SWEET REVENGE

SWEET REVENGE

Revenge 1

Balas dendam terbaik menurut Kiara Sasmita adalah menjadi seseorang dengan versi terbaik yang tidak akan bisa diikuti atau bahkan melebihi ekspektasi orang-orang yang menyakitimu dan kalimat itu sudah berhasil dia terapkan sekarang. Jika di tanya apakah dia puas? Tentu saja belum puas, balas dendam pun bahkan belum di mulai.

Siapa yang tidak mengenal wanita misterius bernama Kiara Sasmita yang berhasil membangun kembali hotel-hotel hampir bangkrut dan menjadikan hotel itu kembali kemasa jayanya tanpa menghilangkan ciri khas dari masing-masing-masing-masing hotel itu. Ya nama Kiara Sasmita cukup terkenal selama 5 tahun sebagai pebisnis yang cukup dicari oleh pemilik beberapa hotel yang hampir bangkrut untuk membangun kembali masa jaya hotel-hotel tersebut dan dalam 5 tahun ini Kiara telah berhasil mengembalikan hotel-hotel hampir bangkrut itu menjadi 7 dengan hotel miliknya sendiri.

Setelah 5 tahun berlalu, akhirnya Kiara memutuskan untuk menunjukkan sosoknya yang selama ini hanya diwakilkan oleh temannya Dimas Prakoso Adiputra.

____________________________________________

Kiara mematut dirinya di depan cermin, ini sudah gaun kesekian yang dia coba untuk acara malam ini yang akan berlangsung 2 jam lagi. Malam ini semua harus sempurna, dia harus tampil sempurna di penampilan pertamanya di depan umum. Bukankah kesan pertama itu penting jika ingin mengambil hati banyak orang yang melihatmu?

“Aku sudah berhenti menghitung gaun yang kau kenakan setelah hitungan ke 5..” Kiara hanya mengabaikan komentar pria yang sedang bersender di ambang pintu ruang dresser miliknya.

”kau benar-benar akan mengabaikanku? Kalau begitu aku akan membawa kembali ini..” Kiara sedikit tertarik melihat kotak besar yang pria itu kenakan “kau tahu seleraku bahkan lebih bagus darimu..”

Kiara tanpa pikir panjang mengambil kotak itu dan membukanya, wajahnya langsung cerah melihat dress? berwarna Maroon dengan kain beludru. Bagian belakangnya yang rendah membuat Kiara semakin tersenyum.

“Bagaimana? Kau suka?”

Kiara hanya tersenyum, bagaimana dia tidak -menyukai dress yang sangat cantik ini. Bahkan warnanya sesuai dengan tema pesta malam ini. Kiara melirik pria yang kini sudah berdiri di belakangnya, terkadang Kiara bingung apakah pria ini memang seorang dokter? Karena dia lebih paham tentang pakaian di bandingkan Kiara yang hanya menerima pakaian dari Brand yang mengirimkan pakaiannya kerumahnya.

“Pakai ini, dan buat mereka semua terpesona.” Kata pria itu memegang bahunya dan menekannya sedikit “jangan takut karena aku akn selalu membantumu.”

Pria itu lalu keluar dari ruang dresser Kiara dan pergi keruangannya sendiri untuk bersiap. Ya pria itu punya ruangannya sendiri karena dia tinggal satu rumah dengan Kiara. Apakah mereka bersaudara? Tidak, mereka bukan saudara. Mereka hanya 2 orang yang bertemu secara tidak sengaja dan dia menjadi orang yang sellau mengikuti Kiara ke manapun. Well pada intinya mereka tidak menikah juga, dan mereka tidak dalam hubungan romantis, mereka hanya memang tinggal di satu rumah.

2 jam kemudian,

Dimas nama pria yang tinggal satu rumah dengan Kiara itu keluar dari ruangannya denga pakaian formal yang dia gunakan. Jas hitam dengan kaos itam alih-alih kemeja. Dimas ingin santai malam ini, karena acara ini memang untuk wanita yang sebentar lagi akan keluar dari ruangannya.

“Kau sudah lama menunggu Dimas?”

“Tidak, aku juga baru…” Dimas langsung terdiam melihat Kiara yang keluar dengan dress yang memang dia belikan tadi siang

Untuk beberapa saat Dimas tidak bisa berkata apapun, Dress yang Kiara pakai sangat pas di tubuhnya, rambut Kiara di gulung ke belakang dan menyisakan sedikit dan di gelombang kan dekat kedua telinganya. Makeup yang Kiara pakai juga bagus dan lebih terlihat natural dengan bibirnya yang di pakaikan lipstik merah muda.

“Aku aneh?” Tanya Kiara lalu berputar dan Dimas menelan ludahnya melihat punggung Kiara yang jelas terekspos cukup banyak dan sepertinya dia menyesali memilih gaun yang terbuka seperti itu “wajahmu menunjukkan kalau…”

“Kau cantik Kiara, dan…” Dimas tidak bisa lagi mendeskripsikan wanita di depannya itu selain kata cantik

Kiara tersenyum, setiap pujian yang keluar dari mulut Dimas adalah sebuah kejujuran karena percayalah Dimas tidak pernah memuji siapapun kecuali dirinya sendiri.

“..dan semua mata akan memandangmu takjub malam ini.”

Mereka pun kini sedang dalam perjalanan menuju pesta ulang tahun hotel pertama miliki Kiara yang kini sudah berusia 5 tahun. Ternyata sudah 5 tahun sejak Kiara memberanikan diri membuka kembali hotel yang dulunya sempat tidak dilirik siapapun lagi. Hotel itu mungkin berusia 5 tahun walaupun sebenarnya hotel itu sudah berdiri hampir 50 tahun. Hotel yang sebenarnya di berikan untuk Kiara.

“Kau yakin bahwa semua sudah siap seperti yang kita rencanakan?” Tanya Kiara tidak mengalihkan matanya dari pemandangan diluar yang sudah gelap karena matahari sudah terbenam

“EO(Event Organizer) sudah memastikan mereka mendapatkan email balasan untuk kehadiran para tamu dan salah satunya mereka tapi kalau ada perubahan di menit-menit terakhir aku tidak bisa memastikan Kiara.”

Kiara hanya mengangguk mengerti, saat ini jantungnya berdegup sangat kencang. Bagaimana tidak, akhirnya setelah 5 tahun sejak hotel ini di buka Kiara tidak pernah menunjukkan sosoknya, dia bekerja dari rumah dan semua di wakilkan oleh Dimas. Semua orang yang mengenal Dimas pasti bingung kenapa pria yang di gadang akan sukses menjadi seorang dokter kini malah menjadi seorang pebisnis, di tambah Dimas yang membantunya mengelola hotel yang bahkan bukan miliknya, pada intinya Dimas tidak akan mendapatkan apapun.

Dimas memasuki pintu belakang hotel yang memang disediakan jika untuk keadaan darurat, well salah satu keunggulan hotel ini semua privasi tamu tetap diutamakan. Jadi jika ada seseorang tamu memerlukan jalan keluar yang tidak memungkinkan diketahui orang lain, maka hotel milik Kiara ini menyediakannya kecuali untuk para tahanan, buronan yang dicari polisi karena setiap tamu akan di di periksa tanpa diketahui oleh tamu yang mungkin akan membuat mereka tidak nyaman. Tenang saja seluruh data tersimpan dengan baik dan akan terhapus otomatis jika tamu sudah keluar dari hotel. Kenyamanan dan keamanan nomor satu yang di pilih Kiara dan juga Dimas.

“Lift ini akan langsung membawa kita keruanganmu, jadi nanti aku akan memanggilmu baru kau keluar.” Kata Dimas menjelaskan yang akan mereka lakukan nanti

Kiara hanya mengangguk, dia tidak meragukan sedikitpun Dimas. 10 tahun mengenal pria ini adalah hal terbaik yang pernah terjadi di hidupnya di balik banyaknya kesialan yang sudah terjadi dalam hidupnya. Dimas keluar dari ruangan itu dan Kiara bisa melihatnya dari layar televisi yang memantau acara. Suara musik mengalun saat Dimas memasuki ruangan pesta dan di sambut oleh beberapa tamu yang hadir, sampai akhirnya Dimas berhenti di sebuah meja yang sudah duduk si pemiliknya. Ada 4 orang yang duduk di meja itu, sepasang suami istri yang sudah cukup berumur, menyalam tangan Dimas dan sepasang kekasih yang hanya tersenyum pada Dimas. Kiara mengambil minuman dan mengangkat gelasnya melihat pada salah satu tamu yang ada di dalam ruangan pesta.

“Ini pasti akan sangat menyenangkan.” Bisiknya.

Kiara bisa melihat Dimas melanjutkan perjalanan menuju panggung kecil yang ada di tengah ruangan, berarti ini kode untuk Kiara untuk bersiap. Saat ketukan pintu terdengar Kiara menarik nafasnya dalam dan dia berjalan menuju pintu ruangan.

“Selamat datang ibu Kiara.” Kata penjaga pintu ruangan pesta dan kemudian membukanya.

Lampu sorot langsung menyorotinya, Kiara mengulum senyumnya. Akhirnya setelah 5 tahun banyak yang penasaran dengan wajah asli pemilik hotel tempat mereka berada, kini mereka bisa melihat sendiri. Kiara berjalan anggun melewati para tamu yang menaikkan gelas minuman mereka untuk menyambut dirinya, tapi ada 1 yang wajahnya tidak sesenang para tamu yang lain. Wajahnya lebih tepat shock melihat Kiara, tapi sesuai rencana Kiara melihatnya sebentar menyunggingkan senyumnya tepat hanya pada 1orang itu dan kemudian kembali menuju panggung dimana Dimas sudah menunggu disana.

Dimas mengulurkan tangannya dan langsung di sambut Kiara.

“Sesuai janjiku sebelumnya saat mengundang kalian, hari ini aku akan memperkenalkan pemilik asli the GreatHotel, Kiara Sasmita.”

Para tamu yang hadir bertepuk tangan. Dimas mundur selangkah dan membiarkan Kiara mengambil alih mic yang ada di atas panggung.

“Selamat malam semuanya, perkenalkan aku Kiara Sasmita. Mungkin kalian tidak mengenalku, tapi aku mengenal kalian semua yang hadir disini. Terima kasih sudah mau datang ke acara ulang tahun hotel ini yang tentu saja masih sangat muda dan jauh dari kata sukses, tapi berdirinya kembali hotel ini tidak lain dan tidak bukan atas kerja sama yang luar biasa dari para investor, para tamu dan tidak lupa para staf yang luar biasa dalam mendedikasikan diri mereka saat bekerja disini. Ah aku hampir lupa,” Kiara sedikit berbalik dan melihat Dimas “aku juga berterima kasih pada Dimas yang sudah bersedia menggantikanku saat bertemu dengan kalian semua, dan aku mohon maaf jika sifatnya sedikit menjengkelkan.”

Kiara bisa melihat para tamu tertawa mendengar candaannya, “aku harap kedepannya kerja sama ini akan membuat keuntungan untuk kita semua. Selamat datang di pesta ini, terima kasih sekali lagi sudah datang ke pesta ini.” Kini giliran Kiara yang menaikkan gelasnya.

Dimas menghampiri Kiara dan merangkul pinggangnya, “kau melakukan dengan baik Kiara.” Bisik Kiara

Kiara hanya bisa tersenyum aneh mendengar pujian ‘lagi’ keluar dari mulut Dimas, ini dua kali dalam sehari Dimas memujinya.

Suara musik kembali mengalun, dan para tamu mulai berbaur satu sama lain. Dimas menuntun Kiara turun dari panggung dan menghampiri satu persatu tamu yang hadir yang tentu saja dikenal Kiara dengan baik dan sampailah Kiara pada tujuannya.

“Pak Brahmawijaya.” Dimas menepuk punggung seorang pria yang cukup berumur.

Pria yang cukup berumur itu berbalik dan senyumnya langsung terkembang melihat Dimas dan Kiara yang berdiri di depan mereka.

“Selamat malam pak Brahmawijaya.” Kali ini Kiara yang bicara

“Kau mengenalku?” Tanya pria itu dengan tatapan antusias

“Tentu aku mengenal investor utama hotel ini, bagaimana aku bisa tidak mengenal anda? Maaf aku baru bisa langsung bertemu dengan anda setelah kerja sama kita 5 tahun ini.” Kiara memberikan gelas champagne yang dia ambil dari staf yang berkeliling membawa minuman

“Yang terpenting dari sebuah bisnis adalah keuntungan nona Sasmita, dari awal melihat proposal yang kau buat saja sudah membuatku yakin kalau kerja aja ini akan berhasil.” Ujar pak Brahmawijaya menerima minuman yang diberikan Kiara dan melirik wanita di sampingnya “bahkan istriku sendiri merasa takjub dengan proposalmu, aku masih ingat wajahnya 5 tahun lalu.”

Wanita di sampingnya yang juga sudah berumur tapi nampak masih sangat cantik itu ikut tersenyum, “proposalmu memiliki tujuan yang jelas nona Sasmita.”

“Terima kasih ibu, dan aku mohon panggil aku Kiara.”

Pembicaraan antara Kiara dan Dimas dengan investor utama hotelnya yaitu pak Brahmawijaya terus berlanjut.

“Pa..” seorang wanita berusia 20 tahunan bergabung dengan mereka berempat dengan menggandeng seorang pria.

“Nadia..” sebut pak Brahmawijaya “perkenalkan ini pemilik the GreatHotel yang memberikan banyak sekali keuntungan untuk keluarga kita sayang.”

“Aku tahu pa, hai aku Nadia dan ini tunanganku Kiano.”

Dimas dan Kiara hanya tersenyum dengan pria di samping Nadia putri satu-satunya investor Kiara itu. Sementara pria itu hanya membalas anggukan dengan wajah yang terlihat sangat shock. Kiara tahu tapi mengabaikannya karena memang itu yang dia inginkan. Setelah itu mereka kembali berkeliling.

“Apa dia masih memperhatikan kita?” Dimas sedikit melirik dan kemudian kembali mendekat ke Kiara

“Aku yakin dia tidak akan berhenti memperhatikan kita Kiara, memperhatikanmu lebih tepatnya.” Kiara tersenyum

“Kalau begitu, rencana selanjutnya.” Dimas mengangguk dan melepaskan rangkulannya dari pinggang Kiara

Kiara sempat melirik kearah pria yang menjadi tunangan dari anak investornya, lalu seakan memberi kode dia keluar ruang pesta dan menuju toilet. Di dalam toilet Kiara sengaja menghidupkan air keran dan memandang dirinya di kaca, semuanya masih bagus, dari makeup hingga pakaian yang dia gunakan. Yang berantakan adalah hatinya, ternyata bertemu dengannya lagi tidak semudah pikirannya, walaupun Kiara berhasil menutup kemarahan yang dia rasakan tapi saat ini rasanya dia sangat ingin menjerit tapi dia mengurungkan niat itu, karena kalau dia melakukan itu maka semua pertahanannya 10 tahun ini akan sia-sia.

Setelah merasa cukup lama di dalam toilet, Kiara keluar toilet dan tiba-tiba saja tangannya di tarik oleh pria yang seharusnya saat ini ada di dalam ruangan pesta. Kiara menolak, dia mencoba melepaskan tangan kekar yang menariknya tapi kekuatan pria yang menariknya lebih kuat. Pria itu membawanya menuju pintu darurat yang ada di setiap lantai dan barulah dia melepaskan tangan yang dia tarik itu.

“Apa yang sedang kau lakukan dengan menarikku?” Tanya Kiara dengan ekspresi marah

Pria di depannya tidak lagi berekspresi shock tapi kini ekspresinya marah, “apa yang sedang kau lakukan disini? Kiara? Namamu Kiara? Kau pikir kau bisa membodohi ku seperti kau membodohi seluruh tamu didalam ruangan itu?”

Kiara hanya diam.

“Oh kau akan terus berpura-pura menjadi Kiara?”

“Kenapa aku harus berpura-pura menjadi Kiara? Sebenarnya apa yang sedang anda lakukan disini Kiano? Apa kita pernah saling mengenal?” Tanya Kiara berpura-pura tidak mengenal pria di depannya walaupun sebenarnya dia sangat mengenalnya

Pria bernama Kiano itu tertawa, “wah setelah selamat dari … hem.. bagaimanapun juga kau bukan Kiara dan aku tahu itu.”

Kali ini Kiara yang tertawa, “aku tidak mengenalmu, aku mengenalmu sebagai tunangan dari Nadia. Kau bersikap seakan mengenalku dan bahkan menyebutku bukan Kiara? Memangnya aku siapa? Wanita mana yang membuatmu seperti ini Kiano?”

Kiano diam sesaat mulai terlihat bingung, Kiara ingin tersenyum tapi dia menahannya. Dari dulu mudah sekali mengubah pikiran pria ini, tapi bedanya dulu mungkin dirinya yang tidak bisa mengendalikan pria di depannya ini.

“Aku tidak mungkin salah…” ucapnya pada diri sendiri lalu berbalik “..atau aku memang salah? Harusnya wanita itu sudah mati, dia tidak mungkin selamat…”

“Aku akan memaafkan dan merahasiakan apa yang sudah kau lakukan padaku saat ini Kiano, tapi sekali lagi kau melakukan ini aku akan melaporkannya langsung pada tunangan dan keluarga tunanganmu itu.”

Kiara meninggalkan Kiano sendirian dan dia akhirnya bisa tersenyum..

“Kau masuk perangkap ku, Kiano.”

—————————————————————————————————————————————————————————————

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!