Chapter 2. Typa Girl

Ganes baru saja bangun dari tidurnya saat suara alarm yang berkali-kali terdengar baru membangunkan tidur nyamannya, laki-laki itu turun dari ranjang sambil mematikan alarm yang ada di atas nakas kemudian mengambil ponselnya yang tergeletak di sebelah bantal. Jam yang sangat jelas menunjukkan pukul 8 pagi, gerbang sekolahnya ditutup jam 7 pagi, Ganes telat satu jam dan dia sama sekali tidak peduli dengan hal itu.

Ganes berjalan santai menuju ke kamar mandi, membersihkan tubuhnya dan memakai seragam sekolahnya yang baru selesai di laundry, masih berada didalam plastik. Dia punya banyak seragam sekolah jadi yang kotor kemarin bisa ditumpuk dan bawa ke tempat laundry an seperti biasanya. Rambut yang mulai sedikit lebat, serta beberapa luka di wajahnya karena banyak bertengkar karena hal sepele. Ganes memakai jaketnya kemudian meninggalkan rumah menuju ke sekolah, tujuan Ganes sekolah adalah bertemu dengan teman-temannya, tidak untuk belajar apalagi mendapatkan nilai bagus, dia selalu langganan peringkat terakhir.

Jam segini tidak mungkin Ganes bisa masuk ke dalam sekolah membawa motornya, Ganes selalu menitipkan motornya di warung belakang sekolah, warung yang juga menjadi markas Algaza. Beberapa motor anak Algaza juga ada disana, walaupun tidak banyak pasti mereka juga telat dan naik ke atas pagar sekolah yang ada di samping dekat pohon besar. Dari pohon besar itu bisa turun dengan mudah dan memang jarang ada guru yang lewat sekitar sana.

Ganes melihat ke sekitar, tidak ada siapapun, laki-laki itu melemparkan tasnya kedalam dan mulai naik ke atas pagar. Baru saja turun ke tanah, Ganes mematung saat seorang gadis memperhatikannya dengan tatapan dingin. Bahkan sejauh ini Ganes tidak pernah bertemu dengannya, rambut panjang, seragam putih abu-abu dengan cardigan biru muda, tas punggung berwarna pink pastel ada gantungan cinnamon roll biru putih. Wajahnya sangat cantik tapi dingin, tatapannya tajam dan seakan merendahkan, hanya sekilas karena gadis itu langsung melangkahkan kaki nya kembali.

Ganes mengambil tasnya dan memakainya kembali, baru beberapa langkah berjalan di lorong, dia langsung bertemu dengan Bu Aisyah, guru tata tertib yang super killer. Guru yang selalu Ganes hindari, tapi sepertinya hari ini bukan hari keberuntungannya.

“GANESHA!.”

“Hehehe bu Aisyah, pagi-pagi udah cantik aja.”

“Ikut saya ke ruang tatib sekarang!.”

“Bu Aisyah... gimana kalau hari ini saya langsung ke kelas aja?.”

“GA! TIAP HARI KAMU TELAT, IKUT SAYA SEKARANG!.”

“Iya iya, ikut nih. Jangan galak-galak dong bu, ntar kulit ibu cepat keriput.”

“DIAM KAMU!.”

Ganes berjalan di samping bu Aisyah menuju ke ruang tata tertib di dekat ruang kepala sekolah, saat melewati ruang kepala sekolah, terlihat dari jendela ada gadis yang bertemu dengannya saat baru turun dari pohon. Ganes melihat jelas tas punggung serta gantungan tas yang khas itu, tepat sebelum masuk ke ruang tata tertib, pintu ruang kepala sekolah terbuka.

Pak Bara keluar dari ruangan bersama dengan gadis itu, menyapa Bu Aisyah yang akan masuk kedalam ruang tata tertib bersama dengan Ganes.

“Pagi bu Aisyah, telat lagi?.” Tanya Pak Bara pada Bu Aisyah, terlihat Bu Aisyah yang menjawab ucapan pak Bara dengan malu-malu.

“Iya ini pak.”

“Gimana kalau hukumannya biar saya saja yang kasih bu?.”

“Boleh pak, saya juga sudah bingung mau kasih hukuman apa lagi.”

“Ganes, Sini!.”

“Iya pak.”

Ganes mendekat kearah pak Bara, namun beberapa kali pandangannya tertuju pada gadis yang berada di sebelah pak Bara, murid baru yang entah akan menempati kelas apa.

“Saya serahkan tanggung jawab ini ke kamu, hukumanmu adalah mengajak Alika keliling sekolah, kamu harus mengenalkan semuanya pada Alika. Oh ya, sekalian bawa dia ke kelas.”

