mood berantakan

sesampainya dirumah Dewi, kini tampak seorang laki laki tak asing memperhatikan kedatangan Raina dan Rayyan. ya dia adalah Dion Putra, sang ketua osis disekolah nya

"yaampun, kenapa gue lupa kalau Dewi itu adik nya kak Dion ?"

batin Raina kala melirik laki laki yang sedari tadi memperhatikan nya itu, melihat itu membuat Rayyan kini menghela nafas

"oh jadi ini alasan nya pengen banget kerja kelompok dirumah Dewi ? karna mau liatin si ketua OSIS tengil itu ?"

ucap Rayyan yang membuat Raina menepuk bahu nya, dan membawa nya masuk bersama yang lain. melihat kedatang Raina dan Rayyan kini Dewi dan Lala pun dengan semangat menyambut nya, lalu dengan cepat mereka memulai mengerjakan tugas yang tadi diberi pak Pur untuk mereka, ditengah tengah aktifitas belajar nya

"hem Dew, boleh numpang ke toilet ? kebelet nih"

"boleh, lo kebelakang aja ada toilet disana"

"oke"

kini Raina pun melangkah berjalan menuju toilet, belum sampai toilet, tiba tiba langkah nya terhenti saat ia memperhatikan Dion yang sedang bermain gitar dihalaman belakang rumah

"ternyata selain jago basket, kak Dion juga jago main gitar"

Batin Raina dengan bibir yang terus tersenyum, kedatangan Raina ternyata Dion rasa kan hingga membuat nya menoleh dan membuat Raina kebingungan, ia hendak melanjutkan langkah nya, namun kini Dion memanggil nya dan membuat langkah nya terhenti kembali

"tunggu"

"ada apa kak ?"

tanya Raina yang tak sanggup memandang wajah nya, bagi nya wajah dihadapan nya ini sangat sulit di pandang, ia takut jika terlalu lama memandang akan terbawa perasaan nya sendiri.

"lo satu kelas kan sama Dewi ? nama lo siapa ?"

"Raina kak"

"oh, I know Raina Afshera"

ucap Dion yang membuat Raina terkejut, dari mana ia tau nama lengkap nya ?

"gue kan ketua OSIS jadi jangan heran kalau gue tau nama lengkap lo"

ucap nya yang membuat Raina ter-oh dan tersenyum.

"oiya makasih ya karna lo tadi udah semangatin gue main basket"

tambah Dion yang benar benar membuat Raina kehabisan kata kata, entah bertemu dengan nya membuat Raina seketika mati gaya, ia tak tau harus berkata apa dan bagaimana ? ia hanya bisa menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan Dion untuk nya.

"iya kak sama sama. emm, maaf kak, gue ke toilet dulu ya"

"oh, yaudah silahkan"

ucap Dion yang membuat Raina kini melanjutkan langkah nya, tak lama kemudian, setelah Raina keluar, ia bermaksut ingin menyapa Dion kembali namun sayang setelah ia keluar Dion tak lagi ada ditempat semula

"yah, kak Dion nya udah ga ada. aduuh kenapa sih pake kebelet pipis segala waktu ngobrol sama kak Dion tadi, sekarang pergi kan orang nya. hemmm baru nyesel deh"

gerutu Raina yang lalu berjalan kembali bersama teman teman nya.

"sayang, lama banget ke toilet nya ?"

"iya lah bang, nama nya juga kebelet"

"ya kirain"

"kirain kenapa Rain ?"

sahut Lala yang mulai penasaran

"ga papa"

jawab Raina dengan tersenyum. memperhatikan senyuman itu membuat Rayyan berfikir kalau adik nya itu sudah pasti telah bertemu Dion, karna siapa yang bisa membuat nya tersenyum sendiri kalau bukan Dion Putra laki laki yang selalu ia sebut sebagai ketos Tengil itu.

•••••

kriiing kriiiing. bukan suara sepeda melainkan suara alarm dikamar Rayyan, jam menunjukan pukul 06:00 pagi, sudah saat nya ia harus bangun dan kembali ke sekolah. namun bunyi jam itu ia abaikan malah ia matikan tombol nya hingga tak lagi bersuara, sementara Raina yang sudah rapi dan siap dengan seragam sekolah nya

"pagi bunda, pagi ayah"

sapa Raina pada Wulan dan Angga yang sudah lebih dulu duduk diruang makan

"pagi Raina, abang kamu mana belum bangun ?"

tanya wulan yang membuat Raina kini terdiam, dan perlahan melirik pada ruang kamar Rayyan

"pasti kesiangan lagi deh. ihhh kesel deh sama abang"

gerutu Raina yang lalu berlari menuju ruang kamar Rayyan untuk membangunkan nya. Angga dan Wulan terus memperhatikan gadis mungil itu berlari yang lalu menggelengkan kepala

tok tok tok

"abang, bang"

panggil Raina mengetuk pintu kamar

"abang Rayyan, bangun dong udah siang"

tambah Raina yang masih saja tak ada sahutan, ia mencoba membuka pintu nya, namun ternyata pintu itu terkunci

"terus gimana dong bangunin abang nya ?"

gumam Raina dengan terus berfikir, dengan cepat ia kini meraih ponsel nya dan menghubungi Rayyan

dreeet dreeeet mendengar ponsel nya berdering dengan cepat Rayyan pun meraih nya, tanpa memperhatikan siapa penelfon tersebut

"kenapa sih Nu ? lo ganggu gue aja, gue masih tidur nih gue males sekolah, gue males liat Raina deket deket sama ketos tengil itu"

mendengar jawaban itu, membuat Raina melebarkan mata

"abang nih bener bener ya, ga bisa liat adik nya bahagia. pake ngelarang Raina deket deket sama kak Dion segala, apa sih salah nya bang ?"

ucap Raina yang membuat Rayyan terbelalak dan seketika beranjak dari tidur nya

"Rain"

"bangun bang, udah siang. abang harus sekolah kalau abang ga masuk sekolah, abang bisa dimarah pak Pur, emang mau di marah bapak botak yang jutek itu ? ayo bangun, 5 menit Rain tunggu dibawah"

tut tut tutt panggilan pun terputus, mendengar ucapan 5 menit membuat Rayyan melebarkan mata

"5 menit ? buat apa ? buat gue gosok gigi pun ga cukup"

gerutu Rayyan yang lalu bergegas menuju kamar mandi nya. Beberapa menit kemudian,

"loh bun, Raina mana ?"

tanya Rayyan kala tak dapati Raina diruang makan

"udah berangkat"

"udah berangkat ? sama siapa bun ?"

"ada temen nya yang jemput, kata nya dia ga mau terlambat lagi, abis nunggu kamu lama"

"siapa yang jemput Raina ? apa Dewi dan Lala ?"

Gumam Rayyan dengan terus berfikir

"yaudah kalau gitu Rayyan berangkat ya bunda, ayah"

"ga sarapan dulu Ray ?"

"enggak deh bun, takut telat. assalamualaikum"

"walaikum salam, hati hati Ray"

dengan cepat Rayyan pun memasuki mobil nya dan melaju menuju sekolah, ia penasaran dengan siapa yang menjemput Raina. kali ini ia melaju sedikit lebih kencang, laju kecepatan nya melebihi hari hari biasa nya. tak lama kemudian, kini Rayyan telah sampai sekolah, ia bergegas memasuki ruang kelas nya dan mencari keberadaan Raina, seketika mata nya melebar setelah ia dapati Dewi dan Lala yang sudah terduduk tanpa Raina

"loh Raina mana ?"

tanya Rayyan yang membuat Dewi dan Lala terkejut

"Raina, belum datang Ray, loh tumben lo ga bareng dia ?"

"kata nya tadi udah ada yang jemput, gue kira itu kalian"

"enggak kita ga jemput Raina"

sesaat kemudian.

"makasih ya kak"

ucap Raina setelah kini mobil Dion terhenti diparkiran sekolah

"iya sama sama, lain kali kalau mau bareng lagi boleh kok, dengan senang hati"

ucap Dion yang membuat Raina tersenyum

"iya, ya udah gue ke kelas dulu ya kak, by"

"by Raina"

melihat itu membuat Rayyan terbelalak

"jadi Dion yang jemput Raina ? Raina Raina lo ga ngerti banget sih gue ga suka kalau lo deket deket dia, gue kesel tau ga"

"emang kenapa sih Ray ? kak Dion itu baik loh, kalau lo takut kak Dion bakal nyakitin Raina, lo tenang aja itu ga akan terjadi Ray, kak Dion itu laki laki penyayang, gue faham semua sifat dia karna gue adik nya, jadi lo ga usah khawatir kalau Raina deket sama kak Dion, dia pasti akan baik baik aja kok"

sahut Dewi setelah mendengar ucapan Rayyan, seketika mood nya pagi ini berantakan setelah melihat Raina dekat dengan Dion. ekspresi wajah nya kini tanpa senyuman, rasa nya ia tak ingin tersenyum atau pun berbicara pada siapa pun, hari ini ia ingin puasa tersenyum juga puasa berbicara khusus nya pada Raina. tak peduli dengan mereka yang akan terus membujuk nya untuk membiarkan Raina berdekatan dengan Dion.

•••••

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!