Kehebohan itu buyar saat seorang
guru datang dan memulai pelajaran.
Bersamaan dengan itu ada seorang siswi yang tiba-tiba duduk di samping Arsenio dan itu membuatnya heran.
"Lu siapa?" Tanya Arsenio.
Siswi itu hanya melihat Arsenio sekilas dengan tatapan datar, setelah itu kembali menolehkan kepalanya ke depan.
Arsenio melihat tingkah siswi satu bangkunya itu mengedikkan bahu acuh.
Seorang guru yang bernama Bu
Iva itu mulai mengabsen kelas seperti
biasa, saat nama Arsenio di sebut Arsenio pun bilang hadir.
"Kamu sudah sembuh Arsen?" Kata Bu Iva melihat Arsenio seraya membenarkan kaca matanya.
"Sudah Bu." Jawab Arsenio ramah.
"Tunggu kamu Arsenio?" Tanya Bu Iva heran.
"Benar Bu." Jawab Arsenio lagi.
Bu Iva pun tersenyum tipis, " syukurlah kalau kamu sudah sembuh, ibu dengar kamu mengalami amnesia ya. Kalau ada sesuatu yang tidak kamu mengerti bisa bertanya langsung pada ibu dan pada
teman-temanmu ya Arsen." Kata Bu Iva
dengan ramah, Bu Iva adalah guru
paling ramah di kelas 11 IPS 3. Walaupun kelas Arsenio di kenal sebagai kelas berandalan, paling bodoh dan banyak guru yang memandang kelas 11 IPS 3 sebelah
mata, tapi tidak untuk Bu Iva, guru ekonomi sekaligus wali kelas bagi kelas 11 IPS 3.
Setelah itu pelajaran punberlangsung dengan tenang tapi hanya apabila Bu Iva yang mengajar, beda dengan guru yang lain.
Tidak lama bel istirahat pun berbunyi nyaring, semua siswa-siswi pun dengan heboh menuju keluar kelas. Begitu pun dengan Arsenio yang juga beranjak akan keluar.
"Lu gak istirahat?" Tanya Arsenio pelan pada gadis cantik dan misterius di sampingnya. Gadis itu hanya melirik Arsenio
sekilas, tanpa kata langsung keluar
dari kelas.
"Aneh." Gumam Arsenio seraya
beranjak dari bangkunya.
"Siapa yang aneh?" Tanya Bima yang tiba-tiba sudah berdiri di samping Arsenio
Bima adalah satu-satunya teman Arsenio selama ini. cowok culun sama seperti Arsenio yang dulu.
"Astaga, lu ngagetin gue njiiirrr."
Kaget Arsenio dengan tangan yang mengelus dadanya. Karena setahunya
tadi hanya tinggal dia dan cewek misterius tadi yang ada di kelas, lalu sekarang tiba-tiba ada Bima. Bagaimana tidak kaget coba.
"Sorry." Bima malah cengengesan.
"Siapa yang aneh?" Tanya Bima.
"Cewek yang duduk di dekat gue
tadi cewek siapa?" Tanya Arsenio seraya melangkahkan kakinya keluar kelas.
"Oh itu namanya Amara murid pindahan dari Amrik kalau gak salah, baru kemarin dia masuk sekolah." Kata Bima.
"Kamu sekarang jadi tampan dan
maco ya ar, ajarin aku dong agar bisa
seperti kamu." Kata Bima penuh harap.
"Oke gampang nanti gue ajarin.
Kantin sebelah mana laper nih gue."
Ajak Arsenio
"Kamu punya uang mau jajan ke
kantin?" Tanya Bima.
"Tentu saja punya kalau gak punya ngapain juga gua ke kantin." Jawab Arsenio lagi.
"Soalnya dari dulu kalau aku ajak kamu ke kantin kamu gak pernah mau ar, katanya kamu gak punya uang." Kata Bima heran.
"Benarkah?" Tanya Arsenio lagi.
Karena gak mungkin Arsenio yang dulu
gak punya uang, karena di dompet Arsenio ada black card. Pasti ada Sesuatu lain yang membuat Arsenio tidak mau pergi ke kantin.
"Hmmmm." Jawab Bima dengan berdehem pelan.
Baru saja akan menginjakkan kaki di kantin ada beberapa orang yang menghadang Arsenio dan bima, siapa lagi kalau bukan David dkk.
"Oh jadi ceritanya si cupu lupa
ingatan to." Kata Satya dengan angkuh
dan menganggukkan kepalanya.
"Jadi bagaimana kalau kita ingatkan pada dia tentang siapa kita sebenarnya." Timpal Arka dengan senyum remeh.
David dan Ansel menatap datar pada Arsenio. Sementara yang ditatap hanya menampilkan tatapan santai dan tengilnya saja. Berbeda dengan bima yang tubuhnya sudah bergetar ketakutan.
"Sudah." Tanya Arsenio dengan senyum ramahnya.
"Apa maksud lu?" Tanya Ansel
dengan menatap nyalang pada Arsenio.
"Mendongengnya?" Jawab Arsenio dengan senyum remeh.
"Kau!!!" Geram Arka dengan telunjuk yang mengarah pada wajah Arsenio. Dengan santai Arsenio menipis tangan Arka.
"Kenapa?" Balas Arsenio dengan nada santai, tidak ada rasa takut sama sekali dimatanya.
Dan itu membuat 4 orang remaja itu menatap Arsenio aneh. Karena biasanya jangankan melawannya, menatap mereka pun Arsenio sama sekali tidak berani. Orang
didepannya ini seperti orang yang sama tapi dengan jiwa yang berbeda.
"Si cupu sudah mulai berani rupanya." Kata David dengan dingin seraya mendekati Arsenio, yang tetap di balas santai oleh Arsenio.
"Lalu? Gue harus selalu takut sama lu gitu? Hahaha bangun bro, lu terlalu banyak bermimpi." Arsenio terkekeh pelan dengan tangan menepuk pipi David dengan pelan.
David menggeram marah saat tangan Arsenio dengan beraninya menyentuh wajahnya, dengan cepat David langsung memegang tangan Arsenio berniat untuk memutarnya ke arah belakang seperti biasa.
Tapi dengan lihai, Arsenio malah membalik keadaan. Sehingga posisi mereka yang terbalik, dan Arsenio berhasil mengunci pergerakan David dari belakang.
"Aakhhhh lepas njing...." Pekik David kesakitan. Rasanya tangannya seperti akan patah karena ulah Arsenio.
Arka, Satya dan Ansel menatap tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Arsenio pada David. Sehingga bukannya membantu sang bos mereka malah diam mematung menyaksikan perkelahian Arsenio dan David.
Begitu pula dengan para siswa siswi di sana, mereka hanya melihat dan tidak ada yang berani untuk ikut campur.
Tapi tidak dipungkiri, kalau mereka merasa kagum dengan keberanian untuk melawan, yang dilakukan oleh Arsenio yang bisanya
akan diam saja saat di bully.
"Oke." Jawab Arsenio dengan senyum remeh, tak lupa melepaskan David dengan kasar dan yang terakhir David dihadiahi sedikit tendangan oleh Arsenio.
Sehingga membuat David jatuh tersungkur kedepan dan menggerang kesakitan.
Malu? Tentu saja malu sekali, karena baru kali ini ia dipermalukan didepan umum oleh orang yang biasanya di bullynya.
"Damnt," umpat David, dengan cepat David berdiri dan berniat menonjok muka Arsenio, tapi dengan lihai Arsenio menghindar dan
menendang kaki kaki David, tapi David juga berhasil menghindar. Tidak tinggal diam Arsenio memutar tubuhnya sehingga kaki Arsenio hampir saja mengenai wajah David andai saja tidak ada yang menahan tubuh Arsenio. Yaitu Arka, Ansel dan Satya yang
memegangi Arsenio.
"Wah-wah ternyata geng Eternal sukanya main keroyokan." Kata Arsenio dengan tersenyum remeh, walaupun tubuhnya di tahan oleh 3 orang tapi bukan masalah bagi Arsenio. Karena tenaganya masih cukup walaupun tidak sebesar di tubuh sebelumnya. Wajah semua geng Eternal
seketika memerah menahan amarah
sekaligus malu karena ucapan remeh
dari Arsenio barusan.
"Ya Tuhan ada apa ini? Apa yang
kalian lakukan pada adikku?" Pekik seorang gadis yang tak lain adalah Asheyra yang baru saja tiba dikantin dengan teman barunya.
Melihat teriakan Asheyra membuat Arka, Ansel dan Satya seketika melepaskan Arsenio.
Melihat sang adik yang sudah di lepaskan, seketika Asheyra langsung berlari mendekat ke arah Arsenio dan memeriksa tubuh sang adik. Arsenio di putar 360° oleh Asheyra guna melihat apakah ada luka di tubuh adiknya.
"Apakah ada yang luka dek? Kamu
tidak apa-apakan?" Tanya Asheyra khawatir, sungguh Aaheyra sangat
trauma apabila melihat Arsenio sampai
terluka lagi.
"Lagian Kamu ngapain sih baru masuk sekolah sudah berantem. Sok jago banget sih kamu dek." Lanjut Asheyra dengan memukul lengan adiknya karena gemas melihat kelakuan adiknya.
"Tidak ada kak, kakak gak usah
khawatir gitulah. Biasalah kami itu
cowok, berantem seperti ini sudah
biasa bagi kami." Lanjut Arsenio dengan senyum smirknya seraya menatap geng David yang kini menatapnya datar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments