Sudah dua minggu telah berlalu semenjak Ben mengenalkan Nadine, pacar barunya pada Julia. Sebisa mungkin Julia menghindari Ben di kampus. Walaupun terkadang ada kelas kuliah yang sama dengan Ben, namun setelah kelas usai Julia cepat-cepat meninggalkan ruang kelas dengan alasan ada janji dengan teman lain untuk mengerjakan tugas.
Ben terkadang merasa aneh dengan sikap Julia belakangan ini, tapi Ben mengesampingkan pikiran negatifnya dan beranggapan mungkin saat ini Julia memang sedang sibuk.
Siang setelah makan di kantin kampus, Julia menuju perpustakaan hendak mencari bahan-bahan untuk tugasnya sambil menunggu kelas berikutnya.
Julia duduk di pojok sendirian. Dia tidak mau terganggu karena ingin segera menyelesaikan pekerjaannya.
"Julia!" panggil Ben sambil mendekati meja tempat Julia duduk.
Sial ... kenapa mesti bertemu mereka di sini sih? Julia menatap pasrah melihat Ben dan Nadine datang menghampirinya.
"Ternyata kamu di sini?" sapa Ben sembari mendaratkan dirinya duduk di depan Julia.
"Halo Julia, lama nggak ketemu ya?" sapa Nadine tersenyum manis.
Nadine mengambil duduk di sebelah Ben.
"Halo Nadine. Iya nih nggak terasa ya sudah lama kita nggak bertemu," jawab Julia berusaha tersenyum.
"Jul, kamu ini beneran mahasiswa teladan. Rajin banget," puji Ben.
"Ini aku mencicil tugas sedikit-sedikit biar nggak menumpuk. Apalagi minggu depan kita sudah tes tengah semester," kata Julia.
"Iya nih Julia rajin banget," Nadine ikut mengamati Julia.
"Kamu juga rajin kok sayang," kata Ben pada Nadine mesra sambil membelai rambut Nadine.
Nadine yang dipuji Ben hanya senyum-senyum sambil berpandangan dengan Ben mesra.
Mereka berdua lupa ada Julia yang duduk di depan mereka.
Benar-benar sial kenapa aku harus jadi saksi kemesraan Ben dan Nadine di depan mataku? Apa yang harus kulakukan? Nggak tahan rasanya kalau harus terus melihat mereka berdua seperti ini. Bisa-bisa aku menangis di sini.
Julia membatin dalam hati menatap kemesraan yang dipertontonkan Ben dan Nadine di depan matanya.
Julia menundukkan kepalanya berpura-pura membaca buku di depannya. Julia melirik Ben dan ternyata hatinya semakin perih saat melihat Ben dan Nadine saling berbisik-bisik mesra.
Tak terasa air mata Julia menumpuk di kelopak matanya siap menetes di pipi. Julia sekuat tenaga menahan air matanya. Tak sanggup rasanya jika harus lebih lama ada di sana. Hati Julia merasa sangat sedih, ingin rasanya menangisi cintanya pada Ben yang berakhir seperti ini, bertepuk sebelah tangan.
Julia segera membereskan buku-buku yang berserak di meja.
"Maaf Ben, Nadine, aku harus ke kelas dulu. Sudah hampir di mulai nih," kata Julia menyembunyikan air mukanya, takut Ben atau Nadine akan melihat kesedihan yang tersirat di sana.
"Kok buru-buru sih Jul, kan masih setengah jam lagi," kata Nadine sambil melihat jam yang melingkar di tangannya.
"Iya nih, Julia nggak asyik. Buru-buru terus," saut Ben.
"Aduh maaf banget ya soalnya aku harus foto kopi dulu. Mungkin lain kali kita bisa mengobrol lagi ya," Julia berdiri cepat-cepat meninggalkan Ben dan Nadine tanpa menoleh lagi.
Kening Ben berkerut bingung melihat kepergian Julia yang terasa ganjil di matanya. Pikirannya terus bertanya-tanya akan sikap Julia yang semakin menjauh darinya.
##
Julia berlari ke toilet yang ada di sebelah kelas kuliahnya. Air matanya tak terbendung lagi. Cepat-cepat dihapusnya air mata di pipinya saat ada beberapa mahasiswa masuk ke toilet juga.
Aku harus kuat ... Aku harus kuat! Tapi mengapa aku nggak bisa menguasai diri saat melihat mereka berdua? Sampai kapan aku bisa melupakan cintaku pada Ben?
Julia mencuci mukanya untuk menghilangkan bekas-bekas air mata di wajahnya. Bagaimana pun juga Julia harus mengikuti perkuliahan.
Julia berjalan gontai menuju kelas.
"Julia, duduk sini!" panggil Theo sambil melambaikan tangannya saat melihat Julia berdiri di ambang pintu.
Julia berjalan mendekati Theo, mengambil duduk di sebelah Theo yang masih kosong.
"Ah capeknya. Di luar panas banget. Ingin cepat-cepat pulang," keluh Julia menghela napas.
"Pantas kamu kelihatan kusut begitu. Ceria sedikit dong biar tambah manis," canda Theo yang melihat Julia sangat lesu siang ini.
"Iya nih nggak tahu kenapa rasanya bosan banget," saut Julia.
"Julia, nanti malam aku ajak ke pesta ulang tahun temanku yuk," ajak Theo antusias.
"Dimana?"
"Di Star Resto. Tahu kan? Ayolah, biar kamu kelihatan punya semangat hidup. Aku jemput jam 6 sore ya?" Theo agak memaksa Julia.
