"Sebelum saya menanyakan banyak hal ke kamu nduk (panggilan anak perempuan dalam bahasa jawa), Bapak mau tanya?, Apakah orang tuamu setuju kamu berhubungan dengan Wirya?.
Jika kamu hanya diam, berarti keluargamu tidak merestui, sebelum terlambat dan semakin tidak baik, sebaiknya kamu dan Wirya mundur ya, kalian tidak cocok dan jika kalian paksakan maka tidak ada jaminan untuk kalian bahagia?, karena kalian sebenarnya dari awal sudah tau ini sudah salah?"
Sansan hanya terdiam saat Bapaknya Wirya menyatakan hal tersebut, karena selain tanpa emosi orang tua Wirya benar-benar terlihat bijaksana, dan mencerminkan sopan santun sesuai yang diperlihatkan kebanyakan orang jawa pada umumnya, itu yang membuat Sansan semakin bingung. Sansan membayangkan reaksi orang tua Wirya akan sama seperti reaksi orang tuanya, emosi dan langsung mengusir tetapi ini sebaliknya, tetapi lebih lembut tetapi menusuk yang membuat hati dan pikiran Sansan agak goyah, dan ingin rasanya mundur saja sama seperti yang di sarankan Bapaknya Wirya.
"Wir, antar jalan-jalan nak Sania muter-muter Keraton!" panggil Bapak Wirya setelah berbicara dengan Sania.
"Oh ya baik Pak!" sahut Wirya langsung mengajak Sania.
Dalam hati Wirya agak bingung dengan sikap Sansan dan juga Bapaknya, tapi ikutin saja Wirya langsung menggandengan Sansan dan mengajak Sania ke Keraton untuk jalan-jalan, dalam keheningan perjalanan sekitar 5 menit ke arah Keraton.
"San...San...San?" panggil Wirya memanggil Sansan yang masih terlihat melamun.
"Hah,hah....!" sahut Sansan kaget.
"Kamu kenapa?, melamun dari tadi, Bapak bicara apa ke kamu?" tanya Wirya.
"Hemmmmmm.....!" sahut Sansan belum bisa banyak menceritakan yang dikatakan Bapaknya Wirya.
"Kenapa?, ya sudah kita mampir ke Resto depan saja?, kita mengobrol dulu?" sambung Wirya karena mengkhawatirkan Sansan.
Berhenti dan masuk ke sebuah Resto dekat dengan Keraton, dan mulai memesan minuman dan snack.
"San, kenapa? Bapak bicara apa sama kamu?" tanya Wirya sambil memegang tangan Sansan.
"Hiks.....hiks...hiks....hiks!" tangis Sansan pecah sambil menundukkan wajahnya ke arah meja di depannya.
Dalam kebingungan Wirya mendekat ke Sansan untuk menenangkan, mencoba menunggu Sansan agar tenang, karena mau dipaksa cerita juga Sansan belum tenang, belum bisa cerita, Wirya segera ke memberikan tissue yang sudah tersedia di atas meja makan tersebut.
"Maaf, ya Wir!" Sansan mulai mengawali pembicaraan setelah dia tenang.
"Hah, maaf kenapa?, harusnya aku yang minta maaf mungkin Bapakku ada pembicaraan yang menyinggung kamu sampai kamu menangis?" jawab Wirya.
"Tapi menurutku Bapakmu benar Wir, sepertinya...!" Sansan belum selesai bicara langsung di potong Wirya.
"Benar apa?, Bapak bicara apa sama kamu?" Wirya memotong bicara Sansan.
"Bapak hanya tanya, Apakah orang tuaku merestui hubungan kita berdua?, dan karena aku hanya diam bapak bilang berarti orang tuaku tidak merestui, kita sudah tau dari awal kita tidak cocok sebaiknya kita mundur!, itu yang Bapak bilang ke aku!" Sansan menceritakan apa yang dikatakan Bapaknya Wirya.
Wirya terlihat gantian yang melamun, dan bingung mau menanggapi cerita Sansan atas pernyataan Bapaknya yang diceritakan Sansan barusan.
"Wir, Hemmm... kamu sekarang yang melamun?" tanya Sansan.
"Ya sudah, kita mundur saja kalau memang yang terbaik begitu, bagaimana?" Sansan melanjutkan karena Wirya masih saja diam.
Sekitar 7 menit Sansan dan Wirya diam, sambil menikmati minuman yang sudah sempat mereka pesan.
"Begini saja deh!, kita selama 2 minggu ini tidak berhubungan sama sekali, jika kita tidak bisa ya berarti kita lanjut tetapi kita menikah tanpa restu, tetapi kalau kita kuat berarti kita mundur?" Wirya memulai memberikan keputusan.
"Begitu ya?" jawab Sansan sedih.
"Bagaimana, apa kamu mau langsung kita nikah saja? kalau kamu mau, ayo kita pulang ke Rumahku, aku akan langsung bilang Bapak kita akan menikah?" sambung Wirya melihat ekspresi wajah sedih Sansan.
"Tidak begitu juga!" sahut Sansan.
"Hemmmm....terus bagaimana menurut kamu baiknya?" tanya Wirya lagi.
"Belum bisa mikir, sudah ayo kita Keraton dulu!" ajak Sansan.
Setelah berkeliling, sampai hampir jam 17.00, Sansan mengajak pulang ke Rumah Wirya untuk berpamitan ke orang tua Wirya sebelum kembali diantar Wirya ke Kost Vely.
Tunggu ya lanjutan Perjuangan Wirya dan Sansan di part selanjutnya....!
Apakah Wirya dan Sansan akan tetap Menikah atau Mundur karena terhalang Restu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments