JPA!#3

...“Cinta bukanlah sebuah alasan untuk engkau memihak pada kebencian, ia bukan pula alasan untuk engkau  memilih cinta yang lain. Cinta tetaplah ia, dan dia adalah cinta itu sendiri"....

...***...

Srek ... Srek ... Srek ....

Irama langkah kaki yang menari bersama rerumputan liar di taman itu.

“Aiss … kaki siapa yang berisik sekali itu?” ucapnya kesal.

Tak lama Cia membuka kedua matanya untuk mencari tau asal keributan yang mengusik tidurnya itu. Ia bangkit dan mulai duduk seraya melihat sekeliling, tapi yang ia dapati hanyalah angin lalu.

“Apa gue tadi salah denger ya?” gumamnya.

Karna tak ada hal yang ia dapati, akhirnya Cia kembali membaringkan tubuhnya dan kembali bergeletak beralaskan rumput liar. Beberapa saat kemudian ia mulai kembali memejamkan retina matanya kini terdengar kembali suara irama langkah kaki yang sama. Sontak hal ini memicu sifat premannya kembali. Tanpa menunggu lama Cia bangkit dari tidurnya dan langsung berteriak hingga memekikkan telinga.

“Gila. Siapa yang berani ganggu tidur siang gue, keluar loe sekarang!”seru Cia yang sudah membusungkan badannya.

Setelah ia berteriak tak ada satupun tanda-tanda kehadiran seseorang di sana, yang ada hanyalah sapaan angin yang tengah melintas. Cia semakin bertambah kesal karna merasa ditipu seseorang, dirinya yang tak kenal ampun itu semakin mendidihkan amarah yang tersimpan di dalam dirinya.

“Sial*an, ada yang macam-macam sama gue ternyata,” ucapnya semakin kesal.

Tak lama suara langkah kaki itu kembali terdengar di dasar telingahnya. Pandangan Cia tertuju pada sebuah semak-semak yang terlihat bergoyang tak tentu arah.

“Ternyata sembunyi di sana dia, loe bakal nyesel karena ganggu tidur siang gue.” umpatnya.

Langkah kakinya mulai menapaki rerumputan liar itu, semakin lama ia mulai mendekati semak belukar yang semakin bergerak bebas di hadapannya. Perlahan ia mengulurkan tangannya untuk membuka jalan di balik semak-semak tersebut, dan seketika sesuatu hal keluar secara tiba-tiba dari sana.

Cia terkejut saat sesuatu melompat kehadapannya sehingga membuatnya jatuh terperosok ke tanah.

“Si*a*lan, apaan tuh loncat-loncat?”

Cia terkejut. Dengan raut wajah yang masih pucat pasih, Cia melanjutkan kembali melihat ke arah semak-semak karna rasa penasarannya semakin kuat. Dan tiba-tiba sentuhan hangat menyapa dasar bahu Cia yang masih fokus pada semak-semak tersebut.

“Hei, lagi apa?” ujar pria itu.

“Bujung aspal, busyet dah!" teriak Cia kaget.

Sontak saja Cia terkejut untuk kesekian kalinya, dan tanpa sadar ia melayangkan pukulan kerasnya kepada pria yang menepuk pundaknya itu. Tentu saja pria itu meringis kesakitan menerima pukulan dari Cia.

“Auww ... Gila loe ya," ucap pria itu.

Perlahan Cia menatap pria yang ia pukul tadi dan sontak saja sorot matanya terbelalak melihat pria di hadapannya itu yang tak lain adalah Sahabatnya sendiri.

Lebih lengkapnya Bima Bagaskara yang juga merupakan siswi di sekolah itu, Bima Bagaskara yang sering akrab di panggil dengan Bima, ia  bukanlah seorang anak dari pengusaha sukses seperti yang lainnya. Ia terlahir sebagai anak jalanan yang hidup sebatang kara sedari kecil, walau begitu kecerdasaanya sangatlah di puji oleh pihak sekolah hingga akhirnya Papa Cia memberikan beasiswa pada Bima. Dan semenjak itulah Cia bersahabat dengan Bima.

“Bima,” ucap Cia terheran-heran.

Bima yang masih meringis kesakitan memandang wajah Cia dengan kesal.

“Loe gila ya, Cia. Muka gue yang tampan ini bonyok gara-gara loe tau gak!” ucap kesal Bima.

Dengan mengangkat satu alisnya Cia menatap Bima dengan tatapan heran. “Apaan sih, Bim. Lemah banget jadi cowok," celoteh Cia.

“Bukan gue yang lemah, tapi loe aja jadi cewek terlalu kasar tau gak!” celoteh Bima menimpali perkataan Cia.

Raut wajah Cia semakin mengkerut melihat tingkah Bima yang seperti kekanakan itu, walaupun Bima di sekolah adalah murid teladan tapi kehidupannya di luar  itu jauh dari kata anak yang baik ataupun teladan, bagaimana tidak. Bima merupakan pimpinan preman di seluruh kota dan ia juga yang mengajarkan cara bertarung pada Cia pertama kali sewaktu ia kabur dari rumah Papanya. Namun, rahasia ini hanya di ketahui oleh Cia seorang, karna setiap kali Bima memimpin kelompoknya ia selalu saja memakai sebuah topeng yang menutupi wajahnya dan hanya menyisakan bagian mata yang terlihat tajam.

Tanpa menghiraukan Bima lebih lanjut Cia berlalu pergi begitu saja. “Mau kemana, Pris?” ucap Bima yang sudah menahan tangan Cia.

Plakk ….

Lagi-lagi tamparan cukup keras mendarat di wajah Bima yang tampan. “Loe kenapa malah nampar gue sih?” tanya Bima kehereanan.

Cia menaikan sebelah alisnya seraya menatap Bima yang masih kesakitan karna tamparannya. “Gue kan udah pernah bilang, jangan lagi panggil gue dengan nama itu, loe paham gak sih, Bim!” ucap Cia kesal.

“Oke  maaf. Gue lupa, tapi gak mesti loe tampar gue juga kan!” elakan Bima.

Cia yang sadar akan kebiasan buruknya itu perlahan meletakan tangannya seraya mengelus dengan lembut pipi Bima. “Maaf, gue kelepasan.” ucapnya sembari menatap dalam wajah Bima.

Sontak saja itu membuat Bima menjadi tersipu malu di buatnya, dan ia langsung saja memalingkan wajahnya menjauh dari Cia.

“Loe kenapa sih, Bim. Aneh bener,” ucapnya polos.

“Gak ada, gue hanya kecapean aja,"

“Ou … Yaudah gue balik dulu ke  kelas.” Cia mulai melangkah pergi.

“Tumben bener loe balik ke kelas, biasa juga molor di sini,”

Cia yang melangkah pergi, seketika berhenti sesaat dan memalingkan wajahnya ke arah Bima.

“Gue lagi dapat hidayah, udah akh gue cabut dulu.” Cia melangkah pergi sembari melambaikan tangannya pada Bima.

Bima yang melihat itu terseyum tipis seraya terus menatap Cia melangkah pergi.

“Masih sama seperti Cia yang gue kenal dulu.” batinnya.

...***...

...Kediaman Keluarga Wijaya...

Interior rumah yang klasik di tambah dengan padupadan warna hitam keabu-abuan menambah kesan mewah dan misterius rumah super mewah dari keluarga Wijaya. 

Seorang wanita cantik tengah asik menyiapkan masakan untuk makan malam, ia sibuk memotong-motong sayur dengan di bantu salah satu asisten pribadinya. Seketika bell rumah berbunyi keras membuat wanita itu langsung menghentian aktivitasnya dan berlari kecil untuk membuka langsung pintu untuk menyambut suami dan anak-anaknya sedari sekolah. Ya, Nyonya Meriska ini adalah sosok seorang ibu yang begitu peyayang dan perhatian pada setiap anggota keluaganya. Dengan penuh semangat Nyonya meriska membuka pintu utama seraya terus melukiskan kebahagiaan dalam raut wajahnya.

“Selamat datang," ucapnya senang.

Perlahan lukisan kebahagiaan itu mulai memudar ketika tampak wajah suaminya yang terlihat emosi akan sesuatu. Di ikuti dengan raut wajah putri sulungnya yang muram dan hanya diam tertunduk malu.

“Selamat datang, sayang. Kamu pasti lelah sekarang. Istirahatlah dulu dan makan malam akan segera siap,"

“Aku masuk dulu, dan sampaikan pada kedua anakmu untuk menemuiku di ruang kerja.”

“Baiklah, sayang.”

Melihat ekspresi dari suaminya itu ia paham jika kedua anaknya kembali membuat ulah di sekolah. Hal ini sudah menjadi kebiasaan dari keluarga mereka yang hanya di ketahui dalam keluarga saja.

Nyonya Meriska mengambil jazz dan juga tas kerja dari suaminya itu, kemudian Pak Agung langsung naik ke atas tangga untuk menuju ke dalam kamarnya. Tak lama, Meriska menatap Kiki yang mulai berjalan menjauh dari pintu utama.

“Kiki berhenti!” pinta Meriska.

Perlahan Kiki menghentikan langkah kakinya tanpa menoleh kearah Mama-nya itu. “Ada apa lagi, Ma?” ucapnya datar.

“Kamu buat ulah lagi di sekolah? Lalu dimana adikmu, kenapa tidak ikut kalian pulang?” selidik Meriska.

“Siapa yang Mama maksud sebagai adikku, Anak haram itu? Hem …. ” celoteh ia sembari terseyum kecut.

“Jaga ucapanmu itu, Kiki. Cia itu adik kamu dan kamu harus terima itu!”.

“Maaf, Ma. Kiki lelah hari ini, mau istirahat dulu.”

Setelah itu, Kiki langsung saja berlalu pergi dan menuju bilik kamarnya seraya meninggalkan Meriska di ruang tamu. Ia hanya bisa menghela nafas panjang melihat putri sulungnya tersebut, berubah menjadi lebih dingin terhadapnya.

..._Bersambung_...

...*Buah manggis...

...Buah mengkudu...

...Kamu manis...

...kalau mau dukung aku.*...

...BUDAYAKAN MEMBACA DAN DUKUNGLAH KARYA INI DENGAN SEPENUH HATI....

Terpopuler

Comments

D.R.S

D.R.S

meriska itu mamanya kiki kan thor?? tapi kok baik banget ama cia,,nama cia juga ada namanya. .

2021-02-14

1

Epron Putra

Epron Putra

smngt kaka udh aq like walau dkt smgt biar gk di gigit wkwk

2020-12-10

0

Rayodhehaner

Rayodhehaner

itu maksudnya topeng yang memperlihatkan matanya saja atau menutupi mata?.

2020-11-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!