...Gue suka alam karna keindahannya,namun dengan mudah gue berpaling dari keindahan itu karna memilih senyum Lo yg jauh lebih indah....
...-Kenzie Naradipta Onkar-...
Faiz dan David telah sampai di rumah Anza sedangkan Alya ia sudah dari tadi dirumah anza sebab ia tinggal bersama anza untuk beberapa hari.
"Assalamualaikum tuan putri" Faiz mengetuk pintu depan anza.
"Walaikumsalam.lama banget Lo pada." Alya mempersilahkan Faiz dan David masuk.kemana anza? ia masih dikamar belum selesai shalat isya.
" Shalat dulu lya,makanya kita lama datangnya" David mendudukkan bokongnya di sofa panjang.
"Anza mana?" Faiz menyelusuri rumah anza.
"Belum selesai shalat" Alya memainkan handphone nya
"Lo gak sholat nek lampir?" David mengerutkan dahinya.
"Lagi dapet."
"Uda dari tadi" pandangan mereka teralihkan mendengar suara anza.
" Nggak barusan aja kok" anza mengangguk.
"Mau makan dulu atau langsung nugas?" David dan Faiz saling menatap " makan dulu dong" ucap mereka kompak.
Alya memutar mata malas melihat tingkah dua makhluk didepannya.
Faiz menatap takjub makanan di hadapannya, apakah semua ini anza yg masak? batin nya menatap kagum dengan masakan anza yg banyak.
"Silahkan dimakan,maaf ya kalau gak enak" anza menatap kedua temannya sambil tertawa renyah.
"Ini Lo yg masak sendiri za" Faiz mengambil satu potong ayam,sayur,tempe goreng, dan udang sambel.
"Gak.Dibantu juga sama Alya" ucap anza.
Alya membulatkan matanya menatap David yg tambah-tambah.
"Lo kayak gak pernah makan aja vid"
David melirik Alya "masakan anza enak ly,bikin candu banget" David menyuapkan nasi kemulutnya.
"Masakan gue juga keles" Alya memutar Mata malas.
Selesai makan mereka berempat mulai mengerjakan tugas kelompok dengan yg dipandu oleh anza tentunya sebagai ketua kelompok.
Jarum jam terus berjalan sampai tidak menyadarkan keempat remaja itu bahwa jam sudah menunjukkan pukul 10:24.
"Alhamdulillah akhirnya selesai juga" ucap Faiz merenggangkan ototnya yg pegel.
"Udah jam tengah sebelas aja,yuk pulang iz" ucap David memasukkan buku bukunya kedalam tas.
"Bentar lagi Napa vid,masih cape gue" David menarik nafas pasrah.
"Uda malam tolol gak baik di rumah cewe" Alya melempar Faiz dengan snack yg ada ditangannya.
" Anza aja gak keberatan kok" Faiz melirik anza
"Iya gak papa,tapi kita keluar aja gak sih biar ngerasain udara malam" Faiz dan yg lainnya mengangguk setuju.
"Huh.sejuk banget ya" anza menutup matanya menikmati Udara dingin yg menerpa wajah cantiknya.
Ributnya suara motor mengalihkan pandangan mereka berempat. Motor tersebut berhenti tepat di depan rumah anza,jangan salah sangka dulu depan rumah anza ada rumah lagi.
Alya membulatkan matanya " Rezi" gumamnya yg dapat didengar oleh anza.
Anza mengerutkan dahinya heran. " Lo kok gak pernah kasi tahu gue za rumah Rezi depanan sama rumah Lo" Alya melirik anza.
"Gue juga baru tahu" Alya menyunggingkan senyumnya,anza,Faiz,dan David melihat itu kompak memutar mata malas.
"Lebay banget Lo nek lampir" ucap David sambil menyeruput kopi hangatnya.
"BIASA AJA KALI LYA NATAPNYA,SAMPAI BIJI MATA LO ITU MAU KELUAR" ucap Faiz pas di telinga Alya.
Keempat pria yg menjadi sorotan mereka pun menatap heran keempat remaja yg sedang bersantai diteras rumah.
"Sejak kapan rumah Lo berhadapan sama kawan sekolah Al." ucap Alex bingung sebab Alex dan farraz selalu main kerumah alfarezi namun gak pernah sekali pun mereka bertemu kawan sekolah.
"Gue juga baru tahu" ucap alfarezi bingung.
Anza tertawa renyah melihat Alya dan Faiz kejar kejaran seperti film India.Alya yg berhasil menangkap Faiz langsung melayangkan pukulan yg amat pedih membuat Faiz meringis kesakitan.
"Hahaha.uda ay kasian si Faiz" ucap anza sambil ketawa.
Kenzie terfokus pada wajah anza yg sedang tertawa renyah,suaranya sangat lembut dipendengaran Kenzie,bibirnya berkedut menahan senyuman yg hampir terbit.
"Tatap tross" ucap farraz menyenggol lengan Kenzie.
Kenzie menatap tajam farraz.
"Yok samperin" alfarezi jalan terlebih dahulu.
"Assalamualaikum"sapa alfarezi yg mengalihkan perhatian anza.
"Walaikumsalam"ucap mereka berempat kompak.
"Ini rumah Lo ay" tanyak alfarezi pada Alya.
