Rian habis sholat Maghrib, tiba-tiba Mamanya memintanya untuk mengantarkan beberapa kue ke Fira.
"Rian, Mama minta tolong anterin kue ya ke Fira.."
"Kenapa aku Ma ? Aku kan habis sholat.."
"Mama mau beresin dapur, tadi belum sempat..udah sana..."
Rian akhirnya menuruti Mamanya, dia pergi mengantarkan kue ke Fira. Sebenarnya dia sedikit ragu, malu juga mau ke tempat perempuan.
Duh gara-gara Mama ini, yaudah deh..
Rian mengucapkan salam dari depan kamar Fira, tak berapa lama Fira membukakan pintu.
Masyaallah.. Rian melihat Fira keluar masih menggunakan mukena, yang sepertinya baru selesai sholat juga. Setelah selesai memberikan kue, Rian beranjak pergi. Bisa gawat kalau lama-lama disitu, batin Rian.
Beberapa hari kemudian, Fira sedang di kampus bersama Icha. Tiba-tiba dia dapat kabar jika Kakeknya di kampung meninggal dunia. Fira yang kaget, dia langsung panik dan menangis, Icha mencoba menenangkannya.
"Cha..hiks..hiks..kakek ku di kampung meninggal, aku harus pulang sekarang.. kamu bisa nggak nanti izinin aku ke dosen kalau aku nggak bisa masuk kuliah ?"
Fira yang masih panik mencoba minta tolong Icha untuk meminta izin ke dosen nantinya.
"Tenang Ra, nanti aku sampaiin ke dosen, kamu yang tenang dulu, sabar..."
Fira hanya mengangguk dan masih sesenggukan. Dia langsung menghubungi mas Irfan.
"Ha..halo Mas, kakek meninggal.. kita harus pulang sekarang..", kata Fira yang masih menangis sambil menelfon Irfan.
"Innalillahi wainna ilaihi rojiun.. ayo kita pulang, kamu dimana ? Aku di kos sekarang.."
Ifran mulai ikut panik dan sedih. Setelah tau Fira masih di kampus, dia menyuruh Fira balik ke kontrakan dan pulang sama-sama naik Bus. Karena tidak mungkin jika menggunakan sepeda motor ketika keadaan mereka tidak tenang. Fira akhirnya pulang ke kontrakan.
"Fir, aku turut berduka cita ya... maaf nggak bisa ikut kesana.. semoga kamu sekeluarga diberikan ketabahan..", kata Icha sebelum Fira pulang.
"Aamiin.. makasih Cha.."
Beberapa menit kemudian Fira sampai di tempat kontrakannya. Fira yang baru datang dengan wajah panik dan menangis membuat Bu Rina yang sedang di depan rumahnya bingung lalu menghampiri Fira.
"Ada apa Nak Fira ?"
"Ini Bu, saya dapat kabar kalau kakek saya meninggal saya, harus balik ke kampung."
"Innalillahi wainna ilaihi roji'un...yang sabar ya nak.. kamu pulangnya naik apa ?"
"Rencananya naik Bus sama Mas Irfan, bu.."
Bu Rina yang merasa kasihan langsung memanggil anaknya Rian, yang kebetulan sedang dirumah.
"Rian, sini nak..."
"Ada apa Ma ? Lho kamu kebapa Fir ?", Rian yang baru keluar rumah langsung kaget melihat Fira yang menangis.
"Kamu antar Fira dan Irfan ya pulang.. Kakek mereka baru saja meninggal... "
"Innalillahi wainna ilaihi rojiun.. oke Ma, aku ganti baju dulu.."
Rian segera masuk kerumah untuk ganti baju.
Fira merasa tidak enak dengan bu Rina dan Rian.
"Bu, apa nggak ngerepotin ? Saya jadi nggak enak..."
"Nggak apa-apa nak Fira, Ibu nggak bisa ikut kesana, jadi biar Rian aja yang gantiin Ibu.."
"Kalau gitu, terimakasih banyak bu.. saya selalu saja merepotkan.."
"Tenang saja nak... jangan sungkan-sungkan sama Ibu.."
Fira tersenyum, bu Rina memang sangat baik sama aku dan keluargaku dari dulu, batin Fira.
Fira tidak membawa baju ganti terlalu banyak, tidak lama kemudian Irfan datang. Rian yang sudah mengambil mobilnya lalu mengajak Irfan dan Fira segera berangkat, tak lupa dia berpamitan dengan Mamanya.
" Ma, Rian berangkat dulu ya.."
"Iya nak, hati-hati di jalan. "
"Assalamu'alaikum..."
Wa'alaikum salam..."
Perjalanan ke rumah Fira memakan waktu 1 jam setengah karena mereka menggunakan jalur tol. Sesampainya di rumah, sudah banyak orang berdatangan. Fira dan Irfan segera menghambur ke dalam rumah, keluarga Fira dan Irfan semuanya sudah datang semua. Terlihat Ibu Ira, nenek Fira dan beberapa kerabat disana. Fira terduduk lesu melihat jenazah Kakeknya yang sudah selesai di sholatkan.
Ibu Ira yaitu Ibunya Fira mencoba menenangnya. Irfan yang juga kehilangan kakeknya mencoba bersabar dan tegar, dan disampingnya ada Rian yang ikut masuk juga. Pak Hari, ayah Fira masih belum tau jika itu Rian. Beberapa menit kemudian, Almarhum diberangkatkan ke tempat pemakaman.
"Rian, yuk ikut sekalian..", Irfan mengajak Rian untuk ikut. Sementara Fira tetap dirumah bersama Ibunya.
Setelah pemakaman, semua orang sudah kembali. Rian yang melihat pak Hari sedang duduk di teras langsung menghampirinya.
"Assalamu'alaikum pak Hari.."
"Wa'alaikum salam.. kamu yang mengantar anak saya dan Irfan ya...Nama kamu siapa ?"
"Saya Rian pak, anaknya bu Rina."
Pak Hari masih coba mengingat-ingat, tidak lama beliau mulai ingat.
"Oh kamu yang bungsu ya ?"
Rian mengangguk dan tersenyum. Pak Hari langsung menepuk pundak Rian, dia 'pangling' dengan Rian.
"Oalah nak... lama sekali bapak nggak ketemu kamu.. bagaimana kabarnya ?"
"Alhamdulillah baik pak... bapak sendiri gimana kabarnya ?"
"Alhamdulillah saya juga sehat disini.. terakhir kita ketemu paling pas kamu masih SMP ya.. sekarang udah besar gini..saya jadi tambah keliatan tua ya.. haha.."
Pak Hari sampai tertawa, beliau sangat senang bisa bertemu lagi dengan Rian. Meskipun beliau sebenarnya masih sangat sedih, tapi tetap berusaha sabar dan tegar. Mereka berdua berbincang lama.
"Oh iya kamu disini sampai berapa hari Yan ?" Tanya pak Hari.
"Saya nunggu Fira aja pak, kebetulan lagi nggak ada kesibukan juga.."
"Beneran nggak apa-apa kalau kamu disini dulu ?" Tanya pak Hari memastikan lagi.
"Iya pak, tenang saja."
Rian menjawab dengan mantap. Dia memang tidak ada kesibukan dan sudah dapat izin dari orang tuanya.
Selama 3 hari, Rian tinggal dirumah Fira. Rian juga mulai akrab dengan keluarga Fira, bahkan banyak tetangga yang mengira kalau Rian adalah calon suami Fira. Rian hanya senyum sendiri dan tidak menanggapinya. Sementara Fira berusaha menjelaskan yang sebenarnya, dan membuatnya merasa nggak enak dengan Rian.
Rian sedang duduk di ruang tamu, dihampiri oleh Fira.
"Maaf ya Rian, semuanya jadi salah sangka sama kamu..."
"Iya nggak apa-apa Fir, santai aja..", jawab Rian dengan santai.
"Nak Rian, makasih banyak yaa udah mau nganterin Fira dan Irfan pulang.. Ibu senang banget bisa ketemu lagi sama kamu...", kata bu Ria yang ikut duduk juga.
"Iya bu.. sama-sama... kebetulan saya juga pengen ketemu lagi sama pak Hari dan bu Ira.."
"Bagaimana kabar ibu kamu ?"
"Alhamdulillah sehat bu.. oh iya Mama juga titip salam ke Ibu sama Pak Hari.."
"Oh iya.. nanti salam balik ya... kangen juga sama bu Rina.."
Mereka bertiga berbincang-bincang, mulai dari keluarga Fira sampai keluarga Rian. Bu Ira juga baru tahu jika keluarga Rian mempunyai perusahaan yang besar. Karena dulu ketika Ibu Fira masih tinggal disana, Pak Fikri hanya pekerja kantoran biasa, meskipun tidak tau beliau kerja nya dimana.
"Fira masak kamu nggak ingat kalau kalian dulu pernah bermain bersama ?", tanya bu Ira pada Fira.
"Enggak bu.. hehe, aku malah 'pangling' sama Rian.."
"Iya bu, masak dia nggak ingat sama sekali.. aku aja sekali liat Fira langsung ingat..."
Rian menjawab dengan mengejek Fira.
"Tapi... mana aku ingat wajah kamu.. aku aja lupa, secara aku dulu masih kecil.. kamu kan 2 tahun lebih tua dari aku jadi bisa ingat...", bela Fira.
Rian dan bu Ira tertawa mendengar pembelaan dari Fira. Fira pun jadi malu sendiri. Bu Ira yang penasaran akan suatu hal, mencoba bertanya pada Rian.
"Nak Rian, Ibu boleh tanya sesuatu nggak ?"
"Iya bu, mau tanya apa ?"
"Tapi beneran di jawab jujur ya ?"
Tanya bu Ira memastikan.
"Iya bu, silahkan tanya aja..."
"Bagaimana perasaan nak Rian waktu ketemu Fira ?", tanya bu Ira sambil tersenyum.
Fira dan Rian spontan kaget dengan pertanyaan itu.
"Ibu... kok tanya gitu sih ?", Fira jadi malu dan salah tingkah, entah bagaiamana pipinya jadi merah.
Sementara Rian masih terlihat berfikir.
Bagaimana Rian menjawab ?
Tunggu kelanjutanmya.... 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Ryan jawabannya apa🤔🤔🤔🤔🤔
2021-06-27
0
Tri Ani
hai aq mampir, feedback ya
2020-08-04
0
Triya Sari
keren kak ceritanya 😍
2020-07-26
0