...Dunia telah banyak berubah dari masa ke masa. Begitu pula dengan manusia yang mengalami banyak perubahan setiap hela nafasnya, pikiran mereka akan mulai menimbulkan keraguan takkala hati tak bisa bernegosiasi dengan akal. Bahkan, banyak pula dari mereka yang memilih untuk tetap diam tanpa banyak bicara. Memilih berjalan sepi daripada mengikuti khalayak ramai, bukan karna dirinya yang tak ingin berbagi ataupun mencoba menyapa tapi sering kali pendapatnya di acuhkan begitu saja....
...***...
Baru beberapa langkah kaki ia masuk ke dalam kelas, Ia sudah di sambut dengan guyuran air kotor yang baunya sangat menyengat.
Byurrr …
Semua seragam yang Cia pakai pagi itu telah basah seketika. Sesaat semua hanya diam dan saling pandang satu sama lainnya, kemudian tak lama setelah itu salah satu siswi bersorak riang menertawakan penampilan Cia yang sudah kumuh.
“Hahaha ... Ye, akhirnya berhasil juga ngerjain loe, let's go ke kantin guys,” ucap senang Kiki, salah seorang murid yang berada di dalam kelas.
Dengan tatapan tajam Cia mulai berjalan mendekat kearah Kiki yang duduk santai di atas meja guru, sembari menyilangkan salah satu kakinya.
“Apa maksudnya ini, Ki!” ucap Cia yang sudah meremas kuat kemeja Kiki. Walau begitu, Kiki masih saja santai dan ia terseyum sinis kepada, Cia.
“Memangnya, gue lakuin apaan?”
“Gue tau, ini semua ulah Loe kan!” pekik Cia.
“Kalau iya kenapa? Loe mau marah sama Gue gitu. Hem ..., dasar anak haram!” ucapnya terseyum puas.
Buugg ....
Mendengar hal itu, Cia langsung melayangkan pukulan kerasnya hingga mendarat tepat membekas di pipi Kiki. Karena pukulan Cia terlalu kuat hingga Kiki langsung tersungkur kedasar lantai kelas, hidungnya bahkan mengeluarkan darah. Karena tidak terima dengan perlakuan Cia kepadanya, ia pun langsung bangkit dan membalas pukulan keras kepada, Cia.
Bugg …
“Brengs*k Loe, Cia!” hardik Kiki.
“Loe yang br*ngsek!” Cia membalas hardikan dari Kiki.
“Dasar anak haram aja belagu loe. Jijik gue lihat muka Loe yang bre*ng*sek!” pekik Kiki yang melanjutkan pukulan keras pada Cia.
Cia pun tak tinggal diam dan langsung saja membalas kembali pukulan dari Kiki. Akhirnya mereka berdua saling baku hantam satu sama lain. Salah satu dari mereka tak ada yang hendak mengalah, keduanya teramat asik menikmati pukulan demi pukulan dari masing-masing sisi.
Seluruh teman sekelas mereka tak ada yang berniat melerai perkalian itu, karena mereka juga tak tau harus berbuat apa pada Cia dan juga kiki. Ya, mereka takut jika berani melerai maka ketenangan di sekolah akan berakhir begitu saja.
Cia dan juga Kiki adalah anak dari pemilik sekolah Elite yang mereka tinggali kini, dan sebenarnya mereka berdua adalah satu keluarga, sebagai kakak dan adik. Walau begitu, Cia dan juga Kiki sangat suka berkelahi, dimanapun mereka bertemu bahkan mereka berdua takan segan-segan menghajar balik orang yang mengganggu perkelaian mereka.
Nama asli Cia adalah Priscila Adintira dan Kiki bernama Kiki Wijaya sukti. Mereka berdua adalah anak dari Bapak Agung Sukti Wijaya dengan Nyonya Meriska Adintira. Karena perselingkuhan yang dilakukan 20 tahun silam keluarga Kiki yang semula bahagia berakhir ricuh dengan kehadiran Cia di dalam kehidupanya. Semenjak hari itu pula, Cia dan Kiki saling melampiaskan amarah mereka masing-masing dengan perkelahian yang mereka ciptakan.
Kiki mencekik kuat leher Cia yang sudah bergeletak di lantai, dan juga ia begitu bersemangat menimpali tubuh Cia.
“Anak haram jangan banyak tingkah. Loe harus inget kalau hidup loe itu, dari belas kasih Mama gue, paham loe, haa!” pekik Kiki.
Dengan sekuat tenaga Cia berusaha meloloskan diri dari tubuh Kiki, hingga ia mengigit kuat tangan lawannya tersebut, hingga membuat Kiki dengan terpaksa melepaskan cengkramannya.
“Gue gak butuh belas kasihan dari siapapun. Asal Loe tau aja, gue jijik tinggal bareng keluarga mun*fik seperti kalian!” pekik Cia menimpali ucapan KIki.
“Kurang ajar!”
Kiki kembali melayangkan pukulan kerasnya. Ia tak peduli lagi pada setiap luka yang di alaminya begitupun dengan Cia, mereka berdua sama-sama keras kepala dan suka dunia baku hantam dalam berbicara.
Cukup lama mereka berkelahi, dan itu mengundang banyak mata untuk menyaksikan kembali pertarungan yang sengit itu, beberapa siswa dan sisi dari kelas lain ikut berbondong-bondong mengintip dari balik jendela kelas. Suasana semakin ricuh di tambah sorak-sorakan dari siswa yang sedang asyik menonton pertarungan tersebut. Hingga kericuhan itu seketika senyap bak di alam baka. Beberapa langkah kaki menghias jalanan lorong itu menuju tempat perkelahian Cia dan juga Kiki.
Seketika pintu kelas ikut berbunyi seraya menyambut pria tersebut. “Kalian lagi,” ucapnya keluh. Perlahan Pria itu melangkah masuk dan seketika menarik kasar lengan Cia yang hendak melayangkan pukulannya pada Kiki.
“Hentikan!”
Cia menatap tajam pada pria itu, dengan tatapan penuh kebencian. "Pergilah dari hadapanku, Pak Agung Sukti Wijaya yang terhormat!” ketus dirinya.
Kiki yang tergeletak di lantai langsung bangkit seketika mendapat tatapan tajam dari Pria yang ada di hadapan mereka berdua, yang tak lain adalah Papa kandung mereka sendiri. Kiki, yang hanya diam seraya terus menundukan wajahnya yang sudah babak belur itu, dan ia hanya bisa menatap pada dinding-dinding lantai seraya menghindari tatapan dari Agung.
Genggaman erat semakin kuat Cia rasakan, walau begitu matanya tak bergeming sama sekali menatap kebencian pada Agung.
“Dasar anak tidak bermoral!" hardik dirinya seraya menampar keras wajah cantik, Cia.
Cia hanya terseyum sinis dan kembali mentatap wajah Papanya itu.
“Bukannya aku belajar darimu,” ucapnya dingin.
Sorot mata Agung semakin tajam menatap mata Cia, bahkan darahnya serasa mendidih menerima hardikan dari putrinya sendiri. Agung kembali melayangkan tanganya pada Cia, namun gagal karena terhentikan oleh salah satu guru di sekolah tersebut.
“Cukup, Pak!" ucap tegas Pak Adi, wali kelas Cia dan kiki.
“Beraninya kau menghentikanku!” pekik Pak Agung.
“Maafkan saya, Pak. Tapi, di sini terlalu banyak siswa yang memperhatikan. Sebaiknya Bapak bicarakan hal ini di rumah saja,” pinta Pak Adi.
Mendengar ucapan dari Pak Adi, Papa Cia dan juga Kiki tersadar akan apa yang ia lakukan ditempat umum. Wajahnya merah menahan malu atas sikapya barusan. Perlahan ia melonggarkan dasinya dan secara otomatis bersikap selayaknya pria terhormat.
“Papa tunggu kalian berdua di rumah nanti,” seru sang Papa.
Setelah mengatakan hal itu akhirnya ia beranjak pergi dari ruangan kelas tersebut.
“Ya … Udah habis ni drama keluarganya, yuk balik ke kelas," ucap salah satu siswa, yang sedari tadi menyaksikan pertengkaran mereka.
"Iya nih gak seru, baru juga mulai dah habis, yuk balik aja," ucap siswa lainnya membalas.
Dan benar saja, semua siswa-siswi yang tadinya bersikap antusias menyaksikan pertarungan Cia dan juga Kiki, kini berlalu pergi seolah tak ada yang terjadi. Begitu pula dengan para murid yang berada di dalam kelas, mereka bersikap acuh dan sibuk dengan urusannya masing-masing.
“Cia dan Kiki ikut Bapak keruang guru, sekarang!" tihta Pak Adi.
“Maaf, Pak. Perut saya tiba-tiba kebelet, saya ijin ke WC dulu ya,” tukas Kiki yang sudah berlari ke luar kelas, sedangkan Cia juga ikut melenggang dengan santainya ke luar kelas.
“Kamu mau kemana lagi, Cia? Ikutan ke WC juga!” ketus Pak Adi.
“Ogah banget gue ngikutin Kiki ke WC juga, Jijik," batinnya.
Cia terus melanjutkan langkah kakinya tanpa menghiraukan wali kelasnya itu, karna merasa kesal Pak Adi kembali melayangkan pertayaannya.
"Cia, berhenti. Kamu mau kemana Bapak bilang!"
Dengan memutar bolah matanya Cia berhenti sejenak dari langkahnya dan berbalik menghadap, Pak Adi. "Ada apa lagi, Pak Adi?"
"Jawab pertayaan saya!” tanya Pak Adi.
Dengan sedikit mendecak ia menjawab dengan malas pertayaan wali kelasnya itu.
“Mau nongkrong, Pak. Jadwal malakin anak kelas satu, lagian Bapak gak lihat baju saya kotor gini," celoteh Cia dan asik melenggang pergi begitu saja.
“Dasar anak-anak kurang ajar. Kalau bukan karna Papa-nya pemilik sekolah ini saja sudah aku hajar habis-habisan.” batin pak Adi.
Begitulah keseharian Cia yang sangat kacau setiap harinya, Sikapnya yang sangat terbuka akan sesuatu, dan juga tingkah premannya membuat ia di kucilkan satu sekolah. Apalagi predikat yang ia bawa sebagai anak haram semenjak kecil, tepatnya 4 tahun yang lalu membuat identitasnya semakin buruk di mata masyarakat. Bagaimana tidak, kerjaanya setiap hari hanya bisa membuat keributan di mana-mana apalagi ia juga ikut dalam geng preman di kota S. Sikapnya yang dingin dan juga tak segan baku hantam menambah kesan buruk pada dirinya sendiri. Semenjak kecil ia selalu di kucilkan karna ibunya seorang wanita panggilan. Dan, kebetulan Ibu Cia saat itu jatuh cinta kepada Papa Kiki, hingga akhirnya mereka berdua berselingkuh di saat Kiki berumur 1 tahun dan hasil dari perselingkuhan itu lahirlah Cia. Seorang anak yang terlahir di dunia ini akan di anggap suci dan mampu membawa berkah serta kebahagiaan di dalam keluarga. Tapi hal itu sepertinya tidaklah berlaku untuk seorang, Cia.
Setelah pertengkaran itu para murid kembali melanjutkan aktivitas belajar seperti biasa, walaupun Cia dan juga Kiki tak kunjung kembali semenjak mereka pergi. Begitulah? kebiasaan kakak beradik itu yang menjadikan sekolah seperti tempat bermain.
...***...
Di sisi lain, Cia pergi untuk ke ruang ganti siswa di sekolah, untuk mengganti pakaian biasa yang ia bawa, di sana ia juga mebersikan diri dari kotoran akibat ulah Kiki. Tas sekolah yang biasa terisi buku pelajaran namun berbeda pula denganya. Karna Cia hanya membawa baju bebas tanpa ada satu bukupun di dalamnya. Setelah selesai ia kembali keluar ruangan dan menuju ke arah kantin.
Setelah selesai berganti pakaian, telah nampak Cia yang sudah bersantai tidur di bawah rimbunnya pepohonan tua yang di halaman sekolah, dengan melipat kedua tangannya ia jadikan sebagai penyangga kepala yang tergeletak diatas rerumputan liar. Dengan menikmati angin sepai-sepoi yang menerpa wajah cantiknya itu. Tak lama suara langkah kaki seseorang mengusik pikiranya yang hendak terlelap tidur.
..._Bersambung_ ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Dewi Sagita Dewi
yg JD pertanyaanq Kiki itu laki" atau perempuan
2021-02-15
0
D.R.S
suka
2021-02-14
0
𝐕ᵉ🅴🆃🅰
entahlah... gw rasa sifat cia jelek bngt.... kiki jg sama2 jelek...
cm kl jd kiki y wajar lah dy ky gt....
kl mau jadi pembangkang... mending kabur j dr rmh...
2021-02-14
0