Berkenalan dengan Keluarga Fira

Mendapatkan pertanyaan dari Ibu Ira, Rian tampak bingung harus jawab bagaimana. Sementara bu Ira yang masih penasaran tetap setia menunggu jawaban Rian.

"Hm.. lain waktu aja ya bu jawabnya.. hehe.."

Jawab Rian kemudian.

"Yah.. yaudah kalau gitu.. maaf ya Rian udah tanya gitu.. Ibu cuma penasaran saja, kalian kan udah lama nggak ketemu.."

Fira tampak lega karena dia tidak harus tau bagaimana perasaan Rian padanya, meskipun dia sedikit kecewa. Sementara Rian yang dari tadi jantungnya berdegup kencang mencoba mengontrol lagi degup jantungnya.

"Kalian mau balik besok kan ?", tanya bu Ira lagi.

"Iya bu.. rencananya besok pagi..", jawab Fira.

"Irfan nggak keliatan dari tadi kemana ?"

"Tadi di pekarangan sama bapak.." jawab Fira

"Oh yaudah, ibu ke dapur lagi ya.. nak Rian anggap aja rumah sendiri ya..."

"Iya bu, terimakasih.."

Bu Ira berjalan menuju dapur, sementara Rian masih tetap duduk sambil melihat sekitar rumah Fira dari jendela. Fira yang merasa canggung setelah tinggal mereka berdua, langsung beranjak ingin menyusul ibunya.

"Rian, aku ke dapur dulu ya.. mau bantu-bantu."

"Oh iya Fir, silahkan..."

Saat Rian sibuk dengan Hp nya, tiba-tiba nenek Fira yang sedang berjalan menuju depan rumah melihat Rian dan menghampirinya.

"Eh nak Rian.. lagi apa ?"

"Nenek, ini aku lagi beri kabar orang dirumah Nek..", jawab Rian sambil salim dengan nenek Fira.

Nenek Fira tersenyum senang melihat perilaku Rian yang sopan. Beliau pun ikut duduk.

"Bagaimana disini, bisa tidur nggak ?"

"Alhamdulillah bisa Nek, saya bisa tidur dimana saja, hehehe..."

"Besok katanya udah mau balik ya ?"

"Iya Nek, Fira dan mas Irfan juga harus masuk kuliah, saya juga ada bimbingan."

"Iya.. nenek hanya bisa doakan semoga kalian sehat disana, nggak bisa bantu apa-apa lagi."

"Iya Nek, yang penting adalah doa nya.."

"Nak Rian, nenek nitip Fira disana ya.. dia itu polos sekali dan lugu, suka gampang percaya sama omongan orang.. Nenek selalu khawatir sama dia..", terang Nenek Fira.

Rian tersenyum dan membalas,

"Iya Nek, Rian pasti jaga Fira.. Fira tetap gitu ya Nek dari dulu ?", tanya Rian yang antusias.

"Iya nak, Nenek sampai gemas.. dulu itu dia sering nuruti apa kata temennya, disuruh temennya beli apa, dia mau aja..", jelas nenek Fira.

Nenek Fira terus bercerita tentang Fira, Rian juga mendengarkan dengan antusias, karena jarang-jarang dapat info tentang Fira selain dari Mamanya. Hehe jadi tau sifat kamu gimana Ra selama ini..

Rian dan Nenek Fira lama berbincang-bincang, mulai dari membahas Fira, lingkungan sekitar dan sebagainya. Karena rumah Fira dilingkungan kampung, jadi Rian sangat tertarik karena baru pertama kali dia ke kampung.

"Oh iya, nak Rian sudah pernah ke rumah Irfan ? Itu disebelah rumah..", tanya nenek Fira.

"Belum Nek, Irfan dirumah juga mungkin."

"Coba kesana aja, orangtuanya mungkin juga ada.."

"Iya Nek, saya kesana ya.."

"Iya, nenek mau istirahat juga.."

Nenek Fira beranjak kembali ke belakang, sementara Rian mencoba ke rumah Irfan, daripada dia nganggur dirumah.

"Assalamu'alaikum..", Rian yang sudah di depan pintu rumah Irfan mengucapkan salam.

"Wa'alaikum salam.. eh Rian, ayo masuk sini..", ajak Irfan masuk ke ruang tamu.

"Gimana, udah kerasan belum di kampung ?", tanya Irfan.

"Udah mas, udara disini sejuk, beda sama di kota.", jawab Rian ramah.

Mereka berbincang sebentar, ayah Irfan yang baru datang dari sawah melihat Rian ada dirumahnya langsung menghampirinya.

"Eh ada tamu dari Surabaya..."

Ayah Irfan tersenyum ramah. Rian langsung menjabat tangan ayah Irfan. Ayah Irfan ikut duduk di ruang tamu.

"Bagaimana Rian, kamu mau kan jadi suami Fira ?", tanya ayah Irfan tiba-tiba.

Rian langsung kaget mendengarnya, kenapa semuanya tanya gini ya ke aku, batin Rian. Irfan ikut serius menunggu jawaban Rian.

"Saya nggak bisa jawab pak.. hehe..", jawan Rian sambil garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Yaah.. paman setuju sekali kalau kamu jadi mantu di keluarga besar kita.. hahaha", ayah Irfan langsung tertawa.

"Pak, Rian langsung panas dingin tuh..", kata Irfan yang menggoda Rian.

"Wah.. tenang nak Rian.. bapak cuma bercanda..", ayah Irfan tetap tertawa.

"Hehe iya pak.. nggak apa-apa.."

"Tapi kalau beneran juga paman tambah senang..", tekan ayah Irfan.

Mereka bertiga lanjut berbincang-bincang dan tidak terasa sudah siang. Irfan mengajak Rian ikut makan siang dirumah nya, Rian dengan senang hati menerimanya. Seharian dia dirumah Irfan, dan dia menjadi tambah akrab dengan Irfan.

Rian terlihat senang karena hari ini dia mendapatkan banyak informasi tentang Fira dari keluarganya, tentang sifat, kebiasaan, dan lain-lain.

Sebenarnya dia ingin menyegerakan suatu hal, tapi dia tahan karena sekarang adalah bukan waktu yang tepat. Dia masih menunggu waktu.

Fira yang menyusul ibunya di dapur, diserang pertsnyaan dari keluarganya.

"Bagaimana nak sama Rian ?", goda ibu Irfan.

"Bulek apa sih, kan kita cuma teman...", jawab Fira yang malu.

"Masak sih, bulek liatnya kamu keliatan senang banget waktu bicara sama Rian.."

Ibu Irfan masih tetap menggoda Fira.

Fira yang sangat malu di goda keluarganya berusaha menutup wajahnya yang pipinya kelihatan sangat merah. Sementara bu Ira ikut tersenyum melihat reaksi putrinya itu.

"Kakak pasti suka itu sama Mas Rian...", sahut Adik perempuan Fira, namanya Riri dia masih duduk di kelas 2 SMK, kebetulan dia izin karena harus mengurus pembuatan KTPnya.

"Yaah dek, kamu ikut-ikut aja.. masih kecil jangan ikutan..", kata Fira sambil bercanda.

Fira sampai bingung harus menanggapi bagaimana, yang membuatnya salah tingkah.

Keesokan harinya, Fira, Irfan dan Rian pamit kembali ke Surabaya. Mereka diantar sampai didepan rumah oleh keluarga Fira.

"Bapak, aku pamit balik dulu ya.."

Fira pamit pada keluarganya, begitu juga dengan Irfan. Rian ikut berpamitan juga.

"Titip Fira ya nak Rian..", kata pak Hari.

"Iya pak..", jawab Rian dengan tersenyum.

"Jangan lupa pesan nenek yaa..", tambah nenek Fira.

"Iya nek pasti.."

Fira penasaran apa pesan neneknya pada Rian.

"Fira, jaga diri baik-baik disana.. jangan berbuat yang macam-macam..", pesan pak Hari.

"Iya bapak... kami berangkat dulu, Assalamu'alaikum.."

"Wa'alaikum salam...", jawab keluarga Fira.

Rian, Fira dan Irfan berangkat kembali ke Surabaya melanjutkan aktifitas mereka sebagai mahasiswa.

Di mobil Fira duduk dibelakang, sementara Irfan duduk dikursi depan. Fira yang tiba-tiba ingat sesuatu langsung bertanya pada Rian.

"Rian, tadi nenek pesan apa sama kamu ?"

Rian hanya tersenyum, tanpa menjawab dia tetap fokus menyetir mobilnya. Fira tambah penasaran, dia urungkan untuk bertanya lagi, karena Rian sedang fokus menyetir.

"Kasihan di kacangin.. hihi..", goda Irfan.

"Ih mas Irfan bikin sebel deh..", Fira tambah cemberut, dia langsung memalingkan muka melihat ke luar jendela.

Sementara Rian dan Irfan tertawa melihat tingkah Fira yang cepat ngambeknya.

"Oh iya dek, kamu katanya mau cari tempat magang.. gimana jadinya ?", tanya Irfan tiba-tiba.

"Masih belum kak, bingung mau dimana."

Rian yang mendengar pembicaraan mereka ikut bersuara.

"Kamu coba aja melamar di perusahaan ayah Fir..", kata Rian

"Di perusahaan kamu lagi menerima anak magang ?", tanya Fira yang mulai antusias.

"Iya.. kamu langsung aja kirim lamarannya ke kantor.."

Fira tampak senang mendengarnya, moodnya yang tadi jelek langsung berubah seketika. Irdan dan Rian jadi ikut senang.

"Nanti aku aja Icha sama Rendi buat kirim lamaran.."

"Iya ajak saja mereka, mungkin aja kalian bisa diterima nantinya.."

"Tapi aku minta tolong nanti proses lamarannya seperti pada umumnya aja ya Yan.. aku nggak mau dianggap gara-gara aku ada kenalan disana, langsung bisa diterima.", kata Fira yang memastikan.

Rian tersenyum mendengar perkataan Fira.

"Tenang aja Ra, di kantorku menjunjung tinggi kejujuran dan profesional semua"

"Oke, makasih Yan.."

"Yaah.. sayangnya aku nggak faham tentang bidang kalian, jadi aku nggak bisa ngelamar magang disana..", kata Irfan.

Irfan kebetulan dijurusan Teknik Sipil, jadi tidak terlalu faham dengan bidang Fira dan Rian.

Siang hari mereka sampai di Surabaya. Fira langsung beristirahat begitu juga dengan Irfan dan Rian.

Malam harinya Fira yang baru selesai membereskan kamarnya ingat kalau ibunya titip oleh-oleh untuk bu Rina. Fira segera memakai kerudungnya dan menuju rumah bu Rina.

Untung bu Rina lagi dirumah ini, batin Fira.

Saat mau kesana, dilihatnya dirumah Rian sedang ada tamu. Dia berniar menunda kesana, tapi melihat oleh-olehnya yang tidak akan tahan lama, dia memutuskan untuk kesana.

"Assalamu'alaikum...", sapa Fira di depan pintu.

Rian yang ada di ruang tamu menjawabnya.

"Wa'alaikum salam...eh Fira, masuk Fir.."

Fira pun masuk, sesampainya di dalam dia melihat ada perempuan sedang duduk di sofa. Perempuan itu tampak seumuran Rian.

"Duduk dulu Fir..", Rian yang sedikit canggung mempersilahkan Fira duduk.

"Nggak apa-apa Yan, bu Rina ada ?", tanya Fira yang masih tetap berdiri.

"Ada di dapur, kamu langsung kesana aja ya.."

Fira memutuskan untuk kedalam, sebelumnya dilihatnya perempuan yang masih duduk di sofa itu, Fira tesenyum menyapanya dan dibalas dengan senyuman simpul perempuan tersebut.

Kira-kira siapa ya perempuan itu ?

Tunggu update selanjutnya 😊

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

siapa ya🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔

2021-06-27

0

Titik Widiawati

Titik Widiawati

keluarganya fira gercep...
oh ya thor nama ibunya rian kok gonta ganti

2020-05-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!