Mantra

Konon katanya ada staf yang bunuh diri di bilik kamar mandi pojok sekolah ini. Sejak saat itu banyak rumor busuk tentang kamar mandi itu yang mengakibatkan siswa-siswi dan jajaran staf guru tak pernah menggunakan kamar mandi di bangunan lama tersebut. Para penghuni sekolah cenderung menggunakan kamar mandi di gedung baru yang terletak di sebrang gedung lama.

Gedung lama masih beroperasi menjadi sarana belajar untuk sekolah dasar, sementara bangunan baru diprioritaskan untuk tingkat SMP. Namun, hanya kamar mandi SMP yang digunakan di sekolah swasta tersebut.

Pada suatu hari, ketika hari sudah sore, seorang siswa kebelet berak. Namun, kamar mandi di gedung baru rupanya penuh. Karena tak mampu membendung hasrat, ia pun lari bagaikan ninja untuk membuang tinja.

Persetan dengan rasa takut. Sepertinya rasa malu lebih mengerikan karena akan diingat sepanjang masa. Daripada harus berpasrah diri, ia memutuskan menggunakan kamar mandi bangunan lama.

Plung!

"Ah, lega."

Ya, terdengar cukup klasik. Tak lama berselang dari rasa lega itu, kini rasa takut merambat mencengkerami tubuhnya. Di tengah keheningan itu, siswa tersebut buru-buru menyelesaikan urusannya.

Tok ... tok ... tok

Merinding! Tangan yang ia gunakan untuk memegang gayung kini gemetar hingga air di dalam gayungnya tumpah-tumpahan.

"Si-siapa?" tanya siswa itu.

Tok ... tok ... tok

Tak ada jawaban. Hanya ketukan pintu lagi dan lagi yang terdengar. Padahal ia sudah menghindari bilik pojok di kamar mandi ini, tetapi tetap saja rasanya masih menyeramkan.

Tok! Tok! Tok! Tok! Tok!

Semakin lama ketukan itu semakin brutal. Persetan dengan istinja! Kini siswa itu langsung mengenakan celananya dan hendak kabur. Namun, ketika ia berusaha membuka pintunya, pintu itu tidak mau terbuka seolah sedang terkunci.

"Tolong!" teriaknya sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi.

Ia terus berusaha membuka pintu itu dengan segala yang ia bisa. Hingga tanpa sadar, ada sesuatu yang menyentuh ujung rambutnya.

Sejenak ia berhenti, lalu perlahan menoleh dan mendongak. Matanya terbelalak ketika menatap pria yang tergantung dengan tali di lehernya. Kakinya menggantung melayang mengenai kepala siswa tersebut. Mata pria itu melotot menatap bocah kecil di dalam kamar mandi.

Ditatap orang yang seharusnya sudah mati membuat bocah itu ingin menangis, tetapi tak bisa. Tubuhnya lemas hingga terduduk dan hanya mampu mendongak menatap pria gantung diri di atasnya.

"Tok ... tok ... tok ...," lirih pria itu mengikuti suara ketukan pintu.

Tali yang menggantung di atas pun putus. Pria itu jatuh menimpa bocah yang sedang takut setengah mati tersebut.

"AAAAAAA!"

Teriakan bocah itu menggemparkan seisi sekolah. Ia tak sadarkan diri akibat rasa takut berlebih dan dibawa ke UKS oleh guru pertama yang mendobrak pintu kamar mandi.

...****************...

Hari silih berganti. Seorang guru datang ke kelas membawa seorang anak berwajah lesu dengan celana pendek berwarna biru bersamanya

"Selamat pagi anak-anak," sapa guru itu pada murid-murid di kelas

"Pagi bu guru," balas anak-anak di kelas dengan kompak

"Hari ini kita kedatangan anak baru." Guru itu menatap si murid pindahan. "Ayo, perkenalkan diri kamu."

Anak itu menghela napas berat, seolah malas dengan acara perkenalan ini. Namun, ini merupakan langkah awal dalam prosedur pendidikan yang harus dilalui. Hal wajar mengingat ia pindah di tengah semester.

"Yasa Kanigara," ucapnya menatap semua murid di kelas secara bergantian. "Salam kenal."

Keadaan mendadak hening. Sesingkat itu bocah itu memberikan perkenalan pada teman-teman barunya. Sang guru tersenyum masam padanya.

"Kamu tinggal di mana? Berapa bersaudara? Ayahnya kerjanya apa? Ibunya juga? Terus hobinya apa?" tanya si guru.

Lagi-lagi bocah itu menghela napas dengan wajah malasnya. "Tinggal di deket sini. Anak tunggal. Yatim piatu. Hobi menghafal."

Mendengar kata yatim piatu keluar dari mulut anak itu, membuat guru tersebut sedikit merasa bersalah. Namun, menyadari perubahan ekspresi sang guru, Yasa tersenyum tipis pada wanita itu.

"Enggak apa-apa. Bu. Saya sudah biasa," tuturnya.

"Ya sudah, kamu duduk di belakang, ya." Bu guru menunjuk satu meja kosong di barisan belakang. "Oh iya, Yasa. Kalo kamu mau pake kamar mandi, jangan ke kamar mandi SD, ya. Kita SMP pakenya kamar mandi SMP aja." Ia memberikan peringatan dengan dibumbui sedikit kebohongan untuk menutupi ke angkeran kamar mandi bangunan lama.

Namun, perkataan guru itu justru menimbulkan tanda tanya besar di dalam pikiran Yasa. Ia pun menatap bangunan lama yang berada di luar jendela dari kursinya.

...****************...

Hari berganti. Perlahan rasa janggal di benaknya semakin tajam. Seluruh manusia di tempat ini selalu menggunakan kamar mandi bangunan baru, padahal sesekali kamar mandi di sini penuh. Hal yang terlihat paling janggal adalah ketika seseorang lebih memilih mengantre, padahal ada kamar mandi kosong di bangunan lama.

Sore ini Yasa pulang terlambat karena pamannya telat menjemput. Ia menghabiskan waktu dengan menatap anak-anak yang sedang bermain bola di lapangan. Satu per satu anak itu pergi ketika dijemput oleh orang tuanya. Melihat itu, ada rasa iri dalam diri Yasa. Jauh di lubuk hatinya, ia ingin dijemput oleh orang tuanya, tetapi ia pun sadar bahwa mereka yang mati tak akan pernah bisa kembali.

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Kini Yasa menjadi siswa terakhir di sekolah. Mungkin karena bosan, ia memutuskan untuk berjalan-jalan sedikit.

Langkahnya berhenti di depan kamar mandi bangunan lama. Rasa-rasanya ada aura misterius yang membuatnya tertarik untuk pergi ke sana. Ya, mumpung ingin buang air kecil, sekalian saja Yasa berjalan menuju kamar mandi bangunan lama.

Begitu ia masuk, Yasa terus melangkah hingga berdiri di bilik terakhir kamar mandi tersebut. Ia buka pintu bilik tersebut, lalu masuk ke dalam dan mengunci pintunya.

Yasa membelakangi pintu, ia berdiri di depan closet sambil  membuang air kecil. Entah, aura di tempat ini membuatnya merinding. Orang bilang, ketika kita merinding saat berada di suatu tempat, artinya ada kehadiran makhluk halus di sana.

Tok ... tok ... tok

Sudut matanya melirik ke arah kanan sambil kepalanya sedikit menoleh ke belakang. Siapa yang mengetuk pintu di saat ia tahu bahwa tidak ada anak lain di sekolah ini. Rasanya tidak mungkin seorang guru iseng mengerjai muridnya.

"Siapa?" tanya Yasa.

Namun, tak ada jawaban.

Tok! Tok! Tok! Tok!

Ketukan itu terdengar semakin brutal hingga menggedor-gedor pintu bilik kamar mandi yang Yasa gunakan.

Yasa menyelesaikan ritual istinja dengan sempurna, kemudian dengan tenang ia berbalik arah menatap ke arah pintu yang secara brutal digedor-gedor. Mulutnya tak henti-henti menggumamkan sesuatu.

"Amurwabumi, raksa kula. Damarwulan, ameng kurmati. Wisnumurti, kang anugrahi. Aji amukti, amukti kula ...," lirihnya.

Mendadak keadaan menjadi hening. Yasa membuka pintu, tetapi pintu dalam keadaan terkunci. Ia coba putar gagangnya kembali, tetapi memang tak bisa terbuka.

"Sira sesama, sira sukma. Kinanthi atmanira. Gusti, pangarsa kawula," gumam Yasa.

Pintu yang terkunci, kini dapat terbuka dengan mudah. Bocah itu berjalan keluar dari bilik pojok kamar mandi bangunan lama. Begitu ia keluar, di depan pintu keluar kamar mandi ada seorang pria yang melayang dengan simpul tali yang melilit lehernya. Makhluk itu berdiri menutupi pintu keluar dengan mata melotot.

"Pergi," tutur Yasa. "Jangan ganggu tempat ini lagi. Di sini bukan tempatmu."

Makhluk itu terlihat gusar. Ia melesat cepat ke arah Yasa yang sudah berani-beraninya mengusik teritori roh jahat tersebut.

Yasa menghela napas. "Bathara Brahma, Bathara Wisnu, Bathara Siwa. Angremu jroning alam, tindak marang mara."

Roh jahat itu tiba-tiba saja terpental, seolah ada tabir ghaib yang melindungi Yasa. Namun, ia tak mau menyerah. Makhluk tersebut bangkit kembali dan masih berusaha menyerang dengan beringas.

"Aku beri dua pilihan. Pergi atau lenyap?" tanya Yasa dengan nada tegas.

Makhluk itu tak menjawab dengan tutur kata. Ia masih berusaha menyerang dari berbagai sisi. Melihat upayanya membuat Yasa lagi-lagi menghela napas berat. Jawaban makhluk itu membuatnya menggeleng tipis.

"Apa boleh buat," lanjutnya. Kini bocah itu menatap sosok roh jahat penunggu kamar mandi dengan sorot mata yang tajam. Ia tempelkan jari telunjuk dan tengahnya, lalu mengarahkannya pada roh jahat tersebut.

"Cahya suci, mapadma atma jahat. Kekuatan alam, magenah adharma. Raris titiang, ngalahin pamrentah jagat. Ing pangawas Ida Sang Hyang Widhi, titiang sami aman."

Sosok roh jahat itu tiba-tiba berhenti menyerang. Ia terlihat seperti sedang terbakar oleh sesuatu yang tak kasat mata. Yasa lanjut merapalkan ba'it kedua mantranya.

"Roh kelam, titiang ngalahin olih cahya. Kekuatan alam, ngulurangin adharma. Titiang pateh, ngalahin antuk daging. Dados titiang nenten ngalingi dewa malaibang."

"Aku akan mengutukmu sampai ke neraka jahanam, manusia!" seru makhluk itu dengan mata melotot sambil menggeliat seperti cacing kepanasan.

Yasa menutup mata masih dengan dua jari yang mengacung pada lawannya. "Wujud roh jahat, titiang tapalangin olih cahya. Kekuatan alam, ngulurangin adharma. Pateh ngalahin, titiang nenten mengkewuh Ida Sang Hyang Widhi. Mugi dados titiang, panglimbak ring sami adharma!"

Roh itu melebur menjadi kepulan asap hitam dan lenyap dari pandangan Yasa. Kini bocah itu berjalan ke wastafel dan mencuci tangan, lalu dengan kedua tangan yang bersembunyi di balik kantong celana, ia berjalan keluar meninggalkan kamar mandi bangunan lama.

Sejak saat itu, perlahan tapi pasti, rumor tentang kamar mandi bangunan lama menghilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Tak ada lagi gangguan astral yang terjadi di sana dan mengubur cerita kelam itu ke dasar sejarah sekolah.

Terpopuler

Comments

EsTehPanas SENJA

EsTehPanas SENJA

wag hebat... smp udah seberani itu .. 😳

2023-10-01

1

kitiwiss

kitiwiss

next kakk

2023-08-22

1

kitiwiss

kitiwiss

Cita-citamu apa?. itu ketinggalan😂

2023-08-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!