Hai reader's sebelumnya terimakasih sudah memilih cerita Strangers in Love sebagai salah satu daftar bacaan kalian. Jangan lupa beri like dan komen ya, happy reading :)
Visual :
Arzean Lorwerth
.
.
.
Sinar matahari menerobos masuk dari jendela yang sudah terbuka lebar, Irene mengerjap-ngerjapkan matanya karena silau. Kemarin ia tiba di rumah pukul empat dini hari dan sekarang ia harus segera bangun untuk melakukan interview di beberapa perusahaan pilihan Alice. Rasanya baru satu detik yang lalu ia memejamkan mata dan sekarang ia harus membuka lebar matanya untuk bangkit melewati pagi ini.
“Bangun, Irene!" ucap Alice seraya menepuk-nepuk pipi Irene.
Irene menggeram, menyembunyikan wajahnya di balik bantal. Sulit sekali rasanya membuka kedua mata yang sudah seperti di lem super lengket.
“Ku mohon lima menit lagi” pinta Irene dengan mata yang masih terpejam.
Alice mendengus kesal, membangunkan Irene dari tidurnya adalah salah satu hal yang paling menyebalkan. Alice menarik bantal dan selimut dari tubuh Irene lalu menarik tangan Irene hingga merubah posisi gadis itu jadi duduk masih dengan mata terpejam.
“Jangankan lima menit, bahkan aku tak akan membiarkanmu melewatkan satu detikpun! Kau harus semangat, aku sudah memberimu banyak daftar perusahaan terhebat untuk kau datangi” seru Alice sambil mengguncang-guncangkan tubuh Irene.
Irene mengacak rambutnya frustasi, Alice benar-benar membangunkannya tiada ampun. Dasar menyebalkan!
Andai saja Alice tau jika Irene tiba di rumah pukul empat pagi, bisa ia bayangkan beratnya rasa kantuk yang melekat pada diri Irene saat ini. Soal di penjara, Irene memilih untuk merahasiakannya dari Alice, akan ada ceramah dengan durasi paling lama jika sampai Alice tau tentang kejadian itu. Tentunya ceramahan Alice bisa membuat Irene muntah darah dan tuli.
"Irene, buka matamu sayang" ucap Alice lembut.
"Alice, ayolahhh" rengek Irene dengan mata yang masih terpejam.
“Kenapa kau mempersulitku? Kenapa aku tidak bekerja di perusahaan keluarga Banner saja?” tanya Irene dengan mata yang masih terpejam.
“Ayolahh, Irene! C'mon wakeup! Aku sukses karna warisan keluargaku, aku ingin kau memulai semuanya dari nol. Kau harus membuatku bangga dan merasa berhasil telah mendidikmu sebagai adik keluarga Banner” jelas Alice.
Irene hanya menggeram pelan mendengar ucapan Alice yang setengah sadar ia dengar, rasanya setengah dari raga Irene masih terjebak di dunia mimpi. Dengan berusaha ia membuka kuat-kuat matanya yang terasa berat.
“Baiklah, Alice! Aku menurut padamu” ucap Irene lalu beranjak bangun dari ranjang king sizenya dan berjalan menuju bathroom.
Setelah selesai mandi, Irene memoles wajahnya dengan make-up natural. Ia terlihat begitu cantik hanya dengan menggunakan kemeja coklat dan skirt panjang yg terdapat belahan setinggi paha dengan heels yang melingkar indah di kakinya, ia terlihat begitu mempesona.
Irene menuruni tangga untuk bertemu Alice di ruang keluarga, di sana terlihat Alice yang tengah sibuk merapikan beberapa berkas dan map. Alice yang menyadari kehadiran Irene pun tercengang, mulutnya sedikit terbuka karena takjub melihat kecantikan Irene. Ya! Selama ini Irene jarang bermain dengan make-up bahkan ia tidak pandai dalam hal berdandan.
“Look you’re so beautiful!!” puji Alice.
“Aku yakin, kau mengatakan itu agar aku lebih menurut dan patuh padamu” sinis Irene.
“Tidak. Kali ini sungguh kau terlihat cantik” ucap Alice sambil memberikan daftar nama perusahaan-perusahaan pilihannya.
Irene meraih daftar itu.
“Kali ini? Jadi sebelum-sebelumnya aku terlihat jelek? Terlihat buruk? Ter—“
“Jangan banyak bicara dan cepat baca daftar nama perusahaan itu” potong Alice.
Irene cemberut lalu pandangannya beralih menatap daftar beberapa nama perusahaan pilihan Alice, tidak banyak, disini hanya ada lima pilihan daftar nama perusahaan yang Alice sarankan.
“Aku menyarankan lima perusahaan padamu, aku sangat berharap kau bisa bekerja di ‘Lorwerth Corporation’ atau ‘Ricardo Golden Group’ karna kedua perusahaan itu sudah mendunia. Jika kau tidak diterima dikedua perusahaan itu barulah kau boleh melakukan interview diketiga perusahaan lain pilihanku” jelas Alice.
Irene hanya mengangguk-angguk patuh sambil tetap menatap daftar nama kelima perusahaan yang disarankan Alice.
“Tapi, bagaimana jika aku ditolak oleh kelima perusahaan pilihanmu?” tanya Irene polos.
Alice hanya diam sambil menatap Irene dengan tatapan yang sulit diartikan, tatapan itu seolah mengatakan ‘siap-siap saja, aku akan membunuhmu’
Irene menatap Alice sambil tersenyum jahil.
“Tidak, tidak. Aku hanya bercanda”
“Baiklah, tujuan pertamaku adalah Lorwerth Corporation” sambungnya lalu pergi meninggalkan Alice.
🍂🍂🍂
Irene memarkirkan mobilnya di parkiran gedung pencakar langit yang bertuliskan ‘Lorwerth Corporation’. Sungguh tak ada kata lain selain megah dan mewah yang dapat mendeskripsikan gedung perusahaan ini. Pantas saja Alice menyarankan perusahaan ini, jika dibandingkan dengan perusahaan ‘Royal Banner’ tidak sebanding dengan lobby gedung ini.
“Apa kau Irene Banner yang mengirimkan e-mail kemarin? Kau datang untuk melakukan interview, Ms.Banner?” tanya karyawan pria yang terlihat mencolok dengan dasi merahnya, kini Irene tengah duduk di lobby.
‘email? Oh ini pasti ulah Alice yg terlalu bersemangat’ batin Irene.
“Ah iya, bagaimana kau tau?” tanya Irene polos.
“Kau mengirim biodata beserta foto dirimu, Ms.Banner” jawab pria itu.
Irene melotot, oh pantas saja pria ini mengenalinya bahkan ia tau nama belakang Irene.
“Mr.Lorwerth sudah menunggu anda di ruangannya” ucap pria itu lalu mengantar Irene menuju sebuah ruangan di lantai atas dengan pintu yang cukup besar dan terlihat elegant.
Di depan pintu sudah ada wanita cantik yang berdiri anggun seolah menunggu kedatangan Irene. Wanita itu tersenyum ramah pada Irene lalu mempersilahkannya masuk.
“Mr.Lorwerth, Ms.Banner sudah tiba” seru wanita itu.
“Silahkan duduk, Ms.Banner” sambungnya dan beranjak pergi.
Irene duduk dengan anggun di sofa kulit empuk berwarna coklat itu, ada seorang pria yang berdiri membelakanginya menghadap sebuah jendela besar yang menampilkan pemandangan indah kota Boston, sepertinya pria itu adalah Mr.Lorwerth.
"Kemarin kau menolakku dan bersikap kasar padaku, tapi sekarang kau malah datang sendiri menemuiku" ucap pria itu masih menatap keluar jendela.
ASTAGA! Suara pria itu, sepertinya Irene mengenal suara itu. Dan apa maksudnya 'kemarin'? Irene sibuk bergulat dengan pikirannya, mungkinkah pria itu...?
Pria itu berbalik badan, lalu menatap tajam Irene yang duduk anggun di sofa.
Irene melotot tak percaya melihat pria yg berdiri dan menatapnya itu. Astaga! Pria itu adalah orang asing yang menciumnya kemarin. Siapa namanya? Ziska? Zino? Zely Zee? Zean? Ah, Arzean. Nama belakangnya adalah Lorwerth, jadi Arzean Lorwerth.
"Apa kau sangat terkejut, Ms.Banner?" tanya Zean membuyarkan pikiran Irene.
"Maaf, sepertinya aku salah memasuki ruangan" ucap Irene cepat, lalu beranjak dari duduknya.
Irene berjalan menuju pintu akan membuka pintu itu namun, sial! Pintunya terkunci dari luar, sontak Irene merasa panik dan mengetuk-ngetuk pintu itu.
"Heiiyyy!" teriak Irene.
"Seseorang di luar, tolong buka pintunya!" teriaknya lagi.
Zean yang melihat reaksi Irene itu hanya tersenyum sambil menggeleng pelan.
"Apa kau tau, Ms.Banner? Kau terlihat seperti anak kucing yang sedang ketakutan" ledek Zean sambil tertawa kecil, tapi Irene cuek saja dan masih tetap berteriak sambil menggedor pintu, berharap ada seseorang yang berbaik hati yang bisa membuka pintu neraka ini.
Zean berjalan mendekati Irene, detik kemudian ia memeluk gadis itu. Irene tersentak kaget, tubuh bagian belakangnya bersentuhan dengan tubuh bagian depan pria itu, Zean memeluknya dari belakang.
"Siapa kau sebenarnya, Ms.Banner?" bisik Zean dengan suara serak tepat di telinga Irene.
Zean bisa merasakan pergerakan tangan Irene yang terus berusaha melepaskan diri dari pelukan Zean.
"Lepaskan aku, Mr.Lorwerth!!" seru Irene, namun Zean malah semakin mempererat pelukannya.
"Aku tak akan melepaskanmu, sebelum kau memberitahuku siapa kau sebenarnya" ucap Zean serius.
Irene menggeram kesal, apa sebenarnya yg diinginkan Zean? Mengapa pria ini begitu penasaraan dengannya?
"Ghost!! Kau pasti sudah membaca e-mail yang berisi biodata tentang diriku, apa itu tidak cukup untuk menjawab pertanyaan 'siapa dirimu sebenarnya, Ms.Banner?' " sinis Irene.
"Bukan itu jawaban yang aku inginnya" ucap Zean dingin.
Irene mendengus kesal, pria yang memeluknya ini benar-benar menyebalkan.
"Aku tau" Zean menggantung ucapannya.
Irene hanya diam menunggu Zean melanjutkan ucapannya.
"Kemarin mobilmu tidak sepenuhnya benar menabrak pohon itu. Kau hanya memainkan gas dan rem dengan sebuah teknik drift yang menciptakan ilusi seolah kau menabrak pohon itu. Padahal kau hanya memarkirkan mobilmu dengan sedikit menyentuh pohonnya, tapi itu terlihat seperti kau menabraknya karena teknik drift yang kau lakukan" lanjut Zean.
Irene terdiam. Sejenak ia berpikir dan mulai paham, Zean bukanlah orang biasa.
'Bagaimana dia bisa tau, itu semua hanya ilusi dari sebuah teknik drift’ batin Irene bertanya-tanya.
“Kau pernah tinggal di Tokyo selama tujuh tahun, bukan?” tanya Zean membuyarkan pikiran Irene.
“Apa kau seorang Hashiriya?” bisik Zean.
Seketika tubuh Irene kaku, ia menelan ludah susah payah. Hashiriya adalah sebutan untuk pembalap liar di Tokyo, Japan.
“Kau hanya diam?” jeda Zean.
“Okeyy, ku anggap sebagai jawaban ‘ya’ “ sambungnya.
“Oh c’mon! Kau bukan hanya orang asing, tapi sekarang kau adalah iblis bagiku! Kau memelukku seperti ini untuk menginterogasiku, apa sekarang kau puas?” ucap Irene emosi.
"Belum" Zean terkekeh kecil.
"Kau belum memberi jawaban, Ms.Banner”
"Baiklah" Irene menghela napas, ia menyerah, muak dengan interogasi konyol ini.
“Semua yang kau ucapkan soal kemarin itu adalah benar. Dan ya, aku seorang Hashiriya. Aku mempunyai kenalan di Tokyo, dia mengajariku menyetir lalu memperkenalkanku pada beberapa teknik drift hingga akhirnya aku tertarik dan menjadi seorang Hashiriya” jelas Irene panjang lebar.
Mendengar itu, Zean hanya diam dan melepas pelukannya. Dari awal ia sudah curiga bahwa Irene bukanlah gadis biasa.
Irene mengerutkan dahi bingung, melihat Zean yang tak bereaksi apapun setelah mendengar penjelasannya. Irene yakin, Zean pasti sedang memikirkan hal-hal aneh tentang dirinya. Karena sekarang ia tau, Irene Banner adalah seorang Hashiriya.
'Kenapa dia hanya diam? Apa yang sedang dia pikirkan?' batin Irene bertanya-tanya.
Persetan dengan pria itu. Entah apa yang dia pikirkan tentang Irene saat ini, Irene tak peduli, baginya Zean hanyalah orang asing gila dan brengsek.
"Kenapa kau diam?" tanya Irene, tapi Zean tak menjawabnya.
"Oh tenanglah Mr.Lorwerth, kau tak usah khawatir. Karna aku tidak akan bekerja di perusahaanmu. Dan ya, jika sejak awal aku tau perusahaan ini adalah milikmu, aku tidak akan membuang waktuku untuk melamar pekerjaan di sini" ucap Irene panjang lebar.
Irene bisa merasakan Zean tengah menatapnya terang-terangan, lalu detik kemudian Zean tersenyum.
"Mengagumkan! Kau diterima bekerja di perusahaanku" ucap Zean serius.
"Apa?" tanya Irene dengan wajah 'are u kidding me?'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Triiyyaazz Ajuach
wow wanita pembalap keren
2021-08-15
1
unique94
kog q ngbayangin visualx pria latin ya😁berasa lebih cocok dan sexy😄
2021-02-05
0
IKA 🌹SSC🌷💋plf
hmmm benar2 menarik
2021-01-09
0