"sebelum pulang saya akan memberitahu tugas yang harus kalian kerjakan dan kalian kumpulkan lusa, kalian buka halaman 32, disitu ada sebuah tabel yang harus kalian isi, terserah berapa pun jumlah nya lebih banyak lebih baik"
ucap Pur pada seluruh murid X IPA 1.
"bagaimana sudah faham semua nya, kalian bisa kerjakan tugas itu secara berkelompok"
seketika suasana menjadi riuh setelah mendengar kata kata berkelompok dari guru laki laki berkepala botak itu
"kalian bisa pilih kelompok masing masing, satu kelompok terdiri dari 5 orang, dan lusa kalian harus presentasikan"
"sayang, jangan lupain abang ya"
celetuk Rayyan yang bermaksut memberi tau Raina bahwa ia ingin satu kelompok dengan nya. tentu saja berkelompok dengan Raina membuat Rayyan bahagia, pasalnya ia tak harus bersusah payah berfikir, karna sudah ada otak jenius yang mampu mengerjakan semua tugas nya.
"lagi lagi panggilan sayang itu gue denger, aaaah gue pengen dong Ray di panggil sayang juga"
gumam Dewi lirih, dan hanya Lala yang mendengar nya.
"yasudah sekarang kalian boleh pulang, ingat langsung kembali ke rumah jangan mampir mampir"
ucap pak Pur yang kini meninggalkan kelas, yang membuat semua nya beranjak, dan mulai berhamburan keluar.
"Rain, kelompok kita siapa aja nih ?"
tanya Lala seraya memakai tas punggung nya,
"gue lah, udah pasti"
sambar Rayyan dengan gaya khas nya, dengan cepat Rayyan kini mendekat dan seketika merangkul kan tangan nya pada tubuh mungil Raina.
"karna gue selalu dijadikan no satu sama adik gue yang cantik ini, iya kan sayang ?"
ucap Rayyan yang membuat Raina menghela nafas.
"yahh gimana lagi, mau ga mau lah, biar pun nyebelin tapi Raina sayang"
jawab Raina yang membuat Rayyan seketika melayang, ia selalu bahagia kala Raina berkata sayang pada nya, entah rasa sayang nya pada Raina hampir terbilang tiada batas.
"Danu, lo mau masuk kelompok kita ga ? kurang satu orang nih"
"boleh deh, biar sesekali gue dapet nilai bagus, karna bareng sama lo"
"dih, disini semua harus bekerja ya ga boleh cuma Raina doang, mentang mentang Raina pinter kalian seenak nya"
"iya Dewi, gitu aja sensi banget lo"
"tapi kalau buat Rayyan, ga papa deh kalau lo ga mau pusing mikir tugas ini, serahin aja sama gue dan Raina"
"kok gitu Dewi ? Rayyan juga harus ngerjain lah"
"pasti lah, Adik gue ini ga akan biarin gue pusing mikirin tugas ini, kan dia sayang sama gue, iya kan Rain ?"
"enggak ya, semua harus mikir, termasuk abang"
jawab Raina yang lalu meninggalkan tempat
"kok gitu sih sayang ? Rain tunggu"
pekik Rayyan yang lalu mengikuti langkah Raina, memperhatikan pemandangan itu membuat Dewi, Lala, dan Danu kini terkekeh. sebenar nya Rayyan bukan lah murid yang tidak pintar, dia pintar namun sayang kalah dengan rasa malas nya, seperti sebelum nya jika ada PR ia selalu menyalin jawaban Raina hingga membuat Raina kesal dan akhir nya menggerutu. tingkah nya selalu unik, membuat semua yang memperhatikan nya tertawa, melihat hubungan seorang kakak beradik yang kadang seperti tom and jerry dan terkadang terlihat romantis.
tak heran jika mereka begitu, karna kedua orang tua nya pun selalu bersikap romantis terhadap pasangan nya, meski usia sudah tak muda lagi tapi mereka tetap terlihat mesra dan romantis, layak nya keluarga harmonis yang idam idam kan semua pasangan.
•••••
"Abang, siap siap ya, kita kerumah Dewi sekarang"
pekik Raina dari dalam kamar nya
"Rain mau kemana ?"
tanya bunda yang tiba tiba datang mengejutkan
"bunda, mau kerumah Dewi bun, ngerjain tugas kelompok"
"sama Rayyan juga ?"
"iya lah bun, Raina dan abang kan satu kelas, emang ada apa bun ?"
"ga papa kok, yaudah kalau kalian mau pergi hati hati dijalan ya, bunda mau ke dapur dulu"
"oke bunda"
beberapa menit kemudian.
"otw Rain, buruan" pekik Rayyan pada Raina yang masih belum keluar kamar
"lama benget sih Rain, kamu ngapain aja sih ? capek nih nunggu nya, 2 jam ga selesai selesai" gerutu Rayyan kala Raina tak kunjung keluar, kini tiba tiba muncul sebuah ide jahil pada otak Rayyan, ia mengambil sebuah mainan berbentuk cicak dan melempar nya dari pintu yang tertutup tidak rapat itu, hingga membuat Raina bertriak ketakutan
"aaaaaaaaa, cicak" teriak nya yang lalu berlari keluar dan seketika memeluk Rayyan
"abang tolong itu ada cicak"
ucap Raina dengan panik, melihat itu membuat Rayyan tertawa terbahak bahak
"abang, oooohh jadi abang ya yang sengaja ngelempar cicak itu ?"
ucap Raina setelah melepas dekapan nya, sementara Rayyan yang masih terus tertawa terbahak bahak, dan membuat Raina kesal.
"bundaaaaaaaa, abaaaaang jahat"
"eh eh jangan lapor bunda dong, bisa dimarahin abang nanti"
"bundaaaaa"
"Raina stop !"
mendengar jeritan Raina kini Wulan pun mendekat
"kenapa sih Rain triak triak ?"
"abang nih, masa dia ngelempar cicak itu ke kamar Raina, Raina kan takut bun"
lapor Raina yang menunjuk sebuah cicak mainan didalam kamar nya, melihat itu membuat Wulan memandang tajam pada Rayyan
"Rayyan, kenapa sih kamu selalu jahil ke adik kamu ? dia itu takut cicak loh, bisa bahaya kalau kamu mainan begitu, dia bisa ketakutan emang kamu mau kalau terjadi apa apa sama adik kamu ?"
"enggak bun, Rayyan minta maaf"
"minta maaf minta maaf, kalau udah minta maaf jangan diulangi lagi"
"iya Rayyan janji ga ulangi lagi"
"yaudah bunda tinggal ke dapur lagi, ada ada aja kalian"
gumam Wulan dengan melangkahkan kaki nya kembali ke dapur, melihat Wulan memarahi Rayyan membuat Raina tersenyum puas yang lalu menjulurkan lidah nya pada Rayyan
"emang enak di marah bunda ?"
"dih, seneng banget liat abang nya dimarahin"
"abis abang jahil, ga bisa sedikit aja ga bikin Raina triak"
ucap Raina yang membuat Rayyan perlahan mendekat, kini jarak nya sangat dekat dengan gadis bertubuh mungil itu, menatap nya dengan tajam dan berusaha berbicara dari hati ke hati
"biar pun abang jahil, tapi sebener nya abang sayang tau sama kamu. abang tau batasan, mana yang salah dan mana yang benar, tadi abang fikir itu kan cuma cicak mainan bukan cicak beneran, jadi abang kira buat lucu lucuan aja, tapi ternyata malah bunda datang dan marahin abang"
mendengar ucapan itu membuat Raina tertegun, ia merasa bersalah karna telah melaporkan keisengan Rayyan pada bunda nya
"abang sedih kalau bunda marah, rasa nya kaya abang ga tau balas budi, yang udah dilahirkan dan dibesarkan sampe sekarang"
"maafin Raina ya bang, gara gara Raina abang jadi kena marah"
ucap Raina yang membuat Rayyan kini mendekap tubuh nya, membelai rambut tebal yang panjang nya sebahu.
"ga papa Rain, abang maafin kok. yaudah kita berangkat sekarang yuk. yang lain pasti udah nunggu"
"oke"
Kini mereka pun melaju menuju rumah Dewi untuk mengerjakan tugas kelompok yang diberi oleh pak Pur.
••••••
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
hoba
Aku tunggu update selanjutnya dengan gesekan bersih ke ponselku thor!
2023-08-17
1