Bab 2

"Dio... buka pintu!" Suara ketukan di pintu terdengar kencang sekali. Siapa sih yang mengetuk pintu sekencang itu di pagi hari?

"Papa buka paksa kalau kamu gak mau buka." tak lama terdengar suara kunci pintu diputar. Pintu pun terbuka.

Terdengar suara langkah kaki mendekat. Kesadaranku masih belum pulih. Hanya sayup-sayup kudengar. Aku masih memeluk gulingku yang terasa amat hangat dan nyaman.

"DIO! APA YANG KAMU LAKUKAN!!" teriak seseorang yang mengagetkanku. Aku kaget saat guling yang sedang kupeluk tiba-tiba bergerak.

Kubuka mataku. Masih pusing terasa. "Pap... papa." suara seorang pria di sampingku. Tunggu. Pria? Di kamarku? Aku menengok ke samping dan benar saja ada seorang pria yang tak berbusana sedang duduk di sampingku. Wajahnya ketakutan.

Kok bisa ada pria.. tunggu... Aku memeriksa tubuhku yang tertutup selimut. Ya Tuhan aku tidak memakai sehelai benang pun di tubuhku. Buru-buru aku tutupi tubuh telanjangku dan duduk.

Kulihat ada seorang om-om dan istriny yang sedang memegangi tangannya agar tidak melakukan tindakan kekerasan. Aku masih belum mengerti apa yang sedang terjadi. Uh... kepalaku masih pusing.

Aku melihat laki-laki di sampingku yang juga masih nampak kaget dan tak percaya dengan keadaan yang terjadi. Loh, Dia kan laki-laki yang semalam mentraktirku minuman?

Aku melihat tubuhnya juga tanpa busana sama sepertiku. Kesadaranku pun pulih. "Tidak. Apa yang sudah terjadi?" tanyaku kebingungan.

"Apa yang sudah kamu lakukan padaku?" tanyaku sambil menangis histeris. Kehormatan yang telah kujaga selama 22 tahun hilang dalam semalam. Bagaimana ini? Apa yang harus aku katakan pada Dewa yang sudah menunggu untuk menikahiku.

Laki-laki di sampingku menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Ia pun meninju selimut yang menutupi tubuh kami. "Shitt!"

"Dio. Siapa dia? Siapa wanita ini? Jawab Mama sekarang Nak." seorang wanita berusia hampir 50 tahun menangis melihat keadaan anaknya yang kacau seperti ini.

"Dio gak kenal, Ma." jawab laki-laki di sampingku. Iya aku ingat sedikit. Semalam kami minum bersama. Namanya Dio. Ia mentraktirku minuman yang rasanya manis. Aku sampai minum beberapa kali karena rasanya enak. Setelah itu aku tidak tahu apa yang sudah terjadi.

Aku menutupi tubuhku lebih rapat lagi. Aku merasa malu atas apa yang menimpaku.

Laki-laki yang tadi menggedor pintu dan berteriak tiba-tiba bicara setelah sebelumnya hanya diam saja.

"Kamu gak kenal wanita ini tapi kamu menidurinya? Apa kamu sering berbuat seperti ini Dio? Apa Papa selama ini mengajarkan kamu untuk menjadi laki-laki brengsek seperti ini?"

Plakkk... Sebuah tamparan mendarat di pipi Dio. Ia hanya tertunduk diam menerima hukuman yang Ia terima.

"Kamu!" Papa Dio menunjuk ke arahku. "Pakai bajumu. Kita bicara setelah kamu sudah selesai berpakaian."

Aku buru-buru menarik selimut untuk menutupi tubuhku. Setelah tertutup rapat kupunguti pakaianku yang bertebaran di lantai. Aku lalu ke kamar mandi untuk mencuci muka dan memakai baju.

Aku sudah di dalam kamar mandi saat aku mendengar percakapan mereka sayup-sayup.

"Tunggu, darah apa ini?" Mama Dio memeriks bekas seprai yang tadi kutiduri. "Wanita tadi masih perawan, Pa. Anak kita yang sudah merenggut keperawanannya. Ya Tuhan Dio...." suara tangis Mama Dio terdengar mengiris hati.

Kunyalakan kran di wastafel lalu ke basuh wajahku. Tampak wajahku tanpa make up dan lipstik yang semalam kupakai sudah pudar. Gila, apa yang sudah kulakukan. Apa kata Mama dan Papa nanti?

Air mata kembali membasahi wajahku. Aku tak tahu bagaimana hidupku kelak akan kujalani. Duniaku seakan runtuh. Semua cita-cita yang sudah kurangkai dengan Dewa hancur berkeping-keping dalam semalam.

Bagaimana semua ini bisa terjadi? Aku benar-benar tidak ingat sama sekali. Kubuka selimut putih yang menutupi tubuhku. Beberapa bekas kissmark di tubuhku menjadi bukti bahwa perbuatan semalam benar terjadi.

Air mataku tak bisa kutahan lagi. Aku terduduk lemas di kamar mandi apartemen yang bersih dan rapi ini. Pikiranku kosong. Suara ketukan di pintu menyadarkanku.

"Nak, keluarlah. Kita bicarakan semuanya." suara Mama Dio terdengar mulai tenang.

Aku bangun lalu memakai bajuku. Kubasuh wajahku agar mabuk semalam benar-benar hilang. Kuhembuskan nafas berat lalu kubuka pintu kamar mandi.

Mama Dio sudah menunggu di depan pintu. Dengan lembut Ia menuntun lenganku. Tatapannya menyiratkan bahwa semua akan baik-baik saja. Ia membawaku ke ruang tamu.

Dio sudah berpakaian lengkap dan duduk dengan pandangan mata tertunduk. Wajahnya agak bengkak bekas tamparan dari Papanya yang pasti amat menyakitkan.

"Duduklah." Mama Dio menyuruhku duduk di samping Dio.

Papa Dio kembali menatapku dengan selidik. Kemudian pandangannya beralih ke Dio dengan tatapan marah dan kecewa.

"Bagaimana kalian bisa saling kenal?" pandangan Papa Dio ke arahku. Ya, beliau menanyakanku bukan anaknya. Mungkin tadi Dio sudah ditanyakan sebelum aku.

"Mm... semalam kami ketemu di diskotek." jawabku takut-takut.

"Lalu bagaimana kalian sampai bisa tidur bersama seperti ini?" interogasi Papa Dio padaku.

Aku takut menjawabnya. Pandangan matanya begitu tajam seolah menghakimiku. Tiba-tiba tangan Mama Dio memegang tanganku. "Katakan saja Nak. Jangan takut." perkataannya seolah sumber kekuatanku.

"Aku sedang ada acara kantor tapi tidak ikut bergabung dengan yang lain karena baru kali ini aku pergi clubbing. Aku sedang duduk dan.. Dio datang. Kami berkenalan lalu Dio mentraktirku minuman. Karena minumannya enak jadi aku pesan lagi. Aku tidak tahu lagi apa yang terjadi. Begitu aku bangun sudah ada disini dan...." air mataku tak bisa kubendung lagi.

Mama Dio memberikan tissue padaku. Kuambil tissue tersebut lalu menyeka air mata yang menetes di pipiku.

"Kamu, Dio. Kenapa kamu bisa melakukan hal itu?" kali ini Papa Dio menginterogasi anaknya.

Dio hanya diam saja. Ia tetap menunduk tanpa mengeluarkan suara apapun. Sampai suara teriakan Papanya menggelegar barulah membuatnya bicara. "JAWAB PERTANYAAN PAPA!"

Aku makin takut mendengarnya. Seram sekali Papa Dio.

"Sabar, Pa. Kita selesaikan baik-baik." Mama Dio berusaha menenangkan suaminya. "Dio, jawab pertanyaan Papa sebelum Papa kamu makin marah." Mama Dio memperingatkan anaknya.

"Dio... Dio khilaf, Pa." jawaban Dio membuatku mengangkat wajah dan menatapnya. Enak sekali Dia menjawab khilaf. Tidak tahukah Ia konsekuensi yang akan aku hadapi selanjutnya. Bagaimana dengan masa depanku nanti? Aku sudah kotor. Masihkah Dewa mau padaku lagi?

"Awalnya Dio lihat Ia mabuk. Dio mau mengantarnya ke teman-teman teamnya. Namun melihat mereka juga mabuk, Dio tidak percaya. Dio nanya alamatnya dimana Ayu tak jawab. Dia sudah teler berat. Akhirnya Dio bawa saja ke apartemen Dio."

Dio melirik ke arahku. "Dio juga mabuk, Pa. Tidak bisa menahan nafsu. Akhirnya Dio melakukan hal itu."

Plakkk. Tanganku refleks menampar wajah Dio. Betapa bejat perbuatannya padaku. Aku menangis histeris. "Maaf, Yu..." ucap Dio penuh sesal. Ya, sesal. Keperawananku yang telah hilang tidam mungkin akan kembali lagi. Rasanya air mataku tiada habisnya. Terus menetes tanpa bisa kutahan lagi. Hancur sudah masa depanku.

Terpopuler

Comments

buk e irul

buk e irul

bakal bawang keknya ini

2023-12-06

1

Ervin ˢᵘᵈᵃʳᵗᵃ 𝐙⃝🦜

Ervin ˢᵘᵈᵃʳᵗᵃ 𝐙⃝🦜

waduh ckckck anak gadis org main unboxing saja io io khilaf yo kwekwkwkwk

2023-10-09

1

Lina aja

Lina aja

lanjut kita nyimak dulu.....bagus sih alur awalnya....semangat y thor

2023-09-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Attention
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Bab 26
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Bab 32
34 Bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 Bab 36
38 Bab 37
39 Bab 38
40 Bab 39
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43
45 Bab 44
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab 55
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 100
102 Epilog
103 Epilog
104 Epilog
105 Bermuka Dua
106 Cinta Setelah Perceraian
107 Delima
108 Novel Baru
109 JENAKA
110 Novel Selanjutnya
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Attention
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Bab 26
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Bab 32
34
Bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
Bab 36
38
Bab 37
39
Bab 38
40
Bab 39
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43
45
Bab 44
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab 55
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 100
102
Epilog
103
Epilog
104
Epilog
105
Bermuka Dua
106
Cinta Setelah Perceraian
107
Delima
108
Novel Baru
109
JENAKA
110
Novel Selanjutnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!