05 Tentang Pak Anwar dan Bu Farida (1)

Masih di hari yang sama, beberapa saat setelah perdebatan unik dengan Pak Anwar…

“Pak, boleh tanya, dong…?” Maya bicara sambil melanjutkan pekerjaannya. Pak Anwar hanya menoleh. “Ya, boleh lah, masa enggak boleh…?” Maya menoleh karena tak mendengar jawaban Pak Anwar. Pak Anwar menggeleng-gelengkan kepala sambil membuang napas malas. “Pak…!!” seru Maya karena Pak Anwar kembali fokus ke buku besarnya.

“Apa…?! Bicara saja…!! Saya tidak tuli…!!” jawab Pak Anwar tanpa menoleh.

“Ish…” gumam Maya. “Bu Farida itu siapa, sih…?” Maya bertanya sambil mendekat dan membawa serbet yang baru saja ia gunakan untuk membersihkan kaca etalase. Pertanyaannya berhasil membuat Pak Anwar beralih dari fokusnya.

“Kamu kan sudah bertemu beliau kemarin, apalagi…??” Bukan jawaban yang Maya inginkan. Maya heran, kok Pak Anwar bisa tahu kalau ia bertemu Bu Farida?

“Pak Anwar tahu saya ketemu Bu Farida?? Kok bisa…?” tanya Maya penasaran. Pak Anwar hanya menghela napas sambil menggeleng-gelengkan kepala, lalu kembali fokus ke buku besarnya.

“Jawab, dong, Pak…?! Saya kan jadi penasaran, kalau saya mati gara-gara penasaran gimana…??” rengek Maya.

“Itu lebih bagus, jadi berkurang satu sumber pusing kepalaku,” jawab Pak Anwar ketus, membuat Maya terbelalak kaget.

“Bapak mendoakan saya mati…?!” Maya berteriak, tertahan.

“Diam…!! Kembali bekerja! Jangan sampai pelanggan datang dan tempatmu masih belum beres…!” tegas Pak Anwar sambil menatap Maya tajam. Maya menunduk agak takut. Memangnya ada yang salah dengan pertanyaannya…?

“Bekerja lah yang benar sampai jam makan siang nanti! Kalau kamu berhasil menjual seratus potong pakaian, aku akan menjawab penasaranmu itu…!!” lanjut Pak Anwar dengan nada rendah. Seratus potong sampai jam makan siang?? Kalau sampai sore sih mungkin bisa.

“Nego, dong, Pak… lima puluh potong saja, ya, Pak…?!” Maya mencoba menawar, membuat Pak Anwar mendongak menatapnya tajam.

“Bekerja, Maya…!! Bekerja…!! Ini sudah hampir jam delapan, jangan main-main saja dari tadi…!!” bentak Pak Anwar.

“Iya, Pak, iya, ini mau kerja juga kok,” jawab Maya sambil berlalu melanjutkan pekerjaannya, kali ini menata pakaian anak-anak. “Kenapa sih hari ini Pak Anwar sensi amat…??” gumam Maya. “Lagian seratus potong hanya sampai jam makan siang?? Mana bisa, hahhh… semoga saja aku mendapat keajaiban hari ini,” gumamnya lagi.

Maya sudah selesai berbenah toko. Semua barang dagangan sudah tertata rapi, baik yang di etalase maupun yang bertumpuk di lantai dan di emper toko.

Toko tempat Maya bekerja ini lumayan besar, menjual aneka ragam pakaian untuk pria dan wanita, tua muda, dan anak-anak.

Maya berdiri di emper, melihat orang lalu lalang, dan orang-orang yang berbelanja di toko lain.

“Ya, mari… mari… Ibu… Bapak… Nenek… Kakek… Adik… Kakak… mampir belanja di toko kami…”

Maya berteriak memanggil siapa pun yang lewat. Ia melihat Pak Anwar mendongak, mungkin berpikir, “Apa yang sedang dilakukan bocah itu…?” Ini memang baru pertama kali Maya melakukan ini. Sebelumnya ia hanya duduk manis di kursi jaga. “Ya, mari… mari… dijamin puas, ya, semua… bahan bagus, berkualitas, harga terjangkau, murah tapi gak murahan, ya… yuk, mari… mari… di mana lagi bisa beli eceran harga grosir…??” Maya terus berteriak mempromosikan toko, dengan kalimat yang sebenarnya sudah ada di banner di depan toko. Ia mondar-mandir di emper toko sambil berteriak.

“Stop, Maya… kamu mau bikin saya tuli…?” teriak Pak Anwar dari dalam toko. Maya menoleh. “Eh…?”

“Kan ini kerja, Pak… siapa tahu ada orang di ujung sana yang belum lihat toko kita,” bantah Maya. Ia melihat Pak Anwar memijit pelipisnya.

“Tapi tidak dengan teriak kencang-kencang juga, Maya…” Pak Anwar menggeram.

“Kenapa, Pak…? Kan biar semua pada datang…?” Maya masih membantah.

“Ini masih jam delapan, Maya… kalau kamu teriak-teriak, terus lapar lagi, saya tidak akan mau membelikanmu sarapan lagi…!” Ish, kok jadi sebel, masak gitu alasannya?? Membuat Maya merengut. “Emangnya perutku ini balon…??” batinnya. “Kalau kamu mau mempromosikan toko kita tidak harus seperti itu juga caranya… kamu kan bisa buat selebaran, kamu buat kata-kata apalah biar nanti saya cetakkan, terus kamu edarkan di sekitar tempat kosmu atau berikan pada orang yang kamu temui di sepanjang jalan…!!” Pak Anwar malah ceramah panjang lebar. “Eh, tapi benar juga ya, idenya…?” gumam Maya.

“Wah, hebat… Pak Anwar pintar, kenapa gak dari dulu kita buat itu, Pak…??” seru Maya penuh semangat.

“Saya memang sudah pintar sejak dulu, kalau tidak saya tidak akan jadi bos kamu…!” timpal Pak Anwar. “Huu… Pak Anwar narsis,” cibir Maya. Pak Anwar memijit pelipisnya lagi.

“Kenapa, Pak…? Kok kepalanya dipijit terus…? Bapak pusing, ya…??” tanya Maya.

“Kamu tidak sadar…? Kamu yang tiap hari bikin saya pusing…?” ucap Pak Anwar kesal. “Sudah… itu ada orang datang…!! Cepat kerja…!!” serunya sambil menunjuk ke arah emper depan. Maya menoleh keluar dan benar saja ada seorang wanita paruh baya membawa seorang anak kecil dari arah jalan, sedang berjalan masuk ke emper toko. Maya segera menyambutnya penuh semangat.

“Mari, Bu… ada yang dibutuhkan, Bu…? Barangkali cocok, di sini komplit, lho, Bu…”

“Mau cari kaos untuk ukuran anak ini, ada gak, Mbak…? Yang gambar robot, ya…”

“Sama gambar princes juga, Ma…” tambah si anak kecil.

“Ooh… ada, Dek… semua ada, robot ada, princes juga ada…” jawab Maya. “Adik maunya yang robot apa…? Superman, Ultraman, Iron Man, Satria Baja Hitam, Power Rangers, atau apa…? Semua ada kok…?” tambah Maya lagi. “Princes-nya juga ada banyak macam, lho, Dek, ada Snow White, Mermaid, Aurora, Jasmine, Rapunzel… dan teman-temannya, pokoknya semua ngumpul di sini,” lanjut Maya berpromosi.

“Dicampur saja, Kak, nanti biar teman-temannya pilih yang disuka…” saran sang ibu.

“What, dicampur?? Teman-teman??” batin Maya. “Yeeeeaaah…” Maya sudah bersorak dalam hati, padahal belum tentu jadi, tapi kan gak salah berharap.

“Tolong mau lihat contohnya, ya, Mbak…!!” pinta sang ibu.

“Ahh… iya… iya, Bu, tunggu sebentar, ya…” Maya merasa gugup, padahal sudah biasa melayani pembeli dalam jumlah banyak.

Bersambung…

 

Terpopuler

Comments

Sumar Sutinah

Sumar Sutinah

aku suka thor cerita y

2025-02-21

1

Bilqies

Bilqies

keren Thor aku suka ❤️

2024-05-18

1

Bilqies

Bilqies

PD banget tuuh si Anwar 🤣🤣🤣

2024-05-18

1

lihat semua
Episodes
1 01 Terungkap
2 Nyonya baik hati
3 03 Ya Ampunnn, Ternyata Ibu Boss
4 04 Tak Kan Menangis Lagi
5 05 Tentang Pak Anwar dan Bu Farida (1)
6 06 Pelanggan Baru Yang Royal
7 07 Demi Apa Aku Di Kerjain
8 08 Tentang Pak Anwar Dan Bu Farida (2)
9 09 Tentang Pak Anwar dan Bu Farida (3)
10 Obrolan Dengan Pak Anwar
11 11 Aku Pemilik Perusahaan ??
12 12 Pertemuan Rendy Dengan Bu Farida
13 13 Impian Bu Farida
14 14 Ayo Kita Balikan
15 15 SETELAH KAU KHIANATI, INILAH AKU
16 16 Aku Tak Butuh Barang Bekas
17 17 Jadilah Wanita Tangguh
18 Simbok Yang Genit
19 Kata Cinta Tanpa Realita
20 Kedatangan Mbak Meta
21 Bertemu Arman dan Regita Lagi
22 isi hati Maya
23 fakta tentang Regita
24 Pertengkaran Arman dan Regita
25 Regita Hamil
26 Pertemuan Regita dengan Maya
27 Hari pernikahan
28 fakta tentang Arman
29 Rendy Yang Cemburu
30 Sampah Yang Tak Bisa Di Daur Ulang
31 Sisi Manja Rendy
32 Rendy dan Marissa
33 Rendy dan Marissa (2)
34 lamaran tiba tiba
35 lamaran Hasan
36 Jangan panggil aku anak kecil paman !!! (sudah revisi)
37 Marissa some one , some where is made for you
38 sisi romantis rendy
39 40 Bertemu Teman sekampung
40 41 Beda antara polos dan bodoh
41 Agung alias Bowo
42 43 Tentang Maya
43 bergantung lah hanya padaku
44 tentang Bowo
45 Aku butuh Jaminan ( sudah revisi)
46 dasar gadis gila
47 Agung Wibowo
48 Di atas Langit masih ada Langit
49 Apakah Aku Sedang diLamar
50 Rendy vs Agung
51 Obat Nyamuk
52 Seperti Bunglon
53 Talak Tiga Untuk Regita
54 Menyingkirkan Arman & Hari bahagia
55 SKK S2 Regita kini
56 SKK S2 flash back Regita
57 SKK S2 Cerita Bu Wulan
58 SKK S2 Agung & Marissa KDRT
59 SKK S2Agung dan Marissa
60 SKK S2 Rendy dan Maya
61 SKK S2 Harus nya Aku (Arman)
62 SKK S2 Alasan Maya
63 SKK S2 Wanita Berkerudung Hitam
64 SKK S2 KOMA
65 SKK S2 Kecurigaan Tom
66 SKK S2 Pingsan
67 SKK S2 Kondisi Rendy
68 SKK S2 Positif
69 SKK S2 Permohonan Arman
70 SKK S2 Pertemuan Kembali Arman dan Regita
71 SKK S2 Petuah Sang Ulama
72 SKK S2 Permohonan Amira
73 SKK S2 Ibu Halimah
74 SKK S2 Cerita Amira
75 SKK S2 Saya Bukan Anaknya
76 SKK S2 Ayo Kita Buat Lagi
77 SKK S2 Terbangun dari Koma
78 SKK S2 Berita Duka
79 SKK S2 Detik detik menjelang persalinan
80 SKK S2 , Drama Masih Belum Berakhir
81 SKK S2 Argadhana Raharja
82 ucapan terima kasih
83 promo novel baru
84 SETELAH KAU JANDAKAN
85 Ditolak Camer, Dinikahi MAJIKAN
86 Ketika Suamiku Berubah Haluan
Episodes

Updated 86 Episodes

1
01 Terungkap
2
Nyonya baik hati
3
03 Ya Ampunnn, Ternyata Ibu Boss
4
04 Tak Kan Menangis Lagi
5
05 Tentang Pak Anwar dan Bu Farida (1)
6
06 Pelanggan Baru Yang Royal
7
07 Demi Apa Aku Di Kerjain
8
08 Tentang Pak Anwar Dan Bu Farida (2)
9
09 Tentang Pak Anwar dan Bu Farida (3)
10
Obrolan Dengan Pak Anwar
11
11 Aku Pemilik Perusahaan ??
12
12 Pertemuan Rendy Dengan Bu Farida
13
13 Impian Bu Farida
14
14 Ayo Kita Balikan
15
15 SETELAH KAU KHIANATI, INILAH AKU
16
16 Aku Tak Butuh Barang Bekas
17
17 Jadilah Wanita Tangguh
18
Simbok Yang Genit
19
Kata Cinta Tanpa Realita
20
Kedatangan Mbak Meta
21
Bertemu Arman dan Regita Lagi
22
isi hati Maya
23
fakta tentang Regita
24
Pertengkaran Arman dan Regita
25
Regita Hamil
26
Pertemuan Regita dengan Maya
27
Hari pernikahan
28
fakta tentang Arman
29
Rendy Yang Cemburu
30
Sampah Yang Tak Bisa Di Daur Ulang
31
Sisi Manja Rendy
32
Rendy dan Marissa
33
Rendy dan Marissa (2)
34
lamaran tiba tiba
35
lamaran Hasan
36
Jangan panggil aku anak kecil paman !!! (sudah revisi)
37
Marissa some one , some where is made for you
38
sisi romantis rendy
39
40 Bertemu Teman sekampung
40
41 Beda antara polos dan bodoh
41
Agung alias Bowo
42
43 Tentang Maya
43
bergantung lah hanya padaku
44
tentang Bowo
45
Aku butuh Jaminan ( sudah revisi)
46
dasar gadis gila
47
Agung Wibowo
48
Di atas Langit masih ada Langit
49
Apakah Aku Sedang diLamar
50
Rendy vs Agung
51
Obat Nyamuk
52
Seperti Bunglon
53
Talak Tiga Untuk Regita
54
Menyingkirkan Arman & Hari bahagia
55
SKK S2 Regita kini
56
SKK S2 flash back Regita
57
SKK S2 Cerita Bu Wulan
58
SKK S2 Agung & Marissa KDRT
59
SKK S2Agung dan Marissa
60
SKK S2 Rendy dan Maya
61
SKK S2 Harus nya Aku (Arman)
62
SKK S2 Alasan Maya
63
SKK S2 Wanita Berkerudung Hitam
64
SKK S2 KOMA
65
SKK S2 Kecurigaan Tom
66
SKK S2 Pingsan
67
SKK S2 Kondisi Rendy
68
SKK S2 Positif
69
SKK S2 Permohonan Arman
70
SKK S2 Pertemuan Kembali Arman dan Regita
71
SKK S2 Petuah Sang Ulama
72
SKK S2 Permohonan Amira
73
SKK S2 Ibu Halimah
74
SKK S2 Cerita Amira
75
SKK S2 Saya Bukan Anaknya
76
SKK S2 Ayo Kita Buat Lagi
77
SKK S2 Terbangun dari Koma
78
SKK S2 Berita Duka
79
SKK S2 Detik detik menjelang persalinan
80
SKK S2 , Drama Masih Belum Berakhir
81
SKK S2 Argadhana Raharja
82
ucapan terima kasih
83
promo novel baru
84
SETELAH KAU JANDAKAN
85
Ditolak Camer, Dinikahi MAJIKAN
86
Ketika Suamiku Berubah Haluan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!