04 Tak Kan Menangis Lagi

Kembali ke masa kini.

Maya mendongakkan wajah, menatap langit-langit ruangannya. Ia menghapus beningan kristal yang masih tersisa di sudut matanya. Tidak... ia tak boleh seperti ini. Bukankah dulu ia bisa tegar? Bukankah ia sudah berhasil melewatinya? Ya, benar. Semua sudah lewat, dan ia sudah berhasil memenangkan pertarungan melawan hatinya. Seharusnya ia tak lagi menangis. "Ayo bangun, Maya... tunjukkan kalau kau bisa lebih baik tanpa dia.!!"

Maya bangkit dan menuju wastafel yang ada di kamar mandi ruangannya. Ia membasuh wajahnya agar lebih segar. Maya sudah pernah berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia tak kan lagi mengingat masa lalu kelam. Ya, benar. Maya sudah berjalan sejauh ini. Sudah dua tahun berlalu, dan sekarang Maya sudah berada dalam posisi yang tak bisa dipandang sebelah mata oleh Arman. Walaupun untuk melalui semua itu, Maya menjadi sedikit takut jika harus menjalin komitmen dengan seorang pria. Bukan takut sih, hanya saja ada seseorang yang Maya sukai, tapi ia tak berani mengungkapkannya.

Maya kembali ke mejanya. Ia sedikit bertanya-tanya dalam hati, kenapa ia bisa bertemu dengan Arman di perusahaan ini...? Ah, mungkin saja dia salah satu karyawan, atau mungkin salah satu jajaran petinggi di sini. Biarkan saja, memang apa urusan Maya?

Maya kembali merenung, mengingat kembali semua perjalanan hidupnya. Bagaimana bisa ia yang hanya pelayan di toko pakaian sekarang bisa ada di tempat ini?

Flashback on

Pagi itu, keesokan hari setelah Maya memergoki pengkhianatan Arman...

"Selamat pagi, Pak Anwar yang kece...!!" Pagi-pagi Maya sudah tiba di toko dengan penuh semangat, karena ia sungguh masih penasaran dengan Nyonya Farida.

"Pagi... jangan ganjen kamu itu, masih dagangan..." Ish... Maya langsung cemberut dengan jawaban Pak Anwar. "Tumben kamu jam segini sudah sampai, kesambet apa...? Biasanya yang alasan masih mengantar sarapan ke tempat pacar lah... apalah.." lanjutnya, yang membuat Maya terbungkam, dan tertunduk. Ada yang tercubit dalam hatinya. Iya, itu memang benar. Itu dulu, Maya yang begitu bodoh yang selalu mengutamakan kebutuhan Arman bahkan sebelum perutnya sendiri terisi.

"Kenapa...? Ada yang salah sama kata-kataku...?" tanyanya melihat Maya terdiam. Maya menggeleng lemah. Mungkin dalam hatinya terkaget dengan reaksi Maya, karena itu jelas bukan sifat Maya jika harus diam tanpa protes. "Kamu boleh curhat dulu kalau mau, mumpung belum ada pembeli datang..." sambungnya lagi, sambil menatap lekat pada Maya.

"Dia berselingkuh di belakang saya, Pak..." Akhirnya Maya mengadu, dengan kepala tertunduk.

"Oohh..." jawabnya yang otomatis membuat Maya mendongak. Cuma oh, what! Demi apa, hanya oh saja? Masa hanya oh...

"Kok cuma Oh sih, Pak...?"

"Emang harus apa...?" Dia malah bertanya, sambil tertawa mengejek lagi. Yang membuat Maya jadi dongkol.

"Saya ini barusan mengadu, Pak... pacar saya selingkuh...!!" tandas Maya. "Harusnya Pak Anwar kaget dong...!!" lanjut Maya.

"Sudah tahu...!!" jawabnya singkat.

"Kok sudah tahu...? Maksudnya gimana...?" Otak tolol Maya kembali nge-lag sinyalnya.

"Aku sudah tahu pacarmu itu selingkuh, makanya tidak kaget," jawabnya yang justru membuat Maya kaget.

"What, demi what... what...? Maksudnya...? Pak Anwar sudah tahu kalau pacar saya selingkuh...?" Maya masih tak percaya dengan yang kudengar.

"Iya...!!"

"Kapan, Pak...? Dimana...? Sejak kapan...?" Kok Pak Anwar gak ngasih tahu saya...?" tanya Maya menggebu. Maya benar-benar tak percaya.

"Sudah lama," jawabnya.

"Kok Pak Anwar gak ngasih tahu saya sih...?" tanya Maya lagi.

"Biar apa...? Biar kamu nangis tujuh hari tujuh malam...? Gitu?" Dia malah meledek Maya. Benar-benar tipe atasan minus akhlak. Tahu karyawannya patah hati, malah diledek.

"Kan biar saya tahu, Pak, biar saya gak dibodohin dia terus...?"

"Kamu saja yang lola, jadi sekarang kamu sudah sadar kan kalau kamu itu bodoh...?" Dia kembali meledek Maya. Sungguh caranya tertawa itu membuat Maya gemas sampai-sampai ingin meleparnya dengan kotak makan yang masih Maya pegang. Tapi kalo Maya lempar nanti Maya mau makan apa... Maya cemberut pura-pura marah.

"Makanya punya akal itu dipakai sedikit, jangan cuma nurut aja jadi cewek itu. Mana ada cowok baik-baik yang kerjanya cuma minta uang sama ceweknya...? Kalo dia benar-benar sayang sama kamu, seharusnya dia yang memberikan uang untukmu! Tiap kali kamu cerita kalo uangmu kamu gunakan untuk entah apa kepantingan pacarmu, kamu sudah pernah aku ingatkan kan...? Jangan terlalu royal, emang kamu mau dengan saran ku? Enggak kan? Malah kadang kamu bela-belain kasbon, dasar o'on!"

Huh, pedas sekali sih ceramahnya, walaupun memang iya sih. Sebodoh itu Maya dulu. Sekarang Maya hanya bisa menunduk, merutuki ketololannya.

"Sudah sana mulai kerja, siapkan semua. Nanti keburu ada pembeli datang. Jangan nangis lagi, emang belum puas kamu nangis kemarin?!" perintahnya. Benar-benar tak punya empati sedikitpun.

"Iya, Pak..." jawab Maya pelan. Maya mengusap air mata yang hampir terjatuh kembali. Memang benar Maya tak boleh terlalu larut dalam patah hati ini. Maya menghembuskan napas kasar. Lalu melangkah untuk mulai menata dagangan pakaian.

"Maya...!!" panggilnya saat Maya sudah mulai bergerak aktif. Membuat Maya menoleh menghentikan aktivitasnya.

"Ya... Pak!" jawab Maya.

"Kamu tidak boleh kalah. Tunjukkan kalau kamu akan lebih bahagia tanpa dia. Jangan biarkan dia melihat mu menangis, rugi besar kalo kamu jadi down gara-gara dia. Lelaki seperti dia tak layak mendapatkan kehormatan air mata darimu!!" Oh sungguh wejangannya membuat Maya meleleh. Ah... Pak Anwar memang sebaik itu. Dia juga selalu sigap menolong ketika karyawannya dalam kesulitan.

"Siap, Pak...!!" jawab Maya sambil memberi hormat layaknya bendera negara. "Saya janji mulai sekarang saya gak akan lemah," lanjut Maya.

"Good..." Dia tersenyum sambil mengacungkan jempolnya. "Suatu hari kamu pasti akan bertemu jodoh yang baik untukmu," lanjutnya. "Sudah sana balik kerja, jangan cengar-cengir di situ!!" sentaknya. Maya segera kembali bergerak melanjutkan tugasnya.

"Eh... Pak... Pak... Kalo saya pacarannya sama Bapak aja gimana...? Bapak kan baik hati, jadi saya gak mungkin disakiti lagi...?" Maya cengar-cengir setelah menggodanya. Sudah lama sekali tidak menggodanya. Lidah Maya jadi gatal. Dan sepertinya menggoda majikannya ini lebih bermanfaat dari pada menangisi Arman.

"Mayaaa!!" geramnya.

"Eh, gak kok, Pak, bercanda Pak, bercanda. Pis ya, Pak, pis..." goda Maya sambil menunjukkan salam dua jari. Karena sepertinya Pak Anwar mulai naik tensinya.

"Kamu itu bukan tipe saya. Istri saya jauh lebih cantik darimu, dan juga seksi. Gak kayak kamu ini kurus kerempeng!" tandasnya yang membuat Maya cemberut.

"Ish, Pak... saya ini gak kerempeng ya...!! Tapi langsing. Langsing, Pak, L A N G S I N G," bantah Maya yang malah membuat dia terbahak.

"Sudah sana balik kerja!!" sentaknya setelah reda tawanya.

"Ya, Pak, ya... mau ya, Pak jadi pacar saya? Pacar kedua juga gak papa kok, Pak, lumayan kan, Pak buat cadangan..." Maya kembali menggodanya sambil mengedip-ngedipkan dua mata seperti gadis genit, membuat dia mendesah malas atau mungkin kembali darah tinggi.

"Sudah ku bilang, jangan ganjen, Maya...!!" Dia sekarang berkacak pinggang. "Kamu itu masih dagangan, kamu mau nanti laki-laki yang melihatmu jadi il feel?" peringatnya. Ish, selalu saja.

"Ish, kenapa sih Bapak tu selalu bilang saya dagangan...? Emangnya saya ini pakaian yang di etalase?" Maya jadi cemberut, dan dia lagi-lagi tertawa seolah mendapat lelucon gratis, dan tentu saja itu membuat Maya makin manyun.

"Kenapa saya bilang kamu itu dagangan...?" tanyanya seolah ini teka-teki. "Karena kamu itu..." Dia menjeda katanya yang membuat Maya penasaran.

"Karena kamu itu.... BELUM LAKU!!! Ha ha ha ha," dia tertawa terbahak-bahak sambil berlalu meninggalkan Maya menuju meja kasir yang selalu menjadi kursi kebesarannya.

Maya menggeram kesal. What so what, what! Ini jelas penghinaan kan namanya. Maya menghentakkan kakinya dengan tangan terkepal. Boleh gak sih kalo Maya lempar dia dengan kemoceng yang Maya pegang ini?

Terpopuler

Comments

aphrodite

aphrodite

iya ngapain nangisin orang bejat buang2 energi aja..move on..setidaknya kamu harus lebih sukses jangan kelihatan lemah..bisa besar kepala para pengkhianat itu

2024-11-22

1

aphrodite

aphrodite

jujur banget sih boss..tapi bagus sih

2024-11-22

1

aphrodite

aphrodite

betul itu

2024-11-22

1

lihat semua
Episodes
1 01 Terungkap
2 Nyonya baik hati
3 03 Ya Ampunnn, Ternyata Ibu Boss
4 04 Tak Kan Menangis Lagi
5 05 Tentang Pak Anwar dan Bu Farida (1)
6 06 Pelanggan Baru Yang Royal
7 07 Demi Apa Aku Di Kerjain
8 08 Tentang Pak Anwar Dan Bu Farida (2)
9 09 Tentang Pak Anwar dan Bu Farida (3)
10 Obrolan Dengan Pak Anwar
11 11 Aku Pemilik Perusahaan ??
12 12 Pertemuan Rendy Dengan Bu Farida
13 13 Impian Bu Farida
14 14 Ayo Kita Balikan
15 15 SETELAH KAU KHIANATI, INILAH AKU
16 16 Aku Tak Butuh Barang Bekas
17 17 Jadilah Wanita Tangguh
18 Simbok Yang Genit
19 Kata Cinta Tanpa Realita
20 Kedatangan Mbak Meta
21 Bertemu Arman dan Regita Lagi
22 isi hati Maya
23 fakta tentang Regita
24 Pertengkaran Arman dan Regita
25 Regita Hamil
26 Pertemuan Regita dengan Maya
27 Hari pernikahan
28 fakta tentang Arman
29 Rendy Yang Cemburu
30 Sampah Yang Tak Bisa Di Daur Ulang
31 Sisi Manja Rendy
32 Rendy dan Marissa
33 Rendy dan Marissa (2)
34 lamaran tiba tiba
35 lamaran Hasan
36 Jangan panggil aku anak kecil paman !!! (sudah revisi)
37 Marissa some one , some where is made for you
38 sisi romantis rendy
39 40 Bertemu Teman sekampung
40 41 Beda antara polos dan bodoh
41 Agung alias Bowo
42 43 Tentang Maya
43 bergantung lah hanya padaku
44 tentang Bowo
45 Aku butuh Jaminan ( sudah revisi)
46 dasar gadis gila
47 Agung Wibowo
48 Di atas Langit masih ada Langit
49 Apakah Aku Sedang diLamar
50 Rendy vs Agung
51 Obat Nyamuk
52 Seperti Bunglon
53 Talak Tiga Untuk Regita
54 Menyingkirkan Arman & Hari bahagia
55 SKK S2 Regita kini
56 SKK S2 flash back Regita
57 SKK S2 Cerita Bu Wulan
58 SKK S2 Agung & Marissa KDRT
59 SKK S2Agung dan Marissa
60 SKK S2 Rendy dan Maya
61 SKK S2 Harus nya Aku (Arman)
62 SKK S2 Alasan Maya
63 SKK S2 Wanita Berkerudung Hitam
64 SKK S2 KOMA
65 SKK S2 Kecurigaan Tom
66 SKK S2 Pingsan
67 SKK S2 Kondisi Rendy
68 SKK S2 Positif
69 SKK S2 Permohonan Arman
70 SKK S2 Pertemuan Kembali Arman dan Regita
71 SKK S2 Petuah Sang Ulama
72 SKK S2 Permohonan Amira
73 SKK S2 Ibu Halimah
74 SKK S2 Cerita Amira
75 SKK S2 Saya Bukan Anaknya
76 SKK S2 Ayo Kita Buat Lagi
77 SKK S2 Terbangun dari Koma
78 SKK S2 Berita Duka
79 SKK S2 Detik detik menjelang persalinan
80 SKK S2 , Drama Masih Belum Berakhir
81 SKK S2 Argadhana Raharja
82 ucapan terima kasih
83 promo novel baru
84 SETELAH KAU JANDAKAN
85 Ditolak Camer, Dinikahi MAJIKAN
86 Ketika Suamiku Berubah Haluan
Episodes

Updated 86 Episodes

1
01 Terungkap
2
Nyonya baik hati
3
03 Ya Ampunnn, Ternyata Ibu Boss
4
04 Tak Kan Menangis Lagi
5
05 Tentang Pak Anwar dan Bu Farida (1)
6
06 Pelanggan Baru Yang Royal
7
07 Demi Apa Aku Di Kerjain
8
08 Tentang Pak Anwar Dan Bu Farida (2)
9
09 Tentang Pak Anwar dan Bu Farida (3)
10
Obrolan Dengan Pak Anwar
11
11 Aku Pemilik Perusahaan ??
12
12 Pertemuan Rendy Dengan Bu Farida
13
13 Impian Bu Farida
14
14 Ayo Kita Balikan
15
15 SETELAH KAU KHIANATI, INILAH AKU
16
16 Aku Tak Butuh Barang Bekas
17
17 Jadilah Wanita Tangguh
18
Simbok Yang Genit
19
Kata Cinta Tanpa Realita
20
Kedatangan Mbak Meta
21
Bertemu Arman dan Regita Lagi
22
isi hati Maya
23
fakta tentang Regita
24
Pertengkaran Arman dan Regita
25
Regita Hamil
26
Pertemuan Regita dengan Maya
27
Hari pernikahan
28
fakta tentang Arman
29
Rendy Yang Cemburu
30
Sampah Yang Tak Bisa Di Daur Ulang
31
Sisi Manja Rendy
32
Rendy dan Marissa
33
Rendy dan Marissa (2)
34
lamaran tiba tiba
35
lamaran Hasan
36
Jangan panggil aku anak kecil paman !!! (sudah revisi)
37
Marissa some one , some where is made for you
38
sisi romantis rendy
39
40 Bertemu Teman sekampung
40
41 Beda antara polos dan bodoh
41
Agung alias Bowo
42
43 Tentang Maya
43
bergantung lah hanya padaku
44
tentang Bowo
45
Aku butuh Jaminan ( sudah revisi)
46
dasar gadis gila
47
Agung Wibowo
48
Di atas Langit masih ada Langit
49
Apakah Aku Sedang diLamar
50
Rendy vs Agung
51
Obat Nyamuk
52
Seperti Bunglon
53
Talak Tiga Untuk Regita
54
Menyingkirkan Arman & Hari bahagia
55
SKK S2 Regita kini
56
SKK S2 flash back Regita
57
SKK S2 Cerita Bu Wulan
58
SKK S2 Agung & Marissa KDRT
59
SKK S2Agung dan Marissa
60
SKK S2 Rendy dan Maya
61
SKK S2 Harus nya Aku (Arman)
62
SKK S2 Alasan Maya
63
SKK S2 Wanita Berkerudung Hitam
64
SKK S2 KOMA
65
SKK S2 Kecurigaan Tom
66
SKK S2 Pingsan
67
SKK S2 Kondisi Rendy
68
SKK S2 Positif
69
SKK S2 Permohonan Arman
70
SKK S2 Pertemuan Kembali Arman dan Regita
71
SKK S2 Petuah Sang Ulama
72
SKK S2 Permohonan Amira
73
SKK S2 Ibu Halimah
74
SKK S2 Cerita Amira
75
SKK S2 Saya Bukan Anaknya
76
SKK S2 Ayo Kita Buat Lagi
77
SKK S2 Terbangun dari Koma
78
SKK S2 Berita Duka
79
SKK S2 Detik detik menjelang persalinan
80
SKK S2 , Drama Masih Belum Berakhir
81
SKK S2 Argadhana Raharja
82
ucapan terima kasih
83
promo novel baru
84
SETELAH KAU JANDAKAN
85
Ditolak Camer, Dinikahi MAJIKAN
86
Ketika Suamiku Berubah Haluan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!