Bab 5. Penasaran

"Mas ... Mas ..."

Suara lembut dari wanita yang gak nampak wujudnya itu terus memanggil-manggil Satya dan Hadyan. Hadyan menutup telinga dan matanya rapat-rapat. Sementara Satya memberanikan diri untuk melihat sekelilingnya. Meski takut, dia juga merasa penasaran dengan asal suara tersebut.

"Astaghfirullah!"

Seruan dari Satya membyat Hadyan terlompat kaget. Dia semakin merapatkan kelopak matanya. Tubuhnya menggigil ketakutan.

"Mbak, ada apa malam-malam di sini?" ucap Satya lagi.

"Ini tanda pengenal punya Mas atau bukan? Tadi terjatuh di hutan. Mas-nya di panggil-panggil gak denger," ucap seorang wanita dengan lembut.

Mendengar pertanyaan itu, Hadyan pun memberanikan diri membuka matanya. Ternyata Satya telah berjalan ke arah pintu mushola. Seorang wanita mengenakan baju daster bermotif bunga, telah menunggunya di sana.

"Wah, iya. Ini nametag saya. Matursuwun, Mbak," kata Satya sembari menerima sebuah tanpa pengenalnya.

Deg!

"Ini kan cewek aneh tadi?" Hadyan langsung memalingkan wajahnya. Dia masih ingat dengan jelas senyum mengerikan wanita itu, yang terus membuntuti mobil mereka.

"Kalau begitu saya permisi ya, Mas," ucap cewek itu lagi.

"Oh, iya. Makasih, Mbak. Maaf ngerepotin," balas Satya.

"Jadi namanya Satya, toh. Bagus, sesuai dengan wajah tampannya. Hihihi..."

Gadis dusun itu pun berlalu pergi, menghilang di balik kegelapan. Petir masih menyambar-nyambar di luar. Angin dengan kecepatan tinggi memasuki mushola itu, hingga daun pintu terbanting.

"Hei, Dyan. Kenapa ngumpet di belakangku?" kata Satya sembari memutar tubuhnya.

"Dia udah pergi? Fyuuuh! Syukurlah," kata Hadyan menghela napas panjang. Kakinya dia selonjorkan di atas sajadah mushola.

"Kamu takut sama dia? Kenapa?" tanya Satya dengan wajah mengejek.

"Ck! Tauk deh. Sholat aja, yuk. Biar cepet pulang."

Hadyan mengumpulkan tenaganya untuk berdiri, dan menunaikan sholat magrib, beserta sholat isya yang tertunda. Dia berusaha menghilangkan prasangka buruk pada gadis aneh tadi.

"Apa sih? Gak jelas." Satya menggerutu kecil, lalu berdiri di samping Hadyan untuk sholat.

...***...

"Mbak, mau ke mana? Kita belum kenalan. Aku juga harus membalas budi sama Mbak. Mbak ..."

"Aku harus buru-buru pergi, Mas."

"Mbak, tunggu!"

Bruk! Satya tersandung akar pohon, lalu terjatuh.

Satya membuka kelopak matanya perlahan. Sinar sang surya yang kuning keemasan menyeruak ke sela-sela ventilasi kamarnya. Udara sudah cukup hangat, menandakan matahari sudah cukup tinggi. Aroma bawang goreng yang wangi, menggelitik hidungnya yang sensitif.

"Ternyata cuma mimpi," gumamnya pelan. Mimpi itu rasanya terlalu nyata, seakan masih bisa mencium aroma harum dari tubuh gadis desa itu.

"Uh, badanku rasanya remuk semua."

Satya berusaha bangkit dari kasur, lalu membuka jendela kamarnya. Pria itu melakukan peregangan badan, untuk mengusir rasa pegal di tubuhnya.

Satya sampai di rumah sekitar pukul 03.30 dini hari. Harusnya dia bisa sampai lebih cepat. Namun selepas sholat isya tadi malam, mereka tak bisa langsung pergi karena hujan badai yang begitu dahsyat. Dia dan Hadyan pun memilih menunggu di mushola, sampai keadaan cukup aman.

Tok! Tok! Tok! Terdengar suara ketukan pintu, diikuti sebuah bola mata yang mengintip dari celah pintu.

"Udah bangun, Mas?" bisik seorang remaja.

"Udah. Kenapa, Tari?" tanya Satya.

"Ibu masak nasi goreng bakso, ngajak Mas sarapan," ucap gadis itu.

"Hm, entar lagi Mas nyusul. Mau sholat subuh dulu," balas Satya.

