Reza yang melihat Dila pergi begitu saja dan menjulurkan lidah hanya bisa tersenyum saja, Reza begitu gemas dengan perempuan yang sudah lama selalu Reza lihat. Entah kenapa Reza bisa tertarik pada perempuan seperti Dila.
Dila padahal sudah mau lulus sama sepertinya tapi tingkahnya seperti anak kecil, tapi Reza suka. Tiba-tiba saja ponselnya berdering dan membuyarkan pandangan Reza pada Dila.
Ternyata dari temannya, dengan cepat Reza segera mengangkatnya "Halo ada apa"
"Lo lagi di mana Za"
"Gue lagi jalan-jalan kenapa ? "
"Jadi ke markas sekarang, anak-anak udah kumpul nih"
"Jadi, nanti gue ke sana, ya udah matiin dulu gue jalan kesana sekarang. Kalian tunggu aja 15 menit "
"Oke ditunggu"
Reza langsung mematikan sambungannya, dia pergi ke arah motornya dan segera melajukan motornya itu ke arah markas. Tadinya ingin mengajak Dila untuk pulang bersama tapi anaknya sudah tidak ada.
Reza juga tak tahu perginya kemana. Langkahnya ternyata cepat juga ya.
...---------------...
Dila yang ada di kamarnya, memakan camilan yang sudah dia tadi beli dengan air mata yang terus saja mengalir. Dila sudah menghabiskan 1 pack tisu tapi air matanya ini tidak mau mereda.
Tadi Dila sudah mencoba agar tak menangis, tapi tetap saja air matanya ini mengalir dan tak mau berhenti. Padahal Dila sudah menahannya sekuat tenaga tapi tetap saja air matanya ini keluar menyebalkan sekali.
Padahal Dila ingin terlihat baik-baik saja, dan tak menangis seperti ini, tapi air matanya ini malah menerobos ingin keluar terus.
"Kenapa harus diselingkuhin, padahal kan aku ga mau sampai diselingkuhin kayak gitu. Memangnya ga bisa bicara baik-baik nyebelin banget sih. Kenapa harus selingkuh, kalau udah ga mau sama aku kenapa ga putuskan saja "
"Selama ini pacaran 2 tahun untuk apa, malah aku ngabis-ngabisin waktu saja. Aku bener-bener nyesel deh punya hubungan sama Ali "
"Awas saja ya Ali aku akan membalas semuanya"sambil meremukkan makanan ringan yang dia sedang pegang.
Tok tok tok
Dila segera mengusap air matanya saat mendengar suara pintu kamarnya yang diketuk "Iya siapa" sambil menghapus air matanya.
"Ini Mama Dila, kenapa pintu dikunci itu ada Ali di depan katanya mau ketemu sama kamu. Ayo cepat keluar ada pacar kamu tuh, keadaannya berantakan banget coba kamu lihat "
"Apa dia masih ga punya malu, usir saja Mah aku ga mau ketemu sama dia. Aku benci sama Ali "teriak Dila yang kesal, mau apa juga Ali kemari, apakah Ali belum puas menyakiti Dila, mau apa lagi apa dia ingin memamerkan kemesraannya itu bersama Nadia.
"Loh kok kayak gitu, biasanya kalau ada Ali senang banget. Kalau lagi ada masalah bicarain baik-baik Dila ga boleh kayak gitu dong "
"Ga mau, aku ga mau ketemu sama Ali Ma, aku minta tolong sama Mama, usir saja laki-laki itu"
Dila tidak mau memberitahu Mamanya kalau Ali itu selingkuh, rasanya Dila malu saja kalau berbicara pada Mamanya dan bercerita pada Mamanya juga.
"Ya udah Mama bicara sama Ali, kalau kamu ga mau ketemu ya"
"Iya bilang aja kalau aku udah ga mau ketemu lagi sama Ali Mah"
Terdengar suara langkah kaki pergi menjauhi kamar Dila, kembali Dila melanjutkan menangisnya. Sebenarnya Dila bukan menangisi kepergian Ali tapi dia menangisi kenapa Ali harus selingkuh.
Kenapa tidak putuskan Dila saja daripada harus mendua. Dari awal pacaran Dila sudah bilang pada Ali kalau Dila tidak mau ada perselingkuhan di antara mereka berdua, tapi Ali malah bermain api dengannya.
Ali malah selingkuh dengan teman Dila lagi, sungguh Ali itu sudah membuatnya malu.
...----------------...
Ali yang masih duduk di ruang tamu menatap Mamanya Dila yang datang, Ali segera berdiri "Maaf ya Ali Dila nya ga mau ketemu. Apa kalian lagi ada masalah ?"
"Enggak kok Tante, kita ga lagi ada masalah" Ali sengaja berbohong. Ali tak mau Mamanya Dila membencinya.
"Oh gitu ya, terus itu pakaian kamu sama pipi kamu kenapa ? Kamu habis berantem ya"
Ali mengusap tengkuknya dan tersenyum kecil "Ini tadi Ali jatuh, tapi ga papa kok Tante semuanya baik-baik saja. Ya udah kalau misalnya Dila ga mau ketemu sama Ali, nanti coba Ali telepon saja"
"Iya coba kamu telepon. Kalau ada masalah bicara yang baik-baik ya. Jangan sampai berantem lama-lama ga baik ah "
"Iya Tante Ali permisi ya" sambil menyalimi tangan Mamanya Dila.
Setelah kepergian Ali, Mamanya Dila mengelengkan kepalanya "Anak muda sekarang kalau pacaran suka sekali berantem "
Mamanya Dila kembali masuk kedapur. Dia akan melanjutkan kembali memasaknya yang sempat tertunda.
...----------------...
Ali yang melihat Nadia menunggu didepan rumahnya berbalik akan pergi, tapi Nadia sudah terlanjur melihatnya.
"Ali mau kemana kamu, sini balik aku mau bicara sama kamu "
Mau tak mau Ali menghampiri Nadia, Nadia malah menampar Ali. Tapi Ali tak membalasnya hanya diam saja. Hari ini benar-benar sial untuknya.
"Kamu ini gila tinggalin aku gitu aja di restoran dan belum dibayar, kamu lebih mentingin Dila daripada aku. Sebenarnya kamu pilih siapa sih"
"Aku mau istirahat Nadia, nanti kalau masalah uang biar aku ganti. Kamu lihat aku sudah berantakan kayak gini. Aku mau ganti baju mandi. Sudah ga enak nih badan"
"Tapi aku belum selesai ngomong, kita harus selesaikan sekarang. Kamu lebih pilih aku atau Dila? "
"Biar adil gini saja deh aku ga pilih dua-duanya"
Ali langsung membuka gerbang pintu rumahnya dan menutupnya begitu saja, tidak peduli dengan teriakan Nadia yang memanggilnya, mencaci makinya, yang ingin Ali lakukan sekarang adalah mandi badannya sudah sangat bau dan sangat memalukan sekali. Masalah perempuan membuatnya pusing saja.
"Ali awas ya kamu, kamu sudah buat aku malu dan sekarang kamu malah tinggalin aku lagi. Aku benci sama kamu Ali, benci tahu "teriak Nadia.
...----------------...
Dila terbangun jam 11:00 malam, Dila tadi tiba-tiba saja tertidur. Dila melihat kamarnya yang berantakan.
"Ya ampun kenapa bisa ketiduran segala sih "
Dila segera bangkit dan masuk kedalam kamar mandi, untuk mencuci wajahnya dan juga sikat gigi serta ganti pakaian.
Dila masih memakai pakaian yang tadi, saat memergoki Ali yang selingkuh. Setelah selesai dengan kegiatannya Dila membuka ponselnya.
Banyak telfon dari Ali, dari menjelaskan, lalu meminta maaf banyak lagi. Tapi Dila tak berminat untuk menjawab. Biarkan saja agar dia berfikir. Enak saja kalau dimaafkan begitu saja.
Yang ada Ali akan makin semena-mena dengannya. Dila sudah memutuskan tak akan melanjutkan hubungan ini. Untuk apa dilanjutkan tak akan benar juga.
Yang ada Ali akan selingkuh lagi. Sekali sudah selingkuh maka kedepannya akan seperti itu terus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments