10 tahun berlalu begitu saja. Ia tumbuh menjadi pria buruk rupa, hidup Algazro bertambah melarat, tidak ada yang ingin mempekerjakannya karena ia sudah menjadi pria buruk rupa yang dulu padahal ia sangat tampan.
Ia melakukan apa saja asal bisa makan, termasuk meminta-minta. Semua orang memandangnya rendah dan tidak ada yang menolongnya.
"Pak Amir, maukah Bapak mempekerjakan aku? Aku sangat butuh pekerjaan untuk menyambung hidup," ucap Algazro.
"Idih! Siapa juga yang ingin mempekerjakannya pria buruk rupa seperti mu, yang ada warung saya ini tidak akan kedatangan orang gara-gara lihat muka kamu! Sana-sana! Jangan datang ke sini lagi!" usir pak Amir.
"Saya mohon Pak, tolong kali ini saja," pinta Algazro memelas. Pak Amir adalah salah satu orang yang pernah di tolongin oleh papanya. Dulu ia tidak punya apa-apa, tapi dengan tangan lebar papanya datang membantu dan akhirnya ia pun bisa membuka warung.
"Tidak! Tidak! Tidak! Kamu nggak dengar ya! Telinga mu tuli! Aku tidak akan mempekerjakan pria buruk rupa seperti mu! Sana pergi!" pak Amir mendorong Algazro dari warungnya.
Dengan berat hati ia pun pergi dari warung tersebut dan mencari tempat lain.
"Hey! Bukannya papa dia dulu yang membantu kamu?" tanya temannya yang sedang ngopi di teras warungnya.
"Iya, aku tau, tapi dia itu kan sekarang hidupnya sudah melarat, kalau aku bantu sekali dia pasti akan datang terus minta bantuan. Bisa-bisanya nanti usaha ku bangkrut karena dia itu tidak berguna!" denggus pak Amir kesal.
"Jangan begitu donk, kamu tetap harus bantu dia mengingat kebaikan papanya," saran temannya.
"Dih! Papa dia juga pernah membantu mu kan? Kenapa tidak kamu saja membantunya menjadi karyawan di konter mu," ucap pak Amir.
"Ogah! Bisa-bisanya pelanggan ku kabur melihat wajahnya yang seram itu," tolak temannya.
"Tu, kamu saja berpikiran sama dengan ku," ucap Amir duduk sambil menyeruput kopinya.
"Di mana lagi aku akan mendapatkan pekerjaan untuk mengisi perut yang lapar ini, dari pagi aku belum makan lagi," keluh Algazro.
Orang-orang memandanginya dengan rasa jijik, mereka menjauhinya sambil mencercanya.
"Astaga! Aku tidak pernah bertemu dengan orang yang buruk rupa sepetinya," ucap mereka menjauhinya.
Algazro mencari sesuatu di dalam tong sampah, ia mencari sesuatu yang bisa ia makan.
Saat itu ia melihat seorang pria yang lewat di sampingnya ada sesuatu jatuh di dekatnya. Algazro segera mengambilnya dan itu sebuah dompet.
"Dompet, ini pasti milik bapak itu tadi, aku harus memulangkannya," ucapnya.
Saat itu pria itu belum begitu jauh, Algazro segera mengejarnya.
"Pak!" panggil Algazro berlari mendekati bapak tersebut. Bapak itu berhenti dan membalik badannya, ia melihat dompetnya di tangan Algazro.
Belum sempat Algazro menyampaikan maksud dan tujuannya, bapak itu langsung merampas dompetnya.
"Kamu pencuri ya!" teriaknya dengan mata terbelalak.
"Eh bukan, aku menemukan dan ingin mengembalikan kepada Bapak," jawab Algazro membela diri.
"Jangan bohong kamu! Kamu pasti mencurinya dan berpura-pura ingin memulangkannya!" bapak itu segera memeriksa isi dompetnya yang ternyata masih utuh.
"Benarkan Pak, saya tidak mencurinya," ucap Algazro.
"Kamu jangan bohong! Hanya saja kamu tidak sempat mengambilnya! Maling! Maling!" teriak bapak itu dengan suara keras. Para warga pun berdatangan mendengar teriakan bapak tersebut dan mereka pun berkumpul.
Mau tak mau Algazro pun harus lari dari pada ia di amuk warga sekali pun ia tidak merasa melakukan kesalahan.
Namun, para warga sangat marah, mereka pun mengejar Algazro lalu main hakim sendiri. Mereka pun memukul Algazro hingga babak belur.
"Tolong ampuni aku, aku bukan pencuri, aku hanya ingin membantu." Algazro mencoba untuk menjelaskannya meskipun ia sedang menjadi bulan-bulanan oleh massa.
"Bohong! Dia bohong! Dia sudah berani mencuri dompet saya, jangan kasih ampun pada pencuri!" teriak bapak itu membuat para warga semakin antusias.
Akan tetapi tidak ada yang mendengarkannya dan mereka terus memukulinya, bukan hanya dengan tinju, mereka juga memukulnya dengan balok kayu di kepala Algazro kepala Algazro mengeluarkan darah segar.
Akhirnya Algazro pun tidak sadarkan diri. Setelah melihat Algazro tidak sadarkan diri, para warga pun meninggalkan begitu saja tanpa rasa bersalah.
Algazro tergeletak di pusat bumi. Rintik-rintik hujan turun dan semakin lama semakin lebat. Hujan itu membasahi tubuhnya dan darah pun mengikuti arah air mengalir.
***
Di saat itu, jiwa Algazro melayang-layang di tengah gelapnya suatu tempat yang tanpa batas. Yang ia lihat hanya hamparan gelap yang luas.
"Di mana aku?" tanya Algazro bingung.
Tiba-tiba saja sebuah cahaya datang menghampirinya, cahaya itu seperti database yang mengelilinginya.
Database itu terus berputar dan masuk ke dalam kepalanya.
"Akhhhhhhhhh! Apa ini!" teriak Algazro merasakan sakit di bagian kepalanya.
[Ding Ding]
Menemukan Tuan pemilik system…
Loading…
Memindai…
Selesai.
Pengenalan status Tuan…
Memindai…
Loading…
Selesai.
Nama: Algazro Faro.
Umur: 20 tahun.
Pekerjaan: Pengangguran.
Jenis kelamin: Pria.
Status dalam keluarga: Anak yatim piatu.
Menyadarkan Tuan...
Memproses...
Loading…
Selesai.
"Apa ini di kepala ku?" tanya Algazro kebingungan. Ia melihat sebuah layar monitor teknologi hologram ada di hadapannya.
WELCOME
[Selamat datang di System super canggih, System Harem. Selamat, Anda adalah Tuan dari system super canggih ini. Dengan bantuan system Anda bisa mewujudkan impian Anda untuk menjadi orang kaya dan terkenal di dunia dan di kelilingi wanita hebat. Anda akan di beri misi-misi yang sudah di programkan oleh system. Anda bukan hanya mendapatkan wanita cantik, Anda juga mendapat kekuatan, keberanian, Anda juga akan menjadi orang paling tampan. Baiklah System akan mengembalikan Anda ke dunia nyata. Selamat mencoba]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Arjuna Nyasar
💦💦💦🤣🤣
2025-03-01
0
Sutikno 23
dapat rejeki asik
2024-08-26
0
Athallah Linggar
lah kan wkt ditinggal ortunya umur 14 thn,ditambah 10 thn hrsnya 24 dong thor
2024-08-11
0