"Sholat subuh? Tapi ini udah siang." Tari menggeleng-gelengkan kepalanya dengan heran.

Setelah selesai sholat subuh, Satya pun menyusul ke ruang makan sederhana di dekat dapur.

"Le, nanti kamu nggak ada kegiatan, kan? Nanti bantuin Bapak perbaiki atap bocor, ya," kata Pak Darya, ayah dari Satya. -Nak-

"Duh, kayaknya aku nggak bisa, Pak. Hari ini aku harus ke Dusun Wingit lagi," kata Satya sembari menyendokkan nasi goreng ke dalam piringnya.

"Loh, kok pergi lagi? Kamu kan baru pulang." Kali ini Bu Keshwari yang berbicara.

"Iya, Bu. Aku harus balik ke sana lagi hari ini," ucap Satya.

"Pekerjaanmu masih belum siap?" tanya Pak Darya.

"Udah, sih. Tapi ..."

"Ada yang ketinggalan?" tebak Bu Kesha.

"I-iya. Ada yang ketinggalan. Jadi aku harus pergi," ucap Satya agak terbata-bata. "Aku nggak bohong. Emang ada yang ketinggalan di sana. Gadis manis itu. Entah kenapa aku kepikiran terus sama dia, bahkan sampai terbawa mimpi," ucap Satya dalam hati.

"Ya udah, kalau gitu Bapak kerjakan sama Ndaru aja. Nunggu Ndaru selesai kerja," kata Pak Darya memecah lamunan Satya.

Satya sedikit merasa bersalah, karena tak bisa membantu ayahnya. Apalagi lelaki paruh baya itu fisiknya sudah tak sekuat dulu. Tentu saja dia memerlukan bantuan anak-anaknya dalam beberapa pekerjaan.

"Nanti aku usahakan pulang cepat. Terus bantu Bapak perbaiki atap," ujarnya

"Nggak usah buru-buru, Le. Selesaikan aja urusanmu dulu," balas Pak Darya.

...***...

"Iya, sih. Aku emang harus ketemu sama cewek itu lagi. Tapi aku kan nggak tahu namanya. Gak tahu rumahnya. Gimana caranya aku ketemu sama dia?"

Satya yang udah lebih separuh perjalanan menuju ke Dusun Wingit, menyesali kebodohannya. Dia merasa kemarin terlalu terburu-buru mengucapkan terima kasih, tanpa sempat mengobrol dengan wanita itu. Kendati demikian, keinginan Satya untuk menemui wanita itu tidak surut.

"Gimana caranya aku tanya ke orang-orang dusun itu? Cewek yang tadi malam cari kambing di hutan, rumahnya di mana, ya? Kan aneh. Nggak mungkin aku ngomong gitu nanti." Satya sibuk bercakap-cakap sama dirinya sendiri.

Drrrt! Smartphone milik Satya bergetar. Sebuah nama tertera di layarnya.

"Halo?"

"Sat, kamu udah bangun, kan? Kita harus balikin mobil ke kantor hari ini," kata Hadyan di telepon.

"Aku lagi di luar. Mobilnya kupinjam dulu," jawab Satya singkat.

"Lama, nggak? Aku tunggu di rumahmu, ya. Sekalian ambil sepatu yang ku titip kemarin," ucap Hadyan lagi.

"Nggak usah ke rumah. Aku bakalan lama. Nanti mobilnya aku aja yang antar ke kantor, sekalian nganterin sepatumu," balas Satya dengan cepat.

"Memangnya kamu pergi ke mana?"

"Hmm, ke Dusun Wingit," jawab Satya ragu-ragu.

"Lah, ngapain kamu ke sana lagi? Semua kerjaan 'kan udah selesai," tanya Hadyan bingung.

"Ini bukan soal kerjaan, kok. Aku... Cuma penasaran sama cewek yang kemarin. Rasanya sayang banget kemarin gak sempat kenalan."

"Hah? Eddaan! Ngapain kamu cariin dia. Kenal aja nggak," seru Hadyan ceplas ceplos.

"Ya gak apa-apa, toh. Karena nggak kenal itu makanya kenalan," balas Satya sambil menyengir. Untung aja Hadyan gak bisa melihatnya.

"Hati-hati loh, Sat. Kita baru ketemua sama dia. Jangan sampai kena pelet kamu," ucap Hadyan mengingatkan.

"Nggak, lah. Nggak ada pelet-peletan. Aku cuma penasaran sama dia aja, kok. Kayak yang kamu bilang kemarin, dia itu agak unik dibanding cewek lain," kata Satya tak begitu saja mempercayai ucapan rekan sejawatnya.

