Bayang Sihir Dan Kegelapan: Legenda Yunan

Bayang Sihir Dan Kegelapan: Legenda Yunan

Bab 1: Pintu Menuju Dunia Magis

Kabut tipis menyelimuti pemandangan, menciptakan aura misteri di sekitarnya. Dalam keheningan pagi yang mendung, sebuah akademi megah berdiri dengan gagah, dikelilingi oleh taman-taman yang memancarkan pesona sihir. Ini adalah Akademi Sihir Aeloria, tempat para penyihir muda dari seluruh penjuru dunia berkumpul untuk memperdalam ilmu sihir mereka.

Di depan gerbang akademi, seorang pemuda berdiri sendirian. Yunan namanya. Dengan mata cokelatnya yang tajam dan rambut hitam yang teratur, ia memancarkan aura ketenangan dan kepercayaan diri. Namun, di balik wajah tampan itu, ada kegugupan yang mendalam. Hari ini, hidupnya akan mengalami perubahan besar.

"Yunan!" seruan tiba-tiba memecah konsentrasi pemuda itu. Ia menoleh dan melihat seorang gadis muda berlari mendekat. Rambut pirangnya berkibar-kibar saat ia bergerak, dan matanya bersinar cerah. Itulah Aria, teman baiknya sejak lama.

"Aria!" Yunan tersenyum, merasa sedikit lebih tenang oleh kehadirannya.

"Aku tidak percaya hari ini akhirnya tiba," ujar Aria, memandang gerbang akademi dengan penuh kagum. "Kita benar-benar akan belajar sihir di tempat ini."

Yunan mengangguk setuju. "Ini adalah kesempatan besar. Kedua orang tua tiriku bahkan mengizinkanku masuk ke sini."

Mata Aria berbinar. "Mereka tahu kau memiliki bakat yang luar biasa dalam sihir. Kamu pantas berada di sini."

Yunan merasa terharu. Orang tua tirinya telah merawatnya sejak dia masih bayi. Meskipun dia tidak tahu banyak tentang orang tuanya yang sesungguhnya, mereka telah memberinya kehidupan yang baik.

Saat mereka berbicara, pintu gerbang terbuka perlahan, memberi jalan kepada para murid untuk masuk. Yunan dan Aria bergabung dengan aliran orang-orang yang berjalan menuju gerbang dengan hati penuh harap. Saat kaki Yunan melangkah melewati ambang pintu, ia merasakan gelombang energi magis yang membelai kulitnya. Ini adalah perasaan yang sepenuhnya baru baginya.

Taman di dalam akademi terbentang luas dan indah. Bunga-bunga aneh berkembang di bawah sinar matahari yang redup, dan makhluk-makhluk kecil yang menggemaskan berlarian di antara semak-semak. Di kejauhan, Yunan bisa melihat gedung-gedung besar yang terbuat dari batu putih, dengan simbol-simbol sihir yang terukir di dindingnya.

Seorang pria berpakaian biru langit dengan jubah panjang menghampiri mereka. Wajahnya yang tua dipenuhi kerutan, tetapi matanya tetap tajam dan penuh semangat. "Selamat datang di Akademi Sihir Aeloria," sambutnya dengan suara lembut. "Aku adalah Kepala Akademi, Master Elarion."

Yunan dan Aria bersama-sama memberikan hormat. "Senang bertemu Anda, Master Elarion," kata Yunan dengan sopan.

Kepala Akademi tersenyum. "Saya telah mendengar banyak tentangmu, Yunan. Kedua orang tua tirimu memiliki reputasi yang baik di dunia sihir. Aku yakin kamu akan membuat mereka bangga di sini."

Yunan merasa tersanjung. "Saya akan berusaha yang terbaik."

Setelah memberikan beberapa petunjuk tentang jadwal dan peraturan akademi, Master Elarion mengajak mereka berdua untuk masuk ke gedung utama. Di dalamnya, lorong-lorong dipenuhi dengan orang-orang yang bergerak dengan sibuk. Mereka berjalan melewati perpustakaan yang besar, ruang kelas yang penuh warna, dan bahkan aula tempat acara-acara besar diadakan.

Ketika mereka tiba di depan sebuah pintu kayu yang megah, Master Elarion berhenti. "Inilah kelas pertamamu, Yunan. Semoga perjalananmu di sini penuh dengan ilmu dan petualangan."

Yunan menelan ludahnya dengan perasaan campuran antara gugup dan antusiasme. Dia membuka pintu itu dan memasuki kelas, membiarkan perasaan tegang memenuhi dirinya.

Di dalam kelas, dia melihat murid-murid lain yang telah duduk di sekitar meja-meja. Mereka bercakap-cakap dengan semangat, berbagi kisah-kisah mereka tentang bagaimana mereka tiba di akademi ini. Yunan memilih tempat kosong di salah satu meja dan duduk dengan penuh harap.

Seorang guru muda dengan jubah ungu masuk ke dalam kelas dan berdiri di depan meja pengajar. "Selamat pagi, semua orang," sapa guru itu dengan ramah. "Saya Professor Linara, dan saya akan menjadi guru sihir pertamamu di Akademi Sihir Aeloria."

Kelas dimulai dengan pembicaraan tentang sejarah sihir dan berbagai jenis elemen magis. Yunan menarik napas lega saat dia merasa semakin tertarik pada apa yang diajarkan. Meskipun banyak hal yang ia tidak mengerti, dia merasa bahwa inilah awal dari perjalanannya di dunia magis.

Setelah kelas berakhir, Yunan bergabung kembali dengan Aria di luar. "Bagaimana perasaanmu setelah kelas pertama?" tanya Aria dengan wajah berseri-seri.

Yunan tersenyum. "Sulit untuk dipercaya bahwa aku benar-benar di sini. Tetapi aku sangat bersemangat untuk belajar lebih banyak."

Aria mengangguk. "Kita akan melakukannya bersama-sama. Kami berdua dan Sylas, kita akan menjalani petualangan luar biasa di sini."

Yunan melihat matahari yang semakin rendah di langit, menciptakan bayangan panjang yang memanjang di antara pepohonan. Ini adalah awal dari perjalanan yang luar biasa di dunia sihir. Dan sementara masa depan masih penuh dengan misteri, Yunan tahu bahwa dia tidak sendirian. Ia memiliki teman-teman, ilmu sihir, dan keberanian yang akan membimbingnya melalui setiap tantangan yang ada.

Malam tiba dengan cepat di Akademi Sihir Aeloria. Cahaya gemerlap dari lampu-lampu ajaib menerangi lorong-lorong, menciptakan suasana yang akrab dan magis. Yunan berjalan melalui koridor, mendengar bisikan angin yang membawa aroma tanaman sihir. Ia merasa campuran antara gugup dan kegembiraan untuk hari berikutnya yang penuh potensi.

Saat dia melewati sebuah pintu terbuka, suara riuh rendah dan cahaya meriah memenuhi pandangannya. Dia memasuki aula tempat murid-murid berkumpul, banyak di antara mereka duduk di meja bundar sambil berbincang dan tertawa. Yunan mencari wajah akrab dan melihat Aria dan Sylas di salah satu sudut ruangan.

"Yunan! Di sini!" seru Aria sambil melambaikan tangan.

Yunan berjalan mendekat, duduk di antara mereka. "Apa yang sedang terjadi?"

Aria menunjuk panggung di depan. "Ada pertunjukan penyambutan untuk murid baru. Katanya, ini adalah tradisi untuk mengenal semua murid dan menyambut mereka dengan baik."

Saat pertunjukan dimulai, panggung dihiasi dengan berbagai aksi sihir yang menakjubkan. Cahaya berwarna-warni menyala, dan makhluk-makhluk ajaib muncul dari topi, memancing tawa dan aplaus dari kerumunan.

Namun, highlight malam itu adalah ketika Master Elarion naik ke panggung. Dengan tongkat sihirnya, dia menciptakan persembahan cahaya yang luar biasa di udara. Cahaya itu membentuk gambar-gambar sihir yang mempesona, menceritakan kisah tentang keajaiban sihir yang tersebar di dunia.

Ketika penampilan berakhir, semuanya bertepuk tangan meriah. Master Elarion menyampaikan pidato singkat tentang pentingnya belajar, kerjasama, dan menjunjung tinggi nilai-nilai sihir yang baik. Yunan mendengarkan dengan seksama, merasa semakin terinspirasi untuk menggali potensinya di akademi ini.

Setelah acara selesai, Yunan, Aria, dan Sylas bersama-sama meninggalkan aula. "Pertunjukan tadi luar biasa, bukan?" kata Sylas dengan wajah berseri-seri.

"Aku tidak sabar untuk memulai pelajaran esok hari," tambah Aria. "Aku ingin belajar lebih banyak tentang sihir penyembuhan."

Yunan merasa senang melihat semangat teman-temannya. "Kita harus tetap fokus dan berusaha keras. Saya yakin kita akan mengatasi setiap tantangan yang muncul di depan kita."

Mereka berjalan bersama menuju aula makan. Di sana, mereka berbicara tentang impian-impian mereka, rencana-rencana untuk masa depan, dan ekspektasi mereka terhadap tahun pertama di akademi.

Walaupun masa depan penuh dengan ketidakpastian, Yunan merasa bahwa dia telah menemukan tempatnya di dunia ini. Dikelilingi oleh teman-teman yang mendukung dan ditemani oleh ilmu sihir yang tak ternilai, dia siap untuk menjalani petualangan dalam dunia magis yang luas.

Malam berlalu dengan perlahan, tetapi semangat di hati Yunan tetap menyala terang. Ia merebahkan dirinya di tempat tidur, memejamkan mata, dan membiarkan dirinya terhanyut oleh impian-impian tentang masa depan yang menjanjikan.

Dalam kegelapan yang hangat, kata-kata Kepala Akademi bergema di telinganya: "Semoga perjalananmu di sini penuh dengan ilmu dan petualangan."

Terpopuler

Comments

Dimas Setiawan

Dimas Setiawan

gass

2023-08-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!