Setelah mendapatkan batu permata milik sang raja serigala, Fan Tian pun segera berjalan meninggalkan tempat itu untuk mencari tempat yang aman dan nyaman lainnya yang bisa dia tempati untuk beristirahat, apa lagi dirinya telah mengeluarkan energi qi yang tidak sedikit saat bertarung.
"Saat melanjutkan perjalanan, aku akan menyempatkan diri untuk mengambil setiap sumber daya yang akan aku temui agar bisa dijadikan ramuan untuk mengembalikan enerqi ku yang baru saja terkuras." Pikir Fan Tian sebelum beristirahat dan bermeditasi.
Dirinya juga memakai beberapa batang pohon yang bisa dia gunakan untuk melindungi tubuhnya agar aman dari makhluk buas saat melakukan meditasi.
Setelah keesokan harinya, Fan Tian pun kembali melanjutkan perjalanan sambil melakukan hal yang sudah dia rencanakan semalam.
Hingga akhirnya dia sudah bisa mengumpulkan bahan-bahan yang dia inginkan untuk meramu ramuan yang bisa secepatnya mengembalikan energi qi miliknya.
Fan Tian menunda perjalanannya dan mulai meracik ramuan yang dia inginkan.
Ada beberapa tumbuhan herbal yang dia temukan juga di sepanjang hutan yang dia lalui, meskipun dengan kualitas yang tidak tinggi namun masih sangat baik jika diramu dengan bahan yang lain.
Setelah selesai membuat ramuan itu, Fan Tian pun segera meminumnya dan langsung bermeditasi untuk menyerap esensi yang terkandung didalamnya.
Setelah selesai menyerap esensi ramuan yang dia racik, tubuhnya langsung terasa semakin bertenaga.
Fan Tian pun kembali melanjutkan perjalanan untuk bisa tiba ke Lembah Pengobatan.
Saat hari sudah petang, akhirnya Fan Tian pun tiba di Lembah Pengobatan dimana awalnya permukiman itu berada.
Kini lembah itu sudah ditumbuhi pepohonan dan rerumputan seakan menutupi jejak kehidupan yang pernah ada.
Fan Tian pun samar-samar mulai bisa mengingat situasi permukiman yang dahulunya sempat dia tinggali itu.
Langkah kakinya pun semakin dipercepat untuk bisa tiba di tempat dimana kediamannya berdiri.
Tiba-tiba dirinya dikejutkan dengan bunyi retakan sebuah benda yang dia pijak.
Fan Tian pun segera melihat apa yang sedang dia injak saat itu.
Pria muda itu segera melompat setelah tahu jika yang menjadi pijakannya itu adalah tengkorak manusia.
Dalam sekejap saja perasaannya langsung berubah dan pikirannya kembali memunculkan peristiwa kelam yang dia sempat saksikan saat masih berusia lima tahun.
"Aku harus membalas perbuatan yang kalian lakukan terhadap keluargaku, meskipun aku harus dimusuhi oleh semua pendekar aliran putih yang ada didunia ini!"
"Tunggu saja! Jika aku bisa mengetahui siapa pelakunya, aku juga akan membunuh seluruh keluarganya, agar mereka juga bisa merasakan apa yang aku rasakan selama ini!"
Fan Tian terus mengeluarkan kata-kata sesuai dengan apa yang dia pikirkan saat itu untuk bisa membalaskan dendam jika menemukan siapa pelakunya.
Secara perlahan ia pun kembali melangkahkan kakinya dengan berhati-hati agar tidak lagi menginjak kerangka manusia yang adalah kerabatnya hingga tiba di kediamannya.
Kini tidak ada satu pun tiang yang masih berdiri di kediamannya. Hal itu karena kediamannya telah terbakar rata dengan tanah, sehingga hanya pepohonan yang terlihat ditempat itu.
Fan Tian pun kembali menyusuri jalan yang pernah dia lewati saat dibawah oleh kedua orang tuanya untuk melarikan diri.
Namun tindakannya itu pun dihentikannya, sebab saat itu hari sudah gelap.
Sehingga dirinya kembali beristirahat dan akan melanjutkan perjalanan keesokan harinya.
Keesokan harinya Fan Tian pun kembali melanjutkan pencariannya sambil terus berusaha mengingat posisi jalan yang mereka lalui malam itu.
Hingga akhirnya Fan Tian pun bisa menemukan beberapa kerangka manusia.
Fan Tian pun mulai membersihkan setiap posisi kerangka itu berada dan mendapati salah satu kerangka yang terbungkus dengan sebuah kain yang tidak lain adalah pakaian ayahnya.
"Ayah! Ternyata kau telah terbunuh saat itu...lihatlah putra mu ini...aku telah memiliki kemampuan yang cukup untuk membalaskan dendam kepada orang yang melakukan hal ini kepada mu..."
"Aku berjanji tidak akan mengecewakan ayah."
Fan Tian terus meluapkan kesedihannya dan segera membuatkan makam untuk ayahnya.
Setelah memberikan penghormatan, akhirnya Fan Tian pun kembali melanjutkan perjalanan untuk bisa menemukan jejak keberadaan ibunya.
Beberapa waktu kemudian akhirnya dia juga menemukan kerangka ibunya dan melakukan juga hal yang sama dengan apa yang sebelumnya dia lakukan kepada kerangka ayahnya.
Setelah selesai melepaskan kesedihan Fan Tian pun memberikan penghormatan.
Perjalanan pun kembali dilanjutkan hingga tiba di tempat dimana mereka berdua bersembunyi.
"Kakak! Aku harap kau masih tetap hidup, sebab sudah tidak ada lagi keluargaku selain dirimu." Fan Tian membantin.
Ia pun kembali melanjutkan perjalanan untuk bisa tiba di tempat terakhir yang dia ingat, yaitu dipinggir sebuah jurang yang sangat dalam dimana dirinya terjatuh.
Fan Tian pun tidak menemukan satupun kerangka manusia ditempat itu.
Kini dirinya mencoba untuk berpikir positif dan berharap kakaknya masih tetap hidup setelah kejadian yang mereka alami saat itu.
Fan Tian pun segera melanjutkan perjalanan menyusuri jalan setapak yang ada.
Fan Tian membutuhkan waktu seharian untuk bisa tiba di desa Miao yang juga adalah jalan utama bagi semua orang yang berasal dari daerah utara untuk menuju ke kota Guangfu yang masih berjarak 20 mil lagi.
Saat memasuki desa, karena saat itu sudah malam hari, Fan Tian segera mencari sebuah penginapan agar dirinya bisa bermalam disitu.
"Selamat datang tuan! Apakah anda ingin menginap di tempat kami ini?" Sambut seorang pria sepuh.
"Iya, tolong siapkan satu kamar untukku." Jawab Fan Tian.
"Baik! Mohon tuan menyelesaikan terlebih dahulu biaya sewanya." Balas pria tua itu sambil mengarahkan Fan Tian ke meja kasir.
Fan Tian pun segera mengeluarkan beberapa keping perak dan segera membayar uang sewa kamar yang dia pesan.
Pria tua itu pun segera mengantarkannya ke kamar yang memang sudah siap untuk digunakan.
Braaakkk
"Tolong siapkan arak terbaik ditempat kalian ini!" Teriak seorang pria yang bertubuh kekar serta terlihat sangat garang.
"Bos, sepertinya pemuda itu memiliki uang yang cukup untuk dirinya...bagaimana jika kita menyuruhnya untuk memberikan uang yang dia miliki!?" Ujar salah seorang pria yang berada disampingnya.
Tatapan mata yang tajam dari pria bertubuh kekar itu langsung menatap penuh selidik ke arah Fan Tian yang tidak lain adalah pemimpin kelompok yang baru tiba tersebut.
"Boleh juga idemu itu....ayo, tunggu apa lagi!? Cepat lakukan saja!" Perintahnya.
"Hei kamu! Berhenti!"
Fan Tian yang baru saja kembali ingin melangkahkan kakinya setelah menatap ke arah kelompok itu, merasa terkejut dengan suara teriakan itu. Akan tetapi dirinya bertingkah seakan tidak mendengarnya dan melanjutkan langkah kakinya.
Apakah kamu tuli!?"
"Lebih baik aku segera bergegas untuk menghindari mereka, jika tidak, pasti aku akan mendapatkan masalah." Pikir Fan Tian yang terus berjalan dan tidak memperdulikan suara teriakan itu.
"Ohhh, jadi kau ingin menguji kesabaranku? Baiklah, rasakan ini!" Teriak pria itu sambil melesat dan menghunuskan pedang miliknya.
Tindakan pria itu langsung diikuti juga oleh tiga orang yang adalah rekannya.
Karena merasa takut, pria sepuh yang awalnya ingin mengantarkan Fan Tian ke kamar yang akan ditempati pemuda itu, segera menghindar dan meninggalkannya.
Mendapatkan serangan, Fan Tian langsung berbalik untuk melihat arah serangan tersebut agar bisa menghindarinya.
Fan Tian pun mulai melompat dari sisi kiri maupun sisi yang lain agar bisa menghindari serangan tusukan serta tebasan pedang sosok yang menyerangnya.
"Tuan pendekar! Apa salahku? Mengapa kau menyerangku?" Kata - kata yang keluar dari mulut Fan Tian sambil menghindari serangan.
"Itu karena kau tidak mengindahkan panggilanku!" Jawab pria yang menyerangnya.
Fan Tian terus berlari untuk bisa menghindari serangan dari empat sosok yang ingin membunuhnya.
Kerusakan pun mulai terjadi di penginapan itu akibat tebasan pedang dan golok milik ke empat orang yang menyerang Fan Tian.
Akhirnya Fan Tian berlari ke arah seseorang yang menggunakan pakaian serba hitam dengan menggunakan topi caping dan sebuah pedang terletak diatas meja didepannya.
Saat Fan Tian melewati sosok itu, tiba - tiba tubuh dua sosok yang hendak melewati sosok tersebut langsung terjerembab jatuh ke lantai.
Bruukkk
"Brengsek! Siapa kamu yang berani ikut campur urusan kami? Apakah kau juga ingin cari mati!?" Teriak seorang pria yang awalnya terjatuh dan kembali berdiri itu.
Sontak saja hal itu membuat dua sosok yang lain terkejut dan segera mengarahkan pandangan ke arah sosok yang sedang duduk dengan tenang itu.
Ketiga sosok yang awalnya menyerang Fan Tian, kini segera mengalihkan perhatian mereka dan mulai menyerang sosok yang sedang duduk itu.
Sosok tersebut masih tetap duduk tenang dan mulai menghindari serangan tiga sosok itu sambil menangkisnya dengan pedang yang sudah tercabut dari sarungnya.
Ting...ting...ting...brakkk...
Meja didepan sosok itu langsung hancur berantakan akibat terkena serangan tiga sosok tersebut.
"Hmmmphh, sepertinya dia adalah seorang pendekar yang memiliki ilmu bela diri yang tinggi, aku harus pergi untuk membantu mereka." Gumam sosok berbadan kekar yang adalah pemimpin kelompok itu.
"Ayo kita bantu mereka!" Ujar sang pemimpin mengajak dua sosok yang lain sambil melesat dan bersiap mengayunkan goloknya.
"Beraninya hanya keroyokan! Apakah hanya seperti ini kemampuan kalian!?" Ujar sosok tersebut merendahkan lawannya.
~Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Lumayan
2024-05-26
1
y@y@
🌟👍🏼👍🏾👍🏼🌟
2024-05-08
0
Haryanto Sendtot
up
2023-08-19
1