Revenge 4

Aku harus keluar dari sini…aku harus kuat…

Indah terus mengumpulkan sisa tenaga dan kekuatan yang dia punya untuk bisa keluar dari rumah yang sudah di penuhi dengan asap dan api yang sudah mulai membakar satu persatu barang yang ada di ruangan tempat dia berada. Indah bahkan sudah bisa melihat langit biru dari atap reyot rumahnya yang sudah mulai habis di makan si jago merah itu.

“Bertahan lah nak… bertahan lah…” bisik Indah lagi menguatkan dirinya

Indah hanya bisa menahan semua rasa sakitnya dengan semua air mata yang saat ini tidak bisa berhenti keluar dari matanya. Bagaimana tidak, bayangan tentang pria yang harusnya saat ini melindunginya dan menyelamatkannya malah tersenyum senang diluar sana.

Indah sampai di pintu belakang rumahnya, jalan satu-satunya agar dia bisa keluar dari sini..

“Uhuk..Uhuk…”

Asap semakin banyak dan jika Indah tidak segera keluar bukan hanya dia yang akan kehilangan nyawa tapi juga anak yang ada di dalam kandungannya.

“Bertahan lah nak…” bisiknya lagi meraih pintu belakang “Aduh…”

Indah langsung melepaskan kenop pintunya yang panas akibat api yang sudah mencapai dinding dapur yang memang hanya dilapisi dengan dinding bambu anyaman yang begitu mudah terbakar jika cuaca diluar sangat panas.

“Cepat siram…” Indah bisa mendengar suara warga yang terus berusaha memadamkan api

“SELAMATKAN ISTRIKU… AKU MOHON…”

Bahkan Indah bisa mendengar suara pria itu yang meminta warga untuk segera mematikan api yang 65% sudah melahap rumah gubuk tempatnya bernaung selama ini. Indah terus mendengar suara sementara dia mencari sesuatu yang bisa dia gunakan untuk membuka pintu yang ada di depan matanya..

Indah terus menghirup asap yang jelas tidak lagi mengandung oksigen di dalamnya, lama kelamaan Indah kembali kehilangan kesadaran..

“Tidak…aku tidak boleh…”

Indah berusaha membuka mata, bahkan dia menampar dirinya sendiri agar tetap sadar tapi dia tidak bisa bernafas lagi. Indah memeluk perutnya yang besar, air mata nya terus keluar dan dalam hati dia terus berdoa meminta tolong agar bisa keluar dari tempat ini.

KREK…KREKK…

Suara sesuatu yang akan lepas membuat Indah panik, dia mencari sumber suara itu.

“Apa yang harus mama lakukan nak?” Tanyanya pada perutnya, Indah sangat bingung. Dia benar-benar terjebak

Uhuk..uhuk.. dia terus batuk, Indah tidak bisa menahan nafasnya karena itu juga akan bisa mempengaruhi anak dalam kandungannya. matanya pun kembali mulai menutup perlahan dan Indah terus melakukan apapun yang membuatnya sadar..

“PEMADAM KEBAKARAN DATANG…”

Suara jeritan itu seakan menjadi air hujan untuk Indah saat ini, jeritan itu membuat Indah lega dan entah kenapa Indah seakan pasrah, membiarkan matanya yang mulai perlahan kembali menutup. Dia sudah tidak bisa lagi menahan matanya. Sambil memegang perutnya yang besar Indah menyenderkan tubuhnya di dinding yang masih belum terjamah dengan api dan setelah itu Indah hanya ingat suasana menjadi gelap..

***

Ini sudah setengah jam sejak pak Raynaldi datang kerumah Kiara dan Dimas dan investor Kiara itu tidak bicara sama sekali. Kiara dan Dimas pun memilih tidak bicara lebih dulu, karena saat ini mereka tidak yakin apa yang ingin di bicarakan pria paruh baya di depan mereka saat ini, apakah ini tentang kerja sama mereka atau tentang…

“Aku rasa kalian cukup tahu kenapa aku bisa berada disini, sepagi ini, di hari minggu.” Kiara dan Dimas langsung menggeleng bersama karena mereka tidak ingin menyimpulkan sesuatu yang salah

Pak Raynaldi memperbaiki letak kacamatanya, “apa yang kalian lakukan pada Kiano?”

“Apa yang kami lakukan pada Kiano?” Tanya Kiara balik membuat Pak Raynaldi tersenyum

”aku tahu semuanya nona Sasmita..”

“kalau anda sudah tahu, kenapa anda masih menanyakannya?” Dimas yang berada di satu ruangan hanya bisa menelan ludahnya

Dimas bahkan empat menyenggol Kiara agar tidak bicara seperti apa yang barusan Kiara lakukan, itu hanya akan memperburuk keadaan tapi Kiara tidak mempedulikannya lagipula Kiara sudah memperhitungkan bahwa pertemuannya dengan pak Raynaldi akan segera terjadi entah untuk alasan bisnis atau alasan pria bernama Kiano.

Pak Raynaldi kembali tersenyum, “aku tidak suka bertele-tele nona Sasmita.” Lanjutnya tampak sangat serius

”apa aku tampak sedang bercanda pak?”

Dimas mengurut dahinya, sambil menghela nafasnya. Kenapa dia harus satu ruangan dengan dua orang yang tampaknya punya pemikiran masing-masing ini.

“Kenapa kau mengincar keluargaku dari awal? Tidak cukupkah dengan aku menjadi investor mu? Kenapa sekarang kau mengincar anakku?” Kiara tersenyum mendengar kata yang dipakai oleh pria paruh baya di depannya

”mengincar? Pak Raynaldi, aku tahu anda juga tidak suka dengan calon menantu anda..”

Pak Raynaldi hanya diam, dia bahkan tidak memberikan reaksi apapun atas ucapan Kiara.

“Anda juga menyuruh seseorang untuk mencari tahu tentang masa lalu calon menantu anda yang sangat bersih, apa aku salah pak?”

Kiara bisa melihat pak Raynaldi sedikit memiringkan kepalanya namun tidak ada ekspresi wajah yang berubah, tapi Kiara tahu yang dia katakan benar karena walaupun Kiara tidak pernah bertemu langsung dengan pak Raynaldi dan hanya bertemu melalui meeting yang di l wakilkan oleh Dimas dan Kiara melihatnya dari meeting online tapi Kiara cukup mengenal pria paruh baya di depannya ini, jika menurutnya lawan bicaranya salah dia akan terus membantah alih-alih diam daripada seperti saat ini.

“Kalau begitu aku tidak akan basa-basi lagi. Kenapa kau mendekati keluargaku? Kenapa kau mengincar keluargaku?”

“Pak Raynaldi..” Dimas akhirnya angkat bicara tapi Kiara menghentikannya mengisyaratkan kalau dia yang akan bicara disini “Kiara..”

Dimas akhirnya diam kembali setelah satu anggukan Kiara, “aku dan Dimas tidak pernah mengincar keluarga anda, awal aku mengajukan proposal ini asli karena aku menginginkan investasi dari anda pak Raynaldi.”

Pak Raynaldi mendengarkannya, “aku bisa memberikan informasi yang semua anda butuhkan tentang calon suami putri anda itu dan ya aku sangat mengenal pria itu..”

”kau mengincar calon menantuku..”

Pfffttt..

Dimas menutup matanya saat Kiara tiba-tiba tertawa tapi menahannya, kenapa dia sempat-sempat ya tertawa dengan situasi yang tidak menyenangkan seperti ini ?

“Anda masih tidak mengerti juga? Anda bisa jujur padaku dan Dimas, anda juga tidak menyukai calon suami anak anda itu. Tidak sekalipun anda bicara pada seluruh tamu yang ada di pestaku beberapa hari lalu dan mengenalkan pria itu sebagai calon menantu anda.”

Pak Raynaldi kali ini tidak menahan dirinya untuk tersenyum, sepertinya tidak ada lagi yang bisa dia tutupi saat ini, “kau cukup cermat ternyata.”

“Apa aku bisa menganggap itu sebagai pujian pak?” Pak Raynaldi kembali tersenyum

“Dari awal Nadia membawa pria itu, aku tidak menyukainya dan aku semakin tidak menyukainya saat aku mencari tentang dirinya, tidak ada satu informasi apapun yang aku dapatkan. Hanya seorang anak tunggal yang lahir di sebuah desa. Tidak lebih dan tidak kurang.”

Kiara hanya menghela nafas, dia tahu oh tentu saja dia tahu tentang ini. Bagaimana dia tidak tahu kalau pria itu melakukan segala cara untuk bisa menutupi masa lalunya.

“Aku juga mencari apapun, bahkan membayar mahal untuk bisa mendapatkan informasi tentang pria itu tapi aku hanya mendapatkan kekecewaan karena aku tidak mendapatkan apapun. Jangan salah paham..” lanjutnya cepat melihat Kiara dan Dimas yang diam mendengar ucapannya “…aku tidak peduli anakku menikah dengan pria miskin sekalipun, karena aku mencari pria yang baik untuk putriku, lagipula yang mengurus milikku nanti tetaplah anak dan suaminya kelak.”

“Oh percayalah pak, anda tidak akan mau mempercayakan yang kau punya jika Nadia menikah dengan pria itu.” Kiara sudah tidak menahan ekspresi wajah tidak sukanya setiap kali mengingat pria itu.

“Jadi kau mengenal pria itu?”

”aku sangat mengenalnya. Bahkan aku bertahan sampai sekarang karena dia..”

”dengarkan aku nona Sasmita, aku hanya ingin anakku bahagia, siapapun yang membuat anakku menangis maka dia akan menangis di tanganku.”

Mendengar itu senyum Kiara terkembang di wajahnya, dia menceritakan semuanya pada pria paruh baya yang ada di depannya ini. Sebenarnya ini diluar rencana Kiara tapi mendengar ucapan tadi membuat Kiara tidak ada salahnya mencari koneksi lain yang mungkin bisa memberikan dukungan untuknya sehingga rencananya kedepannya akan berjalan dengan baik. Dimas menyiapkan minuman selagi Kiara bercerita, Dimas sudah tahu cerita ini dari lama. Kiara dulu cukup lama untuk bisa mempercayai Dimas menceritakan ini semua karena apa yang di alaminya, dan mungkin kalau Dimas yang ada di posisi itu mungkin dia tidak akan mempercayai siapapun lagi dan tidak akan sehebat Kiara untuk bangkit.

Pak Raynaldi tetap diam setelah Kiara berhenti bercerita selama 5 menit, Dimas tahu dia pasti akan shock karena Dimas merasakan hal yang sama setelah endengar cerita Kiara yang mungkin tidak akan masuk di pikiran sama sekali.

”aku…apa…mungkin…” Kiara tidak akan marah jika pria di depannya ini tidak mempercayainya

“Jadi yang seperti aku katakan, aku tidak mengincar anak bapak. Aku ingin melindunginya agar dia tidak mengalami hal yang sama.”

”tapi..kenapa…” bahkan pak Raynaldi masih tidak bisa mengatur kata-katanya setelah mendengar cerita Kiara tadi

“Aku tidak akan meminta bapak memercayaiku dan Dimas saat ini, tapi aku punya bukti. Aku bisa mempertanggung jawabkan semua ceritaku pada anda pak.”

Pak Raynaldi yang sedari tadi duduk dengan tegak akhirnya menyenderkan punggungnya, ada perasaan sedih, marah, dan juga lega mendengar cerita yang Kiara sampaikan padanya. Entah harus percaya atau tidak, tapi cerita versi Kiara lebih masuk akal untuk saat ini.

“Anda bisa menanyakan apapun padaku jika anda masih tidak percaya, tapi aku cuma minta satu hal pada anda..”

“Apa itu? Kau ingin tambahan investasi karena kau sudah …” melihat Kiara yang menggeleng membuat pak Raynaldi kembali diam

“Tolong biarkan aku melakukan yang sudah aku rencanakan pada pria itu, jangan menemuinya, jangan mengatakan apapun padanya, tolong bersikap seperti orang tua yang marah karena anaknya di sakiti, tapi aku mohon jangan bawa namaku, jangan curigai apapun, jangan tuduh apapun. Maaf jika aku meminta hal ini disaat anda sedang marah dengan apa yang menimpa Nadia, tapi percayalah Nadia akan mendapatkan pria yang kau lebih baik dari pria itu. Nadia juga masih sangat muda pak.” Kiara sudah tidak peduli jika pria paruh baya di depannya ini mendengar suaranya yang sudah seperti memohon saat ini, karena dia tidak mau semuanya berakhir begitu saja.

Pak Raynaldi tidak menjawab, dia berdiri membuat Kiara dan Dimas refleks berdiri. Dia melihat Kiara dan Dimas bergantian.

“Kalian tinggal bersama?” Mereka berdua mengangguk

“Pak..” Dimas ingin ikut memohon karena tidak kunjung mendapatkan jawaban dari pak Raynaldi

“Aku tidak akan mengatakan apapun, jika memang pria itu seperti yang kau katakan.” Tiba-tiba pak Raynaldi mengangkat tangannya dan berhenti di tengah antara Kiara dan pak Raynaldi “beritahu aku apapun yang kau butuhkan untuk bisa menghukum pria itu.”

Kiara tidak salah dengarkan? Dia berhasil kan? Kiara langsung menyambut tangan pria itu. Setelah itu pak Raynaldi pergi dan meminta Kiara ataupun Dimas tidak mengantarnya. Lutut Kiara langsung lemas saat pak Raynaldi menghilang dari pandangan mereka dan Dimas sigap langsung memegang tubuh Kiara.

“Kiara kau tidak apa-apa?” Dimas mendudukkan Kiara kembali tapi wanita di depannya ini malah tersenyum padanya

Kiara langsung memeluk Dimas erat, membuat Dimas mematung.

“Terima kasih Dimas..”

“aku tidak melakukan apapun Kiara, aku hanya membantumu mengelola hotel.”

“Kau melakukan semuanya, terima kasih. Kalau bukan karenamu mungkin aku akan..”

“Kau kan baik-baik saja..” Dimas memotong ucapan Kiara “..aku akan tetap disini..”

Kiara kembali tersenyum, dia memeluk Dimas semakin erat.

Suara ponsel Kiara membuat Dimas dengan cepat melepaskan pelukan Kiara dan kembali berdiri dan mengambil ponsel Kiara yang ada di dekat komputer. Dimas hanya melihat panggilan itu tanpa berniat segera mengangkat panggilan itu..

“Siapa? Apa menurutmu itu panggilan penting?”

Dimas mengangkat ponsel Kiara dan menunjukkan layarnya pada Kiara “apa yang akan kau lakukan selanjutnya Kiara?”

—————————————————————————————————————————————————————————————

Terpopuler

Comments

Thảo thân thiện thông thái

Thảo thân thiện thông thái

Aku gak pernah menyangka kalau membaca cerita bisa membuatku merasa sebahagia ini.

2023-08-24

2

kozumei

kozumei

Jadi ingin jadi penulis.

2023-08-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!