JANGAN PILIH AKU!

JANGAN PILIH AKU!

JPA!#1

..."Kebencian yang mendalam akan membuat hati semakin sakit, dan pada akhirnya akan berujung dengan kematian."...

...***...

Cinta dan kebencian merupakan dua hal yang  tak bisa dipisahkan. Seolah keduanya telah menjadi satu raga dua jiwa. Ya, semua sudah tersusun rapi dalam takdir. Hanya saja apakah semua hal kita pasrahkan begitu saja, jika kau memilih di antaranya maka kamu termasuk kubangan melodi rasa. Jika, tidak memilih hal apapun dan hanya diam membisu sembari menatap tanpa rasa, maka kamu adalah rasa itu sendiri.

Seorang gadis cantik dengan rambut hitam yang terikat rapi tengah  asik duduk  bersantai di ujung bangku warung di pinggiran kota. Ia duduk dengan menaikan satu kakinya di atas kursi seraya mulai menyantap ayam gepeng yang sudah siap sedia di hadapannya.

“Selamat makan, Wak. Hari ini ngutang dulu ya,” ucapnya santai. Cia mencuci tangannya dan tengah bersiap menyantap hidangan tersebut.

Prangg ….

Piring Cia tiba-tiba melayang begitu tinggi, hingga bertabrakan dengan dinding warung. Sontak saja, hal itu menambah kegaduhan di tengah kebisingan kota. Perlahan Cia tolehkan wajahnya seraya mencari tau alasan makanannya terbang seketika. Ketika ia menoleh, telah tampak seorang pria bertubuh kekar sudah berdiri menatapnya dengan di ikuti segerombolan orang dewasa yang menyeramkan.

“Loe buruan pergi dari sini, gue mau makan!” ucapnya sombong.

Cia hanya menatap tajam pria itu, ia masih menahan amarah karna ayam gepeng tadi berubah jadi ayam terbang. Tapi, pria ini menaikan alisnya seraya menatap remeh Cia sang gadis cantik yang seksi, namun memiliki aura kebencian yang besar.

Tiba-tiba saja pemilik warung datang menghampiri mereka  untuk mencairkan keadaan. “Selamat datang, Bos. Mau makan apa hari ini?” ucapnya memaksakan senyum.

“Ambilkan semua makanan yang ada, buruan!” bentak pria itu, dengan segera pemilik warung langsung bergegas menuruti permintaan preman tersebut. Kalian bisa memanggilnya dengan sebutan Uwak Jo, sang pemilik warung tempat biasa Cia makan.

“Hei, loe!” seru Cia.

Cia memberikan tatapan tajam kepada preman tersebut yang sudah duduk di pojok warung, perlahan preman itu memalingkan wajahnya ke arah Cia.

“Loe manggil gue?” tanya dirinya.

“Iya br*ngs*k, loe kira gue manggil jin l*k*nat!” celetuk Cia yang tak kenal takut.

Preman itu tidak terima dengan ucapan Cia, dan  ia langsung saja  datang menghampirinya. Dengan menyentuh dagu mungil Cia, seraya preman itu menunjukan  ekspresi licik.

“Loe selamat hari ini, karna loe cantik, lain kali …. "

Belum habis preman itu berucap,  Cia sudah lebih dulu melayangkan pukulan kerasnya kepada preman tersebut, hingga hidungnya  sampai mengeluarkan banyak darah.

Bugg ….

Pukulan keras tepat mengenai wajah jelek sang preman. “Kurang ajar loe, cewek gila!" ucap preman yang masih memegang wajahnya yang bengap.

Sontak saja segerombolan anak buah preman itu, langsung berdiri dan bergegas membalas pukulan Cia.

“Diam di situ kalian semua, ini urusan gue sama cewek ini!” teriak sang ketua preman. Tentu saja mereka langsung diam di tempat menuruti kemauan dari Bos-nya.

Cia mulai berdiri dan menatap rendah sang preman, dengan menaikan sebelah alisnya.

“Berani banget loe sentuh wajah gue, dasar gak tau diri!”

Tanpa berbasa-basi terlalu lama. Cia kembali menghujamkan pukulan kerasnya kepada sang preman. berulang-ulang, hingga tak memberikan kesempatan sedikitpun pada orang yang sedang ia pukuli.