"Ya itulah masalahnya. Kamu nggak tahu kejadian kemarin, kan?" kata Hadyan.

"Kejadian apa? Kok nggak cerita sama aku?" balas Satya lagi.

"Masa kamu nggak ngerasa, sih? Kalau sebenarnya, cewek itu..."

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

🍾⃝ᴍͩᴇᷞʟͧʟᷠɪᷧᴀ𝐀⃝🥀

🍾⃝ᴍͩᴇᷞʟͧʟᷠɪᷧᴀ𝐀⃝🥀

kasihan satria gatau aja kalau itu hantu

2023-10-09

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Hilang
2 Bab 2. Terjebak
3 Bab 3. Gadis Aneh
4 Bab 4. Tamu Malam Jumat Kliwon
5 Bab 5. Penasaran
6 Bab 6. Teror Kuntilanak
7 Bab 7. Janji Pak Dukun
8 Bab 8. Calon Kakak Ipar
9 Bab 9. Misteri Laksmi
10 Bab 10. Malam Pertama
11 Bab 11. Tamu Tengah Malam
12 Bab 12. Jangan Pergi!
13 Bab 13. Wanita Pertama
14 Bab 14. Jangan!
15 Bab 15. Misteri Kamar Laksmi
16 Bab 16. Tamu Tak Kasat Mata
17 Bab 17. Pergi, Kamu!
18 Bab 18. Tangisan Kuntilanak
19 Bab 19. Sang Kakak Ipar
20 Bab 20. Bulan Terkutuk
21 Bab 21. Misteri Gadis Dalam Foto
22 Bab 22. Aruna
23 Bab 23. Aruna (2)
24 Bab 24. Penumpang Berdarah
25 Bab 25. Benda Aneh di Kamar Satya
26 Bab 26. Orang Pintar
27 Bab 27. Tamu Sore Hari
28 Bab 28. Teman SMA
29 Bab 29. Tingkah Aneh Tari
30 Bab 30. Teror Desa Sebelah
31 Bab 31. Perjanjian Sang Kuntilanak
32 Bab 32. Doppelganger
33 Bab 33. Sosok di Belakangmu
34 Bab 34. Antarkan Aku Pulang
35 Bab 35. Rahasia Anak Pak Dukun
36 Bab 36. Kejadian Mengerikan Hari Itu
37 Bab 37. Aku Ikut Kamu, Ya. Hihihi...
38 Bab 38. Gadis Cantik di Tengah Hutan
39 Bab 39. Dua Istri Genta
40 Bab 40. Misteri Laksmi
41 Bab 41. Petaka di Kala Magrib
42 Bab 42. Tamu Gaib di Tahlilan (1)
43 Bab 43. Tamu Gaib di Tahlilan (2)
44 Bab 44. Rahasia Aksa
45 Bab 45. Mana Manusia yang Asli?
46 Bab 46. Bukan Kinanti
47 Bab 47. Ritual Pembangkit Arwah
48 Bab 48. Perempuan Misterius di Danau
49 Bab 49. Sosok yang Menemani Tidurmu
50 Bab 50. Mencari Sisa Jasadnya
51 Bab 51. Cinta Pertama
52 Bab 52. Pembalasan Dendam Aksa
53 Bab 53. Surat Sahabat
54 Bab 54. Terbongkarnya Rahasia Laksmi
55 Bab 55. Istriku Kuntilanak
56 Bab 56. Pohon Sesajen
57 Bab 57. Tumbal untuk Laksmi
58 Bab 58. Hukuman untuk Aruna
59 Bab 59. Wirasena
60 Bab 60. Ratusan Mayat Hidup
61 Bab 61. Tragedi Malam Hari
62 Bab 62. Terbongkarnya Rahasia Rani
63 Bab 63. Negosiasi dengan Dukun
64 Bab 64. Hanya untuk Kinanti
65 Bab 65. Biadab!
66 Bab 66. Hilang
67 Bab 67. Aneh
68 Bab 68. Nada atau Bukan?
69 Bab 69. Dipaksa Sumpah Pocong
70 Bab 70. Bukan Manusia
71 Bab 71. Pengakuan Satya
72 Bab 72. Makhluk-makhluk Gaib
73 Bab 73. Bertemu Laksmi yang Asli
74 Bab 74. Korban Kebusukan Arga
75 Bab 75. Pria Laknat
76 Bab 76. Hancur
77 Bab 77. Mati
78 Bab 78. Kata Maaf
79 Bab 79. Orang-orang Misterius
80 Bab 80. Jodoh untuk Lelaki Baik
81 Spin off (1) Calon Istri Satya dan Si Bujang Lapuk