Benar kata Theo. Aku harus mulai bisa membuka diri berteman dengan yang lain untuk sedikit demi sedikit melupakan Ben dari hatiku.
"Oke deh," kata Julia akhirnya.
"Yes!" teriak Theo terlihat sangat senang.
Julia hanya tersenyum melihat tingkah Theo yang kekanak-kanakan.
##
Julia sedang bersiap menghadiri acara ulang tahun bersama Theo. Julia bertekad akan melupakan cintanya pada Ben.
Julia ingin membuka hatinya untuk seseorang yang mencintainya. Dan malam ini merupakan awal di mana Julia akan memulai semuanya.
Bel pintu berbunyi, Julia cepat-cepat pergi membukakan pintu.
"Halo Theo," sapa Julia ketika melihat siapa yang datang.
"Halo Julia. Kamu terlihat sangat cantik," puji Theo tulus.
Julia memang terlihat sangat cantik malam itu. Dengan dress berwarna merah muda dihias pita di pinggang bagian kiri, membuat manis penampilan Julia. Riasan wajah yang natural dan rambut yang digerai alami membuat penampilan Julia malam itu semakin menawan.
Theo melihat Julia terpana hingga lupa berkedip. Dalam hati Theo tidak mengira Julia tampil sangat berbeda dengan saat di kampus. Ya ... Julia memang tampil sederhana saat di pergi ke kampus.
"Theo, kamu kok lihat aku seperti itu sih. Bikin malu aja. Yuk ah kita berangkat," Julia mengagetkan Theo yang sedang memandanginya.
"O-oke," Theo tergagap dibuatnya.
Sebelum berangkat, Julia dan Theo berpamitan pada Mama karena Papa belum pulang dari kantor.
Perjalanan ke Star Resto tidak terlalu jauh. Tidak sampai 30 menit, Julia dan Theo sudah sampai.
Theo sangat senang malam itu. Dengan bangga, Theo berjalan beriringan bersama Julia memasuki resto yang mewah tempat diselenggarakannya pesta ulang tahun.
Theo mengajak Julia memberi selamat terlebih dahulu pada yang sedang berulang tahun. Setelah itu barulah Julia dan Theo mencari minuman dan makanan yang disediakan.
"Julia, kamu tunggu sebentar dulu di sini ya. Aku mau ke toilet," kata Theo saat mereka berdua sedang menikmati makanan kecil.
"Oke."
Julia sangat menikmati pesta malam itu. Ternyata banyak teman-teman kampusnya yang juga diundang pesta malam itu. Julia pun tidak merasa kesepian karena ternyata banyak yang dikenalnya dan Julia bisa mengobrol akrab dengan teman-temannya.
Tiba-tiba ada yang mencolek bahunya.
"Julia, kamu juga di sini?" sapa Nadine mengagetkan.
Julia memutar tubuhnya mengikuti arah suara yang memanggilnya.
"Eh ... Nadine?"
"Halo Julia, kamu datang dengan siapa?" tanya Nadine tersenyum manis.
"Aku datang bersama Theo, teman kuliah. Kamu dengan siapa? Eh ... bukan begitu, kamu datang bersama Ben?" Julia ganti bertanya.
"Iya benar. Ben sedang berbincang dengan teman-temannya. Ehm Julia, bisa kita bicara sebentar saja?" tanya Nadine ragu-ragu.
Julia pun tampak terkejut tapi ... " Baiklah, yuk kita bicara di luar saja."
Nadine dan Julia berjalan keluar ruang pesta menuju taman di samping resto.
"Apa yang ingin kamu bicarakan Nadine?" tanya Julia.
"Julia, maaf sebelumnya tapi aku hanya ingin tahu. Benarkah selama ini kamu cinta sama Ben?" tanya Nadine pelan-pelan.
"Maksudnya?" Julia menerka ke mana arah pembicaraan Nadine.
"Aku hanya ingin tahu saja. Karena jujur, aku merasa bersalah. Aku tahu persahabatan kamu dengan Ben sudah lama dan kalian sangat dekat. Namun aku tahu kamu cinta sama Ben kan? Sangat terlihat dari matamu," ungkap Nadine.
Julia nampak salah tingkah dan tidak tahu harus mengatakan apa. Julia tidak menjawab pertanyaan Nadine, dia hanya terdiam.
"Julia, kalau kamu memang mencintai Ben, aku minta maaf karena sudah merebut Ben darimu," kata Nadine kemudian melihat Julia hanya terdiam terpaku.
"Nadine, selama ini aku memang cinta dengan Ben. Tapi Ben hanya menganggap aku sahabatnya dan kurasa dia tidak tahu perasaanku ini. Kamu sama sekali tidak merebut Ben dari aku karena Ben hanya cinta kamu. Aku akan melupakan cintaku pada Ben. Percayalah," kata Julia.
Namun tiba-tiba ada seseorang yang datang mengagetkan Julia dan Nadine.
"Benarkah itu Julia?" tanya Ben sangat terkejut mendengar pengakuan Julia.
Julia dan Ben saling bertatapan. Dunia seperti berhenti. Hanya ada Julia dan Ben di sana saling bertatapan tak tahu harus mengatakan apa.
-
-
-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Mbok Wami
kenapa musti ketaun sih thor jadi w baca,a malu atuh
2020-12-01
2
αƳƳ℧࿐
ben muncul tiba2 jdi tau isi hati julia
2020-11-18
1
Pentol2 🤗
Yah ketahuan isi hati lu Jul
2020-09-25
1