Fan Tian yang melihat hal itu kini merasa gelisah, sebab masalah yang menimpa sosok yang memakai topi caping itu terjadi karena dirinya.
"Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Jika dibiarkan terus terjadi, bisa - bisa orang itu akan terluka oleh serangan mereka." Pikir Fan Tian.
Dirinya mulai memikirkan cara untuk bisa membantu sosok yang diserang tanpa ampun oleh keenam sosok itu.
Fan Tian pun segera mengambil sebuah kursi dan menyerang kelompok tersebut dengan cara membabi buta agar tidak terkesan memiliki kemampuan ilmu bela diri.
Brakk
Salah satu kursi tepat mengenai punggung salah seorang dari kelompok yang awalnya menyerang Fan Tian.
Dan hal itu tidak lain dilakukan oleh Fan Tian dan membuat tubuh sosok yang dia serang itu langsung terjerembab ke lantai dan tidak sadarkan diri.
"Brengsek! Kalian berdua cepat serang bocah itu!" Teriak sang pemimpin.
Kedua sosok lainnya segera berpaling dan menyerang Fan Tian.
"Apakah aku harus menggunakan senjata rahasia milikku? Tetapi bagaimana jika mereka mengetahuinya!?" Pikir Fan Tian merasa dilema sambil menghindari serangan dan terlihat seperti orang yang ketakutan.
"Jika aku terus menghindar seperti ini, pasti akan mengakibatkan kerusakan yang lebih besar lagi di tempat ini." Lanjutnya.
Fan Tian dengan cepat mengeluarkan beberapa jarum yang biasa dia gunakan untuk pengobatan dan menembakkannya ke beberapa titik jalur meridian milik kedua sosok yang memburunya.
Bruuuk...Bruuuk
Suara yang terdengar akibat kedua sosok yang mengejar Fan Tian kini telah terjatuh ke lantai dan sudah tidak bisa bergerak lagi.
"Sial! Apa yang terjadi dengan mereka!? Mengapa mereka bisa terjatuh secara bersamaan seperti itu?" Sang pemimpin menggerutu setelah melihat kedua bawahannya kini sudah tergeletak tidak berdaya.
Fan Tian berpura-pura merasa heran dengan kejadian tersebut, seakan tidak mengetahui siapa yang melakukan hal itu.
Tiga sosok yang menyerang sosok yang membantu Fan Tian, kini terlihat posisi mereka sudah berada diatas angin untuk bisa mengalahkan lawannya itu.
"Aku harus mundur, sebab kemampuan ku tidak bisa mengimbangi mereka bertiga." Pikir sosok itu dan segera melesat meninggalkan lawannya dan membawa serta Fan Tian.
"Keparat! Jangan lari!" Teriak sang pemimpin.
"Bos! Ayo kita periksa kondisi mereka bertiga!" Tutur salah satu bawahannya.
"Tunggu dulu, sebaiknya kita harus berhati-hati, sepertinya ada orang lain yang telah membantu pemuda itu." Ucap sang pemimpin.
Mereka bertiga pun meningkatkan kewaspadaan dan terus mencari keberadaan sosok yang dianggap telah membantu Fan Tian.
Sedangkan di sebuah hutan, terlihat kedua sosok yang sedang berlari segera menghentikan tindakan mereka.
"Terima kasih tuan, sebab kau telah menyelamatkan nyawaku!" Seru Fan Tian.
"Tidak perlu kau berterima kasih kepadaku, sebab apa yang aku lakukan itu, bukan untuk membantumu." Balas dingin sosok itu.
"Apakah kau seorang wanita?" Tanya Fan Tian penasaran setelah mendengar suara sosok didepannya itu.
Sosok itu hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan Fan Tian.
"Perkenalkan, aku Fan Tian! Siapa nama nona?" Lanjutnya memperkenalkan diri.
"Kau tidak perlu mengetahui siapa aku...saat ini kau sudah aman, sebaiknya kita berpisah saja." Ucap wanita itu dan segera pergi meninggalkan Fan Tian.
"Nona! Aku takut sendirian di hutan ini!" Teriak Fan Tian.
Setelah meninggalkan Fan Tian sejauh ratusan meter, akhirnya wanita itu pun berhenti dan kembali ke tempat dimana Fan Tian berada dan mulai mengawasinya dari jauh.
"Aku harus kemana? Bagaimana aku bisa keluar dari hutan ini, sedangkan ini pertama kalinya aku bisa tiba disini!?" Fan Tian bergumam dan bisa didengar oleh wanita itu.
"Sebenarnya dari mana asal pemuda itu? Mengapa dia berani melakukan perjalanan seorang diri didunia yang sangat kejam ini? Apa lagi tidak memiliki keahlian ilmu bela diri!?"
Wanita itu terus berpikir mengenai pemuda yang diawasinya itu.
Fan Tian pun mulai mencoba berjalan untuk bisa keluar dari hutan tersebut. Akan tetapi arah yang dia ambil keliru, sebab dia semakin memasuki hutan itu.
"Sial! Aku harus mencegahnya, jika tidak, dia akan semakin tersesat dihutan ini." Pikir sosok wanita itu dan segera melompat dari atas dahan pohon untuk mendekati Fan Tian.
Mendengar ada gerakan seseorang yang mendekatinya Fan Tian pun langsung bersuara.
"Siapa itu? Apa yang kau inginkan dariku?"
"Ini aku!" Jawab wanita itu.
"Ohh, ternyata senior telah kembali, aku pikir siapa!?"
"Jangan memanggilku seperti itu, sebab mungkin kita seumuran...namaku Dong Huang. Terserah kau mau memanggilku dengan sebutan apa..."
"Ohh, jadi namamu adalah Dong Huang? Baiklah! Aku akan memanggilmu nona Dong saja..."
"Ayo kita pergi dari hutan ini." Ajak Dong Huang dan segera melangkahkan kakinya.
Fan Tian pun langsung mengikuti Dong Huang dari belakang.
"Mengapa kau berjalan dibelakangku? Berjalan disampingku saja, agar aku bisa menjagamu." Ucap Dong Huang lagi.
Saat keduanya sedang berjalan, tiba - tiba Dong Huang mengangkat salah satu tangannya untuk memberikan isyarat kepada Fan Tian agar berhenti.
"Kenapa? Mengapa kau menyuruhku berhenti!?" Tanya Fan Tian.
"Sepertinya ada sesuatu yang bergerak untuk mendekati kita." Jawab Dong Huang sambil berbisik.
Belasan pasang mata mulai terlihat mengepung keduanya.
"Sepertinya kita sedang dikepung oleh belasan serigala buas." Ucap Dong Huang sambil mencabut pedangnya.
"Hidupku ini benar-benar sial, baru saja terlepas dari kejaran beberapa penjahat, kini akan menjadi santapan serigala buas." Ucap Fan Tian berpura-pura meratapi hidupnya.
"Jangan terlalu banyak omong kosong, cepat berlindung dibelakangku!" Ujar Dong Huang.
Fan Tian pun segera berdiri di belakang Dong Huang seperti ingin berlindung dan bersiap dengan jarum miliknya meskipun tindakannya itu akan dia lakukan dengan cara sembunyi - sembunyi.
Lolongan seekor serigala langsung diikuti oleh yang lainnya seakan memberikan isyarat untuk segera menyerang kedua sosok yang akan menjadi mangsa mereka.
Satu persatu serigala buas itu mulai menerkam keduanya yang langsung di tebas dengan pedang oleh Dong Huang.
"Apakah kalian pikir bisa menjadikan kami santapan kalian? Rasakan ini!" Teriak Dong Huang yang mulai menebas setiap serigala buas yang menerkamnya.
Begitu juga dengan Fan Tian, pemuda itu menebakkan beberapa jarum pengobatannya ke arah beberapa serigala sambil berteriak ketakutan agar tindakannya itu tidak diketahui oleh Dong Huang.
Dong Huang terus menerus menebas setiap serigala yang ingin menerkam mereka berdua sambil bergerak berputar untuk melindungi Fan Tian.
Hingga akhirnya gerombolan serigala buas itu pun melarikan diri karena sudah ada beberapa dari mereka telah tergeletak tidak bernyawa lagi serta mereka tidak bisa menerkam keduanya.
setelah kawanan serigala itu pergi, keduanya pun kembali melanjutkan perjalanan untuk bisa keluar dari hutan itu.
Fan Tian dan Dong Huang terus berjalan untuk bisa tiba di kota Guangfu.
"Jika kita sudah sampai di kota Guangfu, kita akan berpisah, aku harap kau bisa menjaga dirimu sendiri." Ucap Dong Huang.
"Kau juga harus berhati-hati, sebab saat ini anggota sekte Lembah Neraka terus melakukan hal-hal yang buruk di wilayah Negeri Zhong ini."
"Apa katamu? Sekte Lembah Neraka?" Tanya Fan Tian terkejut.
"Iya! Sekte Lembah Neraka! Apakah kau mengetahuinya?" Jawab Dong Huang dan lanjut bertanya.
Fan Tian hanya menggeleng untuk menjawab pertanyaan Dong Huang.
"Aku hanya merasa terkejut saja mendengar nama sekte itu." Ucap Fan Tian.
"Apakah kau pernah bertemu dengan kelompok mereka?" Fan Tian kembali bertanya untuk mengorek informasi dari Dong Huang.
"Iya, mereka sangat mengerikan karena memiliki teknik untuk mengendalikan orang-orang yang sudah meninggal."
"Sehingga pendekar yang menguasai elemen api sangat dibutuhkan untuk melawan mereka. Karena hanya dengan cara itu kita bisa melenyapkan pasukan mayat hidup itu."
"Saat ini, mereka akan sangat senang jika mendapatkan jasad dari seorang pendekar aliran putih yang memiliki basis kultivasi yang tinggi untuk bisa mereka kendalikan, sebab itu akan sangat menyulitkan kita untuk menghadapinya."
Dong Huang terus menjelaskan kepada Fan Tian bagaimana ciri-ciri serta kemampuan dari pasukan mayat hidup itu.
"Brengsek! Siapa yang telah berani menggunakan nama sekte Lembah Neraka untuk melakukan hal-hal yang tidak terpuji seperti itu?"
"Bukankah sekte Lembah Neraka sudah mengundurkan diri dari dunia persilatan? Mengapa mereka masih mengusiknya!?"
Fan Tian terus berpikir dan mulai merasa geram dengan tindakan kelompok yang menggunakan nama sekte orang tua angkatnya itu.
"Aku harus menyelidiki siapa dalang dari semua itu. Dan jika aku menemukannya, aku pasti akan menghancurkan mereka." Pikir Fan Tian dengan sangat geram.
"Ada apa denganmu? Mengapa wajahmu terlihat seperti sedang marah!?" Tanya Dong Huang setelah memperhatikan raut wajah Fan Tian.
"Ohh...ahh...tidak...aku tidak sedang marah kok." Jawab Fan Tian gelagapan sambil tersenyum dan menggaruk kepalanya.
"Nona Dong, apakah itu tembok kota Guangfu?" Tanya Fan Tian sambil menunjuk ke arah depan.
"Itu benar, kita sudah sampai di kota Guangfu." Jawab Dong Huang.
"Apakah sebelumnya kau pernah melakukan perjalanan sendiri seperti ini?" Tanya Dong Huang.
"Tidak, ini adalah yang pertama kalinya." Jawab Fan Tian sambil tersenyum malu.
"Fan Tian, sebenarnya apa yang menjadi tujuan perjalanan mu saat ini!?" Tanya Dong Huang lagi.
"Saat ini aku ingin mencari kakakku yang sudah terpisah selama dua belas tahun." Jawab Fan Tian.
"Dua belas tahun? Bagaimana kau bisa mengenali dan menemukannya?" Tanya Dong Huang penasaran.
"Jika kita bertemu, aku pasti bisa mengenalinya."
"Tidak itu saja, aku juga akan selalu bertanya kepada setiap orang yang aku temui nama kakakku, mungkin itu bisa membantu agar secepatnya dapat bertemu dengan kakakku"
"Jika aku tidak memiliki urusan yang lain, pasti aku akan membantumu untuk bisa menemukan kakakmu." Ucap Dong Huang menanggapi.
"Siapa nama kakakmu?" Lanjut Dong Huang bertanya.
"Namanya Fan Zhu." Jawab Fan Tian.
"Fan Zhu? Sepertinya nama itu tidak asing bagiku." Gumam Dong Huang.
"Apakah kau pernah mendengar namanya atau pernah bertemu dengannya?" Tanya Fan Tian penasaran.
"Sepertinya aku pernah mendengar nama itu sebelumnya. Namun aku sudah tidak bisa mengingatnya lagi dimana dan siapa dia." Jawab Dong Huang sambil mencoba untuk bisa mengingatnya.
Keduanya pun akhirnya tiba di gerbang kota Guangfu dan segera mengantri untuk melewati pemeriksaan.
Dong Huang segera mengeluarkan pelat tanda pengenal sekte Qingyin.
Sedangkan Fan Tian segera mengeluarkan pelat tanda pengenal Lembah Pengobatan milik orang tua kandungnya.
Saat prajurit melihat pelat tanda pengenal milik Dong Huang, mereka segera mempersilahkannya untuk memasuki kota Guangfu.
"Tuan! Dia itu adalah temanku." Ucap Dong Huang sambil menunjuk ke arah Fan Tian.
"Mohon maaf nona, akan tetapi kita harus memeriksa identitasnya." Balas prajurit itu menanggapi perkataan Dong Huang.
"Tuan, ini tanda pengenalku." Ucap Fan Tian menyela keduanya sambil menunjukkan pelat tanda pengenal miliknya.
Prajurit itu pun segera mengambil pelat tanda pengenal milik Fan Tian dan memeriksanya.
"Ohh, ternyata tuan berasal dari Lembah Pengobatan. Maaf jika sikapku telah menyinggung tuan." Ucap prajurit itu sambil menyerahkan kembali pelat tanda pengenal milik Fan Tian.
"Ohh, tidak mengapa...itu memang sudah menjadi tugas kalian." Balas Fan Tian ramah.
"Terima kasih tuan atas pengertiannya...silahkan masuk." Ucap prajurit itu ramah.
Memang di kota Guangfu Lembah Pengobatan sangat dihormati, sebab dari tempat itulah asal dari para tabib dan alkemis tingkat tinggi.
Namun kehancuran Lembah Pengobatan tidak ada yang mengetahuinya selain Fan Tian dan juga kakaknya serta orang yang menyelamatkan keduanya.
Dong Huang dan Fan Tian pun segera memasuki kota Guangfu.
~Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Jendra Raharja
iya ketemu
2024-06-07
1
apakah Tan Tian akan bertemu kakaknya
2024-05-26
1
y@y@
⭐👍🏾👍🏿👍🏾⭐
2024-05-08
0