82 Spin Off (2) Teman di Malam Hari
83 Spin Off (3) Jangan Cepat-cepat, Mas!
84 Spin Off (4) Mereka Datang Lagi
85 Spin Off (5) Indigo
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1. Hilang
2
Bab 2. Terjebak
3
Bab 3. Gadis Aneh
4
Bab 4. Tamu Malam Jumat Kliwon
5
Bab 5. Penasaran
6
Bab 6. Teror Kuntilanak
7
Bab 7. Janji Pak Dukun
8
Bab 8. Calon Kakak Ipar
9
Bab 9. Misteri Laksmi
10
Bab 10. Malam Pertama
11
Bab 11. Tamu Tengah Malam
12
Bab 12. Jangan Pergi!
13
Bab 13. Wanita Pertama
14
Bab 14. Jangan!
15
Bab 15. Misteri Kamar Laksmi
16
Bab 16. Tamu Tak Kasat Mata
17
Bab 17. Pergi, Kamu!
18
Bab 18. Tangisan Kuntilanak
19
Bab 19. Sang Kakak Ipar
20
Bab 20. Bulan Terkutuk
21
Bab 21. Misteri Gadis Dalam Foto
22
Bab 22. Aruna
23
Bab 23. Aruna (2)
24
Bab 24. Penumpang Berdarah
25
Bab 25. Benda Aneh di Kamar Satya
26
Bab 26. Orang Pintar
27
Bab 27. Tamu Sore Hari
28
Bab 28. Teman SMA
29
Bab 29. Tingkah Aneh Tari
30
Bab 30. Teror Desa Sebelah
31
Bab 31. Perjanjian Sang Kuntilanak
32
Bab 32. Doppelganger
33
Bab 33. Sosok di Belakangmu
34
Bab 34. Antarkan Aku Pulang
35
Bab 35. Rahasia Anak Pak Dukun
36
Bab 36. Kejadian Mengerikan Hari Itu
37
Bab 37. Aku Ikut Kamu, Ya. Hihihi...
38
Bab 38. Gadis Cantik di Tengah Hutan
39
Bab 39. Dua Istri Genta
40
Bab 40. Misteri Laksmi
41
Bab 41. Petaka di Kala Magrib
42
Bab 42. Tamu Gaib di Tahlilan (1)
43
Bab 43. Tamu Gaib di Tahlilan (2)
44
Bab 44. Rahasia Aksa
45
Bab 45. Mana Manusia yang Asli?
46
Bab 46. Bukan Kinanti
47
Bab 47. Ritual Pembangkit Arwah
48
Bab 48. Perempuan Misterius di Danau
49
Bab 49. Sosok yang Menemani Tidurmu
50
Bab 50. Mencari Sisa Jasadnya
51
Bab 51. Cinta Pertama
52
Bab 52. Pembalasan Dendam Aksa
53
Bab 53. Surat Sahabat
54
Bab 54. Terbongkarnya Rahasia Laksmi
55
Bab 55. Istriku Kuntilanak
56
Bab 56. Pohon Sesajen
57
Bab 57. Tumbal untuk Laksmi
58
Bab 58. Hukuman untuk Aruna
59
Bab 59. Wirasena
60
Bab 60. Ratusan Mayat Hidup
61
Bab 61. Tragedi Malam Hari
62
Bab 62. Terbongkarnya Rahasia Rani
63
Bab 63. Negosiasi dengan Dukun
64
Bab 64. Hanya untuk Kinanti
65
Bab 65. Biadab!
66
Bab 66. Hilang
67
Bab 67. Aneh
68
Bab 68. Nada atau Bukan?
69
Bab 69. Dipaksa Sumpah Pocong
70
Bab 70. Bukan Manusia
71
Bab 71. Pengakuan Satya
72
Bab 72. Makhluk-makhluk Gaib
73
Bab 73. Bertemu Laksmi yang Asli
74
Bab 74. Korban Kebusukan Arga
75
Bab 75. Pria Laknat
76
Bab 76. Hancur
77
Bab 77. Mati
78
Bab 78. Kata Maaf
79
Bab 79. Orang-orang Misterius
80
Bab 80. Jodoh untuk Lelaki Baik
81
Spin off (1) Calon Istri Satya dan Si Bujang Lapuk
82
Spin Off (2) Teman di Malam Hari
83
Spin Off (3) Jangan Cepat-cepat, Mas!
84
Spin Off (4) Mereka Datang Lagi
85
Spin Off (5) Indigo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!