Bab 3 ( Bertemu Dengan Sono 2 )

"Loh Lohhh, Mas sono kan? " tebakku berusaha mengingat

"Lohhh, kayra??? " balas mas sono sambil melepaskan gandengan dari ningsih. tampak sono kaget sekaligus senang bertemu dengan ku

Ningsih kembali menggandeng lengan mas sono tapi lagi-lagi di lepaskan oleh yang punya lengan.

"Kamu kerja di sini ra?" tanya mas sono mulai kepo

"Iya nih mas, udah lebih lah dari setahun" aku menjelaskan dengan ramah

" Oohhh pantas saja lama nggak kelihatan di kota kijang "ucapnya sambil manggut-manggut

" Kalian saling kenal? " selidik mbak nia

" Iya mbak, saya dan kayra dari satu kampung yang sama" senyum lebar menghiasi wajah mas sono

"Jadi kamu ternyata pacarnya ningsih" ucapku seraya menyimpan ponsel .

" Hah? Pacar ningsih? Bukan kok ra, kami cuma teman saja" Terang-terangan mas sono menyangkal di depan ningsih

" Loh maksud kamu apa bilang bukan? Jelas-jelas kita pacaran! " jawaban ketus dari ningsih karna mendapat penolakan dari mas sono

" sejak kapan kita pacaran? "Tanya mas sono sambil melipat kedua tangannya

" Apanya yang sejak kapan? Kita dari kemarin kan dekat, kemana-mana juga berdua" di tunjuk tunjuk mas sono dengan jarinya

"Dekat emang artinya kita pacaran? Kamu saja kok yang selalu minta temani kesana kemari. Kamu jangan salah paham ningsih" tegas mas sono.

Aku beranjak memisahkan diri dari mereka, merasa tidak enak saja menonton keributan orang lain. Begitu juga dengan mbak nia dan mbak melati, mereka juga langsung masuk ke kamar menyusul ku. Tampak wajah mereka berdua cengengesan, seperti terlihat senang ketika ningsih di tolak mentah-mentah.

Mas sono adalah lelaki yang sempat dekat dengan ku saat aku masih kelas 2 SMA. Dia kakak kelas yang sudah tamat. Wajah nya lumayan tampan dengan senyum nya yang manis. Hanya saja tubuhnya kurus. Dia cukup terkenal di kota ku yang sering di sebut 'Anak gaul'. Kabar kedekatan kami akhirnya sampai juga di telinga abang sepupu dan paman ku.

" Pokoknya abang tidak mau tau, kamu harus stop berhubungan dengan sono ya ra! "Titah bang putra tegas saat itu.

" Dengar nggak ra? " tambah pamanku

"Kalau kamu ngotot lanjut dekat sama dia lagi, bakal abang bogem dia" Ancam bang putra sambil meninju tangannya yang full tatto ke dinding

"Kasih tau alasannya bang" pintaku dengan sopan

"Nggak ada alasan-alasan, masih kecil tau apa juga kamu"

"Justru karna kayra masih kecil bang, kasih kayra penjelasan"

"Intinya dia bukan orang baik, titik! "

Inilah perdebatan beberapa tahun lalu tentang mas sono.

Ke hela nafas yang sedikit berat, orang baik itu memangnya yang seperti apa sih?

Tidak merokok? Bukan Alkoholik? Tidak berjudi? Rajin ibadah? Mengutamakan orang tua? Bingung juga aku harus memikirkan standart 'Baik' nya seseorang menurut versi orang lain.

Karna larangan dari abang dan paman, aku pun menjauhi mas sono dengan alasan klasik 'mau fokus belajar dulu', yang di sambut kecewa pada wajahnya tapi dia tidak mempermasalahkan nya.

