Bab 4 ( Pov Ningsih )

"Duh deg degan banget hari ini mau ketemu sono lagi.Aku harus mandi yang bersih, mesti wangi-wangian,juga dandan yang cantik ini biar dia nggak melirik ke yang lain"

Bergegas aku mandi dan membersihkan seluruh tubuhku, terutama di area sensitif. Area yang paling di sukai sono.

"Huh! Mereka nantangin aku bawa pacarku?? Lihat aja ntar malam, bakal kelabakan tuh mata. Terutama mata si nia, perih perih deh tu mata" kali ini ku gunakan shampoo yang banyak biar aroma rambut ku menggugah selera hehe

"Apalagi si kayra Hahaha, di jamin bakal kebakaran jenggot kalau lihat pacarku ternyata malah pria yang pernah dekat sama nya tapi nggak kesampaian haha,siapa suruh cupu"

Setelah memikirkan banyak hal, aku lebih memilih sono yang baru ku kencani dua mingguan ini dari pada pacarku mas imron. Orang lain juga jika di posisiku pasti berfikiran yang sama dengan ku, secara cover sono dan imron bak bumi dan langit.

Imron dekil, berkulit gelap, jerawatan dan bau ketek untung saja dia royal padaku. Sedangkan sono? Ya memang sih sono tidak tampan-tampan banget, dia tampan, tapi masih ada yang lebih tampan darinya. Contohnya seperti A'a dhani, kulitnya putih, wajahnya mirip aktor indonesia si siapa ya itu namanya, ahh ntah lah aku nggak ingat. Yang jelas dia tampan banget, tapi sayang banget orangnya ketus dan cuek. Rugi kamu A'a dhani cuek sama cewek secantik aku. Hmm nggak ada dhani, sono pun jadi deh, toh dia juga tampan.

Ku lirik kayra yang baru keluar dari kamar mandi.

"Tumben jam segini udah mandi, lagi laris ya? " Tanyaku yang sedang dandan cantik dan lagi-lagi hanya mendapat gelengan sinis dari kayra.

Woooow berani dia sinis-sinis denganku ya.

Pengen rasanya aku labrak dan ku cakar wajah cantiknya, eh wajah sok cantiknya. Tapi susah banget ngumpulin orang-orang yang nggak suka sama kayra . Suka sok baik sih, cari muka. Makanya mereka pada baik sama kayra. Tapi padahal aku juga sudah berusaha baik kok sama teman-teman di PT, tapi tetap saja mereka sinis. Pasti kayra nih yang jelek-jelekin aku.

Halah, mereka belum tau saja gimana kayra. Cupu murahan, lihat saja tuh kemana pun dia melangkah, pasti cowok-cowok PT melirik dia. Ketahuan banget dia itu tebar pesona sana sini.

"Berisik banget sih di luar, siapa deh cy hyang heboh ya. Mending aku keluar deh nimbrung" bathinku yang di sertai gerakan tubuhku ke asal muasal suara itu. "Ohhh ternyata mbak melati dan mbak nia toh yang berisik banget, sampe kedengaran loh di kamar" ucapku ramah pada mereka. "Hihhh apaan lagi sih si nia ini, masam saja mukanya kalau aku hadir" bathinku bergejolak

Ku temani saja orang dua ini bergosip sambil nungguin sono datang. Sebenarnya aku nggak gitu ngerti sih sama pembicaraan mereka, tapi ya sudah deh dari pada suntuk join-join saja lah.

"Assalamu'alaikum mbak melati dan mbak nia" terdengar sapaan ramah dari pria yang baru saja datang.

"Waduhhhhh!!! A' dhani" pekik bathinku yang meronta-ronta.Sontak saja aku kaget, seorang dhani datang ke dorm ku. Mimpi apa aku semalam,aku udah cantik nggak ya? Aku intip diriku di kaca dorm

"Sebelas duabelas lah sama luna maya" pikirku. Duh sumpah A' dhani ganteng banget. Bikin aku kebelet saja.

"A' dhani nyari siapa? Tumben banget, aku loh belum mandi hehe" belum mandi ketiga kali maksudku haha, demi dia sih rela aku mandi sepuluh kali sehari.

"Nyariin kayra nih, ada kan?" Tanya dhani yang seketika melenyapkan senyum sumringah dari wajahku. Apaan deh nyari-nyari si cupu. Seleranya rendah banget.

" Nggak tau, pergi deh kayaknya. Ngapain A' dhani nyari kayra, si kayra mah udah punya pacar, om-om di jogja" Biar sekalian saja ku beberkan belangnya si kayra cewek cupu itu

"Ngawur lu!! " Astaga hampir copot jantungku dengar suara mbak nia membentak ku, apaan sih si gendut ini. Selalu saja dia yang bikin nggak nyaman aku di dorm ini. Sudah lah bentuknya nggak enak di lihat. Entah apa salah ku hingga dia selalu sinis dan menganggap aku sasaran empuk untuknya. Terkadang ingin ku tampar wajah nya yang lebar itu, tapi mana berani aku. Bisa-bisa aku di bantingnya dan roh ku langsung pindah alam, membayangkan nya saja sudah ngeri.

"Maaf A' dhani lama menunggu ya? " suara si centil kayra membuyarkan lamunanku. Wah cantik nya kayra, padahal pakaiannya hanya sederhana, dan jika ku lihat wajahnya tidak bermake-up. Hanya ada sedikit liptint saja. Ku lirik A'a dhani yang sepertinya terpana menatap kayra.

"Uhh cantik apanya, bibirnya tebal begitu"sanggahku karna menolak kecantikan kayra.

"Hah!! Membuat ku jengkel saja! Mana sih sono belum sampai juga dari tadi" bathinku sambil mengecek kembali ponsel ku.

"Tidak kok ra, belum lama sampai. Mau meluncur sekarang nggak? Takutnya ntar nggak keburu maghrib" tanya A' dhani pada kayra, masih dengan tatapan terpesona nya yang di balas anggukan dari kayra

Mereka berlalu setelah berpamitan dengan kami.

"Semoga lancar ya A' Dhani " teriak mbak melati mendoakan mereka. Huh norak saja pikirku.

Mbak melati dan mbak nia berlalu hendak masuk ke kamar.

"Loh Loh pada mau kemana? kok pada masuk sih" tanya ku tak terima. Karna sebentar lagi sono pasti sampai, sudah tak sabar aku ingin memamerkan pacarku pada dua orang sombong ini.

"Istirahat" jawab mbak melati singkat. Ingin rasanya ku cegah, tapi mbak nia menatapku sinis yang membuatku urung.

Sudah lah mending sendirian saja aku menunggu kedatangan sono di sini. Sesekali aku mengecek ponsel.

Brrrmmmmm brmmmm.. Terdengar suara motor parkir di lantai satu, suara motor yang ku kenal. Motor sono. Wajahku sangat sumringah ketika sadar dia telah datang. Bergegas aku turun ke lantai satu untuk menemui kekasih hati.

"Hai sayang, mmmuaaahh" kecupku manja di pipi sono. "Kok sayang lama banget sihhh, sampai mau ambruk dengkul ku nunggu nya" protes ku manja

"Hehe maaf ya, tadi sempat mogok. Susah dapat tempat isi bensin eceran"iya sih, tampak keningnya bercucuran keringat

" Ya sudah ayo lah sayang, jadi kita kemana" tanya ku memastikan

" Tempat biasa saja yuk " sono menepuk bokong ku. Dan ku balas dengan anggukan. Ahh bikin berdebar saja deh.

***

"Eeuuunghhhh" suara kompak yang keluar dari ku dan sono. Ya, kami baru saja selesai memadu kasih. Sono selalu memakai pengaman saat bercinta denganku. Kami berpelukan dalam selimut, sedikit aku merasa geli ketika sono mengecup pelan leher ku yang indah ini. Huh! Pasti sono sudah tergila-gila padaku.

Krrrrruuuuuurrrkkkk ah sial perut ku bunyi

"Loh kamu lapar? "

"Iya sayang hehe" jawabku malu-malu

"Kenapa tadi nggak makan dulu sih sebelum kita ketemuan? " sukses pertanyaan sono membuat ku bengong

"Ya sudah kita cari makan dulu" lanjut ucapan sono yang akhirnya membuat ku sumringah

Aku dan sono segera berpakaian lengkap, segera kami bergegas berkendara mencari kuliner.

Sono tiba-tiba menghentikan motornya di pinggir jalan, lalu tangannya menengadah

"Sini uang enam ribu" pinta nya yang membuat keningku mengkerut, tanpa banyak babibu tetap ku berikan uangnya.

Tak lama sono kembali dengan membawa tentengan.

"Nih, makan di sini saja, habis itu kita balik ke dorm saja lah, mendadak aku ada urusan" di sodorkan nya segelas teh cup dan sekantong kecil, ntah apa isi nya. Membuatku penasaran dan ku buka juga.

"Hah?? Ubi goreng???? Ga salah nih? " pelit banget bathinku. Mending pelit pake uangnya, lah ini pakai uang ku. Padahal baru juga tadi di obok-obok. Sama imron sih bakal kenyang aku. Ah ya sudah lah makan saja, udah meronta-ronta perutku. Selesai makan kami bergegas pulang.

Bbbrrooooot prrruuuuttttt, aku terkentut-kentut selama perjalanan pulang. Ahh ini pasti karna ubi sialannnn. Semoga sono nggak dengar, bisa jijik dia sama aku. Ku lirik pengendara motor di belakang kami seperti terombang ambing, sepertinya mabok karna polusi kentut ku.

"Modar modar deh lu" celetukku pelan. Ah jengkel nya.

Akhirnya aku dan sono sampai juga di Dormitory, ku lirik jam sudah mau menjukkan jam tujuh malam. ku lirik tiga srikandi itu sedang nongkrong di teras, siapa lagi kalau bukan nia, melati dan si centil kayra.

"Sayang ke atas bentar yuk, mau ku kenali sama teman-teman ku yang sombong itu, masa dia nantangin aku untuk bawa pacarku" Ku ajak sono ikut naik ke atas,tampak wajahnya keberatan.

"Ayolah sayang bentar saja kok, bantu aku ya ya ya" bujukku yang di terima sono. Tak sabar aku memamerkan pacarku pada mereka.

Aku masih menahan kentut saat menaiki tangga, perut tolong jangan bikin aku malu.

Setiba di atas ku gandeng tangan sono sambil membuat kegaduhan suara. Ku perkenalkan sono pada mereka, Hmm si kayra malah pura-pura telfonan. Yess, tiba juga akhirnya aku membuat kayra patah hati.

"Loh Lohhh, Mas sono kan? " kayra tampak berpura-pura menebak

"Lohhh, kayra??? " balas sono kaget. Tapi Loh Loh Loh kok sono melepaskan gandengan tanganku. Malah tampak sono sangat senang bertemu dengan kayra. Tak pantang menyerah ku gandeng lagi tangan sono, tapi lagi-lagi di lepaskannya. Ada apa sih?!! Bikin malu saja.

**

Pertengkaran ku dengan sono tak bisa di elak lagi, kurang ajar banget dia nggak mengakui ku sebagai pacarnya.

"Ahh!!! Aku malu banget, padahal semua udah aku beri pada sono, kok bisa sih dia lebih pro ke kayra? Mana aku pake acara kentut segala saat ribut dengan nya, Aarghhhhhh sumpah malu banget"

"Pasti tiga srikandi itu puas mentertawakanku" aku mulai meratapi nasib, mana sono sudah sehari menghilang tiada kabar. ughhh perut ku mual banget.

"Huwwuueeekk"

"Ah beneran nggak tahan lagi, mual banget"

Bergegas aku ke toilet dan memuntahkan isi perutku.

"Aku kenapa ya? Sepertinya nggak ada salah makan" lama aku merenung sambil mengingat kapan terakhir aku menstruasi.

"Apa jangan-jangan aku...? Ah lebih baik aku cek dulu" ku ambil blazer dan dompet sembari bergegas ke aptotek terdekat. Setelah mendapatkan barang yang aku mau, bergegas aku kembali pulang dan segera mengecek kondisi ku.

Dunia ku benar-benar terasa runtuh, ketika hasil tes menunjukkan garis dua. Bagaimana ini, jika perusahaan tau bisa-bisa aku di pecat. Terus permasalahan besarnya, ini anak siapa???

Otakku terus berfikir, sama sono aku baru dua mingguan berkencan. Berhubungan badan dengannku pun sono menggunakan pengaman. Jadi nggak mungkin anak sono, tapi nggak ada salahnya aku meminta pertanggungjawaban. Toh dia juga ikut menikmatiku. Setelah sabar menunggu teman-teman dorm tertidur, Bergegas aku menelfon sono di ruang tamu.

Setelah tujuh kali menelfon akhirnya di angkat juga.

[ Ada apa lagi? ]

[ Ada apa??? Kemana saja kamu main hilang begitu saja? ]

[ Ya mau apa lagi sih? ]

[ Aku hamil no ]

[ Lah terus?? ]

[ Kok terus? Kamu nggak dengar aku bilang aku hamil ]

[ Ya nggak ada urusannya sama aku lah ]

[ Ya terus kamu mau lari dari tanggung jawab? ]

[ Hah? Tanggung jawab? Haha nggak salah tuh? Hey, saat kita bercinta saja kau sudah tidak perawan ningsih]

[Oooh hanya karna aku sudah tidak perawan saat tidur denganmu jadi ini bukan tanggup jawabmu?aku mohon padamu pikirkan ini baik-baik ]

[ Hey jangan bodohi aku ya ningsih, memangnya kau fikir aku nggak tau saat kau berkencan dengan ku, kau itu masih rutin tidur dengan pria lain. Punya mu itu kendor banget. Cari sana bapak kandung untuk bayi mu. Yang jelas bukan aku, jangan ganggu aku, sangat sangat membuang waktu! ] klik tut tut

" Dasar br*ngsek" berani dia mematikan telfonnya, ku putar lagi otakku. Mas imron, ya, dia lah sebenarnya ayah dari janin ini. Tapi ahh wajahnya benar-benar nggak mendukung. Malu dong satu pelaminan sama dia. Tapi mau gimana lagi, ku coba saja lah menghubungi nya. Segera aku mencari kontak dan menlfonnya

[Hallo sayang]

[Nnnghhh iya kenapa? ]

[Ohh kamu sudah tidur ya, maaf sayangku]

[Emmhh]

[Sayang, ada yang mau ningsih omongin]

[Iya bicara lah]

[Sayang, emmhhh aku hamil]

"yang? Hallo sayang? Ahhh sialll, di matikan. Br*ngsek"

Hah, kacau sudah, gimana ini, ku acak-acak rambut ini. Nanti saja lah aku fikirkan,aku segera berlalu ke kamar.

"Hah sejak kapan kayra di dapur? Mampus aku" bathinku.

Seperti nya dia dengar deh, nggak bisa di biarkan. Bisa gawat aku.

...****************...

Sia-sia aku memfitnah kayra, malah ujungnya aibku di bongkarny. Dasar kayra br*ngsek! Ku intip uang pesangon yang kuraih. Hasilnya tidak seberapa.

Gimana aku harus mengatasi kehamilan ku.

Ah sudah lah, mending aku segera kemas baju dan pulang ke rumah.

Aku akan menemui imron. Bagaimanapun juga ini anaknya, pasti dia mau bertanggungjawab.

Sampai juga di kampung halaman. Memakan perjalanan dua jam untuk sampai ke rumah ku.

Tidak memakan waktu lama, aku bergegas ke rumah imron. Ku gedor-gedor pintu rumahnya cukup lama, tapi tak kunjung juga ada yang membukakan pintu.

"Cari siapa dek? " tetangga sebelah bertanya, mungkin dia terganggu aku menggedor-gedor dari tadi, cihh lebay.

"Nyari imron kak, apa kerja ya? " tanya ku sembari mengelap peluh keringat

"Oh imron pulang kampung dek, baru saja semalam pergi nya" penjelasan tetangga yang membuat dunia ku mendadak gelap

Bruuukhhhh

*Bersambung*

Terpopuler

Comments

Juhairiah

Juhairiah

typo juga thot

2023-09-17

0

Juhairiah

Juhairiah

typo min

2023-09-17

0

99Elektronik

99Elektronik

parah si ningsih

2023-09-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ( Sekelompok orang dzalim)
2 Bab 2 ( Bertemu Dengan Sono)
3 Bab 3 ( Bertemu Dengan Sono 2 )
4 Bab 4 ( Pov Ningsih )
5 Bab 5 ( Pov Sono )
6 Bab 6 ( Pov Imron)
7 Bab 7 ( Emang Enak Di Skors? )
8 Bab 8 ( Kabar Dari Mas Krisna)
9 Bab 9 ( Toxic )
10 Bab 10 ( Nafkah Lahir dan Bathin )
11 Bab 11 ( Daging )
12 Bab 12 ( Perceraian )
13 Bab 13 ( Baku Hantam )
14 Bab 14 ( Jadi Pembantu )
15 Bab 15 ( Lagi Dan Lagi )
16 Bab 16 ( Melawan )
17 Bab 17 ( Tai-Otoshi )
18 Bab 18 ( Pesan Dari Ibu )
19 Bab 19 ( Visum )
20 Bab 20 ( Bersaing )
21 Bab 21 ( Viral )
22 Bab 22 ( Viral Lagi )
23 Bab 23 (Pov Sono )
24 Bab 24 ( Sulit Di Mengerti )
25 BAB 25 (Babi Ngepet)
26 Bab 26 (Do'a Untuk Bapak)
27 Bab 27 (Malam Na'as)
28 Bab 28 (Garis Dua)
29 Bab 29 (Rasa Yang Berkecamuk)
30 Bab 30 (Menikah)
31 Bab 31 (Kawin Lagi)
32 Bab 32 (Kok Panik?)
33 Bab 33 (Setiap Tikungan Ada)
34 Bab 34 (Menantu Baru)
35 Bab 35 (Dejavu)
36 Bab 36 (Di Serbu Warga)
37 Bab 37 (Jurus Ee Ayam Terbang)
38 Bab 38 (Pamit)
39 Bab 39 (Kayra Kabur)
40 Bab 40 (Pria Misterius)
41 Bab 41 (Gue Salah Apaan?)
42 Bab 42 (Istighfar Ukhti)
43 Bab 43 (HBD)
44 Bab 44 (Bisa Apa Tanpa Suami?)
45 Bab 45 (Berpelukan)
46 Bab 46 (Berboncengan)
47 Bab 47 (Jadi ART)
48 Bab 48 (Lingsir Wengi)
49 Bab 49 (Meluapkan Amarah)
50 Bab 50 (Kebebasan Sono)
51 Bab 51 (Kurang Apa?)
52 Bab 52 (Permintaan Weni)
53 Bab 53 (Hamil Anaknya Devan)
54 Bab 54 (Tidur Di Lantai)
55 Bab 55 (Aku Suka, Sayang, Cinta)
56 Bab 56 (AKU KAMU)
57 Bab 57 (Belah Tengah)
58 Bab 58 (Pembalasan Dendam)
59 Bab 59 (Isak Tangis)
60 Bab 60 (Sampah Masyarakat)
61 Bab 61 (Malu-maluin)
62 Bab 62 (Bongbong)
63 Bab 63 (Cinta Cuma Butuh Tindakan)
64 Bab 64 (BUUUUUUUU)
65 Bab 65 (Loyo)
66 Bab 66 (Takdir Yang Sama)
67 Bab 67 (Tidak Dapat Restu)
68 Bab 68 (Jati Diri)
69 Bab 69 (Hati Nurani Yang Sakit)
70 Bab 70 (Baik-baik Saja)
71 Bab 71 (Dendam Yang Masih Membara)
72 Bab 72 (Foto Mesra)
73 Bab 73 (Ikrar Talak)
74 Bab 74 (Surprise!)
75 Bab 75 (Aku Bersedia)
76 Bab 76 (Sat Set)
77 Bab 77 (Menggugat Cerai)
78 Bab 78 (Kecelakaan)
79 Bab 79 (Permintaan Maaf)
80 Bab 80 (Double Wedding)
81 HALLO SEMUA
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1 ( Sekelompok orang dzalim)
2
Bab 2 ( Bertemu Dengan Sono)
3
Bab 3 ( Bertemu Dengan Sono 2 )
4
Bab 4 ( Pov Ningsih )
5
Bab 5 ( Pov Sono )
6
Bab 6 ( Pov Imron)
7
Bab 7 ( Emang Enak Di Skors? )
8
Bab 8 ( Kabar Dari Mas Krisna)
9
Bab 9 ( Toxic )
10
Bab 10 ( Nafkah Lahir dan Bathin )
11
Bab 11 ( Daging )
12
Bab 12 ( Perceraian )
13
Bab 13 ( Baku Hantam )
14
Bab 14 ( Jadi Pembantu )
15
Bab 15 ( Lagi Dan Lagi )
16
Bab 16 ( Melawan )
17
Bab 17 ( Tai-Otoshi )
18
Bab 18 ( Pesan Dari Ibu )
19
Bab 19 ( Visum )
20
Bab 20 ( Bersaing )
21
Bab 21 ( Viral )
22
Bab 22 ( Viral Lagi )
23
Bab 23 (Pov Sono )
24
Bab 24 ( Sulit Di Mengerti )
25
BAB 25 (Babi Ngepet)
26
Bab 26 (Do'a Untuk Bapak)
27
Bab 27 (Malam Na'as)
28
Bab 28 (Garis Dua)
29
Bab 29 (Rasa Yang Berkecamuk)
30
Bab 30 (Menikah)
31
Bab 31 (Kawin Lagi)
32
Bab 32 (Kok Panik?)
33
Bab 33 (Setiap Tikungan Ada)
34
Bab 34 (Menantu Baru)
35
Bab 35 (Dejavu)
36
Bab 36 (Di Serbu Warga)
37
Bab 37 (Jurus Ee Ayam Terbang)
38
Bab 38 (Pamit)
39
Bab 39 (Kayra Kabur)
40
Bab 40 (Pria Misterius)
41
Bab 41 (Gue Salah Apaan?)
42
Bab 42 (Istighfar Ukhti)
43
Bab 43 (HBD)
44
Bab 44 (Bisa Apa Tanpa Suami?)
45
Bab 45 (Berpelukan)
46
Bab 46 (Berboncengan)
47
Bab 47 (Jadi ART)
48
Bab 48 (Lingsir Wengi)
49
Bab 49 (Meluapkan Amarah)
50
Bab 50 (Kebebasan Sono)
51
Bab 51 (Kurang Apa?)
52
Bab 52 (Permintaan Weni)
53
Bab 53 (Hamil Anaknya Devan)
54
Bab 54 (Tidur Di Lantai)
55
Bab 55 (Aku Suka, Sayang, Cinta)
56
Bab 56 (AKU KAMU)
57
Bab 57 (Belah Tengah)
58
Bab 58 (Pembalasan Dendam)
59
Bab 59 (Isak Tangis)
60
Bab 60 (Sampah Masyarakat)
61
Bab 61 (Malu-maluin)
62
Bab 62 (Bongbong)
63
Bab 63 (Cinta Cuma Butuh Tindakan)
64
Bab 64 (BUUUUUUUU)
65
Bab 65 (Loyo)
66
Bab 66 (Takdir Yang Sama)
67
Bab 67 (Tidak Dapat Restu)
68
Bab 68 (Jati Diri)
69
Bab 69 (Hati Nurani Yang Sakit)
70
Bab 70 (Baik-baik Saja)
71
Bab 71 (Dendam Yang Masih Membara)
72
Bab 72 (Foto Mesra)
73
Bab 73 (Ikrar Talak)
74
Bab 74 (Surprise!)
75
Bab 75 (Aku Bersedia)
76
Bab 76 (Sat Set)
77
Bab 77 (Menggugat Cerai)
78
Bab 78 (Kecelakaan)
79
Bab 79 (Permintaan Maaf)
80
Bab 80 (Double Wedding)
81
HALLO SEMUA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!