Ganes, Calvin, Yohan, dan Antonio sedang duduk di markas Algaza sepulang sekolah. Nanti malam mereka akan balapan lagi di wilayah baru melawan Razor. Tapi keadaan sama sekali tidak baik karena sejak duduk di tempatnya, Ganes terus terdiam sambil melamun memainkan kertas-kertas yang di depannya tanpa sadar.
“Namanya Alika?.” Pertanyaan Calvin menyadarkan Ganes dari lamunannya.
“Apa?.”
“Anak baru di kelas lo namanya Alika?.”
“Iya.”
Yohan yang sedang memakan makanan ringan ikut mendekat kearah tempat duduk Calvin dan Ganes “Gue dengar dari anak-anak cewek katanya punya masalah di sekolah lama.” Mode rumpi Yohan di mulai, diantara Calvin yang dingin tapi care dan Antonio yang ambis tapi setia kawan, Yohan yang paling gila karena dia suka berteman dengan anak perempuan untuk bergosip.
“Masalah apa?.” Tanya Ganes dengan tatapan dingin, sejujurnya Ganes sudah mendengar tapi dia tidak percaya jika memang itu benar maka seharusnya Alika tidak bisa masuk ke sekolah ini dengan mudah.
“Dia bunuh temannya sendiri.”
“Ngaco lo han, mending lo kurang-kurangin nguping pembicaraan cewek-cewek.” Ucap Calvin, sama seperti Ganes, dia punya pemikiran yang realistis.
“Kalau emang Alika bunuh orang, seharusnya dia nggak ada di SMA Nusantara, tapi ada di lapas.” Ucap Antonio yang nimbrung pembicaraan karena merasa tidak nyaman kegiatan belajarnya di ganggu dengan rumor konyol.
“Gue percaya kalo Anton yang ngomong.” Jawab Yohan santai.
“Jangan kebanyakan dengerin rumor gajelas, otak lo bisa rusak.” Ucap Ganes pada Yohan.
“Tapi bos, kenapa lo sama anak baru tadi?.”
“Gue kena hukuman dari Pak Bara buat temenin Alika keliling sekolah, tapi kayaknya dia ga peduli juga gua kasih tau banyak.”
“Berharap apa lo sama anak kelas 12 yang mau lulus, gue kalo di posisi Alika juga ga butuh keliling, gue bakal belajar aja buat ujian.”
“Tapi dia tanya soal Algaza.”
“Orang biasa aja tau Algaza walaupun nggak tau SMA Nusantara.”
“Bener kata Calvin, emang Calvin pinter.”
“Gue bukan lo Han, jadi gue lebih pinter.”
“Ga boleh loh ngatain temen, ga baik.”
“Sejak kapan kita temenan.”
“Wah lo ngajak ribut ya.”
Ganes hanya menggelengkan kepalanya melihat Calvin dan Yohan yang selalu beda pendapat, laki-laki itu memilih keluar dari markas untuk merokok. Di Depan markas ada beberapa anak Algaza juga yang tengah membenarkan motor untuk balapan nanti malam.
Ganes menyalakan rokok dan menghisapnya sambil bermain game di ponsel, kegiatan yang selalu dia lakukan saat kosong. Dia bukan Antonio yang suka belajar, juga bukan Calvin yang suka bermain musik, atau Yohan yang melontarkan kalimat-kalimat lelucon nya. Ganes hanya lah orang yang tidak tau alasannya hidup apa, dia hanya ingin kebenaran tentang Galaksi terungkap, itu saja.
Malam ini adalah malam yang cukup panjang, motor-motor Algaza memasuki area balapan, jalan yang lebih aman dari sebelumnya. Di penuhi banyak anak Razor yang akan ikut balapan juga malam ini, lawan yang sebanding dengan Algaza.
Ganes melepaskan helm yang dipakainya kemudian melihat sekitar yang sudah sangat ramai, ada anak Algaza atau anak-anak geng motor lainnya yang berkumpul sesuai geng nya masing-masing. Di antara semua yang ada disini, yang sering bentrok adalah Algaza vs Razor. Bukan masalah besar tapi hanya berusaha mencari masalah agar bertengkar, kalau dibandingkan siapa yang lebih baik, sama saja keduanya, yang satu cari masalah yang satu meladeni permasalahan.
“Ganes!.” Suara perempuan memanggilnya membuat Ganes menoleh ke sumber suara, terlihat Rissa yang berlarian kecil menghampirinya.
Clarissa Mayadina atau semua memanggilnya dengan Rissa, salah satu anggota Algaza juga, Algaza memang geng motor tapi bukan berarti isinya hanya laki-laki saja, juga ada perempuan termasuk Rissa yang sudah bergabung dengan Algaza sejak awal. Dia termasuk angkatan lama di Algaza bersamaan dengan Ganes. Tapi Rissa hanya sekedar bisa mengendarai motor, dia lebih suka pakai mobil jika pergi kemana-mana karena takut kepanasan.
“Ris.” Sapaan singkat, jelas, dan padat. Ganes tau bagaimana Rissa menganggapnya, tapi sejauh ini Ganes tidak ingin ada hubungan apapun dengan wanita terutama Rissa, karena dia sama sekali bukan tipe Ganes.
“Lo turun malam ini?.”
“Kalo ga turun malah aneh kan. Gue kesana dulu.” Ganes meninggalkan Rissa yang baru saja mendatanginya, tapi bukan Clarissa namanya kalau tidak mengikuti Ganes kemanapun seperti ekor.
Ganes menyapa teman-temannya yang berkumpul di posisi sudut kiri jalan, paling ujung dan paling rame anggotanya. Tapi sekarang Razor juga lumayan rame, tidak seperti tahun lalu yang tidak banyak anggotanya, selain karena angkatan sebelumnya yang udah lulus dan belum ada anak baru yang masuk, sekarang terlihat banyak anak baru yang masuk geng motor tersebut.
“Hoi! Gue tunggu lo, kita 1 lawan 1.” Ucap Rayhan Wijaya, ketua Razor. Orang paling berkuasa dan menganggap dirinya Raja di Razor.
“Doa dulu biar nggak kalah.” Ucap Ganes menyindir, Rayhan bukan pengendara motor yang baik, dia hanya menang secara fisik saja jika sedang berantem makanya Razor suka mengajak ribut Algaza.
“Sumpah kalo inget itu gue ketawa lagi anjrit.” Yohan tertawa kecil mengingat kejadian Razor kalah dan merasa ada yang curang.
Balapan dimulai, suara hitungan dan bendera dikibarkan. Lokasi ini lumayan aman dari razia karena wilayahnya memang biasa digunakan untuk balapan liar, berbeda dengan jalan sebelumnya yang kadang ada patroli walaupun tidak selalu ada dan jarang ada.
“Semangat ya.” Ucap Rissa pada Ganes yang akan turun sebentar lagi melawan Rayhan.
Ganes hanya mengangguk kemudian membawa motornya menuju ke jalanan, garis start. Pertandingan antara ketua geng Razor dan Algaza adalah pertandingan yang paling ditunggu, banyak yang bertaruh atas kemenangan salah satunya, tentunya hal ini digunakan oleh Yohan untuk mengeluarkan uang dan mendapatkan uang.
3-2-1 bendera dikibarkan dan suara motor beradu di jalanan terdengar sangat keras. Jalanan panjang dan tikungan terus menemui motor Ganes dan Rayhan, sejauh ini Ganes memimpin di depan, sedangkan di belakangnya ada Rayhan yang terus berusaha menyalip. Tikungan terakhir sebelum finish, Rayhan berusaha menabrak motor Ganes, tapi bukan Ganesha namanya kalau dia kalah dalam balapan.
Suara teriakan para penonton di finish terdengar seru, motor Ganes lebih dulu melewati finish di susul motor Rayhan di belakangnya.
“Yes menang.” Yohan adalah orang yang paling antusias karena malam ini dia menang banyak karena kemenangan Ganes, tidak salah mendukung sahabatnya itu karena Ganes tidak akan mengecewakan Algaza.
Setelah pertandingan berakhir, terlihat Rayhan yang kesal kembali ke geng motornya. Mereka nampak membicarakan sesuatu hingga dengan tiba-tiba salah satu dari mereka memukul salah satu anggota Algaza. Keributan pun dimulai, hal yang selalu bisa Ganes tebak setelah mengalahkan Razor adalah bentrok, mereka seakan tidak mau kalah dan berusaha menang di bidang lain yaitu bertengkar.
“NGGAK USAH DI LADENIN! MUNDUR SEMUA!.” Teriak Ganes pada teman-temannya. Ganes langsung menghampiri Rissa yang ada di tengah kerumunan kemudian menariknya menjauh.
“Ganes?.”
“Mundur, ngapain lo disini. pergi sekarang!.” Teriak Ganes pada Rissa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments