BAB 3: JAMUAN MAKAN MALAM

Ruang makan dengan dominasi warna putih itu tampak penuh. Meja berukuran sekitar lima meter panjangnya dipenuhi dengan beberapa menu hidangan makan malam yang hanya tinggal sisa. Berkeliling di meja panjang itu, duduk sekitar enam belas orang. Delapan orang di sisi kanan meja, adalah keluarga inti dari Biondi. Sementara delapan lagi di seberangnya, tak lain adalah keluarga Gifta. Sedikit mendongak ke atas meja makan itu, tiga buah lampu gantung bergelayut indah. Sinar putihnya yang terang namun tak terlalu menyilaukan membuat ruang makan itu tampak semakin elegan dan berkelas. Malam ini adalah malam penentuan tanggal pernikahan yang disepakati oleh kedua belah pihak keluarga. Pihak laki- laki sudah tentu diwakili oleh ayah dan ibunya. Sementara pihak perempuan diwakili oleh ibu dan sang paman, karena sang ayah telah tiada. Suara riuh rendah dua belah pihak keluarga yang berbincang ringan sembari menikmati hidangan penutup makan malam itu membuat suasana terlihat semakin hangat. Gelak tawa sesekali terdengar lantaran bapak- bapak tengah memperbincangkan berita politik yang menggelitik. Tak mau kalah, ibu- ibu bergerombol dari satu kursi ke kursi lain untuk berswafoto. Semua tampak bahagia dengan hasil penentuan tanggal pernikahan itu,  namun tidak dengan Gifta. Hatinya tetap dingin, sedingin hidangan penutup yang kini tersaji di hadapannya.

Perempuan cantik bermata bulat itu menyendok puding cokelat di hadapannya. Sang ibu yang duduk di sampingnya tengah asyik mengobrol dengan Dokter Ratna yang tak lain adalah istri Dokter Budi, yang tak lama lagi akan menjadi ayah dan ibu mertuanya. Anggota dari keluarga inti kedua belah pihak satu per satu mulai berpamitan karena acara telah usai. Dari segenap keluarga undangan makan malam yang hadir, kini menyisakan Gifta, sang Ibu, Dokter Budi beserta sang istri, serta beberapa orang lagi yang masih asyik berbagi foto. Bahkan calon mempelai laki- laki yang seharusnya diperkenalkan kepada pihak kerabat keluarga perempuan pun tidak menampakkan batang hidungnya hingga acara usai. Alasan pekerjaan, dalihnya. Dari ketidakhadiran laki- laki itu, Gifta sudah bisa menyimpulkan dengan siapa ia akan menghabiskan sisa hidupnya. Namun tampaknya Gifta sudah pasrah dan tak peduli lagi terhadap takdir Tuhan yang akan menuntunnya.

“Nanti selepas akad, Biondi sudah memutuskan untuk tinggal di rumah Angsana. Kami harap kalian bisa saling mengenal lebih baik tanpa campur tangan ibu dan ayah disini.” Pungkas Dokter Ratna yang sontak menghentikan mulut Gifta yang masih mengunyah. Sudah memutuskan? Seketika muncul pertanyaan  itu dalam benak Gifta. Apakah berarti laki- laki itu sudah menyetujui pernikahan ini? Laki- laki macam apa dia hingga dengan pasrahnya menerima perjodohan kolot macam ini? Gifta menggelengkan kepala pertanda tak mengerti dengan siapa ia akan tinggal.

“Rumah Angsana?” tanya Gifta tak mengerti.

“Biondi menamainya rumah Angsana. Ia lebih sering menghabiskan waktunya di sana setiap kali ada pekerjaan karena merasa lebih tenang.” Pungkas Dokter Budi.

“Tidak perlu khawatir, Nak. Biondi tak banyak bicara. Kamu hanya perlu sedikit lebih bersabar untuk menyesuaikan diri dengannya.” Ujar Dokter Ratna berusaha meyakinkan Gifta yang terlihat ragu- ragu.

“Dokter,” ucap Gifta hendak mengajukan pertanyaan.

“Panggil kami ayah dan ibu.” Pungkas Dokter Budi yang diiringi senyum kecil di antara mereka berdua.

“A … ayah, bolehkah aku bertanya sesuatu?” sambung Gifta kemudian diikuti anggukan kepala oleh Dokter Budi.

“Mengapa Dokter, maksudku ayah dan ibu menjodohkan kami?” ujar Gifta yang seketika membuat sang Ibu terkejut dan langsung memegang punggung tangan Gifta mengisyaratkan untuk tidak bertanya lebih jauh lagi. Kedua pasangan dokter itu kembali tersenyum menatap Gifta yang masih diselimuti tanda tanya.

“Sebagaimana kami melihat kamu begitu sabar merawat ibumu, kami yakin kamu adalah orang yang tepat untuk Biondi,” ujar dokter Ratna dengan penuh keyakinan. Gifta menarik nafas berusaha mengajukan pertanyaan lain namun sang Ibu kembali menggenggam erat tangannya pertanda tak menghendaki ada pertanyaan lagi. Kedua pasang dokter itu tersenyum kemudian mengisyaratkan untuk menghabiskan puding cokelat milik Gifta yang masih tersisa. Selang beberapa saat sang Ibu dan Gifta serta beberapa perwakilan keluarga yang tersisa berpamitan pulang. Gifta mencium punggung tangan kedua calon mertuanya itu kemudian bergegas masuk ke mobil untuk pulang. Dalam perjalanan, pertanyaan demi pertanyaan kembali muncul di benak Gifta. Sepanjang acara makan malam pemutusan hari akad yang baru saja berlangsung tadi, tak satupun dilihatnya foto calon mempelai laki- laki yang akan menjadi suaminya. Calon mertuanya pun sama sekali tidak menunjukkan foto atau identitas apapun atas permintaan sang anak.

“Ibu, seperti apa dia?” tanya Gifta kepada sang Ibu sembari mengemudikan mobilnya. Sang ibu tersenyum mendengar pertanyaan itu.

“Kamu tidak akan menyesal menikah dengannya, Nak. Dia arsitek yang pintar dan sopan.” Pungkas sang Ibu.

“Jadi Ibu sudah bertemu dengannya?” Tanya Gifta semakin tak mengerti, yang hanya dibalas senyum tipis oleh sang ibu. Perempuan bermata bulat itu menghela napas karena tak mengerti lagi sejak kapan dan seberapa jauh sang ibu beserta dua teman SMA nya itu telah merencanakan perjodohan ini. Seperti  benar- benar sudah kehilangan hak hidup, Gifta mulai mengikuti permainan takdir yang diberikan Tuhan dan dikendalikan sepenuhnya oleh mereka bertiga. Bahkan jika ternyata Biondi adalah seorang duda tua sekalipun, ia sudah tak peduli. Yang ada di benaknya hanyalah bagaimana menjaga mental ibunya tetap sehat dan balas budi terhadap dua pasangan dokter yang telah menyelamatkan ibunya, satu- satunya keluarga yang tersisa yang ia miliki.   

...***...

Terpopuler

Comments

lie2k

lie2k

klo co nya penampaknnya mcm biondi...modal sabar je....

2023-10-22

0

Kaia Lituhayu

Kaia Lituhayu

Aaak sejauh ini suka banget sama gaya bahasanya jadi kayak berasa nonton series 🤧 Semangat kaak🥳

2023-09-20

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!