Hari kedua di Akademi Sihir Aeloria terbit dengan cahaya yang cerah. Yunan duduk di tepi tempat tidurnya, mata cokelatnya menyapu ruangan dengan penuh harap. Itu adalah pagi yang baru, dan ia siap untuk menghadapi petualangan berikutnya. Di sisinya, Aria juga bangun, membuka matanya dengan semangat yang sama.
"Aku merasa seperti di dunia lain," kata Yunan dengan suara terendah.
Aria mengangguk setuju. "Sama di sini. Tapi ini adalah peluang luar biasa, dan aku tidak sabar untuk memulai pelajaran hari ini."
Dengan senyum, Yunan berdiri dan berjalan menuju meja belajar di sudut kamar mereka. Meja itu dipenuhi dengan buku-buku tebal tentang ilmu sihir, bubuk-bubuk ajaib, dan artefak-arte
fak mistis. Yunan merasa seperti ia akan memasuki dunia baru setiap kali ia membuka halaman buku.
Saat mereka bersiap-siap, terdengar ketukan pelan di pintu. Pintu terbuka, dan masuklah Sylas dengan wajah bersemangat. "Pagi! Kalian sudah siap?"
"Ayo!" seru Yunan dan Aria bersamaan.
Tiga sahabat itu berjalan bersama menuju aula makan untuk sarapan. Di sana, mereka bertemu dengan beberapa teman sekelas lainnya. Semuanya tampak ceria, berbicara tentang apa yang mereka harapkan dari pelajaran hari ini.
Setelah sarapan, Yunan, Aria, dan Sylas bergabung dengan antrian murid-murid lain yang menuju aula kelas. Tidak ada yang tahu apa yang akan mereka pelajari hari ini, tetapi semangat mereka tidak bisa dibendung.
Ketika mereka memasuki kelas, Professor Linara sudah menunggu di depan meja pengajar. "Selamat pagi, semuanya," sapanya sambil tersenyum. "Pada hari ini, kita akan mempelajari dasar-dasar sihir."
Kelas dimulai dengan pembicaraan tentang esensi sihir dan peran energi magis dalam menciptakan mantra. Professor Linara menjelaskan bahwa sihir adalah ekspresi dari energi batiniah yang ada di dalam diri setiap penyihir. Dia mengajarkan teknik-teknik pernapasan yang membantu murid-murid merasakan energi tersebut.
Yunan merasa bersemangat, meskipun ada momen-momen di mana dia merasa kebingungan. Tapi Professor Linara mengajar dengan penuh kesabaran, membantu murid-murid untuk memahami dasar-dasar sihir.
Setelah berjam-jam belajar dan berlatih, kelas berakhir. Yunan, Aria, dan Sylas meninggalkan ruangan dengan pikiran yang penuh dengan pengetahuan baru. "Ini sungguh luar biasa," kata Sylas. "Saya belum pernah merasakan energi magis seperti ini sebelumnya."
Aria mengangguk setuju. "Ini adalah awal dari perjalanan panjang kita di dunia sihir. Saya sangat bersemangat untuk belajar lebih banyak."
Yunan tersenyum. "Kita semua berada di sini bersama-sama. Kami akan saling mendukung dan tumbuh bersama."
Setelah makan siang, mereka berpisah untuk kelas individu mereka. Yunan berjalan menuju ruang pelajaran sihir manipulasi elemen. Di sana, mereka mempraktikkan cara mengendalikan elemen-elemen seperti api, air, udara, dan tanah.
Namun, dalam pelajaran hari itu, Yunan merasa sedikit tertinggal. Siswa-siswa lain tampak lebih lancar dalam mengendalikan elemen-elemen, sementara dia merasa agak kaku. Meskipun demikian, dia tidak menyerah. Ia berusaha keras untuk memahami gerakan-gerakan dan energi yang diperlukan.
Setelah pelajaran berakhir, Professor Arion, guru sihir manipulasi elemen, mendekatinya. "Kamu mungkin merasa kewalahan hari ini, Yunan. Tapi itu adalah hal yang wajar. Setiap penyihir memiliki ritme belajarnya sendiri. Yang penting adalah tekadmu untuk terus berusaha."
Yunan tersenyum mengangguk. "Terima kasih, Professor Arion. Saya akan bekerja lebih keras."
Di hari-hari berikutnya, Yunan terus berlatih dengan tekun. Ia menghabiskan waktu berjam-jam di aula kelas, mencoba merasakan energi sihir dan mengendalikan elemen-elemen. Saat matahari terbenam, ia masih sering berlat
ih di taman akademi, menciptakan cahaya dan bayangan dengan mantra-mantra sederhana.
Waktu berlalu, dan Yunan mulai merasa lebih percaya diri dengan kemampuannya. Meskipun masih jauh dari sempurna, dia melihat kemajuan yang signifikan dalam mengendalikan sihir. Aria dan Sylas selalu ada di sisinya, memberinya dukungan dan motivasi yang tak ternilai.
Suatu hari, setelah kelas manipulasi elemen, Yunan, Aria, dan Sylas duduk di bawah pohon raksasa di taman. Udara segar bertiup lembut, menciptakan suasana yang tenang. "Kita telah melakukan perjalanan yang panjang sejak pertama kali tiba di sini," kata Aria dengan penuh makna.
Sylas mengangguk setuju. "Tetapi ini adalah awal yang menarik dari perjalanan kita. Kita akan menghadapi banyak hal yang menantang, tetapi saya percaya kita akan mengatasi semuanya."
Yunan menatap kedua temannya dengan rasa syukur. "Aku benar-benar bersyukur memiliki kalian berdua. Kalian adalah sahabat-sahabat terbaik dan pendukung sejati."
Matahari terbenam di langit, menciptakan warna-warna indah yang memantulkan di permukaan danau di dekatnya. Mereka duduk dalam keheningan, merenung tentang perjalanan mereka yang baru saja dimulai. Dunia magis penuh dengan misteri dan keajaiban, dan mereka siap untuk menjelajahinya bersama-sama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments