Hai reader's sebelumnya terimakasih sudah memilih cerita Strangers in Love sebagai salah satu daftar bacaan kalian. Jangan lupa beri like dan komen ya, happy reading :)
.
.
.
Kesadaran mulai menghampiri gadis itu, ia mengerjap-ngerjapkan matanya. Rasa pusing yang hebat menyerang kepala dan rasa nyeri yang sakit begitu terasa di pungunggung gadis itu. Ia membuka lebar kedua mataya dan mendapati seorang wanita cantik yang kira-kira berusia dua puluh tahunan tengah duduk sambil menatap khawatir pada gadis itu.
“Kau sudah sadar?” tanya wanita cantik itu.
“Beritahu aku bagian mana yang sakit, aku akan panggilkan dokter”
“Apa kau merasa lebih baik?”
“Siapa kau? Dan dimana aku?” gadis itu balik bertanya.
“Namaku Alice, Alice Banner. Dan kau sedang dirawat di rumah sakit” jawab Alice ramah.
Gadis itu menatap Alice bingung dengan sejuta pertanyaan di benaknya. Apa yang terjadi padanya? Bagaimana bisa ia terbaring lemah seperti ini?
“Rumah sakit?” tanya gadis itu memastikan kesadarannya akan tempatnya berada saat ini.
Alice tersenyum hangat sambil mengelus rambut coklat gadis itu. "Iya, kau berada di rumah sakit. Tadi aku mendapatimu pingsan di pinggir jalan. Aku harap kau merasa lebih baik sekarang. Apa kau tidak ingat apapun?" jelas Alice.
"Apa yang terjadi denganku? Kenapa punggungku begitu nyeri dan kepalaku terasa berat?" tanya gadis itu sambil menyentuh perban di kepalanya.
Alice kembali tersenyum lalu meraih tangan gadis itu untuk tidak menyentuh perbannya.
“Saat itu, aku tengah mengemudi menuju rumah lalu di dekat persimpangan jalan aku melihatmu tergeletak berlumuran darah. Jadi aku menghentikan mobilku dan membawamu ke rumah sakit” jelas Alice.
“Apa kau benar-benar tidak mengingat sesuatu?” sambungnya.
Gadis itu diam sejenak, dia nampak berusaha mengingat sesuatu. “Ya, sepertinya aku mengingat sesuatu, tapi tidak begitu yakin. Semua terjadi begitu cepat dan aku sangat takut,” ucap gadis itu ragu-ragu.
“Apa yang kau ingat? Bisa kau ceritakan padaku? Aku ingin tahu apa yang terjadi padamu di tengh malam begini.” tanya Alice.
Gadia itu mengangguk lemah dan mulai menceritakan sedikit hal yang dia ingat.
“Aku sempat berlari, jauh, begitu jauh dan sudah sangat jauh. Aku menangis, aku ketakutan karena ada tiga pria yang mengejarku. Hiks..hiks…” jelas gadis itu sambil menangis, dari raut wajahnya jelas ia sangat ketakutan.
Alice mengelus pucuk kepala gadis itu, mencoba untuk menenangkannya.
“Kau aman disini, kau bisa menceritakan semuanya padaku. Lalu apa yang terjadi selamjutnya?” tanya Alice.
“Aku tidak ingat kenapa aku berlari sendiri di tengah malam dan kenapa mereka mengejarku, sampai akhirnya aku mendengar suara tembakan, aku terjatuh dan tubuhku merasa nyeri lalu semuanya gelap” jelas gadis itu.
Alice tertegun mendengar cerita gadis itu. Ia bertanya-tanya dalam benaknya, mengapa ada tiga pria yang mengerja gadis ini pada tengah malam? Mungkinkah gadis ini adalah korban penculikan?
“Alice” panggil gadis itu, membuyarkan lamunan Alice yang sedari tadi sibuk dengan pikirannya.
“Iya” sahut Alice yang kini menatap mata gadis itu.
“Apa kau mengenalku? Apa kau tahu siapa namaku?” Aku tidak bisa mengingat siapa diriku. Apa mungkin kau mengenalku? tanya gadis itu ragu.
Alice tersenyum hangat, lalu mengelus pucuk kepala gadis itu. Ia merasa iba, melihat gadis itu merasa ketakutan dan terancam. Dokter mengatakan bahwa gadis itu akan mengalami amnesia akibat shock dan trauma hebat yang dia alami karena insiden penembakan itu.
“Jangan khawatir, aku memang tidak mengenalmu tapi aku akan mendampingimu sampai kapanpun atau sampai ingatanmu membaik" ucap Alice.
"Benarkah?" tanya gadis itu meyakinkan ucapan Alice.
Alice menatap gadis itu dengan senyum ramahnya. "Iya, benar. Mulai sekarang kau adalah Irene Banner, nama yang aku berikan untukmu. Aku akan segera mengurus surat-surat pernyataan resmi bahwa kau adalah adik angkatku. Jangan khawatir karena mulai detik ini aku yang bertanggungjawab atas hidupmu, Irenne.” ucap Alice dengan tulus.
"Oh ya, apa kau tidak keberatan dengan nama Irene Banner?" tanya Alice ragu-ragu.
"Atau mari kita memilih nama yang kau sukai" sambungnya.
Gadis itu menatap Alice dengan wajah datar, detik kemudian ia tersenyum. "Irene Banner, nama yang cantik, aku suka. Aku suka nama pemberianmu, mulai detik ini aku akan selalu menyukai semua pilihan dan kepitusanmu untukmu,” ucapnya.
Alice tersenyum lalu memeluk Irene yang masih terbaring lemas dengan insuf di tangannya.
“Terimakasih, Alice”
.
.
.
Hei reader's untuk kalian yang penasaran dan membutuhkan visual dream untuk lebih berhalu ria, kalian bisa lihat di episode 72 ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Fira Ummu Arfi
kereeeeennnnn
2021-03-20
0
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
Kakak..😊
cinta pak bos datang lagi nih
like dan komen ya
mampir juga yuk😉
2021-01-23
0
IKA 🌹SSC🌷💋plf
penasaran ma nama yg sebenarnya gadis itu???
ok lanjuut
2021-01-09
0