Terlanjur Menikah

Terlanjur Menikah

Prolog

Siang hari yang terik ...

"Cissss!!!" teriak Julia dan teman-temannya saat berfoto bersama.

Julia sibuk berfoto bersama teman ataupun guru-gurunya.

Setelah puas berfoto, Julia nampak menengok ke kanan dan ke kiri. Pandangannya menyapu segala arah di ruang aula sekolah ini. Ya ... Julia mencari keberadaan Ben, sahabat yang selalu menemaninya semenjak masa remaja.

Julia keluar aula saat tidak menemukan seseorang yang dicarinya. Lalu Julia melihat sosok Ben yang sedang duduk sendiri di taman sekolah.

"Ben ... Ben!" teriak Julia memanggilnya sahabatnya itu.

Ben melambaikan tangan saat melihat Julia menghampirinya.

"Ternyata kamu disini. Dari tadi aku mencari kamu kemana-mana," Julia ikut duduk di samping Ben.

"Aku mencari udara segar. Di dalam aula terasa panas. Lagipula acaranya juga sudah selesai," kata Ben sambil membuka jas almamater sekolah.

"Ben ... Habis ini kita mau ke mana?" tanya Julia sembari mengusap peluh yang bercucuran di keningnya.

Yah siang itu, Julia dan Ben sedang duduk di taman sekolah. Acara wisuda SMA sudah usai.

Julia melihat teman-teman yang lain sibuk berfoto di segala sudut sekolah. Seolah enggan melewatkan momen selama bersekolah di SMA ini. Tiga tahun telah mereka lewati. Banyak cerita yang dapat mereka uraikan, baik itu menyenangkan ataupun cerita sedih.

"Aku mau langsung pulang aja. Capek," kata Ben malas.

"Oh ya sudah kalau begitu. Aku juga mau pulang. Eh ... tapi tadi si Irfan mengajakku makan bersama dengan yang lain. Kamu mau ikut?" ajak Julia sambil memandangi Ben yang terlihat tak bersemangat.

Julia melihat Ben dengan seksama. Dia menyadari ada sesuatu dengan sahabatnya ini. Karena tidak biasanya Ben terlihat tak bersemangat seperti ini. Tapi jika Julia memaksa Ben untuk bercerita sekarang pasti Ben akan tetap bungkam. Lebih baik nanti sore, Julia akan datang ke rumah Ben saja karena biasanya saat itulah akhirnya Ben akan bercerita dengan sendirinya.

"Ben! Ikut nggak? Aku sudah ditunggu Irfan nih," Julia masih mencoba mengajak Ben agar mau ikut dengannya.

"Kamu pergi saja sendiri. Aku mau langsung pulang," kata Ben sambil berdiri dan berjalan pergi tanpa memperdulikan Julia yang ada di sana.

Ih! Dasar Ben! Kalau moodnya lagi buruk pasti aku yang kena sasaran. Awas aja nanti! Julia hanya bisa mengutuki Ben dalam hati.

Julia melangkahkan kakinya keluar gerbang sekolah. Dia sudah berjanji pada Irfan dan teman-teman sekelasnya untuk makan siang bersama. Mereka ingin merayakan kelulusan SMA ini dengan bergembira bersama.

Julia melihat Irfan melambaikan tangannya.

"Julia! Sini!" teriak Irfan.

"Irfan, yang lain pada kemana?" tanya Julia saat melihat halaman sekolah yang kelihatan sudah lengang.

"Teman-teman lain sebagian besar sudah berangkat. Aku cuma nunggu kamu nih. Yuk berangkat," ajak Irfan sambil menyerahkan helm pada Julia.

Julia memakai helm dan naik ke motor Irfan. Irfan mengendarai motornya dengan cepat menuju tempat makan yang sudah disepakati teman-teman sekelasnya.

Tak berapa lama, sampailah Julia dan Irfan di tempat yang dimaksud.

Julia turun dari motor, melepas helmnya dan menyerahkannya pada Irfan. Julia mengajak Irfan untuk langsung masuk ke dalam resto.

Teman-teman sekelas Julia sudah asyik mengobrol dan menyantap hidangan yang sudah dipesan. Memang siang ini sangat istimewa bagi mereka semua.

Julia pun mengajak Irfan untuk langsung ikut makan, karena memang perutnya sudah kelaparan sedari tadi.

Selesai makan, Julia dan teman-temannya berfoto bersama dan asyik mengobrol.

"Jul ... kamu mau melanjutkan kuliah dimana?" tanya Irfan saat mereka duduk berdua di sudut resto sambil memandangi teman-temannya yang lain.

"Aku kuliah di universitas swasta di kota ini juga. Kemarin daftar di universitas negeri tapi nggak lolos. Hehe," kata Julia cengar-cengir.

"Yah ... sedih dong aku."

"Kamu kuliah di universitas negeri ya Irfan?"

"Iya. Tapi sekarang ingin pindah saja biar bisa kuliah bareng kamu," kata Irfan.

"Ah bercanda aja kamu nih. Harusnya kamu itu bersyukur bisa diterima di universitas negeri. Jangan kayak aku," balas Julia.

"Iya sih. Tapi kita tetap bisa berteman kan Julia," harap Irfan.

Sebenarnya Irfan sangat ingin terus bisa bersekolah bersama Julia. Sedari masuk SMA, Irfan sudah tertarik pada Julia. Dan semakin hari Irfan semakin suka bersama Julia dan akhirnya Irfan pun menyadari jika dia jatuh cinta pada Julia.

Tapi Irfan berpikir berkali-kali sebelum mengutarakan isi hatinya. Semua itu dikarenakan ada Ben, cowok yang selalu menemani dan ada di samping Julia di mana pun berada.

"Pastilah ... walaupun kita tidak satu universitas, tapi kan kita bisa selalu berteman," kata Julia.

"Ehm ... Ben kuliah dimana?" tanya Irfan kemudian.

"Sama kayak aku. Ben juga mengambil jurusan Ekonomi dan Bisnis, sama kayak aku juga."

"Oh ...," hanya itu yang dikatakan Irfan. Dalam hati Irfan merasa sedih karena akan semakin jauh dia punya kesempatan selalu bersama Julia.

"Irfan, aku pulang dulu aja ya. Acara juga sudah selesai. Kamu nggak perlu mengantarku pulang. Kamu nikmati waktu aja disini bersama yang lain," Julia membereskan tasnya dan berdiri hendak meninggalkan Irfan.

"Julia, kita datang bersama jadi pulang juga harus bersama. Yuk aku antarkan pulang," kata Irfan.

"Oke kalau kamu inginnya begitu," Julia tersenyum dan mengajak Irfan untuk berpamitan pada teman-temannya sekelas yang sebagian besar masih asyik mengobrol di sana.

Irfan mengendarai dengan kecepatan sedang. Dirinya ingin lebih lama berdua dengan Julia, karena jarang sekali ada kesempatan seperti ini. Julia selalu terlihat bersama Ben. Tapi siang ini Irfan sangat senang karena Ben tidak ikut acara ini karena di kelas 12 ini memang Julia dan Ben berbeda kelas.

Hampir setengah jam perjalanan menuju rumah Julia. Saat sudah sampai rumah, Julia langsung turun dari motor.

"Irfan, masuk dulu yuk," ajak Julia sambil melepas helmnya.

"Sudah sore nih, besok saja aku main kesini. Lagipula kamu juga sudah capek."

"Oke. Terima kasih ya Irfan. Ehm ... Kalau besok mau kesini jangan lupa telpon dulu supaya aku ada di rumah," kata Julia.

"Oke," Irfan pun langsung menstater motornya dan melanjutkan perjalanan untuk pulang ke rumahnya.

Julia cepat-cepat masuk ke dalam rumah. Papa Mamanya belum pulang dari kantor. Rumahnya memang selalu sepi karena Justin, kakak Julia sudah bekerja di luar kota. Julia hanya tinggal dengan Papa Mamanya.

Hari sudah sore saat Julia sampai rumah. Julia cepat-cepat mandi, rasa lelah tersiram sudah dengan segarnya air yang mengguyur tubuhnya.

Selesai mandi, Julia berganti pakaian dan keluar rumah untuk mengambil motor yang terparkir di garasi.

Sore ini Julia akan ke rumah Ben. Rasa penasaran menghantuinya sejak pulang acara wisuda tadi siang. Julia tahu jika Ben pasti memiliki masalah.

Julia memacu motornya dengan cepat. Tak lama kemudian sampailah ia di rumah Ben.

Belum juga mengetuk pintu, Ben sudah membuka pintu rumahnya dan keluar menghampiri Julia yang masih berdiri di halaman rumah Ben.

"Masuk yuk," tanpa basa-basi Ben langsung mengajak Julia karena memang Julia dan Ben telah bersahabat sejak SMP, kira-kira sudah sekitar 6 tahun.

"Ben, kamu dari tadi kok terlihat murung. Memangnya kenapa lagi?" tanya Julia saat keduanya sudah duduk di teras belakang rumah Ben.

"Memangnya kelihatan ya?" Ben balik bertanya.

"Ya iya lah ... Muka kamu tuh udah kayak kain pel yang nggak dicuci setahun. Kucel banget!"

Ben masih terdiam lama.

"Ben ... Ben! Ada apa sih sebenarnya?" Julia bertanya penasaran.

