5 | Bertemu

...•∆∆∆∆•...

.......

.......

.......

Membuka matanya, Nala menguap lalu melihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Cukup siang juga hari ini dia bangun. Nala menggaruk perutnya sebelum beranjak dari kasur. Kalau saja badannya tidak lengket, sudah pasti Nala tidak akan mandi. Tapi dia tidak nyaman membuatnya segera pergi ke kamar mandi.

Keluar dari kamar, Nala mendapati keadaan rumah yang sepi. Kemana Sana pergi pagi-pagi seperti ini. Gadis itu berjalan menuju dapur lalu di pintu kulkas dia menemukan sebuah note yang sepertinya dari Sana.

Nal gue pamit kerja dulu pulangnya lima hari lagi gue gak pulang untuk makan gue udah siapin di kulkas.

Setelah membaca catatan singkat itu Nala membuangnya ke tong sampah yang berada dipinggir kulkas. Nala percaya jika Sana bisa menjaga dirinya sendiri sekalipun dia tidak tahu apa pekerjaan sang kakak.

Membuka kulkas, Nala mengambil susu kotak rasa coklat karena dia belum berniat untuk makan. Nala meminum susu seraya memainkan ponselnya di meja makan.

Karena merasa bosan Nala memutuskan untuk pergi keluar. Kaus Oversize dan juga ripped jeans menjadi pilihannya. Topi hitam dan juga tas selempang berwarna senada tersampir di bahunya.

Nala keluar dari rumah dengan berjalan kaki dia sengaja tidak membawa motor karena malas mengendarainya hingga memutuskan untuk naik angkot.

Tiba ditempat tujuannya Nala segera berjalan menuju tempat dimana anak-anak biasanya berkumpul pada jam sekarang.

"KAK NALA." Benar saja belum juga Nala sampai teriakan itu sudah terdengar.

"HAI." Balas Nala dengan berteriak sama hebohnya dengan anak-anak. Dia bahkan melambaikan kedua tangannya

"Kakak kok udah lama ngga datang sih." Keluhan itu terdengar ketika Nala mendudukkan dirinya diantara anak-anak.

"Maaf kakak sibuk, jadi baru bisa datang sekarang." Jelas Nala seraya memandang wajah anak itu lalu menarik tangannya untuk duduk di sampingnya.

"Kirain kak Nala udah lupa sama kita." Seorang anak laki-laki dengan pipi bulat itu memandang Nala dengan tatapan polosnya.

"Mana mungkin kakak lupa sama kalian." Nala mencubit pipi anak itu karena gemas.

"Kak Nala." Seorang anak perempuan yang bisa di bilang paling dekat dengannya berjalan menghampiri Nala.

"Ada apa Tia?" Nala menarik tangannya kemudian mendudukkan anak tersebut di pangkuannya.

"Euumm ihh Bento kakak-kakak tampan waktu kesini hari kapan sih aku lupa ini." Septia malah bertanya pada Bento, anak laki-laki berpipi bulat yang berada di samping Nala.

"Hari senin Septia." jawab Bento dengan sabar.

"Nah iya hari senin kak Nala tau ngga ada kakak-kakak tampan yang dateng kesini sambil ngasih kita makanan loh kak." Jelas Septia dengan antusiasnya membuat Nala mengerutkan keningnya bingung.

"Oh ya?"

"Heeum aku juga udah kenalan sama mereka ada kak Pin, kak Babas, kak Ken sama kak Al. Terus ya kak Pin ngasih aku uang buat mamah beli obat kak." Septia berkata dengan menggebu-gebu tanpa menghilangkan rasa antusiasnya untuk bercerita pada Nala.

"Mamah sakit lagi?" Tanya Nala khawatir ketika mendengar ibu dari Septia sakit lagi.

Septia menggelengkan kepalanya, "Sekarang udah sembuh kok."

"Syukurlah kalau begitu." Nala lega mendengarnya. Nala memang kenal dengan ibunya Septia karena beberapa kali mengantarkan anak itu kerumahnya hingga dia tahu jika ibu Septia sering sakit-sakitan.

"Kakak ayo kita belajar lagi." Celetukan itu terdengar membuat Nala tersadar akan tujuannya datang kesini.

"Tia kamu duduk lagi ya sama yang lainnya."

"Oke kak." Septia beranjak dari pangkuan Nala untuk bergabung dengan teman-temannya.

Beberapa jam Nala habiskan untuk mengajarkan anak-anak yang kurang beruntung dalam pendidikan karena kondisi yang memaksa mereka tidak bisa mengenyam pendidikan formal untuk belajar. Jadi setiap ada kesempatan seperti ini Nala manfaatkan untuk mengajar anak-anak. Meskipun hanya dengan peralatan seadanya.

"Nah untuk hari ini kakak cukupkan sekian untuk belajarnya." Tutup Nala mengakhiri sesi belajarnya untuk hari ini.

"BAIK KAK." Jawab anak-anak serempak.

Tanpa sadar seseorang memperhatikan mereka dari mulai Nala datang hingga saat ini dengan mata tajamnya.

.

.

.

"Jadi lo yang namanya Nala?" Suara seorang laki-laki terdengar dari belakang Nala membuatnya terkejut bukan main. Membalikkan badannya, Nala melihat seorang laki-laki yang tidak pernah dia lihat sebelumnya.

Tubuhnya cukup tinggi, Nala hanya se-lehernya. Aroma maskulin langsung tercium di hidungnya. Jaket hitam yang dikenakannya membuat laki-laki itu terlihat misterius membuatnya siaga.

"Maaf?" Nala merasa tidak punya urusan dengan orang yang ada di depannya.

"Lo Nala?" Laki-laki itu malah bertanya lagi membuat kening Nala mengernyit.

Orang aneh dari mana ini.

"Siapa lo?" Bukannya menjawab Nala malah bertanya balik dengan waspada, siapa tahu laki-laki itu berniat jahat padanya.

"Yvaine itu nama gue."

"Hah?" Nala dibuat melongo setelah mendengar laki-laki itu.

"Gue pengen kenal sama lo." Lagi, Nala dibuat terpaku dibuatnya. Laki-laki itu berkata dengan wajah datarnya yang tentu membuatnya kebingungan. Situasi macam apa yang sedang dia alami.

"Lo kenal gue dari sia-"

"KAK PIN." Teriakan Septia terdengar memotong ucapan Nala yang memang masih berada di sekitaran taman.

Keduanya melihat Septia berlarian menuju kearahnya.

"Hai Tia apa kabar?" Yvaine jongkok menyamakan tingginya dengan Septia lalu mengelus kepala anak itu ketika sudah berada di depannya. Sedangkan Nala lagi-lagi terlihat bingung karena keduanya terlihat akrab.

"Aku baik, teman kakak yang lainnya mana kok ngga ada." Septia melihat ke belakang Yvaine untuk mencari yang di maksud.

"Kakak-kakak yang lain lagi ada keperluan jadi ngga bisa datang." Jelas Yvaine seraya tersenyum hangat. Berbeda sekali ketika berbicara padanya.

"Oh begitu." Septia menganggukkan kepalanya dengan bibir yang dimajukan membuatnya terlihat menggemaskan.

"Udah sore ini kamu belum pulang?" Tangan Yvaine terulur untuk merapihkan anak rambut Septia yang sedikit menutupi matanya membuat anak itu tersenyum memperlihatkan giginya yang ompong.

"Oh iya mamah kan nyuruh aku pulangnya cepetan." Septia menepuk keningnya dengan kencang membuat dua orang dewasa yang ada di depannya secara bersamaan menahan tangan anak itu. Nala melirik sampingnya yang ternyata laki-laki itu juga tengah menatapnya. Dengan cepat gadis itu menarik tangannya kembali.

"Ayo Tia kakak anterin." Ajak Nala dan Yvaine bersamaan sontak membuat keduanya bertatapan, Nala melayangkan tatapan tajamnya dan Yvaine hanya menaikkan sebelah alisnya.

"Em." Septia terlihat bingung. Menatap kedua orang dewasa didepannya secara bergantian.

"Sama kakak aja ayo." Ajak Nala dengan sedikit memaksa.

"Kita bertiga naik mobil kakak aja ayo." Putus Yvaine seraya menggendong Septia. Nala yang melihatnya tentu saja tidak terima.

"Gue ngga mau." Nala tidak beranjak sedikitpun dari posisinya.

"Siapa yang nanya." Ingin sekali Nala memukul wajah laki-laki yang bernama Yvaine itu. Nala mengalah dan akan pulang tapi tangannya ditahan lalu dirinya di tarik oleh Yvaine menuju mobilnya.

"Heh lepasin tangan gue." Nala meronta mencoba melepaskan cekalan Yvaine ditangannya yang begitu kuat. "Woy lo budek ya, jangan-jangan lo mau nyulik gue sama Tia kan ngaku lo." Tuduh Nala yang masih mencoba membebaskan tangannya.

"Diam."

Nala pun berhenti meronta setelah merasa percuma karena tangannya tidak bisa lepas. Entah kenapa tenaganya tidak ada apa-apanya dibanding laki-laki itu. Padahal biasanya dia tidak seperti ini. Kita lihat saja apakah laki-laki itu akan berbuat macam-macam atau tidak.

.............

.......

...^^^.^^^...

...•∆∆∆∆•...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!