Jangan ditanya lagi jantung Alya sudah berdisko sejak tadi,ditambah alfarezi manggil dia dengan sebutan ay sebelumnya tidak ada yg panggil namanya dengan sebutan ay kecuali anza.
"Eh-nggak ini rumah anza" ucap Alya gerogi walau pun bukan ini pertama kali nya ia mengobrol sama alfarezi.
" Oooo.gue baru tahu za kita tetangga-an,Lo jarang keluar ya?" ucap alfarezi melirik anza.
" HM" farraz mengalihkan topik mendengar jawaban anza.
"Lo berdua ngapain di rumah cewe" farraz menatap curiga Faiz dan David.
"Biasa kerja kelompok" ucap David.
"Kerja kelompok atau kelompok" ucap Alex memicingkan matanya.
"Idih Lo kira kita berdua ngapain?,jorok banget otak Lo" sarkas Faiz.
David berdiri dari duduknya "za,ly kita berdua balik ya" pamit nya yg diikuti oleh Faiz.
"Assalamualaikum tuan putri" Faiz tersenyum manis ke anza
"Walaikumsalam,hati-hati" ucap anza yg diangguki David dan Faiz.
Melihat David dan Faiz telah pergi anza mengajak Alya masuk kerumah.
"Ay yok masuk dingin disini", alasan anza
Keempat pria itu saling menatap"kalau gitu kita juga pamit za,ay " ucap Alex yg diangguki anza dan Alya.
...••••...
Kenzie dan sahabatnya sudah berada didalam kamar alfarezi mereka ingin menghabiskan waktu malming mereka dengan bermain PS.
"Sumpah gue baru tahu si anza tetangga gue" ucap alfarezi sambil meletakkan Snack yg baru saja ia bawa dari dapur.
"Aneh banget Lo Al tetangga sendiri masa gak kenal" farraz membuka satu Snack lays.
"Mungkin dia nya aja yg gak pernah keluar rumah" sambung Felix
"Lo gak pernah liat dia berangkat sekolah?" Tanya Kenzie penasaran,sebab rumah anza dan alfarezi depan-depanan masa iya alfarezi gak pernah liat anza berangkat sekolah.
"Gak,cuma kalau setiap pagi gue dengar ada yg manasi motor sekitar jam 06:10 gitu,gue kan masih tidur disitu heheh" ucap alfarezi sambil cengengesan.
Kenzie memutar mata malas.
"Lo kenal anza dari mana zie" ucap farraz yg masih fokus dengan PS nya
"Hmm,waktu gue baru sampai di indo" alfarezi menghembuskan nafas kasarnya "gue tahu Lo jumpanya di indo,tapi maksud farraz itu Lo kenal dimana,disosmed atau jumpa dijalan atau apa" jelas alfarezi emosi dengan sahabatnya yg tampan itu.
"Hehe.sebenarnya baba sih yg jumpa anza Luan,waktu itu posisinya gue lagi ajak baba jalan-jalan sore di taman dekat komplek rumah gue,trus waktu gue lagi sibuk maen hp baba hilang gitu aja, tiba-tiba gue dengar ada cewe teriak ternyata itu sianza yg takut sama baba" jelas Kenzie panjang lebar.
Alfarezi,farraz dan Felix membulatkan mulut mereka.
"Jadi itu awalnya Lo suka sama anza?" Tebak Felix
"Gue gak suka!" Tegas Kenzie yg membuat ketiga sahabatnya ingin menonjok wajah tampan Kenzie.
Jam sudah menunjukkan pukul 00:05 namun mata anza tidak kunjung tertutup,sedangkan Alya sudah terlelap sedari tadi.
Anza melirik Alya yg tidur disampingnya"nyenyak banget tidurnya" gumam anza.
Anza bangkit dari posisinya,kakinya melangkah menuju meja belajar yg tidak jauh dari tempat tidur.
Anza membuka sedikit horden jendelanya,matanya menatap langit yg gelap namun diterangi dengan bintang dan bulan.
" Kamu Uda tidur gak pelangi?" Gumam anza matanya tak berpaling dari keindahan langit malam.
"Kamu tahu gak sih,kalau diizini aku bisa ngobrol sama kamu,aku pengen banget cerita banyak sama kamu,mau dari hal random,sedih,ataupun bahagia."anza mengulas senyum tipis.
"Gak kerasa Uda 3 tahun kita gak ketemu,apa kamu Uda punya pacar ya disana?" Tanpa anza sadari Kenzie menatap dirinya dari jendela kamar alfarezi.
"Kalau kamu Uda punya pacar juga gak papa sih, tapi aku pasti sedih banget,kalau perempuan itu bisa buat kamu bahagia aku ikhlas kok kamu sama dia,asalkan kamu bahagia." Anza menatap sendu langit.
Anza menutup kembali horden yg sempat ia buka,dan membaringkan tubuhnya di kasur empuk.
"Lo lagi ada masalah ya?" Batin Kenzie yg menyadari wajah anza yg murung.
"Lo lagi liat apaan?" Alfarezi menepuk pundak Kenzie agar sadar dari lamunannya,sebab dari tadi ia panggil namun tidak ada sautan.
"Gak" Kenzie kembali berbaring di sofa panjang kamar alfarezi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments