BAB 5

Sarah terbangun di lemari kamar tidur masa kecilnya, lutut ditekuk hingga menyentuh dada, jari-jari kakinya melengkung di dasar kayu coklat tua. Pintu lemari terbuka sedikit, ia mencoba melihat ke dalam ruangan, lalu ke arah jendela persegi yang diterangi cahaya bulan. Sarah mencoba mengintip ke bawah tempat tidur tetapi malam sangat pekat dan kegelapan di bawah tempat tidur adalah yang paling tebal.

Ketika ayahnya membangun Mile Stone, Samuel membuat ventilasi rumahnya dengan sangat baik sehingga udara dingin di malam hari bisa terasa hangat, sementara udara panas di siang hari tersaring agar terasa sejuk.

Namun meskipun malam itu udara cukup hangat, tapi Sarah menggigil dalam kegelapan lemari. Tangannya melayang ke kunci tua yang tergantung di lehernya, ia meremas kunci itu cukup keras untuk merasakan gigitan logam di telapak tangannya. Kemudian ia membiarkan tangannya turun ke perutnya karena dari sanalah hawa dingin itu berasal.

Sarah melihat ke bawah, ia hampir bisa melihat dirinya melalui kegelapan. Sarah telanjang, membungkuk, dan sendirian. Ia juga bisa melihat ada sesuatu yang menempel di bagian perutnya yang pucat. Ia menekan benda itu dengan ujung jarinya, terasa lembut dan sangat dingin, itulah yang membuat tubuhnya begitu dingin. Ia mengembuskan napas gemetar dan menggigil.

Sarah menekan benda itu lagi, kali ini lebih keras, dan ia tersentak karena ia langsung tahu bahwa itu adalah sebuah lubang. Lubang yang berada di perutnya. Ia memasukkan jarinya ke lubang, lalu melengkungkan buku jarinya untuk memberi ruang bagi jari kedua untuk masuk di sampingnya. Gerakan itu membuat kunci yang menggantung di lehernya berayun, bergoyang-goyang di antara dadanya yang merinding.

Kulitnya meregang kencang di sekitar jari-jarinya, tetapi Sarah tak merasakan kesakitan, ini terlalu dingin untuk sakit. Tangannya gemetar, begitu ia berhasil mengeluarkan benda itu dari lubang. 'Setelah selesai mengeluarkan ini aku bisa kembali ke tempat tidur yang hangat.' pikirnya.

Sesuatu di dalam lubang di perutnya terasa sangat licin dan beku, tetapi ia yakin ia bisa mengeluarkannya jika ia bisa berhenti gemetar. Jari-jari Sarah yang ada di dalam lubang di perutnya terasa sangat dingin. Jari-jarinya akan segera mati rasa, untuk itulah ia harus bergegas.

Sarah menarik napas dalam-dalam melalui hidungnya, mengeluarkannya perlahan melalui mulutnya. Ia harus berhenti menggigil, hanya tinggal sebentar lagi, itu semua akan keluar, dan ia tidak akan merasakan kedinginan lagi.

Sarah mengaitkan jari-jarinya ke benda di dalam perutnya dengan hati-hati dan perlahan, agar tidak terlepas dari genggamannya, kemudian ia menariknya. Benda itu terlepas dengan cepat dan tiba-tiba meluncur seperti ikan yanh keluar dari jaring.

Sarah sedikit lega saat tali panjang berwarna abu-abu jatuh ke lantai dengan cipratan yang basah, namun Sarah masih merasa sangat kedinginan. Kelegaannya berubah menjadi kecemasan kerena benda itu belum sepenuhnya keluar dari tubuhnya. Ia harus mengeluarkannya lagi, ia harus mengeluarkannya agar tidak membusuk di dalam tubuhnya.

Sarah melingkarkan tangannya di sekitar bagian yang tergantung tepat di luar lubang, sembari mengatupkan rahangnya karena menahan rasa dingin. Kemudian ia kembali menarik dengan keras, ada begitu banyak, jauh lebih banyak dari yang ia perkirakan.

Sarah menariknya keluar seperti ketika ia memanjat tali dalam kelas olahraga saat materi climbing yang tidak pernah ia kuasai, tapi ia tidak bisa berhenti sekarang, hingga ia melihat tumpukan gumpalan daging beku di antara kakinya.

Sarah bangun dengan terkejut, terengah-engah, dan mata yang terbuka lebar. Ia berada di tempat tidur dengan jantung yang berdebar kencang, tapi mimpi buruk itu setidaknya telah berakhir. Ia mencoba mengangkat tangannya ke perutnya untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu hanya mimpi, tidak ada lubang di perut, dan tak ada usus serta daging merah segar yang keluar.

Sarah mencoba mengangkat tangannya, tapi tidak bisa. Ia tidak bisa menggerakkan tangannya sama sekali, ia tidak bisa menggerakkan lengannya, bahkan kakinya pun tak bisa di gerakan. Jantung Sarah berdegup sangat keras hingga ia mengira jika ia sedang sekarat, ia mencoba berteriak, tetapi satu-satunya suara yang keluar dari tenggorokannya adalah rengekan pelan.

Ia memejamkan mata rapat-rapat. Sleep paralysis atau bahasa umumnya di kenal ketindihan. Sarah pernah mengalaminya sekali atau dua kali saat remaja dan sekarang hal itu terjadi lagi. Ia berusaha keras untuk tidak takut, ia bangun saat berada di tengah fase REM. Fase di mana ia seharusnya masih berada dalam alam mimpi namun ia sudah terbangun, tapi itu akan segera berlalu dan ia akan baik-baik saja.

“Jangan khawatir.”

Matanya terbuka lagi saat mendengar suara itu.

“Aku di sini. Kamu bisa tidur lagi.”

Suara Itu tepat di sebelah telinganya, tapi ia tidak bisa menoleh untuk melihatnya, ia hanya bisa merasakan betapa dekatnya suara itu telinganya, tepatnya di atas bantalnya. Dada Sarah terasa sakit oleh jantungnya yang berdebar kencang. Ia berusaha sekuat tenaga untuk bergerak.

“Jangan khawatir. Tutup saja matamu.”

Bisikan itu terdengar serak dan lembut Sarah merasa tak asing dengan suara itu. Ia harus bergerak, menyalakan lampu, dan berteriak. Sarah bersumpah ia mengenali bisikan itu.

“Itu hanya mimpi buruk. Kamu dalam keadaan baik-baik saja, tidurlah kembali, Sarahku sayang.”

Sarah bisa merasakan napas suara yang berbisik di telinganya, rasanya begitu dingin dan bau, seperti bau busuk. Namun sayangnya ia tidak bisa melihat bibir yang menyapu kulit lembut tepat di bawah anting telinganya.

Seluruh tubuh Sarah memanas karena adrenalin, seketika suaranya terbuka dengan sendirinya dan akhirnya, akhirnya, Sarah bisa bergerak. Ia menjerit sekencang-kencangnya hingga otot-otot di lehernya terlihat. Sarah berlari ke arah dinding dan menampar dinding dengan panik dan pada tamparan ketiga telapak tangannya menemukan tombol lampu, dan kemudian ruangan itu terang.

Sarah berbalik untuk melihat siapa yang ada di sana, siapa yang bersamanya, siapa yang di sini menyuruhnya untuk kembali tidur. Tapi ruangan itu kosong. Seprainya basah karena keringat, kusut dan berantakan. Dengan cepat Sarah menunduk untuk melihat ke bawah tempat tidur. Tidak ada apa-apa di sana, tentu saja tidak ada apa-apa di sana. Di balik tirai tipis yang menutupi jendela pun tidak ada apa-apa, tidak ada seorang pun di dalam lemari.

Sarah membuka pintu kamarnya dengan cepat, berharap ada seseorang di luar yang memberinya kejutan, tapi sekali lagi tidak ada siapa-siapa. Sudut ruangan terang dan kosong, lantainya bersih dan ia sendirian.

Sarah merangkak kembali ke tempat tidur dan duduk tepat di tengah kasur, selimut berkumpul di sekelilingnya. Ia mencengkeram lengannya. "Itu adalah mimpi," bisiknya pada dirinya sendiri.

Sarah kembali berbaring dan memejamkan mata dan mencoba menurunkan napasnya sepelan mungkin. Tapi kemudian ia membuka matanya lagi, karena takut akan terjadi sleep paralysis untuk yang kedua kalinya.

"Mimpi, itu hanya mimpi," ucapnya lagi, kali ini lebih tegas. Sarah mengatakannya keras-keras, berusaha memaksa dirinya untuk mendengar kata-kata itu, untuk memercayainya.

Ia sudah memeriksa semuanya kosong, pintu kamarnya terkunci, lampunya menyala, dan matahari beberapa jam lagi akan terbit. Sarah memejamkan mata, ia tidak akan membiarkan dirinya memikirkan betapa ia sangat ingin bersandar pada kenyamanan yang diucapkan oleh suara yanh mengerikan tadi, ia tidak membiarkan dirinya berpikir tentang betapa familiarnya suara itu, ia tidak akan membiarkan dirinya keluar dari kamar dengan kilatan adrenalin. Tidak akan!!

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕

☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕

hiyyy...serammm😱😱😱

2023-08-26

2

☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕

☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕

pernah ngerasain ini juga waktu kuliah..ketiduran di depan tv lg kerjain skripsi...
sesak ga bs napas..hnya bisa baca2 surat dlm hati akhirnya bs kelepas..

2023-08-26

3

☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕

☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕

owwhh astaga hanya mimpi..
ya ampunn aku jd bingung dengan lubang di perut 😄🤭

2023-08-26

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!