Hal itu berlalu cukup lama. pertarungan yang tidak seimbang sama sekali. Cia seperti sedang bersenang-senang dengan apa yang ia lakukan sekarang. pertengkaran tersebut, kini telah banyak menarik perhatian orang banyak. Cia sedikit merasa tidak nyaman, hingga memutuskan untuk segera mengakhiri permainan tersebut.

"Cih, kenapa banyak orang datang sih. padahal gue masih mau main-main sedikit." ucapnya dalam hati.

Sang preman telah jatuh tersungkur kebawah lantai. kondisinya sangat buruk, begitu banyak luka lebam yang sudah Cia lukiskan di wajahnya.

“Lain kali jangan belagu jadi preman. Muka jelek aja banyak tingkah! Kali ini gue ampuni nyawa loe.”

Cia memberikan tatapan tajamnya. sangat menakutkan. Tak lama ia mengambil sapu tangan di saku celana jens robek-robek yang ia kenakan. membersihkan sisa-sisa darah yang masih tertinggal di telapak tangannya.

Beberapa saat kemudian. Cia segera bergegas pergi dari sana. sedikit menutupi wajahnya dari orang-orang yang sudah berkumpul sejak tadi.

“Sial, siapa dia sebenarnya? Pukulannya tadi bukan pukulan biasa, seperti sudah terlatih sejak lama.  Bisa-bisanya gue kalah dari anak ingusan, Memalukan.” batin sang preman.

Semua anak buah sang preman  dan pemilik warung masih terpengangah melihat hal itu, mereka seakan tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Bagaimana bisa anak perempuan mungil mampu menghadapi salah satu ketua preman yang terkenal bengis di kota tersebut. sangat tidak masuk dalam logika.

Cia terus berjalan menelusuri jalanan kota. Ia mengenakan jaket dan celana sport. Tidak tampak sama sekali dirinya sebagai anak perempuan.

"Kota ini sangat menyesakan. Benar-benar bikin muak," umpatnya.

Cia terus saja berjalan tanpa tujuan. Beberapa saat kemudian, ponselnya berdering.

Kring ... Kring.

Cia merogo saku jaketnya. Mengambil sebuah ponsel. Melihat nama yang tertera di panggilan tersebut.

"Dia lagi," umpatnya lagi.

Cia langsung memutuskan panggilan tersebut. Hendak kembali menaruh handphonenya di dalam saku, namun belum sempat ia melakukan itu, untuk kedua kalinya handphone itu kembali berdering.

"CK, gak bisa bikin orang seneng apa," ucapnya kesal.

Cia mengangkat panggilan tersebut dengan terpaksa.

"Ya," ucapnya.

"Kamu dimana sayang? Kenapa tidak berangkat sekolah hari ini?" ucap seorang dari sebrang panggilan.

"Ada apa Nyonya. Kalau tidak ada hal penting, saya akan tutup telponnya!!" ucap Cia ketus.

"Sayang, Mama hanya khawatir dengan keselamatan kamu. sebaiknya kamu cepat pulang, jangan sampai Papa marah besar."

"Oke."

Cia langsung saja memutuskan panggilan tersebut secara sepihak. Ia tak ingin lama-lama berbicara pada seorang wanita yang baru saja menelponnya.

"CK. Satunya sok perhatian, satunya slalu marah-marah gak jelas. Hah, menyebalkan!" umpatnya.

Cia kembali melanjutkan perjalanan yang ia mulai. Mau tidak mau ia harus kembali ke tempat yang paling tidak ingin ia datangi.

Bagi dirinya, memimpikan kebahagiaan adalah hal terlarang untuk ia pikirkan. Semakin ia memikirkannya semakin pula duka yang akan datang menghampiri.

Sikapnya yang dingin dan terkenal garang, merupakan hal yang harus ia lakukan. Semua demi satu alasan. Bertahan Hidup dalam dukanya yang belum sembuh.

..._Bersambung_...

Terpopuler

Comments

Maya●●●

Maya●●●

halo kak salam kenal.
aku mampir nih.
mampir juga di karyaku ya😊😊

2022-09-27

0

cassabalanca

cassabalanca

Like disini... Mari slg dukung kak. Boom like utk mu thor

2021-07-28

0

☘𝓛𝓸𝓿𝓮𝓵𝔂 ͪ͢ ͦ ᷤ ͭ ͤ ᷝ

☘𝓛𝓸𝓿𝓮𝓵𝔂 ͪ͢ ͦ ᷤ ͭ ͤ ᷝ

mampir kak...
awal yang menarik

2021-02-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!