Ch. 2 - Kamu?!

Jam dinding terus berdetak sekian detik hingga berubah menjadi menit, lalu berubah kembali menjadi hitungan jam. Keadaan kelas ini begitu sangat hening. Semuanya sama-sama berkonsentrasi mengerjakan soal matematika yang dirasa sangat menguras otak dan energi. Tapi tidak untuk satu gadis ini. Sudah sejak 15 menit yang lalu, kertas jawabannya telah terisi dengan penuh dan dengan jawaban-jawaban yang ia yakini sudah benar adanya.

“Ada yang sudah selesai mengerjakan soal?” Tanya sang Guru pengawas sembari menatap pada seluruh siswa maupun siswi dikelas tersebut. Begitu Guru tersebut langsung melihat Indira yang sedang asik tertidur sembari memakai sebuah earphone di telinganya, tak ada lagi kesabaran dihati sang Guru. Hanya bisa menggelengkan kepalanya menatap gadis yang satu ini.

Beberapa detik berlalu dan tidak ada yang menjawab pertanyaan dari Guru tersebut. Mereka semua berkonsentrasi kembali mengerjakan soal ujian tanpa mau menjawab dan mengulur waktu lagi. Hingga beberapa saat lamanya, waktu yang tersisa hanya tinggal satu jam lagi. Tak ayal membuat banyaknya anak-anak yang terlihat berwajah frustasi karena soal-soal tersebut.

“Time-Up. Segera kumpulkan pekerjaan kalian!” Terasa telinga gadis yang tengah tertidur itu benar-benar tajam. Saat sang Guru berkata seperi itu, Indira langsung bangun, kemudian beranjak sembari melepaskan earphonenya. Gadis itu mengambil kertas ujiannya lalu mengumpulkannya dihadapan sang Guru. Semua anak hanya bisa menganga menatap gadis cantik tersebut.

“Apa kamu yakin jika jawabanmu sudah benar semua, Indira?” Tanya sang Guru yang sepertinya sangat meremehkan Indira. Mengingat, gadis itu sempat tertidur disaat jam pelajaran masih berlangsung membuat Guru baru tersebut sangat menganggap remeh otak dari gadis yang sebut Iblis oleh Chris.

Gadis ini menaruh lembar jawabnya sembari tersenyum sinis.

“Bahkan jika ditanya lebih pintar dan cerdik mana diantara saya dengan Anda, saya yakin jika anak-anak disini akan menunjuk saya dengan cepat.”

Ucapan Indira benar-benar sangat tajam, pun dengan sorot matanya. Guru yang terlihat sedikit cantik tersebut sepertinya baru pertama kali bertemu dengan Indira. Ia menelan salivanya dengan sangat dalam saat menatap tatapan tajam yang diberikan oleh Indira kepadanya. Hingga diam-diam semua anak seisi kelas begitu mencemooh sang Guru tersebut karena mencoba mencari masalah dengan “GADIS IBLIS“ yang satu ini.

“Semoga harimu menyenangkan, Miss Alexa.“ Lanjut Indira dengan nada yang benar-benar mengintimidasi serta meremehkan. Sedang Guru tersebut hanya bisa mengepalkan tangannya. Indira pun segera melangkahkan kakinya keluar dengan senyum yang sangat puas.

“Cepat kumpulkan pekerjaan kalian, sekarang!” Teriak sang Guru dengan tiba-tiba. Ucapan yang dipenuhi dengan luapan emosi. Dan anak-anak kelas inilah yang menjadi sasaran atas ulah Indira beberapa saat yang lalu.

“Dasar Guru tolol! Apakah dia Guru baru di Sekolah ini?” Desis Indira sembari memakai kembali earphonenya kemudian melangkahkan kakinya menuju kantin Sekolah. Perutnya terasa lapar karena terkuras dengan ujian tadi. Walau sebenarnya dia tidak harus bersusah payah dalam mengerjakannya. Hitung-hitung saja sembari menunggu sahabatnya keluar dari kelas mereka.

****

Keisha kembali meneguk air minumnya untuk yang terakhir kalinya. Ia kemudian membuka mulutnya untuk memberi pertanyaan kepada gadis cantik dihadapannya ini.

“Berita viral dan langsung menyebar dengan cepat.” Indira melirik, mencoba mencerna apa yang diutarakan oleh sahabatnya tersebut.

