini berkarir di New York.
Rumor mengatakan model cantik itu berkencan dengan salah satu penyanyi asal negeri paman sam tersebut.
"Dia tuh cantik banget"
"Bukan cuma cantik, tapi berbakat, cowok mana yang gak suka"
"Keren sih kalau mereka sampai nikah"
"Alah palingan cuma dijadiin bahan pemuas nafsu aja, tau sendiri si penyanyi itu gimana"
Merasa risih dengan pembicaraan yang makin kasar, Alula menolehkan kepalanya.
"Kenapa Alula?" Revaz bertanya.
"Gak ada pak"
"Kamu nguping pembicaraan mereka ya?"
"Sedikit" jawab Alula sambil tersenyum manis.
"Emang mereka ngomongin apa?"
"Model terkenal asal indonesia"
"Model yang terkenal banget itu, siapa tuh namanya aku lupa?"
"Princy Farasha" jawab Alula membuat mata Zyandru melebar.
"Dia emang cantik sih, sesuai sama namanya" ucap Revaz memuji.
"Princy emang dari kecil cantik" timpal Alula.
"Kamu kenal?"
"Dia sepupu saya"
Uhuk Uhuk
Zyandru begitu terkejut mendengar perkataan Alula hingga ia yang sedang makan tersedak.
"Minum dulu pak" Alula memberikan minum kepada Zyandru, Alula juga menepuk-nepuk punggung Zyandru.
Alula mengambil beberapa tisu dan membersihkan pakaian Zyandru yang kotor.
"Berhenti, saya bisa sendiri"
Alula tak mendengarkan perintah Zyandru, wanita itu tetap membersihkan pakaian atasannya.
"Berhenti Alula" Zyandru menepis tangan sang sekertaris.
"SAYA BILANG BILANG BERHENTI ALULA ZAYANA"
Zyandru berbicara dengan nada tinggi hingga membuat Alula terdiam seketika, bahkan beberapa orang yang berada di sana memperhatikan ketiga orang tersebut.
Zyandru pergi begitu saja meninggalkan Alula dan Revaz, bahkan ia lupa untuk membawa tongkatnya.
Loh Zyandru kok bisa jalan sendiri, dia kan buta. batin Revaz memperhatikan sepupunya itu.
Sedangkan Alula, wanita itu masih terkejut dengan apa yang terjadi, bagi Alula ini adalah pertama kalinya dirinya mendapat bentakan dari seorang laki-laki.
Tangan Alula sampai tremor, mata wanita itu sudah basah.
Meskipun Baskoro terkenal tegas, namun bertahun-tahun bekerja denganya tak pernah sekalipun Alula dibentak sekeras ini apalagi di depan umum seperti ini.
"Alula, kamu gak apa-apa?" Revaz menggenggam tangan wanita yang duduk di sebelahnya.
"Saya... maaf" suara Alula terdengar bergetar.
"Kenapa minta maaf, kamu gak salah, maafkan Zyandru ya, barusan kamu pasti ketakutan" Revaz mengusap wajah mulus wanita cantik itu.
"Saya cuma mau bantu aja pak, gak lebih, saya bersumpah"
"Iya Alula saya ngerti, udah ya jangan sedih lagi" Revaz menarik Alula ke pelukannya.
Mencari kesempatan dalam kesempitan nih si Revaz...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments