Perjuangan 3

Setelah kabar dari Sansan tersebut Wirya langsung menelepon adiknya Ega, untuk meminta bantuan membelikan makanan buat Sansan, karena Wirya khawatir Sansan lupa makan, dengan kondisinya saat ini masih sedih memikirkan keluarganya.

"Halo Ga, bantuin Mas ya!" Pinta Wirya telepon Ega.

"Mas malam-malam, telepon minta bantuan apaan?" jawab Ega sambil meledek.

"Tolong belikan makanan seafood ya antar ke Kost AA No.22!" pinta Wirya.

"Hah seafood buat siapa di Kost AA itu, itu kan Kost cewek semua Mas?" tanya Ega karena penasaran.

"Iya bawel, sudah sana beliin dulu nanti Mas tranferin uangnya!" tegas Wirya.

"Iya ya, siap 10 menit lagi berangkat mau makan dulu!" jawab Ega sambil ngedumel tapi masih bingung siapa yang ada di Kost AA itu.

Tiga puluh menit kemudian, Ega sudah membelikan makanan yang di suruh kakaknya, dan langsung ke Kost AA No. 22, tapi dengan penasaran Ega mengetuk pintu Kost No. 22 tersebut, kebetulan yang buka Vely.

"Ya, siapa ya?" Vely bingung kenapa ada orang yang belum dia kenalan kesini.

"Hah, hemmm saya diminta kakak saya anterin makanan kesini?" jelas Ega yang bingung juga ini siapa, padahal Ega menebaknya cici yang pernah ketemu di Kantin Kampus, tapi ini cici beda.

"Sebentar saya telepon dulu kakak saya?" sahut Ega lagi.

"Eh sebentar, San...San!" Vely memanggil Sansan yang berada di dalam.

"Ya kenapa?" sahut Sansan dari dalam sambil jalan menuju keluar.

"Ega...?" Sansan mengenali pemuda yang ada di depan pintu itu.

"Eh Ci, ini tadi Mas Wirya minta aku beliin makanan buat Cici?" sambung Wirya langsung memahami keadaan.

"Nah, benar kan....hahhaha!" Vely meledek dan langsung pergi masuk ke dalam lagi memahami situasi.

"Ga , Masuk dulu?, Cici buatin kopi?" sahut Sansan agak ragu-ragu.

"Hah, tidak usah Ci, aku hanya mau anterin makanan ini dan masih ada beberapa tugas yang belum kelar!" jawab Ega sambil tangannya menyodorkan kantong plastik bawaannya ke Sansan.

"Hah, ya terimakasih, maaf merepotkan kamu ya?" sambung Sansan masih agak kaku.

"Ya sama-sama!" jawab Ega segera jalan ke motornya untuk kembali ke Kostnya.

Sansan langsung masuk dan mengambil handphonenya menulis chat ke Wirya "kenapa repot-repot, kasihan itu Ega banyak tugas kamu repotin, tapi terimakasih!" sambil menunggu balasan chat dari Wirya, Sansan menghampiri Vely yang lagi di depan TV sibuk ngemil.

"Wah...Apa itu nona besar, hahhaa?" ledek Vely.

"Haaaa....tidak tau, kayanya seafood, ayo makan bareng?" jawab Sansan.

"Asyik seafood, tau saja itu Mas-Mas kalau kamu suka seafood?" ledek Vely kembali sambil mengambil piring di dapur.

"Iyalah tau cowok siapa dulu?" Sansan membanggakan Wirya di depan sahabatnya itu.

"Cieee....!, yang lagi kasmaran, ngeri sampai kabur dari rumah orang tua, kamu gila San!" sambung Vely.

"Hahahaha gila?, ada yang bilang jika kita sudah memulai ya harus diperjuangkan sampai akhir!" jawab Sansan dengan bijak.

"Haduhhh....sok bijak deh!" ledek Vely lagi.

"Tapi San, kamu beneran yakin mau lanjutin semua ini?, kamu tidak takut Mami Papimu semakin murka?, aku bayanginnya tidak berani?, lagian kamu terlalu berani mengambil resiko ini, bisa seumur hidupmu tidak di restui, sampai kamu nikah punya anak dan cucu misal keluarga kalian berdua tidak merestui, bagaimana?" sambung Vely mengkhawatirkan sahabatnya.

"Ya sebenarnya dibilang takut, aku juga takut tapi aku yakin sama diriku dan Wirya, aku yakin pasti suatu saat kedua orang tua kami bisa menerima, walaupun tidak tau kapan?" jawab Sansan menyakinkan diri dan sahabatnya.

Akhirnya hari sabtu sudah tiba. Pagi-pagi Wirya sudah mengendarai motornya untuk menjemput Sansan di Kost Vely, dan sesuai rencana mengenalkan Sansan ke Ibu dan bapak nya hari ini, masih penasaran reaksi orang tuanya. Apakah akan sama bahkan lebih parah dari reaksi orang tua Sansan?, saat sebelumnya baru perkenalan diri tanpa basa basi langsung seolah mengusirnya, dan tidak diberikan kesempatan untuk berkenalan dengan baik, di jalan Wirya mikirin hal itu, juga masih dalam kebingungan, tapi kembali lagi dia ingat kata-katanya sendiri jika sudah memulai harus di perjuangkan sampai akhir.

Dua jam kemudian, Wirya sudah sampai di depan Kost Vely, langsung mengetuk pintu Kost No. 22.

"Wir, sudah sampai?" sahut Sansan sambil membuka pintu.

"Iya, bagaimana sudah siap berjuang hari ini, heheheh?" jawab Wirya sambil cengengesan.

"Huuuu....dasar!, sudah masuk dulu, kamu udah sarapan?" tanya Sansan sambil mempersilahkan Wirya masuk dan duduk di ruang tamu.

"Sudah, kamu sudah sarapan, dan mau berangkat jam berapa?" Wirya menjawab sekalian memperjelas untuk berangkat ke rumah.

"hemmm....ini jam 9, setengah jam lagi ya, aku siap-siap dulu, sekalian aku buatin kopi apa teh?" jawab Sansan sekalian menawarkan minuman ke Wirya.

"Sudah air putih saja, tadi sudah habis minum teh!" sambung Wirya.

Jam 09.25, Sansan sudah siap dan langsung mengajak Wirya untuk segera berangkat ke rumahnya, agar tidak terlalu panas, maklum masih menggunakan motor jadi pasti panas, tapi romantis berduaan dengan motor berboncengan sudah seperti Romeo dan Juliet dalam Versi Cina-Jawa...hehehhe!.

Sekitar jam 11.30 sudah hampir sampai di rumah Wirya, tiba-tiba Sansan minta untuk berhenti dulu, karena pegal karena perjalanan cukup jauh, dan minggir untuk minum es di pinggir jalan dulu.

"Wir, kita berhenti didepan minum dulu, aku haus?" pinta Sansan.

"Oh ya!" Wirya langsung berhenti di depan warung pinggir jalan yang menjajakan berbagai macam es.

"Bu es teh nya 2 ya?" pesan Wirya ke penjual es tersebut sambil masuk ke warung untuk duduk.

"Kamu ngemil dulu atau makan?, tapi sepertinya Ibuku sudah masak!" sahut Wirya.

"Hah Mamamu tau kalau aku mau datang?" tanya Sansan.

"Iya tau, tapi taunya kamu impor, hahahah!" jawab Wirya sambil cengengesan.

"Hah kok Impor lagi, beneran kamu bilang aku impor?" tanya Sansan lagi karena Wirya sepertinya bercanda.

"Iya serius, kemarin pas kita telepon ternyata Ibu ku di belakangku dan denger, dia tanya ya aku bilang iya calon menantu Ibu impor, hahahhaha!" jelas Wirya masih sambil cengengesan.

"Hemmm bercanda mulu, aku tegang, takut tau!" sambung Sansan sambil agak kesal.

"Hehehhe sudah tenang, Ibu aku baik kok, dia itu bijak banget jadi kamu tenang ya!" jelas Wirya sambil menenangkan Sansan.

Selesai minum es, Wirya mengajak langsung segera lanjutin pulang kerumahnya, karena dia tau pasti Ibu sudah masak, pasti ditungguin untuk makan siang bersama karena sudah tau hari ini Wirya akan membawa calon menantu untuk kedua orang tuanya. Sampailah di Rumah dengan halaman luas, di hiasi dengan tanaman yang terawat dengan gemericik air mancur ditengahnya, Rumah orang tua wirya masih suasana kental dengan jawa tradisional hanya saja lebih seperti suasana Keraton, karena memang Rumahnya dengan Keraton tidak jauh sekitar lima menit jalan kaki ke arah selatan sudah sampai Keraton.

Sansan agak terpesona dengan halaman dan suasana Rumah Wirya yang tampak klasik, tapi terasa nyaman dan banyak pohon hijau yang membuat rumah tersebut semakin terasa adem dan tentram.

"Wir, ayo teman nya di ajak masuk?" dari depan pintu rumah terdengar Ibunya memanggil.

"Injih bu,yuk...!" jawab Wirya,sambil menggandeng Sansan mengajak masuk.

"Bu, ini Sansan eh Sania maksudnya!" sambung Wirya memperkenalkan.

"Siang tante?" sapa Sansan sambil menyodorkan tangan.

"Iya siang, wah cantiknya, ayo masuk?" puji Ibu Wirya ke Sansan sambil mempersilahkan masuk.

tapi dalam hati Ibunya Wirya, agak ganjil kenapa ini anak cuma menyalaminya tanpa mencium tangan ya kurang sopan atau karena sepertinya bukan orang jawa maka tidak tau tata krama atau sopan santun.(....)"Bapak kemana Bu?" tanya Wirya.

"Bapakmu masih di Keraton ada acara, paling sebentar lagi pulang!" jawab Ibunya.

"Eh Nuri, kenalin ini teman Mas" Wirya memperkenalkan adik bungsunya yang masih SMA.

"Ini adik aku yang bungsu adik perempuan satu-satunya, kalau Ega itu anak ke dua!" sambung Wirya menjelaskan ke Sansan.

"Siang Mbak" jawab Nuri sambil mencium tangan Sansan sebagai sopan santunnya kepada yang lebih tua.

wah kok di cium tangannya dengan adiknya, baru ingat dia nggak mencium tangan ibunya Wirya.(....)

Setelah 10 menitan bapak Wirya pulang, dan langsung menyapa semua orang dirumah tersebut. Ibunya Wirya sudah menyiapkan makanan diatas meja makan. Meminta semua berkumpul untuk makan bersama. Sekalian memperkenalkan Sansan ke Bapaknya.

"Pak ini Sansan, temanku yang satu kampus dengan Ega!" Wirya memperkenalkan Sansan ke Bapaknya.

"San ini Bapakku!" lanjut Wirya memperkenalkan.

"Oh ya, sudah berapa lama kenal Wirya nduk (dalam bahasa jawab sebutan anak perempuan)?"

"Baru beberapa bulan Om?" jawab Sansan grogi di tanya langsung oleh Bapaknya Wirya.

"Oh, ya sudah makan dulu!" sambung Bapak Wirya sambil mempersilahkan makan.

Saling menatap (Wirya-Sansan), agak sedikit heran dari reaksi Bapaknya, yang biasanya setau Wirya sangat tegas, tapi sedikit bersyukur ternyata tidak seperti yang Wirya bayangkan reaksi dari kedua orang tuanya, Sansan memberikan senyum yang bertanda agak lega, walaupun masih ada rasa was-was karena di minta untuk makan dulu, tapi Sansan tetap berpikir positif semoga kedua orang tua Wirya, merestui jadi tinggal meluluhkan hati kedua orang taunya, dan pastinya ada dukungan dari keluarga Wirya.

Akhirnya makan siang selesai, Bapaknya Wirya ingin mengobrol berdua dengan Sansan, setelah memastikan memanggil Wirya untuk mengobrol, di dalam obrolan empat mata antara Wirya dan Bapaknya intinya hanya memastikan sedalam apa rasa suka Wirya terhadap gadis yang mungkin tidak memahami adat istiadat mereka, dan mungkin agama nya juga berbeda, tapi sudah dijelaskan oleh Wirya bahwa Sansan sudah pindah agama ikutin agama Wirya, masih sempat ingat kata-kata bapaknya."kamu meminta dia (Sansan) mengikuti agamamu dan berpaling dari tuhannya, Apa yakin kamu sudah benar?, dan seberapa kuat kalian menghadapi ini semua?, jika bisa mundur silahkan mundur jangan diteruskan!" setelah itu Sansan di panggil bapaknya untuk mengobrol berdua di Taman.

Jadi apa yang di bicarakan Bapaknya Wirya ke Sansan tunggu di part selanjutnya ya....!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!