Tidak ku sangka aku bertemu lagi dengan mas sono di pulau lobam ini dengan ningsih sebagai perantara nya. Bicara tentang ningsih, sejak kejadian hari itu dia semakin memperjelas ketidaksukaannya padaku. Entah apa kesalahan ku padanya, jika aku tau, pasti aku akan berusaha mengatasinya. Tentu saja aku sudah bertanya pada ningsih akan sikapnya, tapi jawabnya selalu 'jangan baper'.

Ningsih juga sebenarnya bukan tipe orang yang pemberani, jika dia ingin melabrak seseorang sudah di pastikan dia akan menghubungi orang-orang yang juga punya rasa tidak suka pada sasarannya.

Tapi walau dia tidak menyukai ku, entah kenapa sampai saat ini dia tidak pernah menjadikan aku sasarannya. Mungkin dia sulit menemukan pasukan se frekuensinya di pulau lobam ini. Bahkan dia lah yang sering mendapat rating bintang 1 dalam attitudenya di lingkungan tempat kerja maupun Dormitory.

Selesai sholat isya aku lanjut istirahat dengan rebahan di tempat tidur tingkat, kebetulan aku dapat di bagian atas.

Ting~Ting~ku raih benda pipih itu.

Kulihat ada satu pesan masuk di Facebook ku. Dari mas sono ternyata.

{ Hai kayra, apa kabar? Sudah tidur kah? }

{ Hai mas sono, baik. Sebentar lagi mas}

{ Mas mau minta maaf untuk kejadian kemarin ya, pasti kamu jadi nggak nyaman ya? }

{ Ah enggak, biasa saja kok mas, sudah kelar masalahnya? }

{ Alhamdulillah sudah. Tapi beneran loh ra mas nggak pacaran sama ningsih. Mas tuh cuma bantu doang }

{ Bantu apaan mas? }

{ Kemarin katanya dia di tantangin teman-teman nya buat datangin pacar, karna ningsih ngaku-ngaku sudah punya pacar. Dia minta tolong sama mas }

{ Ya mas lagian kenapa juga mau }

{ Hehe gabut, tapi beneran loh nggak ada hubungan apapun }

{ iya iya }

{ Mas cuma lurusin saja ra, takut kayra salah paham, nanti di kiranya beneran pacaran,terus ngilang deh }

{ Apanya yang hilang mas? }

{ Kesempatan untuk dekat lagi sama kamu ra, Aseeeeeek }

{ Haha Lawak amat }

{ Kamu sudah ada yang punya belum ra? }

{ Sudah mas, cuma memang lagi nggak jelas }

{ Enak ini kalau sudah nggak jelas hehe Canda. Nggak jelas gimana ra? }

{ Pacarku kemarin ketahuan selingkuh mas, ini sudah lima hari nggak ada kabar }

{ Ya sudah sama mas saja ra haha }

{ Ogah hehe }

{ Pura-pura pacaran saja yuk, biar dia tau juga rasanya di selingkuhin hehe ... Minta nomor hp mu dong ra }

Percakapan ini berakhir setelah aku memberi kontak ku pada mas sono. "Ah tenggorokan ku kering" gumam ku sambil berjalan pelan ke dapur, biar nggak mengganggu teman-teman yang beberapa sudah pada tidur.

Samar-samar aku mendengar suara ningsih sedang berbicara di telfon dengan seseorang

" Ya terus kamu mau lari dari tanggung jawab? "

" Oooh hanya karna aku sudah tidak perawan saat tidur denganmu jadi ini bukan tanggup jawabmu?aku mohon padamu pikirkan ini baik-baik "

" Dasar br*ngsek " perlahan aku mengintip pelan, tampak pembicaraannya selesai. Tapi kembali dia menghubungi seseorang.

" Hallo sayang, ohh kamu sudah tidur yaaa, maaf sayangku " Tampak nya ini pembicaraan dengan orang yang berbeda.

" Sayang, ada yang mau ningsih omongin " Tampak omongannya terjeda

" Sayang, emmmhhh aku hamil "di gigit sudut bibirnya, tampak ia sangat gugup

" Yang? Hallo sayang??? Ahhh sial di matikan, br*ngsek" Umpatnya sambil berjalan menuju kamar. Tampak dia terkaget saat melihat ku sedang berada di dapur.

" Ngapain kamu? " Tanya ningsih

Aku mengoyangkan gelas sebagai jawabanku.

" Sejak kapan kamu di sini? " tanya nya memastikan

" Sejak tadi" ungkapku sambil berlalu ke kamar .

Ku nasehati diriku untuk tak mengurusi dan mengumbar aib orang lain, sebab aku pun punya aib.

" Walau terang-terangan dia membenciku selagi Dia tidak mengusikku, maka aku tidak perlu mengusiknya " begitu lah pikirku sambil mencoba untuk tidur, karna hampir semua teman sekamar sudah pada sibuk dengan mimpinya.

...****************...

Jam istirahat makan siang tiba juga. Bergegas aku ke kantin untuk mengambil jatah makan siang. Tapi siang ini aku sedikit merasa perbedaan. Beberapa karyawan ada yang menatapku sinis, ada juga yang menatap seolah mencemooh diriku. Nasib baiknya ada yang mendekatiku dan mempertanyakan sumber masalah hari ini.

" Ra, emang benar ya gosipnya? " tanya mbak yayuk yang ikut mengantri di depan ku

" Gosip apaan mbak? " Tanyaku bingung

" Katanya kamu hamil " tampak mbak yayuk merasa tidak enak dengan pertanyaan nya.

" Hah?? Astagfirullah, gosip dari mana mbak?? " kesal sudah pasti, entah dari mana gosip ini berasal.

" Si ningsih yang ngomong, kamu kayak nggak tau saja, di PT ini cerita sama satu orang ya nyebar kemana-mana " jelas mbak yayuk

" Demi Allah tidak mbak, Ya Allah kok bisa-bisa nya" ku urut pelan dada ini, jujur sangat sakit hati

" Mending kamu perjelas deh, bahaya posisimu ra, tuh orangnya di sana, Samperin gih " benar kata mbak yayuk, peraturan di PT ini tidak memperkerjakan orang hamil. Lekas aku memindai keberadaan ningsih, Ohh di sana dia.

" Benar-benar bodoh, padahal aku tidak mengusik nya. Bisa-bisanya dia ingin membuat aku tersingkir agar rahasia nya aman" bathinku. aku benar-benar naik pitam saat ini.

"Hey ningsih, apa maksud mu? " sengaja aku naikkan volume suara ku untuk menarik pusat perhatian. Mau bagaimana lagi, cuma ini jalan untuk mengklarifikasi. Suara ku berhasil mendatangkan beberapa karyawan, ada juga beberapa orang bagian HRD dan manager.

"Apanya yang apa? " ucapnya tanpa rasa bersalah

"Apa maksudmu memitnah ku hamil hah? Aku tau memang sangat ketat persaingan di PT ini, tapi sangat di sayangkan ' KOTOR' cara main mu ya" sengaja ku tekan kan kalimat itu.

" Halah ra, nggak usah munafik lah, kita-kita juga pada tau kamu itu murah haha. Baru juga kemarin di obok-obok sama A'dhani " fitnah nya benar-benar menusuk

Plakkkkkk, ku tampar wajahnya, aku benar-benar sudah naik pitam

"Kau yang sering di obok-obok sana sini, kau lemparkan pula kotoranmu ke aku ya!!! " ucapku lantang

"Berani kau tampar aku hah???!! " Ningsih berusaha menamparku tapi sayang tangannya sudah aku kunci, kami saling berdorongan hingga jatuh kelantai. Ku cekik leher nya sampai dia terjungap-jungap. Wajah nya benar-benar pucat melihat aku yang sudah mulai kesetanan.

Tangan ku di kunci dua orang karyawan pria, sehingga cekikan ku terlepas.

"Apa salahku padamu j*lang, kenapa kau selalu mengusikku!!! " pekik ku

" Diam kalian!! Ada keributan apa ini Hah? " Manager mulai melerai

"Ningsih memfitnah saya hamil pak dion, ini akan berdampak buruk untuk pekerjaan saya" aku menjelaskan dengan jujur

"Memang kau hamil kok" ningsih tetap memfitnahku

" Saya atau Anda yang saat ini sedang hamil hah? Hanya karna saya memergoki Anda menelfon kekasih Anda untuk meminta pertanggungjawaban atas kehamilan mu, lalu Anda dengan tega nya memutar balikkan keadaan? Dasar licik" tampak wajah ningsih ketakutan ketika aku membongkar kedoknya.

"Jadi ini siapa yang hamil?? " tanya pak dion bingung

"Tes urine saja kami berdua pak, saya berani, karna memang saya tidak hamil,kalau perlu panggil dokter PT sekalian" aku memberi saran yang di setujui oleh pak dion

"Kalian berdua ikut saya ke kantor, yang lain tolong panggil dokter miska" perintah pak dion.

...****************...

" Saya beri pilihan untuk kamu ningsih, Mengundurkan diri tanpa pesangon atau mendapatkan pesangon tapi di pecat secara tidak hormat " pak dion memberi pilihan

" Pak, saya mohon beri saya keringanan, izinkan saya tetap bekerja di sini pak" ningsih menangis tersedu

" Saya hanya menjalankan peraturan perusahaan. Jadi jangan menghambat pekerjaan saya, silahkan pilih" lagi pak dion mempertegas

Tampak ningsih lama berfikir, jujur aku kasihan padanya. Tapi kenapa juga dia mesti memfitnahku sih, padahal aku akan diam saja. Bisa lah dia bekerja beberapa bulan lagi kalau saja dia tidak berulah, Astaga.

"Saya pilih mendapatkan pesangon pak, tidak apa-apa saya di pecat secara tidak hormat" ucapnya pasrah, sudah pasti dia akan sulit mendapatkan pekerjaan di manapun. Tapi mau bagaimana lagi, mungkin dia butuh uang untuk mengurus kehamilannya.

"Tapi ijazah saya di kembalikan kan pak? " tanya ningsih. Ya, persyaratan bekerja di perusahaan ini salah satunya menahan ijazah asli karyawan hingga selesai kontrak selama dua tahun. Jika sebelum dua tahun sudah resign, ijazah tidak bisa di ambil sampai masa kontrak selesai.

"Tetap nunggu dua tahun kontrak baru bisa di ambil" tegas pak dion

"Untuk kamu kayra, saya tau kamu murni tidak bersalah, tapi maaf tetap saya beri tindakan disiplin. Kamu di skors tiga hari, gunakan waktu tiga hari untuk merenung dan beristirahat" Lanjut pak dion

"Baik pak, kalau begitu saya izin pamit" Aku berlalu dari ruangan pak dion, yang segera di susul ningsih

" Puas kamu ra?" ningsih masih belum puas rupanya

" Jangan mengusikku lagi, seperti kamu yang berusaha melindungi posisi mu, aku juga hanya melakukan hal yang sama. Bukan hanya kamu saja yang banyak tanggungan. Aku juga" Lekas aku berlalu, takut emosi ku kembali tak terkontrol.

Hanya terdengar suara ningsih nangis meraung meratapi nasib nya.

...****************...

*Bersambung*

Terpopuler

Comments

Juhairiah

Juhairiah

typo thor

2023-09-17

0

99Elektronik

99Elektronik

emang bener2 si ningsih

2023-09-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ( Sekelompok orang dzalim)
2 Bab 2 ( Bertemu Dengan Sono)
3 Bab 3 ( Bertemu Dengan Sono 2 )
4 Bab 4 ( Pov Ningsih )
5 Bab 5 ( Pov Sono )
6 Bab 6 ( Pov Imron)
7 Bab 7 ( Emang Enak Di Skors? )
8 Bab 8 ( Kabar Dari Mas Krisna)
9 Bab 9 ( Toxic )
10 Bab 10 ( Nafkah Lahir dan Bathin )
11 Bab 11 ( Daging )
12 Bab 12 ( Perceraian )
13 Bab 13 ( Baku Hantam )
14 Bab 14 ( Jadi Pembantu )
15 Bab 15 ( Lagi Dan Lagi )
16 Bab 16 ( Melawan )
17 Bab 17 ( Tai-Otoshi )
18 Bab 18 ( Pesan Dari Ibu )
19 Bab 19 ( Visum )
20 Bab 20 ( Bersaing )
21 Bab 21 ( Viral )
22 Bab 22 ( Viral Lagi )
23 Bab 23 (Pov Sono )
24 Bab 24 ( Sulit Di Mengerti )
25 BAB 25 (Babi Ngepet)
26 Bab 26 (Do'a Untuk Bapak)
27 Bab 27 (Malam Na'as)
28 Bab 28 (Garis Dua)
29 Bab 29 (Rasa Yang Berkecamuk)
30 Bab 30 (Menikah)
31 Bab 31 (Kawin Lagi)
32 Bab 32 (Kok Panik?)
33 Bab 33 (Setiap Tikungan Ada)
34 Bab 34 (Menantu Baru)
35 Bab 35 (Dejavu)
36 Bab 36 (Di Serbu Warga)
37 Bab 37 (Jurus Ee Ayam Terbang)
38 Bab 38 (Pamit)
39 Bab 39 (Kayra Kabur)
40 Bab 40 (Pria Misterius)
41 Bab 41 (Gue Salah Apaan?)
42 Bab 42 (Istighfar Ukhti)
43 Bab 43 (HBD)
44 Bab 44 (Bisa Apa Tanpa Suami?)
45 Bab 45 (Berpelukan)
46 Bab 46 (Berboncengan)
47 Bab 47 (Jadi ART)
48 Bab 48 (Lingsir Wengi)
49 Bab 49 (Meluapkan Amarah)
50 Bab 50 (Kebebasan Sono)
51 Bab 51 (Kurang Apa?)
52 Bab 52 (Permintaan Weni)
53 Bab 53 (Hamil Anaknya Devan)
54 Bab 54 (Tidur Di Lantai)
55 Bab 55 (Aku Suka, Sayang, Cinta)
56 Bab 56 (AKU KAMU)
57 Bab 57 (Belah Tengah)
58 Bab 58 (Pembalasan Dendam)
59 Bab 59 (Isak Tangis)
60 Bab 60 (Sampah Masyarakat)
61 Bab 61 (Malu-maluin)
62 Bab 62 (Bongbong)
63 Bab 63 (Cinta Cuma Butuh Tindakan)
64 Bab 64 (BUUUUUUUU)
65 Bab 65 (Loyo)
66 Bab 66 (Takdir Yang Sama)
67 Bab 67 (Tidak Dapat Restu)
68 Bab 68 (Jati Diri)
69 Bab 69 (Hati Nurani Yang Sakit)
70 Bab 70 (Baik-baik Saja)
71 Bab 71 (Dendam Yang Masih Membara)
72 Bab 72 (Foto Mesra)
73 Bab 73 (Ikrar Talak)
74 Bab 74 (Surprise!)
75 Bab 75 (Aku Bersedia)
76 Bab 76 (Sat Set)
77 Bab 77 (Menggugat Cerai)
78 Bab 78 (Kecelakaan)
79 Bab 79 (Permintaan Maaf)
80 Bab 80 (Double Wedding)
81 HALLO SEMUA
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1 ( Sekelompok orang dzalim)
2
Bab 2 ( Bertemu Dengan Sono)
3
Bab 3 ( Bertemu Dengan Sono 2 )
4
Bab 4 ( Pov Ningsih )
5
Bab 5 ( Pov Sono )
6
Bab 6 ( Pov Imron)
7
Bab 7 ( Emang Enak Di Skors? )
8
Bab 8 ( Kabar Dari Mas Krisna)
9
Bab 9 ( Toxic )
10
Bab 10 ( Nafkah Lahir dan Bathin )
11
Bab 11 ( Daging )
12
Bab 12 ( Perceraian )
13
Bab 13 ( Baku Hantam )
14
Bab 14 ( Jadi Pembantu )
15
Bab 15 ( Lagi Dan Lagi )
16
Bab 16 ( Melawan )
17
Bab 17 ( Tai-Otoshi )
18
Bab 18 ( Pesan Dari Ibu )
19
Bab 19 ( Visum )
20
Bab 20 ( Bersaing )
21
Bab 21 ( Viral )
22
Bab 22 ( Viral Lagi )
23
Bab 23 (Pov Sono )
24
Bab 24 ( Sulit Di Mengerti )
25
BAB 25 (Babi Ngepet)
26
Bab 26 (Do'a Untuk Bapak)
27
Bab 27 (Malam Na'as)
28
Bab 28 (Garis Dua)
29
Bab 29 (Rasa Yang Berkecamuk)
30
Bab 30 (Menikah)
31
Bab 31 (Kawin Lagi)
32
Bab 32 (Kok Panik?)
33
Bab 33 (Setiap Tikungan Ada)
34
Bab 34 (Menantu Baru)
35
Bab 35 (Dejavu)
36
Bab 36 (Di Serbu Warga)
37
Bab 37 (Jurus Ee Ayam Terbang)
38
Bab 38 (Pamit)
39
Bab 39 (Kayra Kabur)
40
Bab 40 (Pria Misterius)
41
Bab 41 (Gue Salah Apaan?)
42
Bab 42 (Istighfar Ukhti)
43
Bab 43 (HBD)
44
Bab 44 (Bisa Apa Tanpa Suami?)
45
Bab 45 (Berpelukan)
46
Bab 46 (Berboncengan)
47
Bab 47 (Jadi ART)
48
Bab 48 (Lingsir Wengi)
49
Bab 49 (Meluapkan Amarah)
50
Bab 50 (Kebebasan Sono)
51
Bab 51 (Kurang Apa?)
52
Bab 52 (Permintaan Weni)
53
Bab 53 (Hamil Anaknya Devan)
54
Bab 54 (Tidur Di Lantai)
55
Bab 55 (Aku Suka, Sayang, Cinta)
56
Bab 56 (AKU KAMU)
57
Bab 57 (Belah Tengah)
58
Bab 58 (Pembalasan Dendam)
59
Bab 59 (Isak Tangis)
60
Bab 60 (Sampah Masyarakat)
61
Bab 61 (Malu-maluin)
62
Bab 62 (Bongbong)
63
Bab 63 (Cinta Cuma Butuh Tindakan)
64
Bab 64 (BUUUUUUUU)
65
Bab 65 (Loyo)
66
Bab 66 (Takdir Yang Sama)
67
Bab 67 (Tidak Dapat Restu)
68
Bab 68 (Jati Diri)
69
Bab 69 (Hati Nurani Yang Sakit)
70
Bab 70 (Baik-baik Saja)
71
Bab 71 (Dendam Yang Masih Membara)
72
Bab 72 (Foto Mesra)
73
Bab 73 (Ikrar Talak)
74
Bab 74 (Surprise!)
75
Bab 75 (Aku Bersedia)
76
Bab 76 (Sat Set)
77
Bab 77 (Menggugat Cerai)
78
Bab 78 (Kecelakaan)
79
Bab 79 (Permintaan Maaf)
80
Bab 80 (Double Wedding)
81
HALLO SEMUA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!