-

-

-

Terpopuler

Comments

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Next

2021-08-25

1

🌻Ruby Kejora

🌻Ruby Kejora

like meluncur dsni

2021-02-20

1

Santi Susan

Santi Susan

kayaknya bagus nich😊

2021-01-06

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Jatuh Cinta
3 Kecewa
4 Pacar Baru
5 Berpesta
6 Maafkan Aku
7 Beri aku waktu
8 Tak Karuan
9 Aku Selalu Di Sini
10 Posesif
11 Aku Melepasmu
12 Kita Menikah
13 Ijinkan Kami
14 Isi Hati
15 Pernikahan Impian
16 Bulan Madu Part 1
17 Bulan Madu Part 2
18 Seorang Anak?
19 Perayaan Istimewa
20 Kepingan Masa Lalu
21 Salah Sangka?
22 Menunggumu
23 Sangat Mencintainya
24 Perjanjian Pernikahan
25 Perpisahan
26 Undangan Pernikahan
27 Harus Bahagia
28 Kecewa
29 Menanti Kabar
30 Aku Melarangnya
31 Aku Mencintaimu
32 Akan Kucoba
33 Semoga Saja
34 Pernikahan Kedua
35 Real Honeymoon
36 Jangan Salah Sangka
37 Perjanjian Kita
38 Tidak Akan Berubah
39 Ada Syaratnya
40 Sehari Bersamaku
41 Aku Janji
42 Karena Bersamamu
43 Cantik Sekali
44 Harus Bagaimana
45 Siapa Dia?
46 Tenangkan Dirimu
47 Kenangan Indah
48 Jalankan Sesuai Rencana
49 Kebetulan?
50 Keinginan Karel
51 Buka Matamu
52 Sayangku Julia
53 Tunggu Aku
54 Pengumuman + visual
55 Aku Lebih Berhak
56 Ingin Bersamamu
57 Ibu Asuh
58 Aku Sedang Sibuk
59 Tidak Aman
60 Sepakat
61 Cinta Yang Sudah Lewat
62 Bayi Laki-laki
63 Bayi Arkana
64 Mengunjungi Karel
65 Kecemburuan
66 Sedikit Bodoh
67 Hari yang buruk
68 Salah Tingkah
69 Jawaban Dari Hati
70 Terserah Kamu
71 Dia Milikku
72 Aku Telah Kalah
73 Kebimbangan
74 Aku Ikhlas
75 Tidak Mudah
76 Penyelamatan
77 Satu Paket
78 Batu Sandungan
79 Sampai Jumpa Lagi
80 Hadiah Ulang Tahun
81 Menyongsong Kebahagiaan
82 Pengumuman
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Prolog
2
Jatuh Cinta
3
Kecewa
4
Pacar Baru
5
Berpesta
6
Maafkan Aku
7
Beri aku waktu
8
Tak Karuan
9
Aku Selalu Di Sini
10
Posesif
11
Aku Melepasmu
12
Kita Menikah
13
Ijinkan Kami
14
Isi Hati
15
Pernikahan Impian
16
Bulan Madu Part 1
17
Bulan Madu Part 2
18
Seorang Anak?
19
Perayaan Istimewa
20
Kepingan Masa Lalu
21
Salah Sangka?
22
Menunggumu
23
Sangat Mencintainya
24
Perjanjian Pernikahan
25
Perpisahan
26
Undangan Pernikahan
27
Harus Bahagia
28
Kecewa
29
Menanti Kabar
30
Aku Melarangnya
31
Aku Mencintaimu
32
Akan Kucoba
33
Semoga Saja
34
Pernikahan Kedua
35
Real Honeymoon
36
Jangan Salah Sangka
37
Perjanjian Kita
38
Tidak Akan Berubah
39
Ada Syaratnya
40
Sehari Bersamaku
41
Aku Janji
42
Karena Bersamamu
43
Cantik Sekali
44
Harus Bagaimana
45
Siapa Dia?
46
Tenangkan Dirimu
47
Kenangan Indah
48
Jalankan Sesuai Rencana
49
Kebetulan?
50
Keinginan Karel
51
Buka Matamu
52
Sayangku Julia
53
Tunggu Aku
54
Pengumuman + visual
55
Aku Lebih Berhak
56
Ingin Bersamamu
57
Ibu Asuh
58
Aku Sedang Sibuk
59
Tidak Aman
60
Sepakat
61
Cinta Yang Sudah Lewat
62
Bayi Laki-laki
63
Bayi Arkana
64
Mengunjungi Karel
65
Kecemburuan
66
Sedikit Bodoh
67
Hari yang buruk
68
Salah Tingkah
69
Jawaban Dari Hati
70
Terserah Kamu
71
Dia Milikku
72
Aku Telah Kalah
73
Kebimbangan
74
Aku Ikhlas
75
Tidak Mudah
76
Penyelamatan
77
Satu Paket
78
Batu Sandungan
79
Sampai Jumpa Lagi
80
Hadiah Ulang Tahun
81
Menyongsong Kebahagiaan
82
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!