Sesaat kemudian, gadis itu berkata... "Oh." Dengan raut wajah yang begitu datar.

Ia mengerti apa yang Keisha bicarakan. Pasti berita tentang Guru yang ia buat tercengang dikelasnya pagi tadi.

“Sepertinya kamu keterlaluan?" Ucap Keisha mencoba berbicara.

“Tidak ada yang boleh merendahkan Indira Iswara." Jawab sang gadis dengan cepat.

“Tapi dia seorang Guru."

“So?”

“Terserah kamu saja.” Serah Keisha yang tak mau lagi menasehati sahabatnya ini. Benar-benar tidak akan ada yang bisa masuk kedalam otaknya.

“Kamu tahu? Aku...”

“Iya! Aku tahu dan sangat tahu Indira! Kamu paling tidak suka dianggap remeh. Benar?"

“Bingo!" Indira mengangkat jari jempolnya lalu tersenyum puas dengan jawaban Keisha. Sahabatnya ini hanya bisa mendengus dengan kesal.

“Jangan merajuk. Itu sudah bukan urusan kita lagi. Mau jalan-jalan?" Mendengar ajakan Indira membuat semburat senyum langsung terlihat di wajah gadis chubby ini. Ia sangat senang akhirnya Indira mau menemaninya untuk pergi jalan-jalan. Setelah sekian bulan berlalu Indira selalu menolak ajakannya.

“I do! I do!" Ucap Keisha dengan riang. Membuat Indira berdecak kesal memandangnya.

"Cepat juga berubah moodnya.“ Sindir Indira menatap sang sahabat.. Namun tentu saja tak dihiraukan oleh Keisha. Ia lantas menarik tangan Indira untuk segera menuju ke mobilnya. Toh, mereka sudah pulang Sekolah sejak satu jam yang lalu.

*****

Sejak perjalanan, Indira hanya menatap keluar jendela. Ia selalu suka diam-diam membayangkan sesuatu yang entah apa. Mungkin hanya dirinya dan Tuhan yang tau.

Inilah dirinya, yang tidak terlalu banyak bicara namun jika satu kata yang sudah ia keluarkan, berarti kata itu mengandung banyak makna dan juga rasa yang menyakitkan bagi siapapun yang mendengarnya. Oleh sebab itu, banyak orang mengatakan bahwa Indira adalah “GADIS IBLIS".

Bagaimana julukan tersebut tidak pantas untuknya?

Dia akan tertawa terbahak-bahak bahkan saat melihat orang lain sengsara. Ia akan menghabisi langsung siapapun orang yang mencari masalah dengannya.

Bahkan orang yang merendahkannya seperti Guru baru di Sekolahnya pagi tadi. Tiada ampun untuk orang tersebut. Namun di balik sifat kejamnya, gadis ini ternyata mempunyai banyak cerita dan sifat lainnya yang tidak semua orang ketahui. Biarlah saja gadis ini yang memendamnya sampai ia akan menunjukkannya dengan kelapangan hati yang ia miliki.

“Ada apa? Melamun saja?” Ucap Keisha mencoba memecah keheningan anatara dirinya dengan sang sahabat. Indira sendiri hanya membalas dengan deheman tidak jelas.

“Kita mau pergi kemana? Kenapa diam saja?"

“Neraka bisa?” Jawab Indira yang berniat becanda. Namun terdengar begitu menakutkan oleh Keisha dan juga supir pribadi sang gadis.

“Fuck you!" Indira tertawa dengan renyah melihat wajah takut dari Keisha untuk beberapa saat.

“Aku mau beli permen karet. Stok sudah habis.” Ucap Indira yang baru saja teringat akan permen favoritnya.

“Astaga! Apakah didalam hidup seorang gadis cantik bernama Indira Iswara hanya ada tiga hal penting saja?” Tanya Keisha membuat kening Indira mengernyit heran.

“Apa saja?”

“Berkelahi. Permen karet. dan Earphone?" Jawab Keisha dengan menggebu-gebu mampu membuat Indira tertawa lebih keras dari sebelumnya.

“Dan itu benar." Pingkal Indira masih saja terus tertawa. Keisha diam-diam menatap gadis disebelahnya tersebut. Sudah lama ia tak melihat Indira tertawa begitu lepas seperti ini.

“Tapi sepertinya ada yang kurang satu?" Keisha menunggu Indira meneruskan kata-katanya

“Piano”!

“Astaga! Aku hampir melupakannya! Baiklah, maka sekarang akan menjadi empat hal terpenting dalam hidup gadis iblis yang satu ini." Tukas Keisha dengan helaan nafas jengah. Mereka kembali diam setelah puas tertawa. Tak ada yang membuka mulutnya kembali hingga beberapa saat lamanya.

'Sebenarnya, apa yang ada didalam otakmu itu Indira? Kenapa aku tidak bisa menjangkau semuanya. Apakah aku masih pantas disebut sebagai sahabat?' Batin Keisha mulai berbicara.

Bukankah benar? Sudah terhitung sejak empat tahun mereka bersahabat, dan dalam waktu yang lama tersebut tidak pernah sedikit pun Keisha mendengar keluhan dari Indira.

Bahkan gadis tersebut pun tak pernah bercerita apapun kepadanya, sama sekali. Malah sebaliknya, dirinyalah yang sering mencurahkan isi hatinya kepada Indira, apapun itu.

Meskipun sahabatnya tersebut pasti menanggapinya dengan kata-kata yang tidak enak, namun ia sangat senang memiliki sahabat seperti Indira. Gadis yang bisa menjadi pendengar yang baik. Bahkan dirinya merasa sangat beruntung karena bersahabat dengan orang langka seperti gadis disampingnya ini. Banyak anak-anak yang iri kepadanya. Dan Keisha begitu sangat bangga akan hal itu.

"Wajahku akan tetap cantik meski matamu terus menatapku sampai buta." Ucap Indira masih tetap menatap keluar jendela. Membuat Keisha langsung tersadar dari lamunannya.

“Fuck you!" Serah Keisha sembari menyenggol lengan Indira. Hingga akhirnya mereka berdua malah tertawa bersama.

*****

Sudah satu jam lebih dua gadis ini berputar-putar tidak jelas. Tidak tentu arah. Ditangan Indira sudah ada satu buat plastik permen karet yang baru saja ia beli. Sedangkan Keisha? Jangan ditanya lagi. Dia adalah ratunya dalam hal berbelanja disebuah pusat perbelanjaan terbesar di Negeri tersebut. Dan jangan salah, ditangannya kini sudah ada banyak barang-barang yang susah payah ia beli dan ia bawa.

“Keisha, sebentar!" Ucap Indira yang tiba-tiba berhenti melangkah. Matanya tiba-tiba terpaku pada saat menatap satu Toko yang menjual majalah tentang Piano.

“Ada apa?" Tanya Keisha sembari matanya mengikuti arah pandangan sang sahabat. Gadis itu kemudian mengangguk-angguk. Ia pun mengikuti langkah Indira yang sudah berlalu menuju toko tersebut.

“Permisi Miss. Apakah ada buku instrumen piano tahun 2000?" Tanya Indira kepada sang penjual. Sudah lama gadis itu mencari buku tersebut. Namun selalu nihil meski ia mencari di toko mana pun. Ia ingin membeli buku tersebut karena banyak lagu kenangan pada buku yang selalu tak pernah ia temukan tersebut. Ia pernah memilikinya. namun gadis itu dengan ceroboh menghilangkannya begitu saja.

“Sepertinya ada. Coba kamu cari di rak sebelah sana.” Ucap sang penjual tersenyum ramah, menunjuk rak yang berada dibarisan paling pojok. Indira tersenyum senang, ia pun tak perlu menunggu lama lagi untuk segera berlari ke arah rak yang dimaksud oleh penjual tersebut.

“Ini dia!" Pekik Indira sembari akan meraih buku tersebut.

Namun saat tangannya sudah menyentuh buku yang selalu ia idam-idamkan tersebut, ternyata ada tangan lain yang juga meraih buku tersebut. Indira langsung mengangkat wajahnya melihat tangan siapa yang dengan beraninya merebut buku yang sudah lebih dulu ia pegang.

“KAMU?!" Dua orang ini berteriak dengan tatapan terkejut dan juga tatapan tajam dalam waktu yang bersamaan.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Martin victoriano Nava villalba

Martin victoriano Nava villalba

📖Saya telah membaca banyak cerita sepanjang hidupku, dan ini salah satu yang paling berkesan.

2023-08-22

0

Shion Fujino

Shion Fujino

Gugah rasa

2023-08-22

0

Gió mùa hạ

Gió mùa hạ

Menyentuh hati.

2023-08-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!