Julia memalingkan wajahnya ke arah taman resto yang terlihat dihiasi lampu yang berwarna-warni.
"Hahaha ... kamu kok jadi salah tingkah begitu? Aku hanya bercanda Jul!!" Ben menjitak kepala Julia gemas.
"Ha?! Bercanda ya? Hehe ... tadi aku juga cuma akting doang, pura-pura salah tingkah. Bagus kan aktingku?" Julia tertawa terbahak-bahak berusaha menyembunyikan perasaannya.
Ya ampun ... Untung aja Ben cuma bercanda. Sudah hampir copot jantungku kalau Ben tau perasaanku sesungguhnya.
"Ben, pulang yuk," ajak Julia.
"Oke. Tunggu sebentar aku bayar ke kasir dulu," kata Ben sambil berdiri.
"Aku aja yang bayar Ben. Kan kamu lagi patah hati jadi kali ini aku yang traktir. Oke?"
"Memang ada hubungannya antara patah hati dan traktir orang? Ada-ada aja kamu Jul. Sudah kamu tunggu di sini dulu," perintah Ben lalu meninggalkan Julia yang kembali duduk.
Selesai membayar makanan, Ben memanggil Julia dan mereka berboncengan motor pulang kembali ke rumah.
##
Esoknya saat Julia bangun tidur, tangannya langsung meraih ponsel yang ada di nakas sebelah tempat tidurnya.
Matanya mengerjap berusaha melihat layar ponsel, menerka-nerka siapa yang mengirim pesan sepagi ini.
Ternyata Ben mengirimkan pesan memberitahu Julia kalau siang ini Ben akan mengajak Julia pergi menginap sehari di rumah Bella, kakaknya.
Aduh sudah jam berapa nih? Aku harus cepat-cepat mandi. Lagipula aku juga belum beli kado buat baby Kak Bella.
Julia cepat-cepat mandi dan menyiapkan barang yang akan dibawanya untuk keperluan menginap di rumah Bella.
Julia menelpon Mamanya untuk meminta ijin menginap semalam di rumah Bella. Mama pun mengijinkan karena keluarga Julia dan Ben memang sudah saling mengenal dan akrab dengan baik, sehingga Mama percaya jika Julia pergi dengan Ben.
Julia duduk bersantai di kamarnya sambil memainkan ponselnya, menunggu Ben menjemputnya.
Menjelang siang barulah Ben datang ke rumah Julia. Ben membawa mobil sendiri karena sudah memiliki SIM.
"Ben, kamu hafal rute jalan ke rumah Kak Bella?" tanya Julia saat keduanya sudah duduk di dalam mobil.
"Sudah dong, kamu ini suka banget mengejekku ," saut Ben sambil menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Kan katanya Kak Bella baru saja pindah rumah. Siapa tahu kamu belum hafal jalannya."
"Kalau salah jalan ya tinggal buka map aja di ponsel kan gampang," kata Ben santai.
"Hehe, aku bercanda doang. Kamu gampang naik darah ya? Masih sedih ingat sama Donna?"
"Enggaklah! Kayak kamu nggak tahu aku saja. Aku sudah move on," kata Ben menghentikan mobilnya di depan minimarket.
"Kamu tunggu sebentar di sini. Aku mau beli minuman buat bekal di perjalanan," lanjut Ben sambil keluar dari mobilnya.
Julia hanya menganggukkan kepalanya. Menunggu Ben sambil melamun memikirkan sahabatnya itu.
Semoga benar Ben sudah mulai bisa melupakan Donna. Rasanya hatiku sakit setiap kali Ben memiliki pacar baru. Mengapa sih Ben tidak bisa sayang sama aku selain hanya sebagai sahabat? Ben ... tidak bisakah kamu merasakan kalau aku hanya cinta sama kamu?
Ben membuka pintu mobil membuyarkan lamunan Julia.
"Nih, aku belikan minuman dingin," Ben memberikan sebotol minuman dingin pada Julia.
"Terima kasih." Julia meneguk minuman dingin mengaliri tenggorokannya. Terasa sangat menyegarkan di cuaca terik seperti siang ini.
Ben kembali menjalankan mobilnya melanjutkan perjalanan.
"Ben, nanti kita mampir ke toko sebentar ya. Aku mau beli kado buat baby Kak Bella," kata Julia.
"Nggak usah kasih kado juga nggak apa-apa. Santai saja Jul."
"Tapi ini titipan dari Mama yang belum sempat menengok Kak Bella. Tadi Mamaku pesan begitu. Ya ... tolong mampir sebentar doang," Julia memohon.
"Oke oke," saut Ben akhirnya.
Saat melewati pusat kota, Ben menghentikan mobilnya di depan sebuah toko peralatan bayi. Julia cepat-cepat membeli kado pesanan Mama.
Setelah selesai, Julia kembali masuk mobil Ben untuk melanjutkan perjalanan.
Sesampainya di rumah Bella, Julia dan Ben disambut gembira oleh Papa Mama Ben juga Bella dan suaminya.
Julia merasa sangat gemas melihat Sovia, nama putrinya Bella. Julia ingin selalu mencium Sovia bahkan ingin menggigit pipinya yang bulat kemerahan.
##
Setelah semalam menginap di rumah Bella, hari ini Julia akan kembali pulang bersama Ben. Papa Mama Ben masih tinggal untuk menemani Bella hingga lusa.
Sorenya Ben dan Julia memulai perjalanan kembali ke rumah. Setelah sampai di kota tempat tinggal mereka, hari sudah malam.
"Ben, kita makan malam dulu yuk. Aku lapar," kata Julia.
"Oke, lagipula rumah kamu juga sudah dekat. Kita makan dulu saja."
Ben mengajak Julia makan di tempat favorit mereka berdua.
Saat sudah selesai makan, Julia melihat Donna menghampiri meja mereka.
"Ben," panggil Donna dan tanpa permisi langsung duduk di samping Ben.
Ben agak terkejut melihat kedatangan Donna di sana.
"Donna! Kamu di sini juga?" tanya Ben menahan rasa kagetnya.
"Iya. Ben, setelah ini aku ingin bicara sebentar dengan kamu. Bisa?" tanya Donna tanpa menghiraukan keberadaan Julia yang duduk di depannya.
"Besok saja Donna. Aku capek habis perjalanan dari luar kota bareng Julia. Ini kita juga belum pulang," kata Ben malas.
"Please Ben! Aku ingin bicara sebentar. Di sini juga nggak apa-apa. Tapi ..." Donna melirik keberadaan Julia di sana yang dirasanya mengganggu. Donna selalu tidak suka akan Julia yang menjadi sahabat terdekat Ben. Donna selalu merasa cemburu terhadap Julia.
Julia tahu diri dan beranjak berdiri.
"Ben, aku pulang naik ojek online saja. Tasku biar besok aku ambil di rumahmu. Isinya cuma baju doang kok."
Tanpa persetujuan Ben, Julia langsung beranjak dari sana.
Ben hanya terdiam melihat kepergian Julia. Entah mengapa hatinya merasa tidak nyaman melihat kesedihan di mata Julia saat Donna ada di sana juga.
"Ben ... Ben!" panggil Donna.
"Apa yang ingin kamu bicarakan Donna? Cepat katakan! Aku capek ingin cepat pulang," kata Ben tidak sabar.
"Ben, aku ingin minta maaf. Ternyata aku sudah salah menuduh kamu hanya main-main saja denganku."
"Lalu?" tanya Ben lagi.
"Ben, aku ingin pacaran lagi denganmu. Aku yakin kamu masih cinta sama aku," kata Donna percaya diri.
"Donna, kamu belum tahu prinsipku ya? Aku tidak akan pernah balikan dengan mantan pacarku. Dan itu pun berlaku juga untukmu. Kita sudah putus jadi aku tidak akan pernah balik pacaran lagi denganmu. Oke?!" Ben berdiri dan berlalu dari sana.
Donna sedih memandangi kepergian Ben. Hatinya kecewa karena Ben telah menolaknya.
##
Sementara itu Julia langsung pulang ke rumahnya. Setelah mandi, Julia pun tertidur lelap. Badan dan pikirannya terasa lelah.
Esok paginya, Julia bangun seperti biasa dan sarapan bersama Papa Mamanya.
"Hari ini apa kegiatanmu Jul?" tanya Papa.
"Julia mau ke kampus untuk registrasi ulang Pa."
"Sendiri?" tanya Mama.
"Iya. Habis sama siapa lagi?"
"Mama kira kamu akan pergi bersama Ben," kata Mama.
"Mungkin Ma. Aku belum janjian sama Ben."
Selesai sarapan, Papa Mama berangkat ke kantor. Julia bersiap akan pergi ke kampus.
Julia sedang memanaskan motornya saat dilihatnya mobil Ben datang.
"Jul! Mau ke kampus kan? Yuk, bareng aku aja," teriak Ben menunggu di depan rumah Julia.
Julia menimbang-nimbang dalam hatinya sebelum memutuskan dan akhirnya Julia menjawab," Oke."
Dalam perjalanan ke kampus, Julia ingin bertanya pada Ben tentang Donna tapi tidak berani. Biarlah nanti Ben sendiri yang bercerita.
"Julia, kamu tahu nggak semalam apa yang diinginkan Donna?"
Akhirnya Ben memulai membicarakan Donna.
"Memang apa?" tanya Julia sambil menata hatinya mendengar perkataan Ben.
"Donna ingin balikan lagi denganku."
"Lalu?" tanya Julia penasaran.
"Tentu saja aku terima."
"Oh ... selamat deh kalau begitu."
Ya ampun, hatiku rasanya seperti teriris. Mengapa sih Ben pacaran lagi dengan Donna?
Tak terasa air mata Julia menumpuk di matanya. Julia sekuat tenaga menahan agar jangan sampai menetes. Julia memalingkan wajahnya melihat jendela, menyembunyikan air matanya agar Ben tidak melihatnya.
-
-
-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
αƳƳ℧࿐
iiisshh ben gak peka
2020-11-18
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
like lagi
2020-11-01
1
.
ben jahat bngt:"v
2020-10-30
1