“Saya pak?.”

“Emangnya siapa lagi yang kena hukuman kalau bukan kamu.”

“Kelas apa?.”

“Satu kelas sama kamu.”

“12 IPS 1?.”

“Iya, udah sana. kamu mau hukumanmu di ganti ngepel seluruh toilet di sekolah.”

“Siap, nggak pak.”

“Alika, kamu bisa ikut dengan Ganes, dia akan satu kelas sama kamu. Kalau ada apa-apa bisa ke ruang kepala sekolah atau kamu bisa bertanya dengan wali kelas kamu, tapi hari ini wali kelasmu belum bisa datang karena ada rapat di dinas.”

“Baik pak, terimakasih banyak. Saya permisi dahulu.”

“Semangat belajar.”

Ganes dan Alika berjalan menuju ke kelas 12 IPS 1, selama dalam perjalanan tidak ada yang Alika tanyakan pada Ganes. Toh Alika sama sekali tidak penasaran dengan hal umum karena dia sudah tau banyak perihal sekolah ini, Alika hanya ingin tahu perihal lain yang kemungkinan lebih seru dari beberapa kegiatan di sekolah.

“Gue Ganesha.” Ganes mengulurkan tangannya ingin menjabat tangan Alika.

Alika membalas jabatan tangan Ganes dengan dingin “Alika.” Singkat jelas dan padat.

“Kelas 12 ngapain pindah?.”

Alika menghentikan langkahnya mendengar pertanyaan Ganes, “Bukan urusan lo.” Jawaban dingin yang Alika katakan membuat Ganes sedikit kesal.

“Iya sih, ga salah juga.”

Mereka berdua sampai didepan kelas 12 IPS 1, Ganes mengetuk pintu dan membukanya. Sudah ada guru yang mengajar, walaupun bukan guru killer, tetap saja posisi Ganes telat masuk kelas. “Selamat pagi Bu Nia..., saya bawa murid baru disuruh pak Bara.”

“Oh murid baru, ya masuk aja. Tapi kamu ga boleh masuk, kamu tunggu di luar dan saya anggap absen di jam saya.”

“Siap, terimakasih Bu Nia.”

Ganes kembali keluar dan mengisyaratkan pada Alika untuk masuk. Setelah Alika masuk, pintu kelas ditutup. Sedangkan Ganes bisa dengan jelas melihat keadaan di dalam kelas tersebut.

“Anak-anak, kita kedatangan teman baru pindahan dari sekolah internasional, silahkan perkenalkan diri kamu.”

Alika melangkahkan kakinya satu langkah kemudian tersenyum tipis, sangat tipis sampai tidak terlihat sama sekali kalau dia tersenyum “Selamat pagi semua... sebelumnya maaf karena saya telat pagi ini, perkenalkan nama saya Alika Restaya, kalian bisa memanggil saya dengan nama Alika. Sekian, terimakasih.”

Kamu bisa duduk di bangku kosong yang ada di belakang, ada dua bangku kosong bersebelahan di barisan paling belakang. Alika berjalan kesana, sebenarnya banyak yang berbisik tentangnya, hal negatif yang dibicarakan anak-anak perempuan, sedangkan anak laki-laki tengah membicarakan kecantikannya, Alika mendengar semuanya dengan jelas, tapi dia berusaha menutup telinga.

Kabar tentang murid baru di kelas 12 itu menyebar dengan cepat, entah bagaimana rumor-rumor tentang Alika mulai tersebar, terutama rumor buruk yang tidak diketahui benar atau salah.

Selama berjalan mengelilingi sekolah, Ganes menjelaskan semuanya tentang lokasi dan sudut-sudut yang ada di sekolah. Walaupun sebenarnya Ganes tidak nyaman mendapatkan tatapan aneh dari semua orang yang tengah membicarakan soal Alika.

“Oke, jadi ada yang lo tanyain lagi ke gue?.” Tanya Ganes sambil menghentikan langkahnya.

“Algaza, gue mau tau soal Algaza.”

“Kalo lo mau tau soal Algaza, lo bisa dateng sendiri ke markasnya.”

“Lo kan sekolah di sini.” Alika memperhatikan jaket yang dipakai Ganes “lo juga anggota Algaza kan.”

“Bos!.” Suara panggilan pada Ganes membuat Alika dan Ganes menoleh secara bersamaan, disana ada Yohan yang memanggilnya serta dua temannya yang lain yaitu Calvin dan Antonio, inti dari Algaza yang juga paling dekat dengan Ganes.

“Lo ketua Algaza?.” Pertanyaan Alika membuat Ganes menoleh ke arah gadis itu.

Episodes
Episodes

Updated 46 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!